Dewa Ayu Putri Kemala Dewi*) Yuliaji Siswanto, SKM, M.Kes.(Epid)**) Wahyu Kristiningrum, S.SiT**)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dewa Ayu Putri Kemala Dewi*) Yuliaji Siswanto, SKM, M.Kes.(Epid)**) Wahyu Kristiningrum, S.SiT**)"

Transkripsi

1 PERBEDAAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN ORGAN GENETALIA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA SISWA DI MTs AL-ASROR GUNUNG PATI SEMARANG Dewa Ayu Putri Kemala Dewi*) Yuliaji Siswanto, SKM, M.Kes.(Epid)**) Wahyu Kristiningrum, S.SiT**) *) Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian kaum wanita. Kebanyakan pasien datang berobat pada saat kanker pada stadium lanjut, padahal kanker serviks dapat kita cegah, dengan pengetahuan perawatan organ genetalia sejak dini. Pendidikan kesehatan perlu diberikan untuk meningkatkan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one-group pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas sebagai instrumen penelitian. Sampel penelitian ini meliputi 20 siswa putri si MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang dengan menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat Wilcoxon Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan siswa putri dalam kategori pengetahuan cukup yaitu (90,0 %). Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan siswa putri dalam kategori pengetahuan baik yaitu (95,0 %). Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan p value = 0,000 < α (0,05). Saran yang bisa disampaikan peneliti yaitu diharapkan siswa putri dapat menerapkan pengetahuan perawatan organ genetalia secara mandiri, pihak sekolah dapat memberikan informasi tentang perawatan organ genetalia lebih dini kepada para siswa. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Perawatan Organ Genetalia, Kepustakaan : 29 ( ) Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi 1

2 ABSTRACT Cervical cancer is one of the main causes of death for women. Most patients look for treatment when the cancer is at an advanced stage, whereas cervical cancer can be prevented by mastering knowledge about taking care genital organ earlier. Health education should be given to improve knowledge. This study aims to find the differences of students knowledge before and after getting health education. The design of this study was one-group pretest-posttest design. This study used questionnaires that the validity and reliability had been tested as an instrument. The samples in this study were 20 female students at MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang by using purposive sampling technique. Data analysis used bivariate analysis of Wilcoxon Test. The results of this study indicate that before getting the health education, the female students have knowledge about taking care genital organ in the sufficient category of 90.0%. While, after getting health education, the students knowledge is in the good category of 95.0%. This indicates that there are showed differences of students knowledge before and after getting the health education by p value = <α (0,05). The female students are expected to practice their knowledge about taking care genital organ independently. For the school should provide information about taking care genital organ earlier for the students. Keywords : Health education, Taking Care Genital Organ Bibliographies : 29 ( ) PENDAHULUAN Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya, seorang wanita meninggal setiap dua menit akibat kanker serviks dan diperkirakan angka kematian mencapai kematian setiap tahunnya (Khasanah, 2011). Secara keseluruhan, kanker serviks merupakan kanker mematikan nomor dua di dunia pada wanita berusia di bawah 45 tahun. Delapan puluh lima persen kematian akibat kanker serviks terjadi pada negara berkembang (BKKBN, 2006). Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada wanita ke dua terbanyak di derita dan lebih dari setengah wanita Asia meninggal dunia. Setiap tahun terdeteksi lebih dari kasus kanker serviks, dan diperkirakan kasus berakhir kematian, sedangkan di Indonesia setiap harinya wanita terdiagnosa kanker serviks dan wanita meninggal, setiap tahunnya angka kematian karena kanker serviks mencapai (IPKSI, 2011), di Jawa Tengah pada tahun 2010 prevalensi kanker serviks 0,013%, dan pada tahun 2011 prevalensi kanker serviks mencapai 0,021 %. Sedangkan di Semarang pada bulan Januari sampai Oktober 2010, kasus penyakit kanker serviks ditemukan sebanyak 2039 kasus. Dimana ditemukan sebanyak 1889 kasus di Rumah Sakit dan 150 kasus di Puskesmas (Dinkes jateng 2011). Kanker serviks disebabkan oleh virus, yaitu Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Terdapat dua tipe virus HPV tipe 16 dan 18 Kanker serviks ditularkan melalui beberapa hal yaitu : hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda, bergantiganti pasangan seksual, merokok, defisiensi zat gizi, trauma kronis pada serviks, adanya keturunan kanker, penggunaan pil kb dalam jangka waktu yang sangat lama, serta kebersihan genetalia yang kurang (Belle, 2012). Kebersihan genetalia yang kurang dapat menimbulkan terjadinya infeksi, karena keadaan yang kotor merupakan tempat berkembang biaknya kuman. Menjaga kebersihan genital agar tetap bersih dan segar adalah perlindungan terbaik terhadap infeksi alat kandungan. Fluor albus merupakan gejala terjadinya infeksi alat kandungan. Jika infeksi alat kandungan semakin lama semakin dibiarkan dan tidak ada tindakan pengobatan maka akan dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan sel yang normal menjadi abnormal dan cenderung menginfiltrasi jaringan di sekitarnya sehingga dapat menyebabkan kanker serviks yang juga ditandai dengan adanya fluor albus yang tidak gatal dan terkadang bercampur darah dan berbau (Burhani, 2012). Kebersihan alat genital dapat dilakukan dengan vulva hygiene yang baik dan benar, seperti: mengganti pakaian dalam 2 kali dalam sehari, melakukan cebok yang benar pada liang vagina dan anus. Sedangkan banyak wanita yang tidak mengetahui bagaimana cara melakukan 2 Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi

