PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN ORGAN INTIM DENGAN TANAMAN JAMU PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 JATINOM ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI YANG MEMILIKI KETERBATASAN PENGLIHATAN TENTANG VULVA HYGIENE DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan secara optimal (Nursalam, 2008). kesehatan sebagai berikut : a. mengubah pengetahuan;

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT I TENTANG VULVA HYGIENE DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TAHUN Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan jenis penelitian survey analitik yaitu survei atau penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

Dewa Ayu Putri Kemala Dewi*) Yuliaji Siswanto, SKM, M.Kes.(Epid)**) Wahyu Kristiningrum, S.SiT**)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN ORGAN INTIM DENGAN TANAMAN JAMU PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 JATINOM Nutrisia Aquariushinta Sayuti 1), Nancy Anita Nirwana Sari 1) 1) Jurusan Jamu, Poltekkes Kemenkes Surakarta ABSTRAK Pengetahuan tentang perawatan organ intim yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan tentang perawatan organ intim yaitu bau tidak sedap dan lendir berlebihan pada vagina serta keputihan. Berdasarkan studi pendahuluan, 7 dari 10 siswi SMA N 1 Jatinom tidak mengetahui bagaimana cara merawat organ intim dengan tanaman jamu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang perawatan organ intim dengan tanaman jamu. Penelitian ini menggunakan metode rancangan eksperimen semu (quasi experiment design). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilakukan dua kali yaitu pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri meningkat sebesar 14,97 (19,66%) dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Kesimpulannya ada peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim pada remaja putri di SMA N 1 Jatinom. Kata kunci : Penyuluhan, Pengetahuan, Tanaman jamu, Perawatan organ intim. PENDAHULUAN Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Sistem pertahanan organ reproduksi perempuan cukup baik diantaranya adalah sistem asam basanya. Pertahanan ini masih tidak cukup sehingga infeksi bisa menjalar ke segala arah yang bersifat akut mau pun menahun salah satunya keputihan (leukorea) (Wulan, 2012). Lebih dari 70% wanita Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Tricomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% saja karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur candida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan. Selain itu kelembaban dan keringat pada bagian lipatan tubuh yang tertutup seperti ketiak dan lipatan organ genetalia pada wanita menyebabkan bakteri mudah berkembang dan berbau tidak sedap (Dito Anuraga, 2011). Pengetahuan tentang perawatan organ intim yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Kurangnya pengetahuan yang memadai tentang cara perawatan organ intim yang benar menyebabkan seseorang mudah berperilaku yang membahayakan atau tak acuh terhadap kesehatan organ intimnya dan sebaliknya jika seseorang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 78

organ intim yangbenar akan lebih memilih berperilaku yang tepat dalam menjaga kebersihan alat reproduksinya (BKKBN, 2006 ; Ayu, 2012). Ramuan tradisional atau jamu masih diyakini membantu kesulitan masyarakat yang tinggal di pedesaan termasuk mengatasi ataupun melakukan perawatan organ intim sebab alam pedesaan memungkinkan masyarakat mendapatkan banyak sekali bahan tanaman berkhasiat obat. Masalah kesehatan reproduksi pada remaja putri perlu mendapat penanganan serius. Masalah tersebut juga banyak muncul pada remaja putri di desa seperti Gading Wetan. Keterbatasan pengetahuan organ intim dan perawatannya kadang juga diperparah dengan keterbatasan akses untuk mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi. Untuk membuktikan hal tersebut peneliti melakukan studi pendahuluan di SMA N 1 Jatinom yang merupakan salah satu sekolah di wilayah Gading Wetan, Klaten. Studi pendahuluan dilakukan terhadap 10 siswi, dan hasilnya adalah 7 dari 10 siswi tidak mengetahui bagaimana cara merawat organ intim yang baik dan benar. Pengetahuan remaja tentang ramuan tradisional yang digunakan untuk perawatan organ intim juga sangat minim. Berdasarkan data yang di peroleh, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Terhadap PeningkatanPengetahuan Tentang Perawatan Organ Intim Dengan Tanaman Jamu Pada Remaja Putri di SMA N 1 Jatinom. Penelitian dilakukan terhadap pengetahuan perawatan organ intim baik secara pribadi maupun dengan ramuan jamu tradisional. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatan pengetahuan remaja putri khususnya siswi SMA N 1 Jatinom tentang perawatan organ intim dengan tanaman jamu. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan remaja putri di SMA N 1 Jatinom tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan serta mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri di SMA N 1 Jatinom tentang perawatan organ intim dengan tanaman jamu Metodologi Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Jatinom pada tanggal 1 sampai dengan 11 Juni 2014. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment design) dengan rancangan one group pretest posttest. Observasi pertama (pretest) dilakukan untuk memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi pada pengetahuan siswi SMA N 1 Jatinom tentang perawatan organ intim dengan tanaman jamu setelah adanya penyuluhan, kemudian observasi berikutnya (postest) dilakukan setelah siswi diberi penyuluhan. Pretest dilakukan sebelum siswi diberi penyuluhan yaitu pada tanggal 10 Juni 2014, sedangkan posttest dilakukan selang sehari setelah siswa diberi penyuluhan yaitu pada tanggal 11 Juni 2014. (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 79

