LAPORAN KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN JUMANTIK ( JURU PEMANTAU JENTIK ) WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017

No Nama Jabatan HK H S I A Ct DL Ket

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK Pertemuan Sosialisasi NSPK Pengendalian Arbovirosis dalam rangkaian Peringatan Asean Dengue Day 2016

BAB I LATAR BELAKANG

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelabuhan terbesar di provinsi Gorontalo yang terbuka untuk perdagangan luar

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

a. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN FEBRUARI 2016

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB 1 PENDAHULUAN. Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

a. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. dan alat angkut baik dari luar negeri maupun interinsulir. Dengan meningkatnya

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain lain masih cukup tinggi angka kesakitan dan kematian yang menimbulkan

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit, menurut

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2016

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN OKTOBER 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

IDENTIFIKASI LARVA DAN NYAMUK AEDES, ANOPHELES, DAN CULEX

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti yang

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN NOVEMBER 2016

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI JENIS KONTAINER DAN MORFOLOGI NYAMUK Aedes sp DI LINGKUNGAN SD AISYIAH KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN No Media Bina Ilmiah 71

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN MARET 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dengue (DEN) dari kelompok Arbovirus B, yaitu termasuk arthtropod-borne virus

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN JUMANTIK ( JURU PEMANTAU JENTIK ) WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016 TANGGAL 01 S/D 11 FEBRUARI 2016 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM TAHUN 2016

LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PETUGAS JUMANTIK DI WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1962 tentang karantinfa laut b. Undang-undang Nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara c. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit menular d. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor RI No. 2348/MENKES/PER/IV/20011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 374/Mekes/Per/III/2010 tentang pengendalian vektor h. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 341/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas Batas Darat dalam ragka Karantina Kesehatan i. International HealthRegulation Revisi 2005. B. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan transportasi dewasa ini berkembang sangat pesat, yang berimplikasi terhadap kecepatan waktu tempuh antar negara atau antar wilayah semakin cepat dan pendek. Mobillitas penduduk juga sebagai salah satu faktor dominan yang menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit antar negara dan antar wilayah di dunia melalui sarana alat angkut/ transportasi dengan serangga sebagai penular/ vektor penyakit. Dampak dari kemajuan teknologi transportasi mengakibatkan terbawanya vektor penular penyakit dari satu negara ke negara lain atau dari wilayah satu ke wilayah lain dengan cepat menyebar melalui alat angkut, orang dan barang bawaan dari pintu-pintu masuk negara seperti : pelabuhan laut, pelabuhan udara dan pos lintas batas darat. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui serangga maupun vektor penyakit antara lain adalah demam kuning/ yellow fever, demam

berdarah, malaria, pes, tifus, kolera dll. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan kejadian luar biasa/ KLB yang membutuhkan respon cepat dimana dalam IHR 2005 disebutkan sebagai Public Heatlh Emergency of International Concern (PHEIC). Dalam rangka melindungi negara dari penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh serangga/ vektor yang terbawa oleh alat angkut, orang dan barang bawaan yang masuk melalui pintu-pintu masuk negara tersebut harus menjadi perhatian aparatur pemerintah baik pusat maupun daerah, dalam hal ini Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai Unit Pelaksana Teknis Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI yang ada di daerah dalam melakukan kegiatan tersebut. Berdasarkan Kemenkes No 431/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Resiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas dalam Rangka Karantina Kesehatan salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan dan pegendalian Nyamuk Aedes aegypti dalam rangka mewujudkan lingkungan pelabuhan bebas dari penyakit demam berdarah, demam kuning (yellow fever) dan cikungunya. Upaya pencegahan penyakit khususnya yang ditularkan oleh vector tidak hanya menjadi tanggung jawab instansi pemerintah, tetapi peran serta mayarakat juga perlu ditingkatkan sehingga program pengendalian bisa berhasil secara maksimal. Bentuk peran serta masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang sehat bebas dari vector penyakit selain upaya menjaga kebersihan bagi setiap masyarakat di dilingkungan masing masing, juga perlu adanya partisipasi aktif dan kepedulian masyarakat sendiri untuk ikut membantu mengawasi lingkungan dari kehidupan binatang atau vector penyakit. Salah satu bentuk partisipasi dan kepedulian masyarakat terkait dengan pengawasan terhadap kehidupan vector penyakit khususnya keberadaan Nyamuk Aedes aegypti adalah keterlibatan masyarakat dalam JUMANTIK. Jumantik merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat terhadap pengawasan keberadaan dan kehidupan vector khususnya pengawasan terhadap kehidupan jentik Nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vector penyakit Demam Berdarah, Yellow Fever, Japanes Enchepalitis maupun ZIKA. Keberadaan jumantik sangat diperlukan untuk deteksi dini adanya vector penyakit di wilayah kerja KKP Mataram, karena dengan melihat ruang lingkup tupoksi dan jumlah SDM yang ada di masing masing wilayah kerja masih kurang dari cukup untuk mengasilkan capaian kegiatan yang maksimal. Dengan dibentukkan jumantik diharapkan masyarakat akan menyadari bahwa tugas untuk mencegah penyakit bukan hanya tugas pemerintah

