EVALUASI PENCAPAIAN MDGs DAN PELAKSANAAN SDGs : FOKUS TUJUAN 2

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

UPAYA PENCAPAIAN TARGET TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) INDONESIA

URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs. Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Sonny Harry B Harmadi Staf Ahli Bidang Kependudukan Menko PMK

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

Tujuan 2. Menghentikan kelaparan, meningkatkan ketahanan pangan dan nutrisi, serta mempromosikan pertanian berkelanjutan

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

Knowledge Management Forum April

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

TANTANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

Kualitas Gizi Faktor Penting Pembangunan

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

PENGARUSUTAMAAN KESEHATAN DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

(Multi-Stakeholder Partnership) dalam Menjawab Tantangan Global untuk Mencapai Kesejahteraan Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

RELEVANSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI DI INDONESIA. Asih Setiarini Disampaikan pada Seminar Gizi untuk Bangsa V Depok, 30 Agustus 2016

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

BAPPEDA Planning for a better Babel

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

TUJUAN GLOBAL IMPLEMENTASI LOKAL

Better Prepared And Ready to Help

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

Kementerian PPN/Bappenas DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA AKSI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Transkripsi:

EVALUASI PENCAPAIAN MDGs DAN PELAKSANAAN SDGs : FOKUS TUJUAN 2 TANPA KELAPARAN DR.ARUM ATMAWIKARTA,SKM,MPH Manager Pembangunan Pilar Sosial, Sekretariat SDGs Nasional Kementerian PPN/ Bappenas Disampaikan di Kongres Nasional IAKMI Makassar, 4 November 2016 1

OUTLINE I. PENDAHULUAN II. EVALUASI MDGs DI INDONESIA III. KERANGKA PELAKSANAAN SDGs DI INDONESIA IV. KESIMPULAN 2

I. PENDAHULUAN MDGs telah berakhir tahun 2015, dilanjutkan menjadi SDGs (2016-2030) Sebagian besar target MDGs dapat dicapai, sebagian target yang belum dapat dicapai akan diteruskan dalam SDGs Target dan indikator SDGs Goal 2: Tanpa Kelaparan lebih banyak, luas dan komprehensif dibanding MDGs dan terkait dengan Goal SDGs lainnya. Saat ini Indonesia sudah mulai melaksanakan SDGs yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan Peranan tenaga Kesehatan, Pangan dan Gizi sangat dan kerjasama antar profesi menentukan dalam mencapai sasaran SDGs

II. EVALUASI MDGs DI INDONESIA 4

Pencapaian MDGs Pencapaian Indonesia di tahun 2015: Dari 8 Goals, 18 target dan 67 indikator MDGs 18 Indikator Tidak Tercapai 49 Indikator Tercapai

Unfinished Agenda Dari MDGs 1. Penduduk Miskin 2. Gizi & Masukan Kalori Angka Kematian Ibu/AKI Prevalensi HIV/AIDS 1. Kawasan Tutupan Hutan 2. Emisi Karbondioksida 3. Air Minum Perdesaan 4. Sanitasi Layak 5. Kawasan Kumuh dan Perkotaan 1. Rasio Ekspor dan Impor terhadap PDB 2. Akses Internet 6

TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Acuan Target Indikator Data Terbaru Status Sumber Dasar MDGs 2015 TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 Prevalensi balita dengan berat badan 31,0% 19,60% 1.8 15,50% rendah / kekurangan (1989)* (2013) ** * BPS, gizi Susenas Prevalensi balita gizi 7,2% 5,70% (2013) 1.8a 3,60% **Kemenkes, buruk (1989)* ** Riskesdas Prevalensi balita gizi 23,8% 13,90% 1.8b 11,90% kurang (1989)* (2013) ** Proporsi penduduk dengan asupan kalori 1.9 di bawah tingkat konsumsi minimum: - 1400 17,00% 12.96% BPS, Susenas 8,50% Kkal/kapita/hari (1990) (2015) - 2000 64,21% 56.94% 35,32% Kkal/kapita/hari (1990) (2015) Status : Sudah Tercapai Tidak Tercapai

