EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PINANG

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 9. Peta Batas Administrasi

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Melisa P. Todingan 1 Meldi Sinolungan 2 Yani E.B. Kamagi 2 Jeanne Lengkong 2 ABSTRAK ABSTRACT

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN SOLOK

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perbandingan Peta Topografi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SECARA FISIK UNTUK TANAMAN KEDELAI DI KELURAHAN PANDU KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN WAY KRUI TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh. Catur Pangestu W

3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB IV METODE PENELITIAN

Ummi Kalsum 1, Yuswar Yunus 1, T. Ferijal 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Nilai Koefisien Limpasan di DAS Krueng Meureudu Provinsi Aceh

KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

ANALISIS LIMPASAN PERMUKAAN (RUNOFF) PADA SUB-SUB DAS RIAM KIWA MENGGUNAKAN METODE COOK

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

IPB International Convention Center, Bogor, September 2011

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

POTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI LAHAN DI DESA KAHUKU KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA BERDASARKAN KELAS KEMAMPUAN

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

KEADAAN UMUM WILAYAH

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir

PENENTUAN KAWASAN JENIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN DATA SPASIAL

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

Klasifikasi Kemampuan Lahan

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN RAKYAT MELALUI PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH LOKAL SPESIFIK (Studi Kasus pada DAS Cisadane)

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE

ANALISIS FUNGSI KAWASAN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH KOTA SORONG PROVINSI PAPUA BARAT

ABSTRAK PENDAHULUAN. Desi Etika Sari 1, Sigit Heru Murti 2 1 D3 PJ dan SIG Fakultas Geografi UGM.

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

PEMANFAATAN LAHAN BERBASIS MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA MANADO

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO

Transkripsi:

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PINANG (Areca catechu) DI DAS REMU, SORONG, PAPUA BARAT LAND SUITABILITY EVALUATION FOR ARECA NUT (Areca catechu) IN REMU WATERSHED, SORONG, WEST PAPUA Fernando D. Korwa 1, Jailani Husain 2, Tilda Titah 2, Joice Supit 2 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memetakan evaluasi kesesuaian lan untuk pengembangan tanaman Pinang (Areca catechu) di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif yang terdiri atas survey dan overlay peta. Penelitian ini dilakukan di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat.dan laboratorium GIS Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 4 bulan (Januari 2015 April 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sekitar 5771,74 lan yang diklasifikasikan sebagai sesuai (S) untuk pengembangan tanaman pinang, 2581,76 tergolong sangat sesuai (S1), 898,7 termasuk cukup sesuai (S2), dan 1730,57 tergolong sesuai marginal (S3). Selain itu, 509,78 lan di wilayah studi tergolong tidak sesuai saat ini (N1) dan 50,93 tergolong tidak sesuai permanen (N2). Perlu dilakukan kajian evaluasi kesesuaian lan pada tingkat sub kelas untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih spesifik untuk pengembangan pinang di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat Kata kunci : GIS, kesesuaian lan, tanaman pinang ABSTRACT The purpose of this study was to determine the land suitability for areca nut (Areca catechu) in Remu watershed, Sorong, West Papua Province. This research uses descriptive method comprising of survey and map overlay. This research was conducted in the field and the GIS laboratory, Faculty of Agriculture, University of Sam Ratulangi. The research was conducted during ± 4 months, namely from January to April 2015. It was revealed tt within 5771.74 of suitable area, 2581.76 area was classified as the most suitable, 898.7 as fairly suitable, and 1730.57 as marginally suitable. In addition, 509.78 area was evaluated as presently not-suitable and 50.93 as permanently not suitable. Further study is required as to provide more specific site information on land suitability for areca nut in the study area. Keywords : GIS, land suitability, areca nut