tetapi peran serta masyarakat memiliki pengaruh besar dalam penurunan tingkat kesakitan khususnya yang disebabkan oleh vector penyakit. Jumantik adalah singkatan dari Juru Pemantau Jentik nyamuk. Istilah ini digunakan untuk para petugas khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk demam berdarah, Aedes aegypti dan Aedes albopictus di wilayahnya. Para Jumantik ini apabila selesai bertugas harus melakukan pelaporan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram secara rutin dan berkesinambungan. Pemantauan jentik dilakukan satu kali dalam sebulan. Jumantik yang bertugas, sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram guna menambah pengetahuan/ilmu terkait dengan pengawasan/pemantauan kehidupan jentik di masing masing wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Mereka dalam tugasnya dilengkapi dengan tanda pengenal, dan perlengkapan berupa alat pemeriksa jentik seperti cidukan, senter, pipet, wadah-wadah plastik, dan alat tulis. Tugas para Jumantik dalam kegiatan memantau wilayah tersebut adalah: memeriksa keberadaan jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah, dan tempat-tempat yang dapat tergenang air. Apabila ditemukan jentik pada penampungan air tersebut dan tidak tertutup, maka petugas mencatatnya sambil memberikan penyuluhan agar dibersihkan dan ditutup rapat. Untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan upaya peningkatan kemampuan bagi Juru Pemantau Jentik terkait dengan kegiatan pengawasan jentik di lingkungan wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. C. Dasar Teori Penyakit yang ditularkan melalui vector hingga kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian cukup tinggi dan berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB). Menurut Permenkes RI Nomor : 374/Menkes/Per/III/2010, vector didefinisikan sebagai arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. Penyakit tular vector di Indonesia antara lain malaria, arbovirosis seperti Demam Berdarah Dengue, Cukungunya, Japanese B Encephalitis (radang otak), filariasis limfatik (kaki gajah), pes (sampar) dan demam semak (scrub typhus). Penyakit tular vector terjadi ketika mikroorganisme pathogen ditularkan dari individu terinfeksi ke individu lain oleh artropoda. Penularan penyakit tersebut kadang kadang diperlukan