3 vulva hygiene yang baik dan benar (Khasanah 2011). Masalah fisik yang mungkin timbul dari kurangnya pengetahuan, adalah kurangnya personal hygiene, karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara perawatan organ genitalia yang benar maka seseorang akan mudah berperilaku yang membahayakan atau acuh terhadap kesehatan alat genitalnya, dan sebaliknya jika seseorang yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan organ genitalia yang benar akan lebih memilih berperilaku yang tepat dalam menjaga kebersihan alat reproduksinya (BKKBN, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah faktor internal dan eksternal, faktor internal berupa pendidikan, pekerjaan, dan umur, faktor eksternal yaitu faktor lingkungan dan sosial budaya (Notoadmojo, 2010). Faktor internal khususnya bidang pendidikan sangat penting di berikan kepada para siswa, pemberian pendidikan dapat melalui pemberian informasi secara dini, pemberian informasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti pemberian penyuluhan, Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), konseling (Notoadmojo, 2010). Metode-metode dalam pemberian informasi berupa metode ceramah, diskusi kelompok, panel, forum panel, permainan peran. Metode juga dapat diberikan berupa media dan alat bantu pembelajaran, seperti leaflet, model buku-buku bergambar, film-film, slide, rekaman video. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 metode, metode ceramah dan pemberian leaflet, metode ceramah di pilih karena metode ceramah sering dipergunakan oleh para guru dengan penuturan secara lisan dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa, dan metode pemberian leaflet, menggunakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca dan biasanya di sajikan dalam bentuk lipatan yang dipergunakan untuk penyampaian informasi atau penguat pesan yang disampaikan. Setelah dilakukan studi pendahuluan yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan guru-guru, mereka belum pernah diberikan pemberian informasi tentang cara membersihkan organ genitalia wanita dan tidak adanya program atau materi tentang perawatan organ genitalia, di MTs tersebut serta dari 10 siswa yang di tanyakan tentang perawatan organ genitalia, 7 siswa mengatakan tidak mengetahui pentingnya perawatan organ genitalia, dan cara merawat organ genitalia. Berdasarkan data yang diperoleh diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan pengetahuan remaja tentang perawatan organ genitalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di MTS Al -Asror. KERANGKA KERJA PENELITIAN Kerangka Teori Pendidikan Informasi -Penkes (ceramah dengan leaflet) Budaya Pengalaman Keterangan : : yang tidak di teliti : yang di teliti Bagan 3.1. Kerangka Teori Sumber Modifikasi (Notoadmojo, 2003) Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi 3