PENDAHULUAN Latar Belakang Di Papua dan Maluku pinang (Areca catechu) termasuk jenis tanaman ks, baik karena penyebarannya yang mpir merata diseluruh wilayah juga kegunaannya sebagai ramuan sirih Pinang yang telah memasyarakat. Tanaman Pinang merupakan komoditi tradisional yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi di masyarakat konsumennya. Pinang umumny a ditanam oleh masyarakat secara khusus dikawasan pesisir sebagai tanaman pekarangan. Bagi masyarakat yang sering m emanfaatkannya, Pinang dikenal sebagai stimulansia yang dicampur dengan sirih dan kapur atau terkadang dicampur tembakau. Tetapi bagi peternak atau mereka yang berkecimpung dibidang peternakan walaupun belum dikenal secara meluas, Pinang sangat besar ksiatnya, karena kandungan zat kimianya yang dapat digunakan untuk mengobati ternak yang sakit. Buah pinang atau basa latinnya Areca catechu merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Buah Pinang umumnya banyak tumbuh di pekar angan rumah atau kebun, dan belum banyak petani yang membudidaya kan Pinang secara serius. Biji pinang berguna untuk ban makanan, ban baku industri, seperti pewarna kain, dan obat. Biji Pinang ini sudah dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir dan India.Hingga kini banyak negara yang menggunakan biji Pinang antara lain sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu, luka, kudis, diftri, nyeri id, mimisan, dan sariawan. Pengertian daerah aliran sungai (DAS) yang banyak dikenal pada bidang kehutanan, adalah wilayah atau daerah yang dibatasi oleh topografi alami yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga semua air yang jatuh pada daerah tersebut akan keluar dari satu sungai utama. Tujuan dari pengelolaan DAS pada dasarnya adalah pemanfaatan sumber daya alam dilakukan dengan terlanjutkan sehi ngga tidak membayakan lingkungan lokal, regional, nasional, dan bahkan global. Luas wilayah DAS Remu Kota Sorong adalah ± 5771,74 Sungai Remu mengalir dari arah timur ke barat melintasi wilayah Kabupaten Sorong dan Kota Sorong dengan deliniasi wilayah sebagai berikut : Bagian hulu DAS Remu Kota Sorong meliputi perbukitan dengan kelerengan agak terjal kota Sorong Bagian tengah DAS Remu Kota Sorong merupakan satuan pemukiman Kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Bagian hilir DAS merupakan satuan vegetasi mangrove dan rawa Kota Sorong Masalah Penelitian Bagaimana tingkat kesesuaian lan untuk pengembangan tanaman Pinang (Areca catechu)di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Tujuan Penelitian Menentukan dan memetakan evaluasi kesesuaian lan untuk pengembangan tanaman Pinang di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Manfaat Penelitian Menjadi masukan dan informasi kepada Pemerintah Kota Sorong dan Masyarakat yang ada di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat dalam usa pengembangan tanaman Pinang. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat dan laboratorium GISFakultas Pertanian UNSRAT selama ± 4 bulan (Januari April 2015). Alat dan Ban

Alat dan ban yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa perangkat keras dan perangkat lunak serta beberapa data lainnya.secara rinci alat dan ban yang digunakan sebagai berikut : Perangkat Keras Seperangkat Komputer Printer Alat Tulis Menulis Perangkat Lunak ArcGIS 10 Microsoft Word 2010 Microsoft Exel 2010 Ban yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Peta RBI Lembar Sorong, Bakosurtanal, 1 : 250.000. 2006 2. Peta Jenis Tanah Kota Sorong, BAPEDA Kota Sorong 1 : 125.000. 2006 3. Peta Kemiringan Lereng Kota Sorong, BAPEDA Kota Sorong,1:125.000, 2006 4. Peta Penggunaan Lan Kota Sorong, BAPEDA Kota Sorong, 1 :125.000, 2006 5. Peta Curah Hujan Kota Sorong, dari BMKG Kota Sorong 6. Peta Administrasi Kota Sorong, Bakosurt anal, 1 : 250.000. 2006 Variabel Pengamatan Lereng, tekstur tanah, curah hujan, jenis tanah, bentuk lan dan penggunaan lan. Metode Penelitian Metode deskriptif yang terdiri atas survey dan overlay peta. Prosedur Penelitian 1. Persiapan : yaitu pada tap persiapan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengurusan izin penelitian b. Penyiapan alat dan ban c. Pengadaan data wilayah penelitian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. 2. Survey lan: yaitu melakukan persiapan dan pengumpulan data yang berbentuk peta dasar. Adapun langkah-langkah sebagai berikut: a. Siapkan foto digital, dan peta dasar b. Setelah sampai di lokasi dilakukan kroscek di lapangan c. Dari data yang sudah dilakukan kroscek kebenarannya kemudian diolah lagi di laboratorium GISFakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Analisis Data dan Pembuatan Peta Diawali oleh pembuatan satuan peta lan dengan cara menumpangsusunkan (overlay) peta penggunaan lan, peta bentuk lan, dan peta lereng. Kelas lereng: Datar : 0 8% Landai : 8 15% Agak curam : 15 25% Curam : 25 40% Sangat Curam : > 40% Penggunaan lan meliputi :Hutan lan kering primer, Pertanian lan kering, Mangrove, Rumput / Semak Belukar, Permukiman, Tanah Kosong Bentuk lan dibangun oleh dasar lembah-lembah sungai yang sempit dan rawa-rawa, dataran berbukit rendah yang terjal, dataran berbukit dari kuesta kuesta dan punggung, punggungpunggung pegunungan yang terjal dan tertoreh, punggung pegunungan yang lurus dan tertoreh. Penetapan satuan lan melalui kegiatan overlay peta lereng, peta penggunaan lan, dan peta bentuk lan dan mengsilkan 52 satuan lan (Gambar 1dan Tabel 6). Langkah Kerja 1. Siapkan unit komputer berisi software GIS 10 dan data yang diperlukan. 2. Buka Program ArcMap dari Star Menu > Program > ArcGIS > ArcMap 10. 3. Tampilkan peta yang menjadi parameter evaluasi kesesuaian lan dengan mencari data dari direktorinya dengan klik ikon Add Data.