hewan lain bertindak sebagai inang perantara. Proses penularan penyakit tular vector dapat terjadi melibatkan 3 organisme yaitu 1). Agen/parasit (virus, protozoa, bakteri atau cacing), 2). Vector/arthropoda (kutu,nyamuk, lalat, pinjal) 3). Manusia bertindak sebagai inang definitif. Kadang ada inang perantara seperti hewan peliharaan atau hewan liar sebagai reservoir. Nyamuk Aedes aegypti adalah vector penyakit yang dapat menularkan penyakit demam berdarah, demam kuning (yellow fever) dan cikungunya. Nyamuk Aedes aegypti mempunyai 4 stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Habitat dari nyamuk Aedes aegypti adalah tempat tempat penampungan air yang tidak langsung berhubungan dengan tanah baik di dalam maupun luar rumah. Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah manusia sebagai inang utama sepanjang waktu khususnya siang hari (diurnal). Tempat istirahat ditemukan dipakaian gantung, tumpukan barang dan tempat gelap dalam rumah lain. Adapun ciri dari nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut: No Stadium Nymauk Aedes aegypti Ciri - Ciri 1 Telur Butir - butir telur berbentuk oval Berwarna hitam Diletakkan sepanjang garis air di penampungan air. Telur dikeluarkan secara individu atau berkelompok 2 Larva Adanya corong udara (siphon) pada segmen terakhir Pada segmen - segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut - rambut berbentuk kipas Pada corong udara terdapat pecten Sepasang rambut serta jumbai akan di jumpai pada Siphon 3 Dewasa Pada setiap sisi abdomen segmen ke delapan ada comb scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3 Bentuk individu dari comb scale seperti duri Nyamuk berwarna hitam belang - belang putih baik pada kepala, dada(toraks) dan perut (abdomen) Scutelum 3 lobi Sisik sayap simetris Corak/garis putih pada mesonotum (punggung) berbentuk siku lire/curve berhadapan Upaya pemantauan/pengawasan dilakukan dengan melakukan kunjungan pada seluruh bangunan yang ada di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Persiapan a. Administrasi : menyiapkan jadwal dan surat tugas yang akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan b. Alat dan Bahan : Abate, Senter, Pipet panjang/pendek, Botol jentik, cidukan, Kertas label, ATK

2. Pelaksanaan a. Melakukan kunjungan pada seluruh bangunan dan melakukan pemantauan/pemeriksaan terhadap tempat tempat yang memungkinkan menjadi sarang/ tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti (container) baik yang ada di dalam maupun luar bangunan. b. Memberikan penyuluhan dan pemberian bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti pada bangunan/ rumah yang memiliki container yang memungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti c. Pengambilan jentik nyamuk yang ditemukan untuk dilakukan identifikasi dan analisa untuk tindakan lebih lanjut di masing-masing Lab Wilker KKP Mataram 3. Pelaporan Melaporkan kegiatan hasil pengawasan ke Kantor Induk sebagai bahan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan pengawasan vector nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan Kepmenkes 431/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Resiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas dalam Rangka Karantina Kesehatan untuk kegiatan pengawasan Nyamuk Aedes aegypti dalam rangka mewujudkan lingkungan pelabuhan bebas dari penyakit demam berdarah, demam kuning (yellow fever) dan cikungunya ditentukan untuk angka kepadatan jentik wilayah Perimeter House Indeks (HI), Container Indeks (CI) harus 0 % dan untuk wilayah Buffer House Indeks (HI), Container Indeks (CI) > 1 %, BI > 50 apabila dalam pemantauan ternyata ditemukan hasil kepadatan jentik melebihi standar yang diperbolehkan ada maka tindak lanjut yang harus dilakukan adalah uaya pengendalian baik itu larvasidasi dengan sasaran pengendalian larva/jentik nyamuk maupun pengasapan (fogging) dengan sasaran kegiatan adalah nyamuk dewasanya. II. TUJUAN A. Umum Terbentuknya JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sebagai wujud peran serta masyarakat dalam mencegah timbulnya kejadian penyakit yang disebabkan oleh vector nyamuk Aedes aegypti di wilayah pelabuhan/ bandara wilayah kerja KKP Kelas II Mataram