4 Kerangka Konsep Variabel Independen Pendidikan Kesehatan perawatan organ genetalia Variabel Dependen remaja tentang perawatan organ genetalia. Gambar 2. Kerangka Konsep Hipotesis Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Perbedaan tentang Perawatan organ genitalia sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Bebas : Pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia Pemberian pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi kesehatan tentang Perawatan Organ Genetalia kepada remaja yang meliputi tentang pengertian, tahapan, manfaat, dan masalah Media SAP - Terikat: remaja tentang perawatan organ genetalia LCD dan leaflet. adalah hasil tahu seseorang yang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu tentang perawatan organ genetalia dengan pemberian pendidikan yang meliputi tentang pengertian, tahapan, manfaat, masalah dilakukannya penyuluhan dalam bentuk pertanyaan obyektif Kuesioner tentang perawatan organ genitalia yang terdiri 20 pertanyaan dengan nilai Benar : 1 Salah : 0 Dengan ketentuan Skor maksimal :18 Skor minimal : 0 Skor pengetahuan untuk kepentingan analisis univariat dikategorikan menjadi: Baik : Pengatahuan Cukup : Kurang :0-10 Ordinal METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental dengan rancangan one group pre test-post test design, yaitu penelitian sesaat dengan pemberian pre test dahulu sebelum diberikan pendidikan kesehatan kemudian setelah diberi pendidikan kesehatan dilakukan post test. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri, sejumlah 180 siswa putri di MTs Al Asror tahun ajaran Sampel Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi (Arikunto, 4 Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi

5 2010). Penentuan besarnya sampel untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20 (Sugiyono, 2009). Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu Siswa putri MTs Al-Asror tahun ajaran Adapun kriteria eksklusinya adalah siswi putri MTs Al-Asror tahun ajaran 2013 yang tidak hadir pada saat penelitian. Analisis data Analisa Univariat Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan remaja sebelum dan setelah di berikan pendidikan kesehatan. Analisa Bivariat Untuk mengetahui pengetahuan remaja sebelum dan setelah diberikan pendidikan digunakan uji statistik paired t-test bila data berdistribusi normal. Akan tetapi apabila data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji wilcoxon. Sebelum dilakukan analisis bivariat maka dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-wilk. Analisis Univariat HASIL PENELITIAN Gambaran Perbedaan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswi Mts Al-Asror Gunung Pati Tahun 2013 Tabel 2. Gambaran Perbedaan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswi Mts Al-Asror Gunung Pati Tahun 2013 Frekuensi Persentase (%) Pretest Kurang 2 10,0 Cukup 18 90,0 Total ,0 Hasil analisis dari tabel 2 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 18 (90,0%) siswa dalam kategori pengetahuan cukup dan 2 (10,0%) siswa berada pada kategori pengetahuan kurang. Gambaran Perbedaan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswi Mts Al-Asror Gunung Pati Tahun 2013 Tabel 3. Gambaran Perbedaan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswi Mts Al-Asror Gunung Pati Tahun 2013 Posttest Frekuensi Persentase (%) Cukup 1 5,0 Baik 19 95,0 Total ,0 Hasil analisis dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 19 siswa dalam kategori baik (95,0%), dan yang masih berada pada kategori cukup hanya 1 siswa (5,0%). Analisis Bivariat Data yang dihasilkan berdistribusi tidak normal maka digunakan uji statistik dengan menggunakan wilcoxon test diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4. Perbedaan pengetahuan remaja tentang perawatan organ genitalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada siswa di MTS Al-Asror Gunung Pati Tahn 2013 Variabel N Mean Rank 20 0, ,50 Posttest Pretest Z p value -3,938 0,000 Hasil analisis data dari Tabel 4 menunjukan bahwa p value = 0,000 0,05, berarti ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan remaja tentang perawatan organ genitalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada siswa di MTS Al-Asror Gunung Pati Tahun Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi 5

