Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia Kementerian Agama RI, 21 Mei 2010 Mempersiapkan Pelaksanaan UU KIP Abdul Rahman Ma mun Komisioner KOMISI INFORMASI Pusat Periode 2009-2013 1
Perkembangan Global Hak atas Informasi c 2
c UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) Sejarah RUU semula diusulkan oleh koalisi masyarakat sipil dengan nama RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik RUU ini menjadi inisiatif DPR, dan DPR meminta Pemerintah untuk menyiapkan perbaikan RUU KMIP berubah nama menjadi RUU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) RUU Keterbukaan informasi Publik disahkan menjadi UU pada tanggal 30 April 2008 UU KIP berlaku efektif 2 tahun sejak diundangkan (30 April 2010) UU ini mengamanatkan 4 peraturan turunan: o PP tentang masa retensi (masa berlaku kerahasiaan) o PP tentang ganti rugi o Peraturan Komisi Informasi tentang standar layanan informasi publik o Peraturan Komisi Informasi tentang prosedur penyelesaian sengketa informasi TUJUAN Pasal 3 Undang -Undang ini bertujuan untuk: 1. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; 2. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; 3. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; 4. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; 5. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; 6. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau 7.meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. 3
Apa itu Keterbukaan Informasi Publik? c UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik Asas (Pasal 2) (1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. (2) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas. (4) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya. Tertutup Dulu Diijinkan Political secrecy Bireaucratic secrecy Genuine secrecy Maximum Acces Limited Exemption MALE Sekarang Terbuka Uji konsekuensi dan uji kepentingan publik Dikecua likan (Pasal 17) 4
Hak dan Kewajiban Masyarakat Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang -Undang ini. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini. Hak: Memperoleh informasi: Melihat & mengetahui informasi; Menghadiri pertemuan badan publik yang sifatnya terbuka; Mendapat salinan informasi; Menyebarluaskan informasi. Mengajukan permintaan informasi. Mengajukan gugatan ke pengadilan jika memperoleh hambatan dalam memperoleh informasi. Kewajiban: Menggunakan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Mencantumkan sumber darimana ia memperoleh informasi publik. 5
Hak dan Kewajiban Badan Publik Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri Kewajiban: 1. Menyediakan, memberikan, dan/atau menerbitkan/mengumumkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya; 2. Menyediakan informasi yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan; 3. Menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam rangka pelayanan informasi publik; 4. Menunjuk pejabat fungsional dan/atau petugas informasi yang akan membantu pelaksanaan tugas PPID. 5. Membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah; 6. Membuat pertimbangan tertulis dari setiap kebijakan yang diambil dalam rangka pelayanan informasi publik; 7. Melaporkan pelaksanaan UU KIP setiap tahunnya (Pasal 11 (1) h dan Pasal 12). 6
Hak dan Kewajiban Badan Publik Hak: 1. Menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan: Alasan substansi Alasan Prosedur 2. Mengecualikan informasi publik untuk diakses secara ketat dan terbatas berdasarkan prinsip: Uji Konsekuensi (consequential harm test), Tidak permanen (nonpermanence). 7
Informasi Wajib Diumumkan Berkala UU Keterbukaan Informasi Publik Pasal 9 (1) Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi Publik secara berkala. (2) Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait; c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau d. informasi lain yang diatur dalam peraturan perundangundangan. (3) Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali. (4) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami. (5) Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan Publik memberikan dan menyampaikan Informasi Publik secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Petunjuk Teknis Komisi Informasi.? Standar Prosedur Operasi (Badan Publik) Standar Layanan Informasi (Komisi Informasi Pusat ) 8
