BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi risiko..., Novi Mekanisari, FT UI, Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
3.2. RUMUSAN MASALAH & STRATEGI PENELITIAN

DAFTAR ACUAN. Universitas Indonesia. Hal Universitas Indonesia. Hal Universitas Indonesia. 4

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

KAJIAN ATAS DASAR HUKUM PENGADAAN TANAH BANJIR KANAL TIMUR TA 2008 DAN Landasan hukum pelaksanaan pengadaan tanah Banjir Kanal Timur (BKT)

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

BAB IV HASIL PENELITIAN

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2008

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang akan digunakan untuk kepentingan atau fasilitas umum seringkali menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim

PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ITB BANDUNG, 28 JULI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Diatas tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Proyek normalisasi sungai merupakan salah satu proyek yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada seseorang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR.22 TAHUN 2013

Bab I Pendahuluan BAB. I PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, baik pembangunan dibidang struktur maupun non

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bogor merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat yang terbagi

Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan Di Jakarta Barat

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

RINGKASAN LAPORAN QUICK SURVEY: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT REALISASI BELANJA DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Laboratorium Fakultas Hukum. Universitas Islam Indonesia

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini berupa

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

3.2. METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS UMUM OLEH PENGEMBANG PERUMAHAN BERDASARKAN PERATURAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DI KOTA MALANG

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

PENDAHULUAN. UU No. 30 Tahun 2009 (Pasal 2) tentang Ketenagalistrikkan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 353 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Keberhasilan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dapat dinilai

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Tahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan

PERATURAN MENTRI PEKERJAAN UMUM TENTANG NOMOR 10/PRT/2006 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA BADAN USAHA UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL

3.2 METODOLOGI PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keputusan Kepala Bapedal No. 30 Tahun 1997 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Komite Akreditasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 4.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagaimana negara-negara berkembang lainnya sedang marak mengerjakan pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang diperuntukkan bagi masyarakat, seperti proyek jalan tol, proyek bendungan/dam, proyek jembatan, dan lain-lain. Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, biaya dan mutu guna mewujudkan gagasan yang timbul karena naluri manusia untuk berkembang. 1 Proyek yang memiliki kinerja biaya, waktu dan mutu yang baik dapat selesai sesuai dengan target. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya dan serangkaian kegiatan yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Karena proyek terdiri dari berbagai sumber daya yang mempengaruhinya, maka hal-hal tersebut ikut mempengaruhi kinerja proyek. Biaya, waktu dan mutu sebagai triple constraint (3 kendala) proyek harus dioptimalkan. 3 Karena jika tidak dikendalikan maka akan menimbulkan masalah dalam proyek. Salah satu permasalahan yang dapat mempengaruhi kinerja proyek adalah masalah pembebasan tanah karena merupakan langkah awal pelaksanaan pengerjaan fisik lapangan. Kinerja waktu pembebasan tanah di pengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari instansi yang memerlukan tanah/pelaksana pembebasan tanah sedangkan faktor eksternal berasal dari instansi luar seperti P2T (Panitia Pembebasan Tanah) yang berasal dari unsur Pemda setempat dan pemilik tanah. Faktor internal tersebut seperti pembayaran UGK (Uang Ganti kerugian), ketersediaan dana serta kebijakan- 01

