BAB I PENDAHULUAN. dari daerah pedesaan mengalir ke daerah perkotaan. Proses migrasi yang berlangsung dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses dimensional yang

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

JUMLAH DIPINDAHKAN Laki - laki Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar 1.

PENGADILAN NEGERI WONOGIRI Jalan R.M. Said No. 12 Telp. (0273) Fax. (0273) W O N O G I R I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH, TPS DAN SURAT SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2008 TINGKAT KABUPATEN/KOTA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TANGGULANGIN Gambar 2.1 Peta Kabupaten Wonogiri

PERAN DAN IDENTIFIKASI KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

PARTISIPASI PEMILIH TERHADAP PEMILU DALAM KONSTALASI DEMOKRASI DI KABUPATEN WONOGIRI

Program LSK (Lambaga Spesialisasi Keterampilan) Untuk Mengatasi Masalah Migrasi Masuk Yang Berlebiha Di Provinsi Riau

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Menurut Subround,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Remaja (Youth)

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

TINGKAT KERENTANAN LINGKUNGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Perumusan kebijakan tehnis dan perencanaan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Economics Development Analysis Journal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STANDAR PELAYANAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELAYANAN PARKIR DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN. Ir. SAFUAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Swasta Kelas C Di Kabupaten Wonogiri Dengan Fasilitas Taman Terapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Economics Development Analysis Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu dimana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian.

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SELOGIRI, KABUPATEN WONOGIRI. A. Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri

BAB II HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

TINGKAT KERENTANAN SOSIAL WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI. Nisakhaira Rahmaningtyas¹ dan Jawoto Sih Setyono².

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

PENGEMBANGAN KOMODITAS KETELA POHON SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN...

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG/PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI

PARTISIPASI PENDIDIKAN SISWA SD, SMP, SMA DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DAFTAR INFORMASI PUBLIK TAHUN 2017

PERAN MASYARAKAT MIGRAN DAN STAKEHOLDER TERHADAP PEMBANGUNAN DI DAERAH ASAL

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KERENTANAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN WONIGIRI Restu Sita Harsiwi 1 dan Jawoto Sih Setyono 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. 01/Kpts/SR.130/I/2006 Tgl. 3 Jan

Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2017

FENOMENA MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL: STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENGUMUMAN NOMOR : 03/SEL-PPK/XI/2012

PENDAMPINGAN PENGOLAHAN PANGAN LOKAL DI DESA KELORAN WONOGIRI Oleh : Nugraha Arif Karyanta 1) Eddy Triharyanto 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi

BAB I PENDAHUUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Gadjah Mada

BAB III DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SUKOHARJO

,tffi. l- I / l-coloftc$t !G{YA. t._,

SISTEM PERBENIHAN KEDELAI MELALUI SISTEM JABALSIM DI SENTRA PRODUKSI KEDELAI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi global. Fenomena migrasi selama ini hanya. negara lain. Pada tataran yang lebih makro aktivitas ini sesungguhnya

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI WONOGIRI NOMOR : TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

2014 PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG METODA PENELITIAN PENDIDIKAN TATA BOGA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2014

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

DATABASE ANGGOTA PERHIPTANI KABUPATEN WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013

Oleh : SITI NURLAILA H

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dalam rangka memenuhi ekspektasi pelanggan sasaran. Kualitas jasa

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TATA LOKA VOLUME 4 NOMOR 4,NOVEMBER 2012, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun I. 1

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peran dan Tingkat Efisiensi Lumbung Pangan Desa

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fenomena migrasi sangat mewarnai di beberapa negara berkembang, termasuk di berbagai daerah di Indonesia, terutama dalam konteks, dimana banyak tenaga kerja yang berasal dari daerah pedesaan mengalir ke daerah perkotaan. Proses migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) dianggap sebagai proeses alamiah yang akan menyalurkan surplus tenaga kerja di daerah-daerah ke sektor industri modern di kota-kota yang daya serapnya lebih tinggi, walaupun pada kenyataannya arus perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan ke perkotaan tersebut telah melampaui tingkat penciptaan lapangan kerja, sehingga migrasi yang terjadi jauh melampaui daya serap sektor industri dan jasa di daerah perkotaan (Todaro, 1998). Ida Bagoes Mantra (1992) juga menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan perpindahan dari daerahnya (pedesaan) ke perkotaan adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke kota adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di desa. Senada dengan hal di atas, Robert dan Smith (1977) juga memberikan penjelasan seperti dikutip oleh Hossain (2001) bahwa tidak meratanya pekerjaan dan penghasilan pertanian di pedesaan menjadi motivasi migrasi desa-kota. Motivasi tersebut senada dengan model migrasi Todaro (Todaro, 1992; 1998) yang melandaskan pada asumsi bahwa migrasi dari desa ke kota pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi, dimana terdapat perbedaan penghasilan yang diharapkan daripada penghasilan aktual antara desa-kota. 1