Informasi yang Bisa Diakses Jenis Informasi Asas (Pasal 2) Penjelasan Contoh Sanksi INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN (Bab IV Pasal 9-16) Informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses setiap pengguna informasi publik. Diperoleh dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana. Secara berkala (Pasal 9) Paling singkat dilakukan 6 bulan sekali Serta merta (Pasal 10) Wajib tersedia setiap saat (Psl 11-16) Kegiatan, kinerja, laporan keuangan Prediksi tsunami, gempa, banjir, dsb keputusan, kebijakan, rencana proyek, anggaran, siaran pers, prosedur kerja pegawai dlm pelayanan publik (mis; pembuatan paspor, KTP, SIM, penerimaan siswa, pegawai, dll) keputusan-keputusan pengadilan, BUMN/BUMD (nama, tempat kedudukan, jenis usaha, permodalan, dll sesuai AD/ART), parpol dan ornop (asas, tujuan, program, keputusan Pidana penjara max. 1 tahun dan denda max. Rp 5 juta kepada orang yang; - dengan sengaja menggunakan informasi publik secara melawan hukum - Badan Publik yang dengan sengaja tidak memberi dan menyediakan Informasi Publik. Pidana penjara max. 2 tahun dan denda max. Rp 5 juta kepada setiap orang yang dengan sengaja menghilangkan dokumen informasi publik. 9
Informasi yang Dikecualikan! Klasifikasi informasi publik berdasarkan status dan prosedur penyediaan Informasi Dikeculaikan Uji Konsekuensi Informasi di Lingkungan Badan Publik y Status Tersedia Setiap Saat (Berdasarkan permintaan) t Informasi Terbuka Prosedur Diumumkan Berkala Informasi yang dikecualikan (Pasal 17 ), karena memiliki konsekuensi sbb: a. Dapat menghambat proses penegakan hukum, b. Dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; c. Dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara, d. Dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; Diumumkan Serta-merta (Proaktif: tidak berdasarkan permintaan) e. Dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional: f. Dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri : g. Dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; h. Dapat mengungkap rahasia pribadi (misal rekaman medik). i. Memorandum atau surat surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan; j. Informasi yang dikecualikan berdasarkan Undang Undang. 10
Apa itu Komisi Informasi? c Mandatory Menetapkan: kebijakan umum layanan informasi; petunjuk teknis standar layanan informasi publik; Menetapkan prosedur dan menyelesaikan sengketa Informasi publik melalui: mediasi dan ajudikasi non litigasi Komisi Informasi Implikasi Konsultasi Penerapan Standar Layanan Informasi bagi badan publik Membangun jaringan kerja untuk penyelesaian sengketa informasi publik Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi pu blik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi informasi hanya untuk informasi yang tidak dikecualikan. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak yang diputus oleh komisi informasi. Kedudukan. Komisi Informasi berkedudukan di Pusat, propinsi dan kabupaten/kota. Komisi Informasi Pusat dibentuk selambat-lambatnya 1 tahun setelah UU KIP disahkan, Komisi informasi Propinsi dibentuk selambat-lambatnya 2 tahun sejak UU KIP disahkan, Komisi informasi Kabupaten/Kota diapat dibentuk jika diperlukan Sekretariat. Sekretariat Komisi Informasi dilaksanakan oleh pemerintah (pusat oleh Depkominfo, Daerah oleh Dinas yang membidangi komunikasi dan informasi). 11
FUNGSI Komisi Informasi: (pasal 23 UU KIP) 1. Menjalankan UU No 14 tentang KIP dan Peraturan Pelaksanaannya 2. Menetapkan petunjuk teknis Standar Layanan Informasi Publik 3. Menyelesaikan sengketa Informasi Publik melalui mediasi dan ajudikasi nonlitigasi TUGAS KI Pusat: (pasal 26 UU KIP) 1. Menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi 2. Menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah selama Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota belum terbentuk 3. Memberi laporan mengenai pelaksanaan tugas berdasar UU kepada Presiden dan DPR RI setahun sekali atau jika diminta sewaktu-waktu 12
KI Provinsi (pasal 26, 27, 28 UU KIP) TUGAS: menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi. WEWENANG: menyelesaikan sengketa informasi yang menyangkut Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan. TANGGUNGJAWAB: kepada Gubernur dan menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenangnya kepada DPRD Provinsi yang bersangkutan. KI Kabupaten/Kota (pasal 26, 27, 28 UU KIP) TUGAS: menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi. WEWENANG: menyelesaikan sengketa informasi yang menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/ kota yang bersangkutan. TANGGUNGJAWAB: kepada Bupati/ Walikota dan menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenangnya kepada DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 13