2 kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor eksternal seperti kemampuan SDM P2T, sertifikasi tanah, status surat tanah dan kerja sama warga. 4 Selain itu, kinerja pembebasan tanah juga dipengaruhi oleh faktor kestrategisan letak lokasi tanah yang akan dibebaskan, proses pembayaran uang ganti kerugian, proses pendataan fisik tanah dan proses pendataan kepemilikan tanah. 5 Namun ada pula faktor lain yang mempengaruhi seperti pemahaman peraturan prosedur pembebasan tanah dan adanya kenaikan harga tanah 6. Sudah banyak kasus yang menunjukkan penurunan kinerja proyek akibat permasalahan pada pembebasan tanah, diantaranya pada Proyek Tanggul Mata Allo, di daerah Enrekang (Sulawesi Selatan) dimana permasalahan dalam pembebasan tanah adalah akibat kesepakatan ganti kerugian tanah melalui musyawarah namun melalui pemanggilan dan intimidasi baru terjadi kesepakatan. Contoh kasus lain adalah pada Proyek Kedung Ombo (Boyolali, Jawa Tengah), dalam proses ganti masyarakat bersedia menerima UGK (Uang Ganti Kerugian) yang ditetapkan sepihak oleh pemerintah daerah 7. Begitu pula dalam kasus berikut dimana permasalahan dalam pembebasan tanah akibat pembayaran UGK yang tidak sesuai dengan harga tanah warga, sehingga warga sebagai pihak yang melakukan pengorbanan demi kepentingan umum tidak mendapatkan ganti rugi yang setimpal. Contoh kasusnya adalah pembebasan tanah untuk pembangunan tanah wisata Candi Borobudur di Yogyakarta dan pembangunan Waduk Saguling dan Cirata di Desa Bululoe Kecamatan Rilauale Kabupaten Bulukumba, Bandung, Jawa Barat 8. Selain itu terdapat kasus pembebasan tanah yang menimbulkan masalah akibat UGK yang tak kunjung di bayarkan oleh pihak yang memerlukan tanah, seperti pada pembangunan Waduk Serbaguna Bili-bili di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 9. Dari beberapa contoh kasus yang ada membuktikan bahwa ada faktor risiko yang menimbulkan penurunan kinerja pada pembebasan tanah, padahal dampak dari keterlambatan pembebasan tanah akan berpengaruh langsung terhadap

3 pelaksanaan fisik proyek yang akan dibangun. Sehingga menentukan faktor-faktor risiko dominan pada pembebasan tanah yang mempengaruhi kinerja proyek sangat menarik untuk diteliti, dan bagaimana memberikan rekomendasi tindakan pengendalian pada faktor risiko dominan tersebut. 4.2 PERUMUSAN MASALAH 1.2.1.Deskripsi Masalah Proyek Banjir Kanal Timur (BKT) adalah mega proyek yang rencananya dibangun sebagai salah satu pengendali banjir di DKI Jakarta. Dari usulan waktu jadwal rencana pembangunannya, penyediaan lahan seharusnya dapat diselesaikan pada tahun 2007, namun progress selama kurun waktu 6 tahun (tahun 2001-2007), total lahan (profil basah & koridor) yang dibebaskan baru 58,61% (s/d 31 desember 2008), dengan rincian 10 : 1. Profil basah = 75% (1.941.004,8 m 2 ) 2. Koridor = 29,98% (455.375,6 m 2 ) 3. Sehingga total = 58,61% (2.398.380,4 m 2 ) Dari hasil wawancara dengan Sub Dinas PSDA & Pantai Dinas Pekerjaan Umum Propinsi DKI Jakarta, bahwa permasalahan dalam Proyek Banjir Kanal Timur ini adalah dalam pembebasan tanahnya, karena trase yang terkena pembebasan tanah sudah padat penduduk dan melibatkan 2 wilayah (Jakarta Utara dan Jakarta Timur). Dalam pembebasan tanah tersebut terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan faktor-faktor dari dalam yang bisa dikendalikan diantaranya dana (seperti kemampuan pendanaan baik dari APBN/APBD, alokasi penambahan dana akibat perubahan kurs ataupun kenaikan harga tanah), data tanah (seperti kelengkapan dokumentasi tanah, data fisik tanah, data kepemilikan tanah), sumber daya manusia (seperti kemampuan/pengalaman P2T dalam kasus-kasus pembebasan tanah, pemahaman P2T terhadap peraturan yang ada), koordinasi (seperti koordinasi para anggota P2T di lapangan ataupun

