LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 58 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG IJIN TEMPAT PENUMPUKAN KAYU MASAK DALAM WILAYAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka menertibkan tempat penumpukan kayu masak dan untuk memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah atas sumber daya alam yang ada dipandang perlu mengatur perijinan tempat penumpukan kayu masak dalam Wilayah Kabupaten Berau ; b. bahwa untuk maksud tersebut di atas, diperlukan pengaturan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-undang ( Memori Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820 );
- 2-2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), terakhir diubah dengan Undang-Undang Nom or 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 08 Tahun 1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Berau ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Berau.
- 3 - Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG IJIN TEMPAT PENUMPUKAN KAYU MASAK DALAM WILAYAH KABUPATEN BERAU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Berau; b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; c. Kepala Daerah adalah Bupati Berau; d. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Berau; e. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau; f. Kayu masak adalah kayu yang sudah diolah dalam bentuk bahan yang siap digunakan dan atau siap pakai seperti balok, papan, dan jenis kayu lainnya; g. Pemegang Ijin adalah orang pribadi atau Badan Hukum yang namanya tercantum dalam Surat Ijin tersebut;
- 4 - h. Ijin Tempat Penumpukan adalah pemberian Ijin tempat penumpukan / penyimpanan kayu masak yang diperdagangkan kepada orang pribadi atau Badan Hukum yang menumpuk kayu masak dalam wilayah Kabupaten Berau; i. Retribusi penumpukan kayu masak dan bahan bangunan lainnya yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pemberian Ijin tempat penumpukan kayu masak; j. Tempat penumpukan dan penyimpanan adalah tempat penumpukan dan penyimpanan kayu masak yang diperdagangkan; BAB II KETENTUAN PERIJINAN Pasal 2 (1) Setiap orang pribadi atau Badan Hukum yang menumpuk / menyimpan kayu masak wajib memiliki Ijin tempat penumpukan dan penyimpanan dari Kepala Daerah ; (2) Untuk mendapatkan Ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) orang pribadi atau Badan Hukum yang bersangkutan, wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi ; (3) Syarat-syarat perijinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah ;
- 5 - Pasal 3 (1) Ijin Tempat Penumpukan yang telah dikeluarkan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun ; (2) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu berlakunya Ijin, pemegang Ijin wajib mengajukan permohonan baru untuk perpanjangan ; (3) Pemegang Ijin wajib bertanggung jawab atas pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kebersihan di tempat penumpukan dan penyimpanan ; (4) Pemegang Ijin wajib meletakkan papan nama pada tempat usahanya yang mudah terlihat ; (5) Setiap 3 (tiga) bulan pemegang Ijin wajib melaporkan kegiatan usahanya kepada Kepala Daerah atau Dinas Perindagkop ; (6) Ijin Tempat Penumpukan tidak dapat dipindah tangankan atau diserahkan kepada orang lain. Ijin dapat dicabut apabila : Pasal 4 a. Atas permintaan secara tertulis oleh pemegang Ijin; b. Pemegang Ijin meninggal dunia kecuali apabila ahli waris dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah pemegang Ijin meninggal dunia melaporkan dan menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah untuk meneruskan Ijin selama sisa jangka waktu berlakunya Ijin tersebut; c. Tempat Penumpukan tersebut terkena rencana pembangunan Pemerintah Daerah.
- 6 - BAB III K E W A J I B A N Pasal 5 (1) Ijin Tempat Penumpukan dikenakan Retribusi / Pajak. (2) Setiap pengusaha yang memiliki Ijin tempat penumpukan wajib memiliki tempat bongkar muat yang tidak mengganggu ketertiban umum. (3) Kayu yang diperdagangkan sesuai ketentuan yang berlaku. BAB IV L A R A N G A N Pasal 6 Dilarang melakukan penumpukan dan penyimpanan dalam radius 3 (tiga) meter dari parit gorong - gorong bagian luar pada badan jalan umum. BAB V SANKSI ADMINISTRASI Pasal 7 (1) Pemegang ijin yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan ijin ;
- 7 - (2) Pencabutan Ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut. BAB VI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 8 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas dan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap siapapun yang melakukan tindak pidana pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku dalam wilayah hukum di tempat penyidikan ditempatkan. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindak pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari kegiatan dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka; f. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
- 8 - h. Mengadakan penghentian penyidikan, setelah mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwaa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Kepolisian Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Kejaksaan Negeri kepada tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lainnya menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, melalui penyidik polri sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 9 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan pada Pasal 2 ayat (1) diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah); (2) Tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
- 9 - Pasal 10 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini diatur dengan Keputusan Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalan Lembaran Daerah kabupaten Berau. Ditetapkan di Tanjung Redeb pada tanggal 28 Juni 2003 BUPATI BERAU, ttd Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 08 Juli 2003 SEKRETARIS DAERAH, Drs. H. MASDJUNI. ttd Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 010055469 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2003 NOMOR 58