Permohonan Informasi dan Pengajuan Keberatan di Badan Publik Pelaksanaan Keputusan oleh PPID Puas Menerima Pemohon Informasi PPID Atasan PPID 30 hari Tanggapan/ Keputusan Tidak Puas Tidak menerima 30 hari 14 hari Pengajuan permohonan penyelesaian sengketa ke Komisi Informasi 14
Penyelesaian Sengketa Informasi di KOMISI INFORMASI Putusan Komisi Informasi (final & mengikat) Pelaksanaan Putusan 14 hari Sepakat 100 hari Menerima Pengajuan permohonan PSI ke Komisi Informasi Komisi Informasi Mediasi Adjudikasi 14 hari Putusan Tidak terjadi kesepakatan Kedudukan Komisi Informasi: 1. Komisi Informasi Pusat di Ibukota Negara 2. Komisi Informasi Provinsi di Ibukota Provinsi 3. Komisi Informasi Kab/Kota di Ibukota Kab/Kota (jika diperlukan) 14 hari Tidak menerima Gugatan ke Pengadilan 15
WEWENANG KI dalam sengketa Informasi Memanggil dan /atau mempertemukan para pihak yang bersengketa Meminta catatan atau bahan yang relevan dari BP terkait untuk mengambil keputusan Meminta keterangan atau menghadirkan pejabt BP ataupun pihak yang terkait sebagai saksi Mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam Ajudikasi nonlitigasi Pemeriksaan dalam Sengketa Informasi KI memberikan salinan permohonan kepada pihak termohon Pimpinan BP atau pejabat terkait yang ditunjuk untuk didengar keterangannya KI dapat memutuskan untuk mendengar keterangan secara lisan ataupun tertulis Pemohon dan termohon dapat mewakilkan kepada wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu. 16
PUTUSAN Komisi Informasi Membatalkan putusan atasan PPID dan memutuskan untuk memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh pemohon, atau Mengukuhkan putusan atasan PPID untuk tidak memberikan informasi yang dikecualikan (sesuai pasal 17 UU KIP) Putusan KI diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, kecuali putusan yang menyangkut informasi yang dikecualikan 17
Penyelesaian Sengketa Informasi di PENGADILAN PSI terkait Badan Publik Negara Pelaksanaan Putusan Gugatan ke Pengadilan 1 14 hari PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PENGADILAN NEGERI P U T U S A N Menerima Tidak menerima Tidak menerima Menerima Kasasi 2 MAHKAMAH AGUNG 14 hari Putusan (final & mengikat) PSI terkait Badan Publik non-negara Pelaksanaan Putusan 18
Sanksi Pidana dalam UU KIP c Pasal 52 Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta merta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan Undang Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Pasal 51 Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). 19
Sanksi Pidana dalam UU KIP c Pasal 54 ayat (1): Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses; memperoleh; memberikan informasi yang dikecualikan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp10 juta. Pasal 54 ayat (2) Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses; memperoleh; memberikan informasi dikecualikan yang membahayakan keamanan dan ekonomi negara, pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp20 juta. Pasal 55 Setiap orang yang dengan sengaja membuat Informasi Publik tidak benar atau menyesatkan dan mengakibatkan kerugian orang lain, pidana penjara paling lama 1 tahun dan/atau denda paling banyak Rp5 juta rupiah. Pasal 56 Pelanggaran juga diancam dengan sanksi UU lain yang bersifat khusus Pasal 57 Tuntutan pidana merupakan delik aduan dan diajukan melalui peradilan pidana. 20
Abdul Rahman Ma mun (40 tahun) biasa dipanggil Aman. Terpilih menjadi Komisioner KOMISI INFORMASI Pusat (2009-2013) saat menjadi produser berita televisi di ANTV. Pernah menjadi wartawan di Metro TV, Redaktur Pelaksana Majalah Panjimas, dan Kepala Peliputan Harian Merdeka. Meraih berbagai beasiswa pendidikan jurnalistik antara lain: Broadcasting Course di STARnews Asia, Bloomberg, dan CNN Hongkong, China dan Crash Program Investigative Reporting dari USAID. Menyelesaikan S1 di Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Fakultyas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Biodata Sejak kuliah, aktif di pers mahasiswa, menjadi Pemimpin Umum majalah BALAIRUNG UGM dan mendirikan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI). Tumbuh dalam keluarga pesantren di Mangkuyudan Solo, Jawa Tengah, pernah terpilih menjadi Santri Teladan I se-surakarta, dan Santri Teladan III se-jawa Tengah. Kini tinggal di Kota Depok Jawa Barat bersama istri, Dyah Istiarini (37 th) dan dua anaknya Titian Ulil Hikam (10 th) dan Mutiara Mumtaz (9 th) 21
TERIMA KASIH TERIMA KASIH telah menyimak 22