4 sosialisasi dengan warga) dan pemilik tanah (seperti kerja sama warga berkaitan dengan pelepasan hak atas tanahnya ataupun tingkat kepedulian warga). Faktor eksternal berkaitan dengan faktor-faktor dari luar yang tidak bisa dikendalikan seperti peraturan (seperti kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur prosedural pembebasan tanah), keuangan (seperti adanya fluktuasi nilai tukar dan inflasi), harga (seperti kenaikan harga tanah ataupun masalah kesepakatan harga), status tanah (seperti ketentuan masalah tanah sisa dan sertifikasi tanah), lingkungan (banjir, gempa bumi, longsor) serta geografis (lokasi tanah terhadap aksesabilitas transportasi dan pusat bisnis). Pemahaman ini diperlukan untuk menjabarkan lebih detail faktor risiko dalam pelaksanaan pembebasan tanah pada Proyek BKT DKI Jakarta yang memiliki risiko terbesar/dominan yang berdampak pada kinerja waktu proyek secara keseluruhan. Sehingga dapat diberikan pengendalian yang tepat berupa usulan tindakan koreksi yang efektif untuk mengantisipasi kasus serupa pada proyekproyek di masa yang akan datang. 1.2.2.Signifikansi Masalah Pembebasan tanah adalah masalah yang sangat pelik karena selalu menimbulkan masalah hukum, sosial, ekonomi, dan politik, sehingga kaitannya sangat luas. Pembebasan tanah merupakan penentu keberhasilan sasaran kinerja proyek karena akan mempengaruhi kinerja waktu yang sangat signifikan bagi pelaksanaan fisik proyek secara keseluruhan. Jika faktor risiko dominan dalam pembebasan tanah BKT ini dapat dikendalikan dengan tepat maka kinerja waktu proyek dapat dioptimalkan. Hal ini akan banyak dielaborasi lebih jauh pada bagian-bagian selanjutnya dari penelitian ini. 1.2.3.Rumusan Masalah Pengendalian risiko pembebasan tanah BKT dapat diketahui dengan mengidentifikasi variabel risiko dominan yang terjadi pada proses pelaksanaan pembebasan tanah.

5 Untuk lebih mengerucutkan permasalahan maka perlu diadakan perumusan masalah. Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang dapat dimunculkan ada 3 yaitu : a. Apakah faktor internal (dana, data tanah, SDM, koordinasi, pemilik tanah) & faktor eksternal (peraturan, keuangan, harga, status tanah, lingkungan, geografis) tersebut mempengaruhi kinerja waktu pada Proyek Banjir Kanal Timur DKI Jakarta? b. Apakah dampak dan penyebab faktor-faktor risiko pembebasan tanah tersebut sehingga mempengaruhi kinerja waktu Proyek Banjir Kanal Timur DKI Jakarta? c. Bagaimana tindakan koreksi faktor dominan pada pembebasan tanah tersebut untuk peningkatan kinerja proyek pengendalian banjir DKI Jakarta di masa mendatang? Pada penelitian ini tidak ada hipotesa penelitian karena penelitian bersifat eksploratif, yaitu ingin mengidentifikasi faktor risiko pembebasan tanah yang mempengaruhi kinerja waktu proyek Banjir Kanal Timur DKI Jakarta serta memberikan tindakan koreksi terhadap faktor dominan yang terjadi. Dimana disebutkan bahwa dalam penelitian ilmiah, maka hipotesa 10a : 1. Digunakan, jika penelitian berkenaan dengan verifikasi suatu teori atau masalah. 2. Tidak digunakan, jika penelitian bersifat eksploratif dan deskriptif. 2.1. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui secara detail faktor risiko dominan yang mempengaruhi kinerja waktu proyek BKT DKI Jakarta. b. Untuk mengetahui dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan tersebut terhadap kinerja proyek BKT. c. Untuk memberikan tindakan koreksi sebagai solusi maksimal untuk menyelesaikan permasalahan pembebasan tanah pada Proyek Banjir Kanal Timur DKI Jakarta dengan cara menetapkan berbagai alternatif tindakan yang diperlukan berbasis risiko.