4. Pilih file peta yang tersedia yang berformat *.shp dan klik OK. 5. Delineasi daerah penelitian dalam l ini DAS Remu Kota Sorong 6. Hasil deliniasi tersebut di overlay dengan peta kemiringan lereng yang tersedia dengan menggunakan fasilitas Geoproccesing dalam Gis 10 dan mengsilkan peta kemiringan lereng 7. Seterusnya untuk dengan peta jenis tanah, peta penggunaan lan, peta bentuk lan dan peta curah hujan. 8. Hasil peta tersebut di overlay dan mendapat satuan lan DAS Remu timur berbatasan dengan distrik Makbon; dan selatan berbatasan dengan distrik Aimas dan distrik Salawati. Gambar 2. Peta Administrasi Kota Sorong Berdasarkan letaknya, Kota Sorong memiliki nilai strategis dan sangat penting karena merupakan pintu masuk bagi Kota/Kabupaten lain diprovinsi Papua (Bapeda Kota Sorong, 2004). Gambar 1. Peta Satuan Lan Das Remu HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Administrasi wilayah DAS Remu Kota Sorong Kota Sorong Provinsi Papua Barat terletak diwilayah kepala burung pulau Irian pada koordinat 131 0 51 BT dan 0 0 54 LS dengan luas wilayah 1.105 km 2.Kota Sorong terletak pada ketinggian antara 0 1200 mdpl. Daerah selatan Kota Sorong terletak pada ketinggian 0-50 m dpl dan mayoritas merupakan rawa. Daerah utara terdiri atas bukit-bukit rendah dan pegunungan yang lurus, terjal, dan tertoreh.topografi Kota Sorong bervariasi antara 0 8 %, 8 15 %, 15 25 %, 25 40 %, dan > 40 %. Batas-batas wilayah Kota Sorong: barat berbatasan dengan selat Dampir; utara dengan distrik Makbondan selat Dampir; Gambar 3. Peta Batas Das Remu kota Sorong Pembuatan peta daerah aliran sungai(das) Remu Kota Sorong dilakukan dengan menggunakan peta digital sil interpretasi foto citra satelit Quick Bird akuisisi 2004, satelit spot akuisisi 2004, validasi dan survei lapang Januari- april 2015, meliputi: Peta sungai dan Peta kontur Kota Sorong melalui tapan sebagai berikut: (i) Overlay peta sungai dan peta kontur menggunakan program Gis 10 (ii) deliniasi batas DAS Remu berdasarkan punggung gunung dan bukit disekitar DAS, dan (iii) pengukuran luas DAS Remu. Kegiatan overlay dan deliniasi batas DAS mengsilkan peta

