DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara di Eropa maupun Asia. Krisis tersebut pada awalnya bermula dari pertumbuhan subprime mortgage yang sangat pesat ketika The Fed (Bank Sentral Amerika) menurunkan suku bunga sebesar % -,75%, yaitu sekitar tahun -. Selain itu, modofikasi skim subprime mortgage yang mempermudah kepemilikan rumah membuat sektor properti mengalami booming (buble economic). Hal ini membuat sekuritas yang terkait dengan bisnis ini melambung tinggi nilainya. Pada tahun 7, The Fed mulai menaikan suku bunganya hingga level 5,5%. Hal ini ternyata mengakibatkan banyak nasabah yang default (gagal bayar). Dampaknya bagi Perekonomian Global Sekuritas yang terkait (underlying) dengan subprime mortgage nilainya anjlok, sehingga investor mulai menjual portofolionya untuk menutup kerugian. Kemudian dana-dana yang ada di emerging market juga ikut ditarik, karena terkena sentimen negatif. Kebangkrutan lembaga keuangan AS, Lehman Brothers membuat pasar bertambah panik. Muncul ekspektasi terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global, membuat pergerakkan harga minyak dan komoditi lainnya cenderung menurun karena didorong ekspektasi pelemahan permintaan dunia. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Negara 5 7 8 f United States..5.....5 United Kingdom..7...7..7 China....7 Japan...7....5 India. 7. 7.8.. 8. 7.8 Malaysia. 5.5 7. 5. 5. 5.5 5.8 Philippines... 5 5. 5.8 5.8 Singapore.. 8.8. 7. 5.5 5.7 Thailand 5. 7...5 5.5.8 Vietnam 7. 7. 7.8 8. 8. 8 7.8 Sumber : World Economic Outlook Update 8 IMF, *) angka proyeksi
75 5 75 5 75 Harga Komoditas Dunia Rincian (Indeks 5=) 7 Indeks Komoditas Nonfuel Jan-Sep yoy Indeks Komoditi Total mtm Total Commodity Price Index.8 8. -. Commodity Non-Fuel Price Index.. -5. - Commodity Food and Beverage 5.. -. - Commodity Agricultural Raw Materials 5.. -5. - Commodity Metals Price Index 7. -.7 -. Commodity Fuel (energy) Index..5 -. - Crude Oil (petroleum), Price index.7 8. -. - Coal, Australian thermal coal..5-5. - Coal, South African export price.. -.7 Sumber: IMF Sep-8 5 7 8 Index (5=) Indeks Komoditas Fuel Sumber: IMF Harga Minyak Dunia $/bbl RATA-RATA* 5 WTI Minas..5 7 7. 7. 8 ytd..8 Aug-8.. Sep-8.5 7.5 Oct-8 8. 7. * Per 7 Oktober 8 8 7 Sumber: Bloomberg WTI Minas Jan-8 Feb-8 Mar-8 Apr-8 May-8 Jun-8 Jul-8 Aug-8 Sep-8 Oct-8 $/bbl 5 8 7.85 7.8 Dampaknya bagi Indonesia Tidak terkecuali bagi Indonesia secara umum. Hal ini memberikan sentimen negatif bagi pasar keuangan Indonesia, yang tercermin dari ajloknya IHSG hingga level yang secara simultan menekan nilai tukar Rupiah melewati batas psikologis Rp.5, per $ US. Adanya tekanan bagi ekspor nasional dan investasi asing, serta adanya ketidakpastian terhadap harga komoditas yang akan berpengaruh terhadap prospek inflasi. Selain itu, bagi perbankan nasional dampaknya krelatif tidak dirasakan, karena kepemilikan bank nasional terhadap surat berharga yang bermasalah hanya sedikit. Pergerakkan Nilai Tukar Rupiah terhadap $ US 5 5 85 8 Rp Exchange Rate Daily Volatility (RHS) Average Volatility (RHS) Jan Jul Jan 7 Jul 7 Jan 8 Jul 8.5.5.5.5 Pergerakkan IHSG Dampaknya Bagi Provinsi NTT Bagi regional Provinsi NTT, gejolak ekonomi yang terjadi saat ini relatif belum berdampak terhadap kinerja ekonomi secara keseluruhan. Pada triwulan III-8 pertumbuhan ekonomi NTT tercatat sebesar 5,% ; y-o-y. Kondisi tersebut memang relatif lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya pada triwulan yang sama. Melambatnya pertumbuhan ekonomi NTT sepanjang tahun