6 2.2. BATASAN PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menganalisa mega proyek Banjir Kanal Timur milik Pemda DKI Jakarta yang mengalami permasalahan dalam kinerja waktu dengan batasan sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan dari sisi Pemda DKI Jakarta (Dinas Pekerjaan Umum Prop.DKI Jakarta), selaku pelaksana penyedia lahan proyek. b. Penelitian dilakukan pada proses pembebasan tanah proyek BKT yang sudah berlangsung dari tahun 2001 skrg, dimana perencanaan awal sudah ditentukan. c. Penelitian dibatasi pada kinerja waktu proyek. d. Responden yang digunakan dalam penelitian adalah pihak-pihak yang terlibat dalam poses pelaksanaan pembebasan tanah Proyek Banjir Kanal Timur DKI Jakarta. e. Untuk pelaksanaan pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum mengacu pada Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 Jo Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 (Dengan Ketentuan Pelaksanaan mengacu pada Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2007). 2.3. MANFAAT PENELITIAN a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pasca sarjana Bidang Kekhususan Manajemen Konstruksi PPSBIT (Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik) Departemen Teknik Sipil dan menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen risiko proyek. b. Bagi, khususnya PPSBIT (Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik) dan Perguruan Tinggi lainnya sehingga dapat menambah pengayaan pengetahuan mengenai faktor risiko pembebasan tanah pada proyek-proyek pemerintah, dan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi instansi terkait Sebagai salah satu referensi untuk menyelesaikan permasalahan yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian Proyek BKT, dan juga dapat menjadi referensi bagi solusi penyelesaian bagi proyek-proyek sejenis

7 lainnya. Selain itu juga sebagai masukan untuk melakukan pendekatan risiko akibat hambatan-hambatan dalam pembebasan tanah pada proyek pemerintah. 2.4. KEASLIAN PENELITIAN 1. Penelitian oleh Sri Sadono (2006) 11 Penelitian Sri Sadono bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan pengadaan tanah sehingga mengakibatkan kinerja proyek pembangunan jalan tol terlambat. Berdasarkan hasil analisa data dan model regresi linier dengan bantuan tool SPSS 13.00 menyatakan bahwa pengaruh pelaksanaan pengadaan tanah terhadap kinerja waktu proyek pembangunan jalan tol terdapat 3 variabel penentu yang berpengaruh secara positif terhadap kinerja proyek pembangunan jalan tol, yaitu : proses Surat Permohonan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) dari instansi yang memerlukan tanah berjalan lancar, ketentuan masalah tanah sisa yang sering diminta oleh pemilik tanah dapat diatasi, keterlambatan pembayaran Uang Ganti Kerugian (UGK) dapat diatasi. 2. Penelitian oleh Gunawan Wahyu Priyadhi (2006) 12 Maksud dari penelitian ini adalah untuk dapat mengidentifikasi risiko terhadap masalah-masalah (faktor-faktor) yang ada dalam pembebasan lahan (pengadaan tanah) tersebut. Sedangkan untuk tujuannya adalah untuk mengetahui faktor apa saja pada pembebasan lahan yang berpengaruh terhadap kinerja biaya pada perumahan sederhana. Dari beberapa variabel yang berkorelasi, hanya terdapat 3 faktor dominan yaitu kestrategisan letak lokasi tanah yang akan dibebaskan, keterlambatan proses pembayaran uang ganti kerugian, dan lamanya proses pendataan fisik tanah. Selain itu, terdapat variabel penentu lainnya yaitu lamanya proses pendataan kepemilikan tanah. 3. Penelitian oleh Dewi Rosa Kuntari (2003) 13 Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh proses pembebasan tanah terhadap kinerja proyek perumahan, data perihal proses pembebasan tanah

8 diperoleh melalui kuesioner yang disampaikan oleh petugas/pejabat yang bertanggungjawab terhadap proses pembebasan tanah. Model regresi berganda linier berhasil menggambarkan hubungan antara variabel terikat, yaitu kinerja pembebasan tanah terhadap 3 variabel bebas penentu yang terpengaruh, yaitu : pendataan status kepemilikan tanah, kesepakatan harga ganti kerugian atas tanah dan musyawarah mufakat untuk menentukan ganti rugi tanah. Selain temuan model, suatu variabel dummy yang mungkin berpengaruh pada kinerja biaya pembebasan tanah diperhatikan dalam penelitian lanjutan, yaitu pemahaman peraturan prosedur pembebasan tanah dan adanya kenaikan harga tanah. 4. Penelitian oleh Mochammad Budianto (2002) 14 Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh kualitas pembebasan tanah terhadap kinerja biaya pembebasan tanah pada proyek konstruksi di Indonesia. Data perihal proses pembebasan tanah yang berhubungan dengan kinerja biaya pembebasan tanah proyek konstruksi diperoleh melalui questionnaire yang disampaikan pada pimpinan proyek yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Model regresi berganda linier berhasil untuk menggambarkan hubungan antara variabel terikat kinerja biaya pembebasan tanah terhadap tiga variabel bebas penentu yang terpengaruh, yaitu : pengamanan lokasi tanah, pendataan kepemilikan tanah dan permintaan kenaikan harga. Selain temuan utama model, suatu variabel dummy yang mungkin berpengaruh pada kinerja biaya pembebasan diperhatikan dalam penelitian lanjutan yaitu pendataan fisik tanah dimasa mendatang. 5. Penelitian oleh Anuar Alias dan MD Nasir Daud (2006) 15 Penelitian ini dilakukan di Malaysia, dengan survey kuesioner untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi ukuran dalam uang ganti kerugian (UGK) rugi tanah, apa yang membuat uang ganti rugi tersebut layak serta apa ukuran dari kelayakan tersebut. Kuesioner disebar ke para panitia pengadaan tanah setempat untuk memberikan jawaban atas isu tersebut. Dan hasil dari survey tersebut bahwa persyaratan mengenai UGK pada hukum yang berlaku saat ini di Malaysia ternyata tidak sesuai dengan Pasal 13 UU