Fenomena migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) banyak terlihat di berbagai wilayah Indonesia (interprovincial) (Prasetyo, 1995; Tommy, 1994). Salah satu daerah yang mencerminkan adanya fenomena migrasi antar daerah (interprovincial migration) diperlihatkan oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu Jawa Tengah di Indonesia yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas (boro) ke luar daerah. Lebih kurang 121 ribu penduduk Kabupaten Wonogiri (dari masingmasing kecamatan) yang melakukan aktivitas tersebut (gambar 1.1) (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bappeda Kab. Wonogiri tahun 2006). Dibandingkan dengan total jumlah penduduk kabupaten Wonogiri yang berjumlah 1.127.907 (Dinas Kependudukan, 2006), jumlah penduduk yang melakukan mobilitas ke luar daerah (boro) lebih kurang 10%-nya. Hal ini menunjukkan bahwa Wonogiri merupakan daerah yang potensial sebagai asal migran. Secara tidak langsung, kondisi di atas dapat menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Rata-rata pertumbuhan angkatan kerja Kabupaten Wonogiri sebesar 10,9% (Jateng dalam angka, BPS Jateng, berbagai tahun), sedangkan rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja dibawah 1% (BPS Kabupaten Wonogiri, berbagai tahun). Kenyataan inilah yang kemudian memicu fenomena mobilitas tenaga keja Wonogiri ke luar daerah, terutama ke kota-kota besar yang dianggap memberikan harapan pendapatan yang lebih baik. Selain itu kondisi lahan pertanian yang kurang subur juga termasuk faktor mendorong mereka untuk boro walaupun hal ini bukan menjadi faktor utama. Penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri tercantum dalam potensi lahan sawah dan lahan kering per kecamatan (tabel 1.1). 2

Gambar 1.1. Peta Penduduk Boro Tahun 2002 dan 2006 3

Tabel 1.1 Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Kabupaten Wonogiri NO KECAMATAN LAHAN BASAH(ha) LAHANKERING (ha) LUAS TOTAL (ha) 1 SELOGIRI 1908.00 3109.98 5017.98 2 WONOGIRI 1276.00 7016.36 8292.36 3 NGADIROJO 2256.00 7069.56 9325.56 4 NGUNTORONADI 562.00 7478.52 8040.52 5 GIRIMARTO 1221.00 5015.68 6236.68 6 SIDOHARJO 1786.00 4131.70 5917.70 7 JATIROTO 1800.00 4477.36 6277.36 8 JATIPURNO 1454.00 4092.41 5546.41 9 JATISRONO 1800.00 3202.74 5002.74 10 SLOGOHIMO 1560.00 4854.80 6414.80 11 PURWANTORO 1020.00 4932.78 5952.78 12 KISMANTORO 933.00 6053.11 6986.11 13 BULUKERTO 1028.00 3023.85 4051.85 14 POHPELEM 311.00 2850.54 3161.54 15 EROMOKO 2677.00 9358.86 12035.86 16 PRACIMANTORO 1851.00 12363.32 14214.32 17 MANYARAN 361.00 7803.44 8164.44 18 WURYANTORO 594.00 6666.77 7260.77 19 BATURETNO 1801.00 7109.38 8910.38 20 BATUWARNO 996.00 4169.00 5165.00 21 KARANGTENG 484.00 7975.00 8459.00 22 TIRTOMOYO 1927.00 7374.09 9301.09 23 GIRITONTRO 225.00 5938.22 6163.22 24 PARANGGUPITO 0.00 6475.42 6475.42 25 GIRIWOYO 866.00 9194.13 10060.13 JUMLAH 30697.00 151737.02 182434.02 Sumber: Dinas Pertanian, 2006 * Data Kec. Puhpelem masih tergabung dalam Kec. Bulukerto. 4