6 Tabel 5. Gambaran Perubahan terhadap Perawatan Organ Genetalia Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Organ Genetalia Di MTs Aal-Asror Gunung Pati Tahun 2013 Perubahan Frekuensi Persentase (%) Naik (Cukup-Baik) % Turun (Baik-Cukup) 0 0 % Tetap (Baik-Baik/ Cukup-Cukup) 1 5% Total % Hasil analisis dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pengetahuan siswi setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia mengalami kenaikan tingkat pengetahuan (pengetahuan cukup menjadi pengetahuan baik), sebesar 95%, sedangkan yang tidak mengalami perubahan/ pengetahuan tetap (pengetahuan cukup tetap menjadi pengetahuan cukup) sebesar 5%, dan tidak ada yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan. Analisis Univariat PEMBAHASAN Gambaran pengetahuan siswa terhadap perawatan organ genetalia sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukan bahwa pengetahuan siswa tentang perawatan organ genetalia sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah sebagian besar masih dalam kategori pengetahuan cukup. cukup tersebut ditunjukan dimana responden menjawab pertanyaan obyektif dengan benar antara lain : lima belas responden menjawab, yang dimaksud dengan perawatan organ genetalia adalah tindakan pembersihan pada semua alat-alat reproduksi. Sedangkan menurut Musfriatul, Azis (2005), bahwa perawatan organ genetalia merupakan tindakan pembersihan pada alat genetalia perempuan. Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak sepuluh responden menjawab, jika kita berada di toilet umum, air yang kita gunakan untuk membersihkan alat genetalia adalah dari bak di toilet umum, sedangkan menurut Kusmiran (2011) Saat berada di toilet umum pergunakan air yang berasal dari air kran, hindari penggunaan air dari bak/penampungan karena menurut penelitian air yang berasal dari bak di toilet umum mengandung bakteri dan jamur. Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak delapan responden menjawab, penggunaan bendabenda apa saja yang harus kita hindari pada alat kelamin karena dapat berbahaya pada kesehatan, adalah handuk yang lembut, sabun antiseptik dan pakaian dalam yang berbahan katun. Sedangkan kusmiran (2011) mengatakan bahwa penggunaan benda-benda seperti sabun antiseptik, sabun pewangi dan deodorant dapat berbahaya pada kesehatan. Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak tujuh responden menjawab, mengapa kita harus mengganti pembalut 4-5 kali dalam sehari pada saat menstruasi menghindari terjadinya tembus pada saat menstruasi, menurut Kusmiran (2011), penggantian pembalut pada saat menstruasi sebaiknya dilakukan 4-5 kali untuk menghindari terjadinya pertumbuhan bakteri. Pertanyaan selanjutnya sebanyak tujuh responden menjawab, pada pertanyaan yang lain : bagaimana cara membersihkan alat genetalia dari belakan (anus) ke depan (vagina), menurut Kusmiran (2011), vagina dibersihkan dari depan (vagina) ke belakang (anus). Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak enam respoden menjawab, penyakit yang ditimbulkan karena kurangnya perawatan organ genetalia adalah nyeri pada saat menstruasi, menurut Syarif (2007), penyakit yang dapat ditimbulkan karena kurangnya perawatan organ genetalia adalah radang panggul, gejalanya dapat berupa keputihan disertai nyeri perut yang hilang timbul bukan pada saat menstruasi. Pada pertanyaan yang lain enam responden menjawab: mengapa kita harus mencukur sebagian dari rambut kemaluan agar terlihat rapi pada daerah genetalia, meurut Kusmiran (2011), Kita harus mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembapan yang berlebihan di daerah genetalia, jika terjadi kelembapan maka akan menimbulkan kumn dan bakteri. Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak lima responden menjawab, membersihkan genetalia sebaiknya menggunakan air sirih, menurut Syarif (2007), membersihkan genetalia menggunakan air bersih dan dapat disertai dengan sabun, sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan air sirih karena penggunaan air sirih terlalu lama dan sering dapat meyebabkan ph vagina terganggu.pada pertanyaan yang lain lima responden menjawab, jika vagina tidak dirawat dengan benar dapat menyebabkan susah buang air kecil, menurut Musfriatul, Azis (2005), vagina yang tidak dirawat dengan benar dapat 6 Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi

7 menyebabkan vagina mengalami infeksi karena kuman dan bakteri yang bersarang pada vagina. Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak empat responden menjawab, perawatan genetalia disebut juga vulva vagina, menurut Musfriatul, Azis (2005), perawatan vagina disebut vulva hygiene. Sebanyak empat responden lain menjawab, cara pemilihan pembalut yang baik adalah pembalut berbahan lembut dan mahal, menurut Kusmiran (2011), pemilihan pembalut yang baik adalah pembalut yang berbahan lembut, dapat meyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang dapat membuat alergi dan merekat dengan baik pada pakaian dalam. Berdasarkan hasil jawaban dari responden tersebut diatas bahwa hal tersebut dapat dikarenakan antara lain : belum adanya program pendidikan kesehatan khusu tentang perawatan organ genetalia di MTs Al-Asror Gunung Pati Semarang tersebut, sehingga pengetahuan tentang perawatan organ genetalia yang dimiliki siswa tersebut masih sangat kurang. Menurut Notoadmojo (2007), merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi. Informasi yang didapatkan oleh responden tentang perawatan organ genetalia dapat diperoleh melalui media masa atau pendidikan kesehatan yang menyebabkan mereka tahu tentang perawatan organ genetalia. Gambaran pengetahuan siswa terhadap perawatan organ genetalia setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia Setelah diberikan pendidikan kesehatan kemudian dilakukan pengujian post test didapatkan hasil pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan pada Tabel 3 menunjukan bahwa pengetahuan siswa setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 19 siswa dalam kategori pengetahuan baik (95,0 %), dan yang masih berada pada kategori cukup hanya 1 siswa (5,0 %). Berdasarkan hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia, pengetahuan mengenai perawatan organ genetalia mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang mengalami kenaikan dan tetap, pengetahuan cukup menjadi pengetahuan baik dan pengetahuan cukup tetap menjadi pengetahuan cukup. siswi sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 18 siswi (90,0%) dalam kategori pengetahuan cukup, dan yang berada pada pengetahuan kurang 2 siswi (10,0%). Sedangkan pengetahuan siswi setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 19 siswi (95,0%) dalam kategori pengetahuan baik, dan yang masih berada pada kategori pengetahuan cukup 1 siswi (5,0%). Hal ini juga dapat dilihat dari mean antara mean pretest (100,0%) dan mean posttest (100,0%). Jika dilihat dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya pendidikan kesehatan ternyata dapat merubah pengetahuan siswi mengalami kenaikan (pengetahuan cukup menjadi pengetahuan baik), selain itu juga pengetahuan siswa dapat tidak berubah sama sekali atau masih memiliki tingkat pengetahuan yang tetap, hal ini disebabkan oleh kemampuan siswa yang berbeda dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Perubahan pengetahuan tersebut dapat dilakukan melalui pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri adalah menanamkan pengetahuan, dengan harapan agar pengetahuan tersebut dapat membentuk sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku (Pickett & George, 2008). Hal ini dapat dikarenakan oleh berbagai alasan baik dari faktor yang mempengaruhi pengetahuan itu sendiri dimana adanya suatu kebudayaan dan pengalaman dari siwi itu sendiri yang sudah melekat dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat merubahnya, dimana menurut Hergenhan dalam Azwar (2007), kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah. Analisis Bivariat Hasil uji wilcoxon test menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswi terhadap perawaan organ genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia di MTs Al- Asror Gunung Pati Semarang Tahun Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi p value = 0,000,05. Adanya perbedaan pada pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh setelah pemberian pendidikan kesehatan. Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi 7

8 Rincian berdasarkan pada Tabel 4 setelah dilakukan pendidikan kesehatan yang dimana pengetahuan siswi tentang perawatan organ genetalia ada yang mengalami kenaikan, dan tetap, tetapi tidak ada yang mengalami penurunan : pengetahuan yang mengalami kenaikan dari cukup menjadi baik adalah sebanyak 19 siswi (95,0%), mengalami penegtahan yang tetap (cukup cukup) 1 siswi (5,0%). Perubahan pengetahuan tersebut dapat dilakukan melalui pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri adalah menanamkan pengetahuan, dengan harapan agar pengetahuan tersebut dapat membentuk sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku (Pickett & George, 2008). Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi. Informasi yang didapatkan oleh responden tentang perawatan organ genetalia dapat diperoleh melalui pendidikan kesehatan yang menyebabkan mereka tahu tentang perawatan organ genetalia. Menurut Notoadmojo (2007), Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mengubah perilaku masyarakat, individu, kelompok, keluarga dan masyarakat. siswi tentang perawatan organ genetalia sebelum diberikan pendidikan kesehatan masih sangat kurang. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan organ genetalia, pengetahuan siswa mulai meningkat, ini terbukti dari jumlah soal yang dijawab oleh mereka banyak yang menjawab dengan benar. Pendidikan kesehatan dapat memberikan informasi yang mereka butuhkan. Dengan demikian pendidikan kesehatan dapat membuat pengetahuan seseorang dapat meningkat. Hasil penelitian yang mendukung pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kustriyani (2009) yang berjudul Perbedan Sikap Siswi Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Keputihan Di SMP Negeri Semarang bahwa dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang keputihan sikap siswi dengan hasil terdapat perbedaan antarapengetahuan dan sikap sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Nursalam & Efendi, 2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi tentang perawatan organ genetalia yang diberikan melalui pendidikan kesehatan kepada siswi MTs Al-Asror setidaknya dapat merubah pengetahuan siswi dari yang tidak tahu menjadi tahu terhadap perawatan organ genetalia. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dan kelemahan yaitu pada saat penelitian responden yang berusia remaja masih merasa malu tentang penjelasan yang diberikan oleh peneliti sehingga peneliti harus menjelaskan kembali tentang materi yang disampaikan dalam menjawab kuesioner yang dibagikan oleh peneliti. Dalam menjawab ada beberapa dari mereka yang mencontek atau melihat milik temannya, sehingga mungkin saja ada responden yang sebenarnya tidak mengetahui jawabannya menjadi benar dalam menjawab. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasinya adalah dengan meminta kepada responden untuk menjawab setahu responden tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan mengawasi responden agar tidak saling mencontek lagi. Serta menyampaikan kepada responden bahwa hasil kuisioner tidak akan dibagikan kembali kepada responden seperti hasil ujian. Kesimpulan PENUTUP siswa sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 18 responden (90,0%) dan 2 responden dalam kategori kurang (10,0%). siswa sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori baik, yaitu sejumlah 19 responden (95,0%) dan 1 responden mempunyai pengetahuan dalam kategori cukup (5,0%) Ada perbedaan pengetahuan tentang perawatan organ genetalia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai p = 0,000 < α (0,05). 8 Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi

9 Saran Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian dengan metode pendidikan kesehatan yang lebih menarik masyarakat seperti dengan menampilkan video cara-cara melakukan perawatan organ genetalia. Bagi sekolah, hendaknya memperbanyak sumber informasi tentang perawatan organ genetalia dan memberikan informasi tentang perawatan organ genetalia lebih dini terhadap siswa-siswa dengan bekerja sama dengan pelayanan kesehatan atau institusi-institusi kesehatan tentang pemberian informasi perawatan organ genetalia kepada siswa. Bagi siswa putri, hendaknya Siswa putri dapat menerapkan perawatan organ genetalia secara mandiri dan tetap dapat menjaga kebersihan organ reproduksinya dengan cara yang tepat, aman dan kebersihan tetap tejaga. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta BKKBN, Kanker serviks. http : // kankerserviks.html. Diakses tanggal 11 Oktober Remaja, http : // Pengertian Remaja. Diakses tanggal 21 Juni Belle, 2012.Kanker serviks. http : // Waspadakanker-serviks.html. Diakses tanggal 13 Oktober Burhani, Cara Cerdas Merawat Organ Intim. Yogyakarta : Araska Dinkes Jateng, Kasus Kanker servik. http : // Kasus Kanker Serviks di Jawa Tengah. html. Diakses tanggal 20 November Depkes RI Pendidikan Kesehatan, Jakarta: JNPK-KR. Efendi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Terdapat pada: /19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yangmempengaruhi/. Diakses pada:23 Januari Herijulianti, E., Indriani, TS., & Artinis Pendidikan Kesehatan Gigi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. IPKSI, Kanker Serviks di Indonesia. http : // Kasus Kanker Serviks di Indonesia.html. Diakses tanggal 20 November Khasanah, Kesehatan Genetalia. dan Kesehatan Genetalia.html. Diakses tanggal 22 November Kusmiran, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Maulana, H.D.J Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mubarak, W. H Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto. Munijaya, A.A, Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC. Musfriatul, Azis, Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC Mongks, Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Notoatmodjo, S Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Teori Pengukuran Sikap dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Teori Pengukuran Sikap dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Proverawati, Atikah. (2009). Menarche menstruasi pertama penuh makna. Yogyakarta : Nuha medika. Poltekes Depkes, Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika. Suliha, U Pendidikan Kesehatan : Pendidikan Kesehatan, Jakarta,EGC Buku kedokteran. Soetjiningsih Tumbuh Kembang Anak. Jakarta, EGC Surahmad, W Metode Edutainment. Yogyakarta : DIVA Press. Surioka, Putu Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hubungan Tingkat Remaja tentang Kebersihan Alat Genetalia dengan Praktik Kebersihan Alat Genetalia Saat Menstruasi 9

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/jnki JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pendidikan Kesehatan dengan Media Slide Efektif