DAS Remu Kota Sorong dengan luas DAS ± 5771,74 yang dapat dilit pada gambar 3. Kondisi Curah Hujan di Kota Sorong Rata-rata curah hujan Kota Sorong 5.380 mm/thn (Gambar 4). Gambar 4. Peta Curah Hujan Kota Sorong Kemiringan Lereng Kondisi kemiringan lereng di daerah aliran sungai (DAS) Remu Kota Sorong terdiri atas datar, landai, agak curam, curam sampai sangat curam. Lereng di daerah aliran sungai (DAS) Remu Kota Sorong dikelompokkan dalam lima kelas lereng yaitu: L1 : datar 0-8 % L2 : landai 8 15 % L3 : agak curam 15 25 % L4 : curam 25-40 % L5 : sangat curam 40 % dapat dilit pada Tabel 8 serta Peta Lereng Pada Gambar 5. Tabel 8. Klasifikasi Kemiringan Lereng di DAS Remu Kota Sorong Lereng,% Kelas Luas ( ) Persentase (%) 0 8 Datar 2898,19 51,05 8 15 Landai 932,56 16,15 15 25 agk crm 1372,79 22,97 25 40 Curam 517,27 8,95 > 40 sngt crm 50,93 0,88 Sumber : Muzna A.A. Gafur, 2008 Gambar 5. Peta Kemiringan Lereng DAS Remu Penggunaan Lan Jenis penggunaan lan di DAS Remu terdiri atas hutan lan kering primer, mangrove, pemukiman, pertanian lan kering, rumput/semak belukar dan tanah kosong. Hasil analisis penggunaan lan dapat dilit pada tabel 9 serta peta penggunaan lan pada gambar 6. Tabel 9. Kelas Penggunaan Lan DAS Remu Kota Sorong Penggunaan Lan Luas () (%) Hutan Lan Kering Primer 2773,86 48,51 Pertanian Lan Kering 2430,49 42,18 Mangrove 2,43 0,04 Rumput/Semak Belukar 28,92 0,5 Pemukiman 516,95 8,96 Tanah Kosong 19,09 0,79 Sumber : Muzna A.A. Gafur,2008 Gambar 6. Peta Penggunaan Lan DAS Remu Kota Sorong Berdasarkan Gambar 6, penggunaan lan yang paling dominan yaitu Hutan lan kering primer, setelah itu pertanian lan

kering, rumput/semak belukar, permukiman, tanah kosong, mangrove. Bentuk Lan Das Remu Kota Sorong Bentuk lan di DAS Remu Kota Sorong dicirikan oleh dataran berbukit rendah, dataran berbukit terdiri atas kuestadan punggung, serta punggung punggung pegunungan yang lurus, terjal, dan tertoreh. Hasil analisis bentuk lan di DAS Remu dapat dilit pada tabel 10 dan peta bentuk lan Das Remu pada gambar 7. Tabel 10. Bentuk Lan DAS Remu Bentuk lan Luas () (%) Dasar lembah-lembah sungai yang sempit dan rawa-rawa Dataran berbukit rendah yang terjal Dataran berbukit terdiri dari kuesta-kuesta dan punggung Punggung-punggung pegunungan yang terjal dan tertoreh 508,47 8,80 775,78 13,42 41,39 0,72 1524,26 26,37 tanahmediteran merah kuning dan tanah Podsolik merah kuning masing-masing mempunyai luasan dan presentase jenis tanah dapat dilit pada Tabel 11dan Peta Jenis Tanah Pada Gambar 8. Tabel 11. Jenis Tanah No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%) 1 2. 3 4 Latosol Aluvial Mediteran Merah Kuning Podsolik Merah Kuning 2923,84 549,86 775,78 1522,26 50,69 % 9,52 % 13,40% 26,39% Total 5771,74 100% Sumber : Muzna A.A. Gafur, 2008 Tabel 11 menunjukan bahwa di daerah penelitian didominasi oleh Latosol dengan luasan sebesar 2923,84 dan terkecil adalah Aluvial dangan luasan 549,86. Punggung-punggung pegunungan yang lurus dan tertoreh 2929,89 50,69 Total 5779,79 100 Sumber : Muzna A.A. Gafur, 2008 Gambar 7. Peta Bentuk Lan DAS Remu Kota Sorong Jenis Tanah Jenis tanah yang berada di wilayah DAS Remu Kota Sorong meliputi empat jenis tanah yakni, tanah latosol, tanah Aluvial, Gambar 8. Peta jenis Tanah DAS Remu Kota Sorong Proses evaluasi kesesuaian lan Proses Evaluasi lan adalah kecocokan antara data kualitas lan, dalam l ini atribut kualitas lan dengan persyaratan tumbun/penggunaan lan untuk tanaman Pinang tabel. Hasil penilaian tingkat kesesuaian lan pada tingkat kelas dan sub kelas untuk tanaman Pinang ditentukan oleh faktor pembatas terberat. Faktor pembatas tersebut dapat terdiri atas satu atau lebih tergantung pada kualitas lannya.