Populasi dan Sampel. Populasi penelitian ini adalah remaja putri kelas X dan XI di SMA N 1 Jatinom yang berjumlah 95 dan jumlah sampel sebesar 76, dimana data ini ditentukan dengan cara melihat tabel krecjie dengan tingkat kesalahan 5%. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Dalam penelitian ini pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri atau kriteria inklusi sebagai berikut : a) Siswi putri kelas X dan XI, b) Bersedia menjadi responden, c) Penelitian dilakukan di SMA N 1 Jatinom. Instrumen Penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Pertanyaan pada kuesioner menggunakan pertanyaan tertutp dimana responden hanya memilih alternatif jawaban ( benar-salah ) sesuai aturan skala Guttman. Pertanyaan pada angket terdiri dari : pernyataan bersifat favourable ( positif ) dengan jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan pernyataan yang bersifat unfavourable ( negatif ), dengan jawaban benar diberi skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1 ( Sugiyono, 2013 ). Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, kuesioner harus diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesiner tersebut. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 responden di SMK N 4 Klaten. Rumus yang digunakan untuk uji validitas adalah rumus korelasi Pearson Product Moment. Dari 20 soal yang dipakai dalam kuesioner, 16 soal valid sedangkan 4 soal tidak valid. Karena 16 soal sudah mewakili seluruh indikator pertanyaan maka pertanyaan yang lain dapat digugurkan. Uji reliabilitas dilakukan utnuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama ( Notoatmodjo, 2012 ). Rumus yang digunakan pada uji reliabilitas adalah rumus Alpha Cronbach. Kuesioner tanaman jamu untuk perawatan organ intim dinyatakan reliabel karena rhitung > rtabel yaitu 0,539>0,3 (Riwidikdo, 2012). Kisi-kisi Kuesioner tentang perawatan organ intim dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner tentang perawatan organ intim No Sub variabel Nomor Pertanyaan Jumlah Favourable Unfavourable 1 Anatomi fisiologi organ 1 1 reproduksi 2 Kebersihan organ intim 2,3 2 3 Merawat organ intim 5,6,7,8,9,11 4,10 8 secara pribadi 4 Merawat organ intim 12,13 14,15,16 5 dengan jamu Jumlah 8 8 16 Jalannya Penelitian Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan diantaranya pengajuan judul, pelaksanaan studi pendahuluan, penyusunan proposal, menyiapkan alat pengumpulan data (kuesioner), melakukan seminar proposal, revisi dan menyelesaikan ijin penelitian. (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 80