Trend Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita (1989-2013) Sumber : BPS, Susenas berbagai tahun penerbitandan Kemenkes, Riskesdas, 2007, 2010, dan 2013 8 8

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi, 1989-2013 23.8 21.7 15.4 14.8 13.2 14.8 13.0 13.0 13.9 11.9 1989 1992 1995 2000 2002 2005 2007 2010 2013 Gizi Kurang Target 2015 Sumber BPS, SDKI berbagai tahun peberbitandan Kemenkes, Riskesdas, 2007-2013 9 9

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, 2007 dan 2013 40 35 Nasional : 13,90% (2013) 30 25 20 15 10 5 0 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua 2007 2013 Sumber: Riskesdas, Kemenkes, 2013

Prevalensi Balita Gizi Buruk, 1989-2013 Sumber BPS, SDKI berbagai tahun peberbitandan Kemenkes, Riskesdas, 2007-2013 11 11

Prevalensi Balita Gizi Buruk Menurut Provinsi, Tahun 2007 dan 2013 14 12 Nasional : 5,70% (2013) 10 8 6 4 2 0 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua 2007 2013 Sumber: Riskesdas, Kemenkes, 2013 12

Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan Tahun 2015 Sumber: DKP dan WFP, 2015 13

Kondisi Status Gizi dan Kemiskinan di Indonesia, 2000-2013 Sumber: BPS Susenas Data dan WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition (NCHS/WHO) 14

Perbandingan Status Stunting Menurut Kelompok Pengeluaran, 2007-2013 60.0 50.0 48.4 40.0 40.5 43.1 38.9 38.9 42.4 37.2 38.5 30.0 34 34.1 30.7 32.3 30.3 24.1 29 2007 2010 2013 20.0 10.0-00 Q1 (Termiskin) Q2 Q3 Q4 Q5 (Terkaya) Sumber: Riskesdas, 2007-2013 15

Perbandingan Dampak Program terhadap Angka Kemiskinan dan Kekurangan Gizi Sumber: OECD, 2014 16

Kurang Gizi Masih Menjadi Masalah Serius Target RPJMN (balita kurang gizi dan balita pendek) tidak tercapai Dispartitas stunting antar Provinsi sangat tinggi; hanya 5/33 provinsi yang mencapati target RPJMN 32% Target

Penyebab Utama Terjadinya Masalah Kurang Gizi Pada Balita Gizi Ibu Hamil yang Tidak Optimum BBLR Stunting pada baduta % WUS dengan KEK % BBLR % baduta stunting

Defisiensi Mikronutrien Masih Menjadi Masalah Serius Anaemia masih menjadi masalah kesmas pada tingkatan moderate (>20%) di sebagian besar masyarakat (RISKESDAS, 2013) Status Kadar Yodium masih dalam tingkatan adequate tetapi masih ada daerah dengan cakupan garam yodium yang rendah (RISKESDAS 2013) Anemia pada bumil masih tetap tinggi: tidak ada perubahan signifikan sejak tahun 2001 (SKRT 2001, RISKESDAS 2013)

Gemuk Perlu Menjadi Perhatian Serius Gizi lebih pada balita mengalami penurunan, walau angka tersebut masih mengkhawatirkan (RISKESDAS) Kenaikan serius angka gizi lebih (BMI> 25) pada wanita dewasa (> 18 tahun) Kenaikan PTM pada Kelompok Dewasa 2010 2013 Hypertension (%) 7.6 9.5 Diabetes (%) 1.1 2.1 Stroke (per 1000 pop) 8.3 12.1 Riskesdas 2013

Cakupan Intervensi Gizi Mikro Belum Mencapai Target Nasional Target Pada RAN-PG 2013 2015 Capaian 2013 Suplementasi Vitamin A pada balita 6-59 bulan Suplementasi besi folat pada bumil (90 tablet) 80% 85% 75.5% 80% 85% 33.2% Cakupan Garam Beryodium 80% 90% 77.1%

Belum Optimumnya Praktek Pemberian ASI Eksklusif dan Pemberian Makanan Pendamping ASI, Berpengaruh pada Status Gizi Anak Kenaikan cakupan ASI Eksklusif pada bayi <6 bulan- angka tersebut masih cukup rendah Hanya 1/3 anak usia 6-23 bulan mendapatkan makanan pendamping ASI berkualitas