9 Federal 1957. Jadi ada kebutuhan untuk mengkaji ulang struktur UGK dengan menerapkan aturan negara lain yang sekiranya sesuai dengan kondisi negara seperti pembayaran UGK diatas NJOP. Para panitia pengadaan tanah tersebut juga menegaskan bahwa pembebasan tanah adalah alternatif terbaik bagi pemerintah untuk pengembangan wilayah bagi kepentingan umum. 2.5. METODOLOGI Untuk melakukan penelitian terhadap proses pembebasan tanah yang mempengaruhi kinerja waktu proyek Banjir Kanal Timur (BKT) DKI Jakarta yang berbasis risiko maka digunakanlah suatu metode penelitian yaitu dengan cara melakukan pendekatan studi kasus (Case Study Approach) terhadap pengerjaan proyek BKT yang sedang berlangsung (existing). Penelitian ini menggunakan Metode Eksploratif yang mana digunakan untuk menyelidiki lebih jauh fakta mengenai proses pembebasan tanah BKT secara aktual dan cermat. Penelitian ini juga disertai dengan pengamatan terhadap gejala-gejala yang timbul maupun faktor-faktor yang menjadi pengaruh dalam pembebasan tanah BKT tersebut. Studi juga dilakukan dengan mengkaji literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian yang digunakan sebagai acuan. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi secara langsung agar mendapat pemahaman dan penafsiran terhadap hasil yang lebih baik. Dan pendekatan risiko akan dijadikan dasar untuk melakukan analisa. 2.6. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memudahkan dalam melakukan analisa terhadap permasalahan yang ada perlu dilakukan sistematika penulisan yang dibuat sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metodologi serta sistematika penulisan. BAB II FAKTOR RISIKO PEMBEBASAN TANAH YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK Bab ini menguraikan tentang teori dan kerangka berpikir yang berhubungan dengan penelitian untuk memberikan gambaran tentang

10 proses pelaksanaan pembebasan tanah Proyek Banjir Kanal Timur DKI Jakarta serta faktor-faktor risiko pembebasan tanah yang mempengaruhi kinerja waktu proyek tersebut hingga menyebabkan penundaan penyelesaian proyek. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang model penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data primer dan metode pengolahan data yang akan digunakan untuk analisa. BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA Bab ini menguraikan tentang tahapan pengumpulan data, pengolahan dan analisa data. BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang temuan berdasarkan analisa data dan pembahasan oleh peneliti. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian serta saran untuk penelitian berikutnya. DAFTAR ACUAN Bagian ini berisi judul-judul literatur dan nama pengarang yang tercantum dalam keseluruhan penelitian secara berurutan sesuai dengan penomoran catatan kaki. DAFTAR REFERENSI Bagian ini berisi judul-judul literatur dan nama-nama pengarang yang dijadikan sebagai dasar teori dan bahan rujukan dalam penelitian ini. LAMPIRAN Bagian ini berisi lampiran-lampiran yang mendukung penelitian yang mencakup lembar kuesioner, hasil tabulasi / analisa statistik dari program SPSS, serta tabel tabel untuk uji statistik (tabel F, tabel t, tabel Durbin-Watson [tabel DW] dan tabel r/tabel product momen pearson).