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pengambilan data, yaitu dengan cara pembagian kuesioner pada responden yang memenuhi criteria inklusi. Setelah itu kuesioner diambil kembali, kemudian di cek ulang untuk melihat kelengkapan jawaban responden. Selanjutnya dilakukan tabulasi,pengolahan dan analisa data sebelum dilakukan penyuluhan dan pemberian leaflet berisi informasi tentang pengetahuan reproduksi, pengetahuan organ intim, pengetahuan merawat organ intim secara pribadi, pengetahuan merawat organ intim dengan tanaman obat, serta pengetahuan tentang manfaat merawat organ intim. Post test dilakukan dengan pertanyaan yang sama dengan kuesioner pre test sehari setelah pelaksanaan penyuluhan. Selanjutnya data di analisis kemudian di bandingkan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan leaflet. Tahap akhir penelitian ini adalah penyusunan laporan karya ilmiah berdasarkan data yang telah terkumpul dan dilanjutkan seminar hasil penelitian dan revisi Teknik Analisis dan Intrepretasi Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dengan hasil distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variable. Hal ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan umur, kelas, jumlah responden yang sudah mengenal tanaman obat untuk perawatan organ intim sebelum dilakukan penyuluhan. Selain itu juga dilakukan distribusi frekuensi terhadap pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan uji wilcoxon dengan significant level 5% karena datanya nonparametrik (Riwidikdo, 2012 : 70). Jika nilai p < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim pada remaja putri di SMA N 1 Jatinom. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian SMA N 1 Jatinom berdiri sejak tahun 1997.SMA N 1 Jatinom semula beralamatkan di Desa Padas, Kecamatan Karanganom, namun setelah mempunyai tanah dan gedung sendiri maka sejak tahun 1999 SMA N 1 Jatinom berpindah alamat di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. SMA N 1 Jatinom mempunyai fasilitas 15 kelas, dan beberapa fasilitas lain antara lain : Laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium komputer, lapangan basket, lapangan volly, lapangan futsal dan lapangan tenis. SMA N 1 Jatinom terletak jauh dari pusat kota, sekitar sekolah hanya berdekatan dengan Pasar Gabus, 1 alfamart, dan 1 minimarket. Karakteristik Responden Data karakteristik responden merupakan data primer karena diperoleh secara langsung dari responden. Data karakteristik responden penelitian Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Intim (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 81

Dengan Tanaman Jamu Pada Remaja Putri di SMA N 1 Jatinom adalah sebagai berikut: a. Distribusi frekuensi berdasarkan umur Data responden berdasarkan umur dikategorikan menjadi 2 yaitu remaja putri berumur 16 tahun dan remaja putri berumur 17 tahun. Jumlah remaja putri berusia 16 tahun sebanyak 36 dengan prosentase 47, 37% dan remaja putri umur 17 tahun sebanyak 40 orang dengan prosentase 52, 63%. Data distribusi frekuensi berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi frekuensi umur remaja putri SMA N 1 Jatinom No Umur Frekuensi Prosentase 1 16 tahun 36 47, 37 % 2 17 tahun 40 52,63% b. Distribusi frekuensi berdasarkan kelas Berdasarkan tabel 3 responden di kategorikan menjadi 2 yaitu remaja putri kelas X sebanyak 36 orang dengan prosentase 47, 37% dan remaja putri kelas XI sebanyak 40 orang dengan prosentase 52, 63%. Tabel 3. Distribusi frekuensi kelas di SMA N 1 Jatinom No Kelas Frekuensi Prosentase 1 X 36 47, 37 % 2 XI 40 52,63% c. Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah remaja putri yang sudah mengenal tanaman obat yang bisa digunakan untuk perawatan organ intim. Berdasarkan tabel 4 responden di kategorikan menjadi 2 yaitu remaja putri yang sudah mengenal/tahu tanaman obat yang bisa digunakan untuk perawatan organ intim sebanyak 25 orang dengan prosentase 32, 89% dan remaja putri yang tidakmengenal/tidak tahu tanaman obat yang bisa digunakan untuk perawatan organ intimsebanyak 51 orang dengan prosentase 67,11%. Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah remaja putri yang sudah mengenal tanaman obat yang bisa digunakan untuk perawatan organ intim No Kriteria Frekuensi Prosentase 1 Tahu 25 32,89 % 2 Tidak 51 67,11% Data menunjukkan, bahwa responden yang berumur 17 tahun (kelas XI) lebih banyak daripada responden yang berumur 16 tahun (kelas X). Menurut Wawan A dan Dewi W (2010), umur berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, namun pada hasil penelitian ini menunjukkan faktor (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 82