Lebih terperinci

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN AL HUDA KABUPATEN KEBUMEN Yuli Ardiani Program Studi D IV Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS Sukatmi*, Nikmaturohmah.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Puskesmas Badas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi PERBEDAAN SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA PELAJAR PUTRI DI SMP NEGERI 14 KOTA MANADO Novira Emanuela Bontong*, Sulaemana Engkeng*, Afnal

Lebih terperinci

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Romadhoni 1, Noor Yazid, Dian Aviyanti 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang, Staf

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN ABSTRAK Remaja putri

Lebih terperinci

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY) PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA IBU USIA REPRODUKSI Kurniasari Pratiwi, Andina Vita Sutanto, Yuni Fitriana Akademi Kebidanan Yogyakarta E-mail : kiky_kurniasari@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tentang kesehatan reproduksi perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Upaya untuk menuju reproduksi yang sehat sudah harus dimulai terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN KETRAMPILAN PRAKTIK SADARI (Studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iis Suprapti 1610104196 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian SMK Tarunatama merupakan sekolah dengan status swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Sion Salatiga

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN Sugiyanto, Tya Nur Febriana Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email:sugiantokotagede@gmail.com

Lebih terperinci

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

RABIATHUL IRFANIAH NIM I NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SADARI DI SMP ISLAM HARUNIYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2016 RABIATHUL IRFANIAH NIM

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Wiwin Widia Astuti 201510104060 PROGRAM

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD KELAS V DI SD PUNDENARUM I KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK Nurul Fatimah, Isy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut menjadi perhatian masyarakat secara umum dan individu secara khusus. Kesehatan reproduksi juga merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012 HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG. Tatik Indrawati*) Heni Pitriyani *)Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawati@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO), 2007 menyebutkan Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan

Lebih terperinci

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO Maya Sinta Sumangkut Sefti Rompas Michael Karundeng Program Studi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel dengan judul Perbedaan pengetahuan tentang Ca mamae pada santriwati

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel dengan judul Perbedaan pengetahuan tentang Ca mamae pada santriwati HALAMAN PENGESAHAN Artikel dengan judul Perbedaan pengetahuan tentang Ca mamae pada santriwati salaf sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah di Pondok Pesantren Askhabul

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE (GENITALIA) REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH KEPUTIHAN

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE (GENITALIA) REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH KEPUTIHAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE (GENITALIA) REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH KEPUTIHAN Yessy Yulistasari 1, Ari Pristiana Dewi 2, Jumaini 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi termasuk salah satu dari masalah remaja yang perlu mendapatkan perhatian oleh semua kalangan (Soetjiningsih, 2004). Berbagai masalah pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NANIK TRY KUSUMA WARDANI 201210201121 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan pada saat menstruasi adalah cara yang sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat kebersihan selama menstruasi. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia pasti mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya dapat mengalami

Lebih terperinci

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Anggun Mita Arismaya*, Ari Andayani **, Moneca Diah L *** Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN Jurnal STIKES Vol. 9, No.2, Desember 2016 PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN KNOWLEDGE ABOUT HYGIENE OF EXTERNAL GENITALIA WHILE MENSTRUATION TO

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan Pelaksanaan Vulva Hygiene Di SMK PGRI 1 Sukabumi Wilayah Kerja Puskesma Tipar Kota Sukabumi Susilawati; Andestia susi0580@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling kritis bagi perkembangannya dan mendapatkan kendala. Pada masa remaja kendala utama yang dihadapi adalah perubahan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha menjaga kesehatan, seseorang paling

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI Oleh : Ratna Indriati 1 Endang Dwi Ningsih 2 Eni Novita Sari 3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa dalam masa transisi ini perilaku

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rini Arianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta 1 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta Astuti, Yuli P. 2010. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Sikap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja juga merupakan masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara

Lebih terperinci

SibueaSH,Angraini DI, AdnyaniNMD Faculty of Medicine Lampung University

SibueaSH,Angraini DI, AdnyaniNMD Faculty of Medicine Lampung University The Influenceof Health Promotionto Knowledgeand Attitudeof Female Teenagersin Caring Their External Genital Organin StateJunior High School 10in Bandar Lampungin 2013 SibueaSH,Angraini DI, AdnyaniNMD Faculty

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti. Keywords : Health Education, Lecture, Discussion Group, Knowledge, Hygiene of Genital Organs

