PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Faktor Resiko 1

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis

Jurnal Kesehatan Kartika 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT. Nasrul Hadi Purwanto

Oleh : Rika Sabri, Vitria Erlinda. Fak. Kedokteran Universitas Andalas ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

Ari Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DAN HALUSINASI DI RSJD DR. RM SOEDJARWADI KLATEN

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS GATAK

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

HUBUNGAN MOTIVASI KESEMBUHAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOSARI MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

PENYULUHAN PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEGAGALAN PENGOBATAN PENDERITA TUBERKULOSIS

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia. Mycrobacterium Tuberculosis (Mansyur, 1999). Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET EFEKTIF DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN PONOROGO

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN TINGKAT KEBERHASILAN TERAPI TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2009

Penelitian Keperawatan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

Kata kunci: model manajemen perawatan, kepatuhan pengobatan, status nutrisi, pasien dengan Tb Paru

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS GATAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT TB PARU DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAANTB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLOSO KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meminum obatnya secara teratur dan tuntas. PMO bisa berasal dari keluarga,

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM TB PARU. Tuberkulosis adalah penyaki tmenular langsung yang disebabkan oleh kuman

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

Oleh : Rahayu Setyowati

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Fakultas Ilnu Kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

Transkripsi:

PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG Hj.Mariana Nuryati dan Anah Sasmita Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan ABSTRAK Kepatuhan pasen dalam menelan obat menjadi kendala untuk mencapai kesembuhan pasen. Hal ini banyak dipengaruhi oleh ketidak tahuan, ketidak mauan dan ketidak mampuan serta daya tahan tubuh pasen yang menurun dapat menjadi faktor pencetus kekambuhan. Kepatuhan menelan obat dapat ditingkatkan dengan menghilangkan faktor-faktor negative yang mempengaruhinya terutama faktor pengetahuan. Dalam penanggulangan TB penyuluhan perlu dilakukan karena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dengan kepatuhan menelan obat pada pasen TB paru di poliklinik RSUP DR Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan cross sectional, desain penelitiannya adalah pre dan post test dengan dua sampel yang independen. Besar sampel adalah ditentukan dengan estimasi satu proporsi. Pemilihan sampel dengan sistim acak, analisa data dilakukan dengan uji Mann- Whithney. Hasil penelitian menggunakan uji Mann- Whithney, dengan uji dua sisi diperoleh nilai probabilitas di bawah 0,05, maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian cognitive behavior therapy terhadap kepatuhan menelan obat pada pasen TB paru, untuk itu kami memberikan saran hendaknya CBT dapat diterapkan pada setiap pasen TB paru, untuk memberikan pemahaman sehingga pengobatan TB akan berhasil dan pasen dinyatakan sembuh Kata kunci: Pasen TB, Cognitive Behavior Therapy, Kepatuhan menelan Obat A. PENDAHULUAN Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam paru-paru kemudian menyebar ke organ tubuh lain melalui peredaran darah, kelenjar limfe (Anderson Sylvia,1995).Klasifikasi TB didasarkan pada hasil pemeriksaan dahak dengan hasil BTA (+), hasil foto thoraks (+),sedangkan untuk TB ekstra paru didasarkan kepada tingkat keparahan pasen. Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. Pada tahap intensif pengawasan ketat sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat, sedangkan pada tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persiter (dominant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. Apabila panduan obat yang digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Kepatuhan pasen dalam menelan obat menjadi kendala untuk mencapai kesembuhan pasen. Hal ini banyak dipengaruhi oleh ke tidak tahuan, ke tidak mauan, ke tidak mampuan serta faktor daya tahan tubuh pasen yang menurun dapat menjadi faktor pencetus kekambuhan. Masyarakat banyak mempersepsikan tentang TB merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan memalukan sehingga diharapkan adanya penyuluhan yang dapat mengubah persepsi masyarakat dari penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan memalukan menjadi suatu penyakit yang berbahaya tapi dapat disembuhkan. Data yang diperoleh dari poliklinik Paru RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung memberikan informasi bahwa jumlah pasen TB menunjukkan angka yang fluktuatif, selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Pasen TB Paru di poliklinik RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Bulan Januari sampai Mei 2008 No Bulan Jumlah Kunjungan Jumlah Lama Baru 1. 2. 3. 4. 5. Januari Pebruari Maret April Mei Kecenderungan jumlah kunjungan yang fluktuatif, dimana pada kunjungan pasen lama maupun pasen baru menunjukkan angka yang bervariasi, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih terdapat penyakit TB Paru di masyarakat yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius. Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk mengetahui penyebab dari kejadian tersebut. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan (DepKes RI,2001) Penyuluhan TB perlu dilakukan karena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Tujuan penyuluhan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TB. Cognitive Behavior Therapy ( CBT ) menekankan pentingnya peranan kognitif terhadap apa yang dirasakan dan dilakukan sehingga terapis CBT tidak mengatakan apa yang harus dilakukan tetapi mengajarkan apa yang belum diketahui pasen dan bagaimana melakukannya. Tujuan terapi ini adalah mengajak pasen untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah-masalah yang dihadapi ( Oemarjoedi Kasandra,2003 ) Berkaitan dengan hal tersebut sangat penting dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisa lebih dalam tentang Pengaruh Cognitive Behavior Therapy ( CBT) terhadap Kepatuhan Menelan Obat pada pasen TB Paru di poliklinik RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. B. METODOLOGI PENELITIAN 349 309 321 446 350 46 54 39 65 46 395 363 360 551 396 KEPATUHAN MENELAN OBAT SEBELUM INTERVENSI KEPATUHAN MENELAN OBAT SETELAH INTERVENSI CBT Desain penelitian dalam penelitian ini adalah akan menganalisa dengan secara dalam tentang pengaruh Cognitive Behavior Therapy ( CBT ) terhadap kepatuhan menelan obat pada pasen TB dan metoda yang akan digunakan adalah metoda eksperimen dengan model desain pre dan post test. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : variabel dependen yaitu kepatuhan menelan obat, sedangkan variabel independen yaitu Cognitive Behavior Therapy