Secara implisit, data dalam tabel tersebut menunjukkan kondisi lahan subur atau kurang subur per kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Menurut data dari Dinas Pertanian, potensi lahan produktif (subur/basah) di Kabupaten Wonogiri hanya 30.697 ha. Sedangkan potensi lahan kering (kurang subur) mencapai 151.737,02 ha Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian terdahulu yang meneliti tentang migrasi penduduk dengan subyek penelitian di daerah Kabupaten Wonogiri. Dalam penelitian terdahulu (tahun pertama) disimpulkan bahwa pola migrasi penduduk (para migran) di Wonogiri dengan tujuan Jakarta cenderung bersifat sirkuler, yaitu mereka lebih suka tidak menetap secara permanen. Selain itu peran remitance sangat berarti bagi para migran dan keluarganya, baik di daerah rantau maupun di daerah asal. Pada rencana penelitian yang kami ajukan dalam tahun kedua hibah pekerti ini, akan dikembangkan secara kualitatif mengenai peran sosial-ekonomi dan alternatif strategi kewirausahaan dari para migran asal Wonogiri. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa selain peran remitance yang dihasilkan dari aktivitas boro baik pribadi maupun bagi desa asal, juga untuk menggali potensi sosial dari para migran dalam rangka pembangunan atau kemajuan desanya. Obyek penelitian difokuskan pada daerah kantong migran, yaitu daerah (kecamatan/desa) yang banyak perantau. Responden yang menjadi sampel terbagi menjadi 2 yaitu: pertama, adalah mereka yang melakukan aktivitas boro dan bekerja di luar daerah Wonogiri, baik di beberapa kota di Jawa maupun di luar Jawa. Kedua, adalah keyperson (tokoh desa setempat) dan pernah merantau, sehingga mengetahui permasalahanpermasalahan tentang perantauan. Berdasarkan penelitian terdahulu, para migran (tenaga kerja yang boro dan bekerja di luar daerah Wonogiri) lebih bersifat sirkuler, yaitu lebih cenderung tidak menetap atau tidak permanen. Jadi mereka lebih suka bolak-balik dalam jangka waktu satu tahun (berapa kali 5

mereka pulang ke desa dalam setahun tergantug keperluannya). Fenomena yang kami tangkap adalah diantara mereka yang boro tersebut, ada yang tidak mempunyai ketrampilan apapun, jadi hanya sekedar diajak teman atau berdasar pengalaman seniornya. Kami sebagai TPP telah mendapat rekomendasi dari TPM untuk melaksanakan penelitian ini secara bersama-sama. Pada penelitian tahun kedua ini, kami TPP banyak diberi kesempatan oleh TPM untuk terjun di lapangan, dengan tetap dipantau oleh TPM. Penelitian ini akan meneliti lebih mendalam mengenai dampak sosial-ekonomi melalui peningkatan kualitas kewirausahaan tenaga kerja. Sebagai referensi, TPP merujuk penelitian yang telah dilakukan TPM mengenai peningkatan kualitas tenaga kerja sebagai tenaga kerja di luar negeri (TKI). Penelitian bersama ini akan dilaksanakan dengan pertimbangan terdapat kesamaan tentang topik penelitian, yaitu mengenai perpindahan penduduk (migrasi). Diharapkan dari hasil penelitian bersama ini akan diperoleh embrio kebijakan yang diperlukan untuk memfasilitasi antara daerah asal migran dengan kota tujuan migran. Selain itu diharapkan akan memberikan solusi, terutama bagi pemerintah daerah asal migran, yaitu Kab.Wonogiri dalam mengembangkan kualitas kewirausahaan dari para migran yang melakukan migrasi ke berbagai daerah tujuan.. 2. Perumusan Masalah Adanya aktivitas migrasi internal sebagaimana yang tampak pada fenomena tenaga kerja asal Wonogiri yang melakukan migrasi ke daerah-daerah tujuan masih sebatas pola migrasi atau bentuk tertentu dari mobilitas penduduk. Wujud dari dampak sosial-ekonomi yang diperlihatkan secara nyata dari aktivitas migrasi tersebut pelu dikaji lebih mendalam, untuk mengatahui adanya peningkatan kualitas tenaga kerja. Hal ini akan memberikan pandangan positif terhadap daerah asal migran yaitu Wonogiri dan akan menjadi panduan, terutama bagi para calon tenaga kerja dan pemerintah daerah yang bersangkutan. 6

Berdasarkan berbagai potensi dan masalah dalam perpindahan penduduk (tenaga kerja) sebagaimana tinjauan di atas, rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana peran para migran terhadap kondisi makroekonomi di daerah asal? b. Strategi kewirausahaan apa saja yang dapat dikembangkan tenaga kerja asal Wonogiri di daerah tujuan dan hambatan bagaimana peningkatan ketrampilan untuk mendukung kualitas kewirausahaan tersebut? 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam konteks pendalaman materi, yaitu : a. Untuk mengetahui dan menganalisa peran aktifitas migrasi para migran asal Wonogiri terhadap kondisi makroekonomi daerah asal. b. Untuk mengidentifikasi alternatif strategi kewirausahaan yang dapat dikembangkan para migran di daerah tujuan dan strategi peningkatan ketrampilan untuk mendukung kewirausahaan tersebut. Penelitian ini menjadi sangat penting karena selama ini belum ada data signifikan mengenai strategi pengembangan desa melalui potensi migran, terutama dari sisi kewirausahaannya. Hal ini sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas para migran di perantauan dan peran mereka terhadap daerah asalnya. Apabila mereka merantau dengan dibekali ketrampilan sebelumnya, tentunya akan memberikan dampak yang lebih baik bagi daerah asalnya. 4. Luaran dan Target / Indikator Keberhasilan 7