umur itu sendiri tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang tanaman jamu yang bisa digunakan untuk perawatan organ intim. Dari 76 siswi di SMA N 1 Jatinom, hanya 25 (32,89%) siswa yang sudah mengenal tanaman jamu untuk perawatan organ intim. Pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan Berdasarkan tabel 5 didapatkan data bahwa pengetahuan remaja putri tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim di SMA N 1 Jatinom sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar termasuk kategori cukup sebanyak 39 siswi (51,31%). Tabel 5. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim sebelum dilakukan penyuluhan No Kriteria Frekuensi Prosentase 1 Kurang 3 3,94% 2 Cukup 39 51,31% 3 Baik 34 44,75% Pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan Pengetahuan remaja putri tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim di SMA N 1 Jatinom setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar termasuk kategori baik sebanyak 74 siswi (96,06%). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim setelah dilakukan penyuluhan. No Kriteria Frekuensi Prosentase 1 Kurang 0 0,00% 2 Cukup 2 3,94% 3 Baik 74 96,06% Pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang tanaman perawatan organ intim dengan tanaman jamu pada remaja putri di SMA N 1 Jatinom. Pada penelitian ini dilakukan dua kali test yang terbagi dalam pretest pada awal pengambilan data dan akhir pengambilan data. Soal pretest dan posttest yang digunakan adalah soal yang sama. Soal yang digunakan untuk menguji pengetahuan responden tentang pengetahuan perawatan organ intim baik secara pribadi mau pun dengan tanaman obat. Hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 7. (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 83

Tabel 7. Tabel hasil pretest dan posttest No Kriteria Prosentase Pretest Posttest 1 Kurang 3,94% 0,00% 2 Cukup 51,31% 3,94% 3 Baik 44,75% 96,06% Jumlah 100 % 100 % Hasil analisis diolah dengan Program Statistical Produk and Servise Solution ( SPSS ) mengggunakan wilcoxon test dengan p = 0, 05. Data dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Distribusi frekuensi rata-rata tentang pengaruh penyuluhan tanaman jamu untuk perawatan organ intim. Statistik Pretest Postest Keterangan Mean 76,15 91,12 p = 0,00 (p<0,05) Pengetahuan siswi pada pretest diperoleh nilai mean pada 76,15 sedangkan posttest diperoleh mean 91,12. Berdasarkan data diatas maka hasil posttest lebih besar daripada hasil pretest sebesar 14,97 (19,66%) dan hasil uji statistik mengggunakan wilcoxon test didapatkan hasil 0,000 (p<0,05). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima yaitu ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang perawatan organ intim dengan tanaman jamu pada remaja putri di SMA N 1 Jatinom karena secara nyata terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest. Data tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri dikelas X dan XI di SMA N 1 Jatinom tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim. Peningkatan pengetahuan ini sesuai dngan teori yang dikemukakan Wawan A dan Dewi W (2010), bahwa seseorang akan mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan yang dalam penelitian ini berupa penyuluhan dengan metode ceramah serta alat bantu yang digunakan berupa power point dan leaflet. Power point dan leaflet berfungsi untuk menghindari kejenuhan dan mempermudah responden dalam mengingat materi yang telah diberikan (Effendy, 1998 Powerpoint dan leaflet yang digunakan dalam penyuluhan berisi informasi tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita, kebersihan organ intim, cara merawat organ intim secara pribadi dan manfaatnya serta cara perawatan dengan tanaman jamu. Organ reproduksi atau organ kelamin perempuan terdiri dari organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, uretra, kerampang dan himen. Organ kelamin dalam antara lain vagina, uterus, tuba faloppi, ovarium, parametrium. Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang khusus dialiri pembuluh darah dan serabut saraf. (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 84