Sampel dalam penelitian ini adalah pasen TB yang berkunjung ke poliklinik paru RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Besar sampel ditentukan dengan estimasi satu proporsi, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 150 orang pasen, sedangkan cara pengambilan sampel akan dilakukan dengan simpel random sampling Analisis dilakukan untuk menguji pengaruh variabel dependen dan independen yang meliputi analisis univariat dengan descriptive analysis, dan analisis bivariat dengan uji data dua sampel tidak berhubungan yaitu uji Mann Whitney. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkannya data yang menunjukkan adanya pengaruh CBT terhadap kepatuhan menelan obat pada pasen TB, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai data dasar oleh institusi pelayanan kesehatan dalam menyusun program preventive dan pendidikan kesehatan tentang penyakit TB Paru di beberapa daerah yang memiliki resiko tinggi terjadinya TB Paru pada warga masyarakat. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat Analisa ini dimaksudkan untuk melihat gambaran distribusi kepatuhan menelan obat pasen TB Paru sebelum mendapatkan CBT dan setelah mendapatkan CBT pada kelompok yang berbeda. Selengkapnya kami sajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Gambaran Kepatuhan Pasien Kepatuhan Patuh Tidak patuh Total Tidak intervensi 99 51 150 Group Intervensi 119 31 150 Total 218 82 300 Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa terdapat 51 orang pasen yang tidak patuh menelan obat pada kelompok yang tidak dilakukan intervensi dan 31 orang pasen yang tidak patuh menelan obat setelah dilakukan intervensi. Berdasarkan angka tersebut dapat dipastikan bahwa terdapat penurunan jumlah pasen yang tidak patuh menelan obat setelah dilakukan intervensi. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh CBT terhadap kepatuhan menelan obat pasen TB paru. Analisa yang digunakan untuk mengetahui pangaruh CBT adalah analisa statistik dengan menggunakan uji Mann- Whitney. Uji ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa data adalah data dua sampel tidak saling berhubungan dan skala data adalah nominal. Hasil analisa uji tersebut kami sajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3. Hasil Uji Hubungan Kepatuhan Pasien Mann Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig.(2 tailed) kepatuhan 9750,000 21075,000-2,587,010