Berdasarkan proposal yang telah disusun, target/indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari keseluruhan rangkaian penelitian (tahun I dan II) adalah bahwa keluaran yang dihasilkan mampu : 1. Disusun menjadi artikel yang diterbitkan pada jurnal (nasional/internasional) dan panduan bagi para migran/calon migran mengenai peningkatan kualitas kewirausahaan, dan diseminasi hasil penelitian dengan pihak Litbang/Bappeda sebagai lembaga pemegang kebijakan daerah di lingkungan pemda. 2. Harapan kedepannya hasil penelitian tersebut menjadi panduan yang secara resmi direkomendasi oleh pihak kantor Ketenagakerjan setempat dan Catatan Sipil serta pihak terkait (Litbang/Bappeda) yang berisi petunjuk praktis mengenai saran dan petunjuk dimana para calon tenaga kerja (migran) dapat memperoleh pembelajaran dan pendidikan ketrampilan sebagai wujud kesiapan dalam berwirausaha di daerah tujuan. 3. Tersusunnya buku atau bahan ajar atau modul mengenai masalah migrasi internal dan diseminasi publikasi ilmiah. Buku tersebut diharapkan dapat diterbitkan (ber-isbn), sebagai bahan ajar. Penyebar luasan terutama ditujukan kepada para akademisi seperti dosen, mahasiswa dan peneliti. Adapun target awal keberhasilan dari penelitian ini adalah : 1. Dimuatnya artikel publikasi hasil penelitian ke dalam jurnal Nasional erakreditasi. Materi artikel publikasi masih dalam proses editing di dewan redaksi Jurnal Nasional Terakreditasi, yaitu JEP, ISSN 1411-6081, Terakreditasi Nomor 55a/DIKTI/Kep/2006 untuk periode terbit Vol.10, No.2, Desember 2009 (surat keterangan dimuat dari dewan redaksi JEP terlampir). 8

2. Pelaksanaan diseminasi dengan pihak Litbang Wonogiri (surat keterangan dari Litbang Kab.Wonogiri menyusul) 5. Metode Penelitian Secara Umum Pendekatan penelitian ini menggunakan metode survey lapangan untuk mengetahui kondidi kantong para migran. Pada masing-masing tahapan akan digunakan teknik tertentu yang sesuai dengan tujuan. Secara umum metode yang dilakukan dalam penelitian tahun kedua ini adalah sebagai berikut : Pendekatan penelitian tahap II ini lebih banyak didasarkan pada pendekatan kualitatif, dimana penulusuran data yang diperoleh melalui hasil pendekatan wawancara dan quesiner yang disebar secara langsung dianalisis secara diskriptif oleh tim peneliti. Hasil analisis penelitian ini didasarkan atas data informasi responden dan keyperson. Data informasi responden dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dengan quesioner, baik kepada responden secara langsung atau melalui keluarganya apabila yang bersangkutan tidak bisa ditemui karena masih di perantauan. Adapun informasi keyperson dilakukan dengan cara menenui tokoh, baik kepala desa atau ketua RT setempat yang diasumsikan dapat memberikan informasi akurat terhadap permasalahan migrasi dari warganya. Keyperson tersebut juga pernah atau masih aktif merantau. Seluruh rangkaian penelitian tahun kedua ini direncanakan berjalan dalam 10 bulan, dimulai bulan Maret sampai dengan Desember 2009. Kegiatan penelitian dilakukan secara bersama-sama antara TPP dan TPM dengan alokasi waktu dan beban kerja sesuai dengan tanggung jawab dan bidang keahlian masing-masing. Metode penelitian secara lebih detail dapat dilihat pada Bab IV. 6. Sistematka 9

Laporan penelitian dini terdiri dari 6 bab ditambah 1 bagian berisi proposal penelitian lanjutan (untuk tahun II), dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, luaran dan target keberhasilan, serta metoda penelitian secara umum. Bab II berisi tujuan, manfaat penelitian tahun pertama. Bab III berisi Kerangka teori dan tinjauan pustaka. Bab IV berisi metode penelitian tahun pertama. Bab V hasil dan pembahasan berisi data-data hasil penelitian. Bab VI adalah simpulan dan saran. 10