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti. Keywords : Health Education, Lecture, Discussion Group, Knowledge, Hygiene of Genital Organs THE EFFECTS OF HEALTH EDUCATION BY USING LECTURE AND GROUP DISCUSSION METHODS TO INCREASE THE KNOWLEDGE OF FEMALE ADOLESCENTS ABOUT THE HYGIENE OF GENITAL ORGANS IN SENIOR HIGH SCHOOL 1 UNGARAN ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA Nama : RABITA NIM : 095102004 Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Tahun 2010 Menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputihan adalah cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan. Keputihan dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya keputihan normal (fisiologis)

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU Umi Susilowati Akademi Kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga ABSTRAK Kader sebagai penggerak Posyandu, menjadi kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual pada remaja putri. Usia rata-rata

Lebih terperinci

PENGARUH PEER EDUCATION TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE GENETALIA DALAM PENCEGAHAN KANKER SERVIKS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10 DENPASAR

PENGARUH PEER EDUCATION TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE GENETALIA DALAM PENCEGAHAN KANKER SERVIKS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10 DENPASAR PENGARUH PEER EDUCATION TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE GENETALIA DALAM PENCEGAHAN KANKER SERVIKS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10 DENPASAR 1 Ayu Ervyna, 2 Putu Ayu Sani Utami, 3 I Wayan Surasta 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit kanker yang cukup banyak dijumpai pada kaum wanita adalah kanker servik. Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013) PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013) THE COUNSELLING EFFECT AGAINST KNOWLEDGE OF PREGNANT WOMENS IN FIRST

Lebih terperinci

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG DETEKSI KANKER SERVIKS PADA WALI MURID TK ISLAM AL MUJAHIDIN CILACAP Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian. Perlu disadari bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nita Rahman 201310104343 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI.

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI. JurnalIlmuKebidanandanKesehatan(Journa l of Midwifery Science and Health) AkbidBaktiUtamaPati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga. Berbagai jenis kasus baru ditemukan, namun jenis kasus kanker yang paling tinggi di kalangan

Lebih terperinci

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit?

A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit? Lampiran 1 Kuesioner A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit? a. Penyakit ganas yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang rahim (0) b.

Lebih terperinci

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING STIKES RS. Baptis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan hidup, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78 dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman The Relationship Between The Level of Knowledge About The Health of Adolescent

Lebih terperinci

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *) Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN ANALIZE THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE YOUNG WOMEN CLASS X ABOUT MENSTRUATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja mengalami perkembangan fisiologis, psikososial, kognitif, moral dan perkembangan seksual. Perubahan fisiologis pada masa remaja merupakan hasil aktivitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 Oom Komalassari ABSTRAK Menstruasi adalah pengeluaran darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis (berbahaya).

Lebih terperinci

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3) PERBEDAAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PRAKTIK SADARI TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI RW 03 KELURAHAN BULUSTALAN SEMARANG Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan unsur dasar yang penting dalam kesehatan umum, baik pada laki-laki maupun perempuan. Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani, rohani, dan sosial-ekonomi, bukan hanya bebas dari penyakit

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : ARUM TRI HIRASIANA

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Indah Fitriyati 201510104077 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Siswi Sekolah Menengah Atas tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya. Rosnancy Sinaga :

Tingkat Pengetahuan Siswi Sekolah Menengah Atas tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya. Rosnancy Sinaga : Tingkat Pengetahuan Siswi Sekolah Menengah Atas tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya Rosnancy Sinaga : email : sinagaantyj@yahoocom Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Sri Murdaningrum NIM: 201010104142

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan.kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Kanker serviks sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human pappiloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Human pappiloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis penyakit dengan tingkat keganasan yang sering ditemukan di kalangan wanita (Bustan, 2007). Menurut Yayasan Kanker Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada

Lebih terperinci

(xxi + 92 pages + 2 charts + 12 tables + 13 appendices) Yeni Okta Triwijayanti Ngudi Waluyo School of Health

(xxi + 92 pages + 2 charts + 12 tables + 13 appendices) Yeni Okta Triwijayanti Ngudi Waluyo School of Health The Effects of Health Education by Using Lecture and Group Discussion Methods to Increase The Knowledge of Female Adolescents About The Hygiene of Genital Organs In Senior High School 1 Ungaran (xxi +

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*) EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku

Lebih terperinci