CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

By. Y. Morsa Said RAMBE

PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA

BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

DAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

K NSEP E P D A D SA S R

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

Modul 13. Proyeksi Peta MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN. Modul Pengertian Proyeksi Peta

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST

BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem referensi koordinat

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

Proyeksi Peta. Tujuan

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

BAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan PP No.24/1997 dan PMNA / KBPN No.3/1997, rincian kegiatan pengukuran dan pemetaan terdiri dari (Diagram 1-1) ;

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Tugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

BAB I PENDAHULUAN I-1

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 2 : SISTEM SATUAN, ARAH DAN MENENTUKAN POSISI DALAM SURVEYING

BENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

0 o 0 0 BT. Dari hasil perhitungan diperoleh azimuth Mushola Miftahul Huda terhadap

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

PEMANFAATAN GPS UNTUK PERENCANAAN PENGELOLAAN DAN PEMETAAN LAHAN LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

Bab II TEORI DASAR. Suatu batas daerah dikatakan jelas dan tegas jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konsep Geodesi untuk Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

Bab III KAJIAN TEKNIS

GEODESI DASAR DAN PEMETAAN

Bab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

Simulasi Penentuan Sudut Arah Kiblat dengan Metode Segitiga Bola Menggunakan Bahasa Pemrograman GUI MatLab R2009

ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI. PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si

BAB 3 KALIBRASI DAN PENGOLAHAN DATA

Bab III Pelaksanaan Penelitian

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Contohnya adalah sebagai berikut :

Datum dan Ellipsoida Referensi

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA, STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

Adipandang YUDONO

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

Sistem Koordinat Global/Dunia (Global/World Coordinat system) Sistem koordinat global menganut pembagian wilayah dunia menjadi 4 bidang

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2015

TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

POSISI ARAH KIBLAT DENGAN KOORDINAT BUJUR DAN LINTANG DALAM APLIKASI SEGITIGA BOLA LANGIT DI WILAYAH JABODETABEK. M.

Pemetaan. sumber.hayati.laut

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

BAB III PROSES GENERALISASI GARIS PANTAI DALAM PETA KEWENANGAN DAERAH DI WILAYAH LAUT MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUGLAS-PEUCKER

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

TATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

Transkripsi:

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE LAPORAN PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID SYUHADA PERUMAHAN BEJI PERMAI, DEPOK PT. Mahakarya Geo Survey

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 2 1. PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Batasan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 3 2. DETAIL PROJEK... 4 2.1 Lokasi... 4 2.2 Parameter Geodetic... 4 3. DASAR TEORI... 6 3.1 Global Positioning System... 6 3.2 Konvergensi Meridian... 7 3.3 Theodolit... 8 4. PENGOLAHAN DATA... 9 LAMPIRAN... 13 1

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Lokasi Pengukuran dan Pengamatan... 4 Gambar 2. Transformasi Koordinat... 5 Gambar 3. Jenis GPS Geodetic (a) Trimble 4000ssi, (b) Trimble 4700... 7 Gambar 4. Sistem koordinat Grid dan Gratikula... 7 Gambar 5. Theodolit... 9 Gambar 6. Baseline pengamatan DGPS... 10 Gambar 7. Pengamatan GPS... 10 Gambar 8. Sudut jurusan hasil pengolahan... 10 Gambar 9. Transformasi Koordinat Kakbah... 11 Gambar 10. Sudut jurusan antara Kakbah dan Titik B di Masjid Syuhada... 12 DAFTAR TABEL Tabel 1. Detail Parameter Geodetic... 4 2