Tabel di atas menunjukkan bahwa dengan uji Mann- Whitney dengan dua sisi diperoleh nilai probabilitas di bawah 0,05, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian cognitive behavior therapy terhadap kepatuhan menelan obat pada pasen TB Paru. Berdasarkan hasil uji analisis diatas, maka dapat diketahui bahwa Cognitive behavior therapy (CBT) menekankan pentingnya peranan kognitif terhadap apa yang dirasakan dan dilakukan sehingga terapis CBT tidak mengatakan apa yang harus dilakukan tetapi mengajarkan apa yang belum diketahui pasen dan bagaimana melakukannya. Tujuan terapi ini adalah mengajak pasen untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah-masalah yang dihadapi (Oemaryoedi Kasandra, 2003). Pada pasen TB paru yang baru pertama kali terdiagnosa dan datang ke poliklinik tentunya memiliki pemahaman yang beragam tentang prosedur pengobatan TB. Pengobatan TB memerlukan waktu sekitar enam bulan dan ini akan menimbulkan kebosanan. Pemberian terapis CBT, memungkinkan pemahaman pasen terhadap suatu prosedur akan meningkat. Hal ini terbukti ketika pasen baru datang ke poliklinik, kemudian dilakukan terapi CBT, ternyata pasen memiliki pemahaman yang baik dan kemauan yang kuat untuk menyelesaikan program pengobatan TB sehingga jumlah pasen yang patuh menjadi meningkat. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Jumlah kunjungan pasen lama dan pasen baru menunjukkan angka yang bervariasi, hal ini membuktikan bahwa masih terdapat penyakit TB Paru di masyarakat yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius. b. Dari hasil analisa adanya peningkatan jumlah pasen yang patuh menelan obat setelah dilakukan CBT c. Berdasarkan hasil uji statistik, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan pemberian cognitive behavior therapy (CBT) terhadap kepatuhan menelan obat pada pasen TB paru. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas kami memberikan saran hendaknya CBT dapat diterapkan pada setiap pasen baik pasen lama maupun pasen baru, untuk memberikan pemahaman sehingga pengobatan TB akan berhasil dan menurunkan angka kesakitan. KEPUSTAKAAN Anderson, Sylvia, (1995), Patofisiologi, EGC, Jakarta Arikunto, S (2000), Manajemen Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Black, J.M, & Jacobs, EM. (1997). Medical Surgical Nursing, clinical management for continuity of care, (5 th ed.).philadelpia; W B Sounders Burns, N and Grove, S.K. (1999),Understanding nursing research. (2 nd ed) Philadelphia: W.B Sounders

Dep.Kes RI, (2001), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (cetakan ke 6) Jakarta. Mansjoer Arif dkk, (2001) Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta, Media Aesculapius FK-UI Monintja, Jesse.A.(2009), Modules & Reading Materials: Pelatihan Perilaku Rasional, Teori & Aplikasi Cognitive Behavior Therapy. Bandung Monintja, Jesse, A (2009), Workshop sehari Cognitive Behavioral Therapy For Anxiety, Bandung Oemarjoedi, Kasandra, (2003) Cognitive Behavior Therapy, edisi 1, Jakarta Phipps, W.J, Cassmeyer,V.L, Sand,J.K, & Lehman,M.K (1995) Medical surgical nursing :concepts and clinical practice (5 th ed). St Louis: CV Mosby Polit,D.F and Hungler,B.P (1999).Nursing research : Principles and method.(6 th ed). Philadelphia : Lippincott Pollit.D.F. (1996), Data analysis & Statistic for nursing research. Connecticut : Apleton & Lange