Perawatan organ intim meliputi a) membersihkan vagina dengan membasuh antara bibir vagina secara hati-hati dan perlahan, b) membasuh vagina dengan benar dari arah depan (vagina) ke arah belakang (anus) supaya bakteri dari anus tidak terbawa masuk ke dalam vagina, c) tidak memakai pengharum vagina, sabun antiseptik, dan penyemprot cairan vagina secara berlebihan, d) mengganti celana dalam 2-3 kali sehari, e) menggunakan celana dalam yang berbahan katun, f) mencuci tangan sebelum menyentuh vagina, g) menghindari menggunakan handuk orang lain untuk mengeringkan vagina, h) mencukur rambut vagina 7 hari sekali, maksimal 40 hari sekali, saat menstruasi, i) mengganti pembalut 4-5 kali sehari saat menstruasi, dan j) menghindari penggunaan kloset umum (toilet umum). secara berlimpah. Manfaat menjaga kebersihan organ reproduksi adalah menjaga vagina tetap dalam keadaan bersih dan nyaman, mencegah timbulnya keputihan,gatal-gatal dan bau tidak sedap,infeksi, berkembangnya jamur, bakteri, dan protozoa, mempertahankan power of hydrogen (ph) derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5-4,5 (Pearce,2006; Presti,2012 cit Rulitasari, P. 2012). Hal yang paling tidak diketahui oleh responden adalah perawatan dengan tanaman jamu. Isi leaflet dan powerpoint lebih ditekankan pada hal perawatan dengan tanaman jamu. Dalam powerpoint diterangkan lebih mendetail mengenai ramuan pengharum vagina dengan minum rebusan daun kemangi atau rebusan daun sirih, ramuan untuk mengatasi rasa gatal pada vagina yang terdiri dari asam kawak, daun sirih dan 2 gelas air, ramuan untuk mengurangi lendir vagina dengan rebusan daun sirih segar, cabe jawa kering, kemangi, lempuyang gajahdan kunyit dalam 1 liter air, serta ramuan untuk mengatasi keputihan dengan rebusan akar bunga matahari dalam 4 gelas air. Semua informasi tersebut dilengkapi dengan cara penyajian, dosis tiap bahan serta efek samping setiap ramuan, sehingga informasi yang diberikan tidak menyesatkan. Satuan Acara penyuluhan (SAP) dipersiapkan dalam penelitian ini. SAP berguna untuk mengorganisir kegiatan penyuluhan dengan menjelaskan tujuan penyuluhan, pokok bahasan dan sub bahasan penyuluhan, materi, alat dan bahan, langkah kegiatan penyuluhan dan evaluasi. Langkah kegiatan penyuluhan ditulis secara sistematis yang diurutkan dalam 4 fase yaitu fase pra iterakasi selama 2 menit, fase kerja yang merupakan inti penyuluhan selama 45 menit, fase evaluasi berupa Tanya jawab antara peserta dengan pemateri serta fase terminasi. Ada pun posttest dilakukan sehari setelah dilakukan penyuluhan untuk menguji pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang perawatan organ intim dengan tanaman jamu pada remaja putri di SMA N 1 Jatinom. Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Ayu (2012) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum dan sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Siswa di MTs. Al-Asror Gunung Pati Semarang bahwa penyuluhan (pendidikan kesehatan) berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan seseorang. (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 85

Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Intim Dengan Tanaman Jamu Pada Remaja Putri di SMA N 1 Jatinom dapat disimpulkan bahwa : Pengetahuan remaja putri tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim sebelum dilakukan penyuluhan diperoleh mean 76,15 (baik). Pengetahuan remaja putri tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim setelah dilakukan penyuluhan diperoleh mean 91,12 (baik). Ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri di SMA N 1 Jatinom tentang perawatan organ intim dengan peningkatan nilai sebesar 14,97 (19,66%) dan p<0,05. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diberikan saran sebagai berikut:a) Bagi instansi pendidikan di SMA N 1 Jatinom, hendaknya ditambahkan materi tentang perawatan organ intim dalam salah satu mata pelajaran, misal mata pelajaran Biologi atau yang lain.b) Bagi remaja putri di SMA N 1 Jatinom, diharapkan remaja putri dapat meningkatkan pengetahuan serta menyebarluaskan informasi tentang tanaman jamu untuk perawatan organ intim melalui media cetak, media elektronik maupun tenaga kesehatan.c). Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian dengan metode penelitian yang lain seperti rancangan penelitian True Experiment. Daftar Pustaka Anurogo, D. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jogjakarta: ANDI. Ayu, D. 2012. Perbedaan Pengetahuan tentang Perawatan Prgan Genetalia Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswa MTs Al Asror Gunung Pati Semarang. Semarang : Stikes Ngudi Waluyo BKKBN. 2006. Kanker Serviks. http: //kanker-serviks. Html. Diakses tanggal 14 Maret 2014, 14:15. Effendy, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rulitasari, P. 2012. Perbedaan Pengetahuan Tentang Kebersihan Organ Reproduksi Antara Remaja Putri Belum Menstruasi dan Sudah Menstruasi di Desa Tegaldowo,Gemolong,Sragen. DIII Kebidanan : Politeknik Kesehatan Surakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wawan, A., Dewi,M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Jogjakarta: Nuha Medika. Wulanda, A. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba. Wulan, M. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Personal Hygiene dengan Tindakan Pencegahan Keputihan di SMA N 9 SEMARANG. Unimus Semarang: DIII Kebidanan. (Nutrisia Aquariushinta Sayuti, Nancy Anita Nirwana Sari) 86