8 lebih disebabkan karena pengaruh tekanan dari kenaikan harga BBM pada bulan Mei 8 lalu. Hal ini secara otomatis menghambat kinerja konsumsi (terutama rumah tangga) yang selama ini menjadi pendorong utama ekonomi NTT. Namun demikian, pada triwulan III-8, 5 PDRB y-o-y 5 5 5 Rp miliar 5% % % % % % -% -% -% -% -5% I II III IV I II III IV I II III IV I II III 5 7 8 kegiatan konsumsi relatif sudah mulai menunjukkan recovery dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi investasi, secara umum relatif belum mengalami perubahan siginifikan. Investasi di NTT cenderung bergantung kepada anggaran belanja modal pemerintah, bukan investasi swasta. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa, gejolak yang dialami oleh investor asing belum akan berdampak pada kinerja investasi di regional NTT. Dari sisi ekspor, melemahnya permintaan pasar internasional, yang berdampak pada penurunan harga beberapa komoditi ekspor Indonesia (sawit, karet, dll) juga relatif belum menunjukkan dampak yang signifikan bagi NTT. Hal ini dikarenakan pangsa ekspor bagi barang-barang/komoditi asal NTT tidak terkonsentrasi ke Amerika Serikat (AS). No Negara Tujuan 7 8* Timor Leste.8...5 5.5.8 China 88.8 5.8.5.. Australia. 5.5. Jepang.875.7.57..57. 5 Hongkong.55.. Singapura. Total 8.58.7..8.. Sumber : Disperindag Prov NTT * Sampai Agustus 8 Australia,7% China 8,% Jepang,% Hongkong,8% Timor Leste 87,8% Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan sektor dominan masih tetap mengalami pertumbuhan,%; y-o-y. Pertanian di NTT sebagian besar masih merupakan sistem pertanian marginal, dimana sangat bergantung pada kesuburan tanah dan faktor cuaca, bukan skala agrobisnis. Kemudian sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran), merespon pulihnya konsumsi yang tercermin dari ekspansinya pada triwulan III-8 sebesar,%; y-o-y.
5 5 Sumber : ASI Konsumsi Semen y-o-y 7 8 7 8 % 8% % % % % -% -% -% -8% 8 8 5 Jml Pelanggan Bisnis 7 8 7 8 Sumber : PLN Wil NTT Kinerja perbankan NTT relatif tidak terpengaruh kondisi gejolak yang terjadi di pasar keuangan nasional. Asset, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit masing-masing sebesar,%,,% dan,8%. Kondisi tersebut secara otomatis meningkatkan kinerja intermediasi perbankan NTT menjadi,%, dengan tingkat kualitas kredit (NPLs) yang cukup terkendali pada level,%. Peningkatan kebutuhan biaya mengalami perkembangan positif (y-o-y).5. 7.5..5.. 5 miliar 5 7 8 asset dana kredit 7 8 hidup diperkirakan membuat masyarakat mengurangi alokasi saving, sehingga mengakibatkan pertumbuhan DPK sejak awal tahun hingga Agustus 8 hanya di bawah,%. Pada saat yang bersamaan, peningkatan kebutuhan biaya hidup juga mendorong pertumbuhan kredit konsumtif hingga diatas,%. % 5% % 5% % 5% % 5% % 5 y-o-y DPK y-o-y Kredit 7 8 7 8 8% 7% % 5% % % % % % 5 7 8 Loan to Deposit Ratio Non Performing Loan 7 8 % % 8% 7% % 5% % % % % %
Perkembangan tren tingkat suku bunga yang terjadi saat ini, cukup mempengaruhi tingkat penyerapan DPK di NTT, yang pada akhir September 8 tercatat tumbuh,%; y-o-y. Dengan tingkat LDR perbankan NTT sebesar,%, ketatnya likuiditas pada dasarnya belum dirasakan di Provinsi NTT. Kemudian terkait perkembangan nilai tukar Rupiah saat ini, perbankan NTT juga relatif aman dari risiko nilai tukar. Hal ini dikarenakan perbankan NTT belum ada yang menyalurkan kredit dalam bentuk valas, maupun penempatan dalam surat-surat berharga valas. 5