Tabel 14. Kreteria Kesesuaian Lan untuk Pinang di Das Remu No Kode Satuan Lan Kelas Kesesuaian Lan S1 S2 S3 N1 N2 1 B1P6L1 - - S3 - - 2 B1P4L1 - - S3 - - 3 B1P4L3 - - S3 - - 4 B1P4L4 - - S3 - - 5 B1P4L2 - - S3 - - 6 B1P2L1 - - S3 - - 7 B1P2L3 - - S3 - - 8 B1P2L4 - - S3 - - 9 B1P2L2 - - S3 - - 10 B1P5L1 - - S3 - - 11 B1P3L1 - - S3 - - 12 B1P3L3 - - S3 - - 13 B2P1L1 S1 - - - - 14 B2P1L3 - - S3 - - 15 B2P1L4 - - - N1-16 B2P1L2 - S2 - - - 17 B2P4L1 S1 - - - - 18 B2P4L3 - - S3 - - 19 B2P4L2 - S2 - - - 20 B2P2L1 S1 - - - - 21 B2P2L3 S1 - - - - 22 B2P2L4 - - - N1-23 B2P2L2 - S2 - - - 24 B2P5L1 S1 - - - - 25 B2P3L1 S1 - - - - 26 B2P3L3 S1 - - - - 27 B3P2L1 S1 - - - - 28 B3P2L3 - - S3 - - 29 B3P2L4 - - - N1-30 B3P2L2 - S2 - - - 31 B4P1L1 S1 - - - - 32 B4P1L3 - - S3 - - 33 B4P1L4 - - - N1-34 B4P1L2 - S2 - - - 35 B4P1L5 - - - - N2 36 B4P2L1 S1 - - - - 37 B4P2L3 - - S3 - - 38 B4P2L4 - - - N1-39 B4P2L2 - S2 - - - 40 B4P2L5 - - - - N2 41 B5P1L1 S1 - - - - 42 B5P1L3 - - S3 - - 43 B5P1L2 - S2 - - - 44 B5P4L1 S1 - - - - 45 B5P4L3 - S2 - - - 46 B5P4L2 - S2 - - - 47 B5P2L1 S1 - - - - 48 B5P2L3 - - S3 - - 49 B5P2L4 - - - N1-50 B5P2L2 - S2 - - - 51 B5P2L5 - - - - N2 52 B5P3L1 S1 - - - - Keterangan : Td : Tidak berlaku Si : Debu S : Pasir L : Lempung Str C : Liat berstruktur massif : Liat dari tipe 2:1 (vertisol) Kedalaman tanah untu penentuan tekstur, KTK, C- Organik, Al, N, P205, K2O disesuaikan dengan zone perakaran tanaman yang dievaluasi. Kriteria C- organik, N, P2O5 dan K2O pada tabel 4-7. Cara menentukan LGP pada lampiran 3. Kriteria baya banjir pada lampiran 4. Hasil Analisis Kesesuaian Lan Hasil analisis kesesuaian lan disajikan pada Tabel 15 dan Gambar 9. Tabel 15.Hasil Analisis Kesesuaian Lan S1, S2, S3, N1, N2, Total, 2581,76 898,7 1730,57 509,78 50,93 5771,74 Gambar 9. Peta Kesesuaian Lan Tanaman Pinang di Das Remu Kota Sorong Tabel 15. menunjukkan bahwa dari total luas areal sekitar 5771,74 yang termasuk kategori Sangat Sesuai seluas 2581,76, Cukup Sesuai seluas 898,7, sesuai marginal seluas 1730,57, tidak sesuai pada saat ini seluas 509,78, dan tidak sesuai permanen seluas 50,93.

Kesimpulan Potensi pengembangan tanaman Pinang seluas 5771,74 dengan rincian sebagai berikut : 1) S1 (sangat sesuai) seluas 2581,76. 2) S2 (cukup sesuai) seluas 898,7 3) S3 (sesuai marginal) seluas 1730, 57 4) N1 (tidak sesuai pada saat ini) seluas 509,78. 5) N2 (tidak sesuai permanen) seluas 50,93. Saran Perlu dilakukan kajian evaluasi kesesuaian lan pada tingkat sub kelas untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih detil untuk lan pengembangan tanaman Pinang di DAS Remu Kota Sorong Provinsi Papua Barat. DAFTAR PUSTAKA Anonim,2013.manfaat tumbun buah.blogspot.com/manfaat-kasiat buah pinang. Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air.UPT Produksi Media Informasi. Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor, IPB Press, Bogor Bappeda Kota Sorong, 2004.Profil Kota Sorong. Prov. Papua Barat Muzna A.A.Gafur. 2008. Analisis Potensi Banjir Berdasarkan Aliran Permukaan Di Kawasan Daerah Aliran Sungai Remu Sorong. (Tesis) Pascasarjana Unsrat Manado. Manado.