B. Khusus a. JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) sebagai pelaksana kegiatan pemantauan terhadap jentik Nyamuk Aedes aegypti di masing masing wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. b. JUMANTIK (Juri Pemantau Jentik) memahami tugas, tujuan dan sasaran dari kegiatan pemantauan jentik Nyamuk Aedes aegypti sehingga diharapkan capaian hasil kegiatan lebih akurat dan valid. c. JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dari KKP Mataram sebagai sumber informasi terhadap kejadian penyakit yang ada di masyarakat di lingkungan pelabuhan khususnya wilayah buffer area pelabuhan. III. TANGGAL DAN LOKASI KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di 7 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram dengan petugas dan jadwal kegiatan sebagai berikut : NO NAMA WILKER TANGGAL PELAKSANAAN PETUGAS 1 Pelabuhan Lembar 05 Februari 2016 Matsalul Kamil, SKM Ida Ayu Wayan Rini M, SKM 2 Pelabuhan Pemenang 04 Februari 2016 Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM 3 Pelabuhan Labuhan Lombok 11 Februari 2016 Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM 4 Pelabuhan Pototano 09 Februari 2016 Matsalul Kamil, SKM Ida Ayu Wayan Rini M, SKM 5 Pelabuhan Badas 09 Februari 2016 Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM 6 Pelabuhan Bima 02 Februari 2016 Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM 7 Pelabuhan Sape 02 Februari 2016 Matsalul Kamil, SKM Ida Ayu Wayan Rini M, SKM

IV. HASIL KEGIATAN 1. Telah tersusun dan terbentuk JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) pada 7 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2016 2. Masing masing petugas JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) telah mendapatkan pelatihan singkat terkait dengan tugas sebagai Juru Pemantau Jentik di masing masing wilayah kerja yang menjadi ruang lingkup pemantauan/ pengawasan. 3. Masing masing JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) bersedia berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya sebagai Juru Pemantau Jentik dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga hasil yang diharapkan akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. 4. Sebagai bukti kontrak kerja dan kemampuan petugas JUMANTIK telah mendapatkan pelatihan akan diserahkan : SK sebagai Jumantik, Serifikat Pelatihan sebagai Jumantik, ID Card sebagai petugas jumantik dan Sarana Pendukung berupa Kaos, Rompi dan Topi. 5. Adapun nama nama petugas jumantik yang sudah tersusun adalah sebagai berikut: NO NAMA WILAYAH KERJA 1 Abdul Rahman Pelabuhan Lembar 2 Didik Kusmayadi Pelabuhan Lembar 3 Sahrudin Pelabuhan Pemenang 4 Sahar Pelabuhan Pemenang 5 Ratnawati Pelabuhan Labuhan Lombok 6 Suhaeni Pelabuhan Labuhan Lombok 7 Trisia Prihatin Pelabuhan Badas 8 Firman Kadim Pelabuhan Badas 9 Hoggo Pelabuhan Pototano 10 Abdul Majid Pelabuhan Pototano 11 Sufrani Pelabuhan Bima 12 Rahmawati Pelabuhan Bima 13 Nurlailah Pelabuhan Bima 14 Suharni Pelabuhan Sape 15 Naidah Pelabuhan Sape

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN a. Kegiatan pembentukan dan pelatihan bagi JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) sudah terbentuk dan terlaksana di 7 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. b. Kegiatan pemantauan/ pengawasan mulai dilaksanakan untuk kegiatan Bulan Februari dengan kontrak kerja 1 tahun yaitu sampai dengan Bulan Desember 2016. c. Sebagai bukti dan identitas sebagai JUMANTIK, masing masing JUMANTIK akan diberikan sertifikat pelatihan, ID Card, dan uniform penunjang. 2. SARAN a. Petugas JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) diharapkan dapat bekerja dengan sungguh sungguh dan dengan rasa tanggung jawab sehingga hasil yang dicapai akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. b. Perlu direncanakan kembali anggaran terkait dengan sarana pendukung (APD) dan konstribusi yang diberikan kepada petugas JUMANTIK karena untuk anggaran tahun ini belum bisa maksimal sesuai dengan beban kerja yang dikerjakan. Mengetahui, Mataram, 12 Februari 2016 Kepala Kantor, Pegawai yang ditugaskan 1. Ady Rosandi, SKM., MPH 2. Emy Puspitawati, SKM dr. I Wayan Diantika, NIP. 1964041990101001 3. Matsalul Kamil, SKM 4. Ida Ayu Wayan Rini M, SKM