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Presisi arah kiblat kerap menjadi persoalan serius. Untuk meminimalisasi kesalahan tersebut, dibutuhkan kombinasi antara ilmu falak dan perangkat penentu posisi. Salat yang merupakan ibadah wajib bagi kaum muslim memiliki tata cara tersendiri. Salah satunya ialah menghadap kiblat, yakni arah yang merujuk pada lokasi Kakbah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. Ketika umat Islam dj belahan dunia manapun menjalankan salat, seluruh anggota tubuh dihadapkan ke arah Kakbah. Namun, pada praktiknya, penentuan arah kiblat itu belum tentu 100 persen tepat menghadap Kakbah. Kakbah merupakan bangunan berukuran 12 x 10,5 x 15 meter yang berjarak 8.000 kilometer dari Indonesia. Perbedaan jarak antara daerah-daerah di dunia dengan Mekah menjadikan penentuan arah kiblat sering kali melenceng. Penentuan arah kiblat dilakukan melalui mekanisme ilmiah, bisa melalui cara melihat posisi rasi bintang, bayangan matahari, arah matahari terbenam, dan perhitungan segitiga bola, maupun dengan menggunakan peralatan modern. Apabila suatu wilayah jaraknya cukup jauh dari lokasi Kakbah, seperti halnya Indonesia, maka penentuan arah kiblat bisa menggunakan ilmu perhitungan falak atau astronomi dengan dibantu alat modern seperti kompas, Global Positioning System (GPS), atau theodolit. 1.2 Batasan Masalah 1. Akusisi data bujur dan lintang menggunakan GPS Geodetik. Diolah menggunakan Software Trimble Geomatics Officeb(TGO). 2. Pengukuran arah kiblat di lokasi Masjid Syuhada menggunakan Electronic Total Station. 1.3 Tujuan Tujuan dari pengukuran ini adalah menentukan arah kiblat menggunakan ilmu surveying. 3

2. DETAIL PROJEK 2.1 Lokasi Lokasi pengukuran kiblat dilakukan di Masjid Syuhada Perumahan Beji Permai, Depok, Jakarta. Gambar 1. Lokasi Pengukuran dan Pengamatan 2.2 Parameter Geodetic Didalam setiap proses pengukuran dan pengamatan, parameter datum dan proyeksi yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Detail Parameter Geodetic Survey Datum Spheroid / Datum WGS84 / IRTF97 epoch 1999.6 (WGS84) Semi-Major Axis (a) 6 378 137.000 m First Eccentricity Squared (e 2 ) 0.006 694 380 07 Inverse Flattening (1/f) 298.257 223 563 Satellite Datum Spheroid / Datum WGS84 / IRTF97 epoch 1999.6 (WGS84) 4

Semi-Major Axis (a) 6 378 137.000 m First Eccentricity Squared (e 2 ) 0.006 694 380 07 Inverse Flattening (1/f) 298.257 223 563 Projection Parameters Projection / Zone UTM (Universal Transverse Mercator) Zone 48 S Central Meridian 105 O East Latitude of Origin 00 0 0 North False Easting (FE) 500,000 m False Northing (FN) 10,000,000 m Scale Factor on CM 0.999600 Unit of measurement International meter Parameter diatas digunakan juga sebagai acuan dalam melakukan perhitungan dan transformasi koordinat. Gambar 2. Transformasi Koordinat 5

3. DASAR TEORI Cara Menentukan Kunci terpenting dalam mengukur arah kiblat ialah mengetahui koordinat Kakbah dan koordinat lokasi yang akan dihitung arah kiblatnya. Koordinat Kakbah berada di 21 derajat 25 menit 21.05 detik Lintang Utara (LU) dan 39 derajat 49 menit 34.5 detik Bujur Timur (BT). Satuan menit dan detik itu bukan satuan waktu melainkan satuan sudut. Untuk dapat menentukan arah kiblat dengan ilmu surveying..diperlukan koordinat titik Kakbah dan minimal 2 titik yang menjadi titik referensi penentuan arah kiblat mewakili data lintang dan bujur. Titiktitik referensi ini diperoleh melalui pengukuran GPS dengan menggunakan Metode pengamatan Diffirential GPS (DGPS). Dilakukan pengamatan 3 baseline dengan metode DGPS ini. Yang hasil akhirnya berupa tiga buah koordinat titik referensi. Setelah semua data didapatkan, maka perhitungan yang diutamakan ialah mencari berapa besar nilai paling presisi untuk sudut jurusan dari titik B ke Titik A. Sudut jurusan atau azimuth adalah sudut yang dibentuk antara dua buah titik terhadap arah Utara Bumi. Dengan mengetahui sudut jurusan ini, maka dapat diketahui pula akhirnya arah utara bumi. 3.1 Global Positioning System GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. 6

Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit. ( a ) ( b ) Gambar 3. Jenis GPS Geodetic (a) Trimble 4000ssi, (b) Trimble 4700 3.2 Konvergensi Meridian Bila dalam suatu peta terdapat dua sistem koordinat yaitu Grid dan Gratikula, maka di dapat gambaran sebagai berikut: Gambar 4. Sistem koordinat Grid dan Gratikula Antara system koordinat Grid dan gratikua (N,E) dengan system korrdinat geodetic (lintang dan bujur) dalam satu posisi yang sama memiliki penyimpangan sumbu kordinat (sumbu Y) terhadap garis Meridian. Penyimpangan tersebut disebut Konvergensi Meridian. Hal ini menyatakan bahwa 7

kedudukan Kutub Utara Bumi (Kutub Utara Geografik) dengan Kutub Utara Peta (Grid) berbeda atau tidak berada pada satu titik yang sama. Arah garis yang digunakan untuk menentukan kedudukan Kutub Utara peta dinyatakan oleh koordinat peta (sumbu Y). Nilai dari konvergensi meridian dapat negated ataupun positif. Nilai negative menunjukkan bahwa Utara Grid berada disebelah kiri Utara Bumi. Nilai positif menunjukkan bahwa Utara Grid berada disebelah kanan Utara Bumi. Perhitungan konvergensi meridian merupakan factor yang harusdiperhitungkan untuk menentukan sudut/arah kiblat. 3.3 Theodolit Theodolite adalah alat untuk mengukur dua buah sudut vertikal dan horisontal, seperti yang digunakan dalam jaringan segitiga. Theodolite merupakan alat utama dalam survei dan pekerjaan teknis, terutama pada pekerjaan pengukuran tanah, tetapi theodolites sudah disesuaikan untuk keperluan khusus lainnya seperti dalam bidang peluncuran roket meteorologi dan teknologi lainnya. Theodolite modern terdiri dari teleskop yang dapat bergerak dalam dalam dua sudut (axis) bersamaan yang tegak lurus atau trunnion sumbu horisontal, dan sumbu vertikal. Ketika teleskop terarah pada obyek yang dikehendaki, maka sudut dari tiap-tiap axis dapat diukur dengan tepat, biasanya pada skala arcseconds. 8

Gambar 5. Theodolit 4. PENGOLAHAN DATA Pengamatan GPS yang dilakukan adalah pengamatan 3 baseline dari 3 buah titik secara Differensial (DGPS), yaitu baseline AB, AC, dan CB. Tiga buah baseline ini merupakan kerangka jaringan saling mengkoreksi dan saling terikat dalam menentukan koordinat masing-masing titik.setelah akusisi data selesai, pengolahan data post-processing (pasca akusisi) dilakukan menggunakan software Trimble Geomatics Office (TGO). Dengan TGO kita dapat menseleksi sinyal satelit yang layak, meninjau data-data sinyal satelit yang mungkin memiliki kesalahan diluar toleransi derajat kepercayaan (95% confidence level). Data-data satellite yang telah ditinjau dan diseleksi yang nantinya akan digunakan dalam proses perhitungan koordinat. Detail mengenai proses-proses pengolahan data GPS di TGO terlampir dalam laporan ini. 9

Gambar 6. Baseline pengamatan DGPS Gambar 7. Pengamatan GPS Hasil dari pengolahan data TGO berupa Koordinat dan sudut jurusan antara masing-masing titik. Dengan mengetahui salah satu sudut jurusan, maka arah Utara Bumi dapat diketahui menggunakan Theodolit. Sama halnya dengan arah kiblat yang dapat kita tentukan andaikan arah utara bumi telah diketahui. α Gambar 8. Sudut jurusan hasil pengolahan Dengan diketahuinya sudut jurusan antar titik referensi sekitar Masjid Syuhada, maka arah utara ataupun arah kiblat yang sebenarnya pun dapat ditentukan dengan lebih akurat. Kakbah merupakan objek geografis bumi yang memiliki koordinat unik, koordinat kakbah yang diketahui masih merupakan koordinat geodetic (lintang dan bujur). Koordinat geodetic kakbah selanjutnya harus ditransformasi kedalam koordinat Grid dan gratikula. 10

Parameter tercantum dalam tabel 1 menjadi acuan utama transformasi koordinat. Sedangkan dalam hal penentuan sudut jurusan terhadap Kakbah, nilai dari konvergensi meridian harus diperhitungkan. Koordinat Kakbah setelah ditransformasi menggunakan Coordinate Calculator adalah 14769502.749 N; - 7473439.835 E dengan Azimut 295 10 21.72492 Nilai konvergensi untuk Masjid Syuhada adalah -0 12 01.97388. Maka arah/sudut antara Kakbah, Titik B dan Utara Bumi adalah Azimut Kakbah - Nilai konvergensi, yaitu 295 22 23.69880 (arah Kiblat/ sudut β). Gambar 9. Transformasi Koordinat Kakbah 11

Gambar 10. Sudut jurusan antara Kakbah dan Titik B di Masjid Syuhada 12

LAMPIRAN 13

14

15

16

17

18