Lessons learned MDGs LEGAL ASPEK 1. Inpres No. 3 Tahun 2010 2. Tim Koordinasi Percepatan Pencapaian MDGs Nasional 2011-2015 3. Surat Edaran Menteri PPN dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 0068/M.PPN/02/2012 dan Nomor: 050/583/SJ 4. Peraturan Gubernur tentang Percepatan RAD MDGs Provinsi 2011-2015 5. Peraturan Bupati dan Walikota tentang Percepatan RAD MDGs Kabupaten dan Kota PERENCANAAN 1. Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium di Indonesia Tahun 2010-2015 2. Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Percepatan Pencapaian Tujuan MDGs di Daerah (RAD MDGs) 2011-2015 3. Pedoman Review RAD MDGs Provinsi 4. RAD MDGs Provinsi 5. Pedoman Teknis Definisi Operasional Indikator MDGs 6. Pedoman Harmonisasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Percepatan Pencapaian Sasaran MDGs 7. Pedoman Penyusunan Rencana Aksi MDGs Kabupaten Kota 8. Penyusunan Database MDGs 23

IMPLEMENTASI 1. Laporan Pencapaian Tujuan MDGs Nasional Tahun 2010, 2011, 2013 dan 2014, 15 Tahun (2000-2015) 2. Laporan Pencapaian Tujuan MDGs Provinsi Tahun 2013 3. Rencana Aksi MDGs Accelaration Frame Work (MAF) : AKI (Provinsi Jateng, Banten, Jatim) HIV dan AIDS ( Provinsi Kepulauan Riau) Air Minum Layak (Provinsi NTB) Sanitasi Layak (Provinsi Bengkulu) MONITORING DAN EVALUASI 1. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan MDGs 2. Pedoman Penyusunan Laporan MDGs Provinsi 3. Pedoman Pemberian Insentif bagi Daerah Untuk Pencapaian Sasaran MDGs 4. Laporan Pencapaian Tujuan MDGs Nasional 5. Laporan Pencapaian Tujuan MDGs Provinsi 6. Website MDGs Indonesia 7. E-Monev MDGs 8. Data Indikator MDGs Kabupaten Kota Tahun 2011-2013 9. Diseminasi Informasi MDGs (Radio Talk Show, TV Talk Show, dan Media Visit) 24

Tantangan MDGs 1. Masih adanya kesenjangan yang cukup lebar dalam pencapaian MDGs antarprovinsi dan antarkabupaten/kota serta antar tingkat sosial ekonomi 2. Masih terbatasnya sumberdaya terutama yang berasal dari non Pemerintah 3. Masih belum termobilisasinya sumberdaya yang berasal dari dunia usaha, masyarakat, termasuk kerjasama dengan mitra pembangunan 4. Di tingkat daerah belum seluruh indikator MDGs terintegrasi pada sistem perencanaan dan penganggaran jangka pendek maupun jangka menengah 5. Masih belum lengkapnya database indikator MDGs di tingkat kabupaten dan kota 6. Masih perlu diperkuatnya strategi komunikasi dan advokasi MDGs terhadap berbagai stakeholders baik di pusat maupun di daerah 25

III. KERANGKA PELAKSANAAN SDGs DI INDONESIA 26

Definisi SDGS Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ SDGs adalah pembangunan yang menjaga: peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat; keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, kualitas lingkungan hidup; pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola. 27

MDGS To SDGs

SDGs Untuk Menyempurnakan MDGs Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta 2 3 Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya Lebih komprehensif disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang Tidak hanya memuat Goals tetapi juga Cara Pelaksanaan (Means of Implementation) 1 7 6 5 4 MDGs hanya menargetkan pengurangan setengah, SDGs menargetkan untuk menuntaskan seluruh indikator Zero Goals Inklusif, secara spesifik menyasar kepada yang rentan no one left behind Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah, OMS & media, filantropi & bisnis, serta pakar & akademisi 29

Prinsip Pelaksanaan SDGs Universal Dilaksanakan oleh dunia terkait dengan tujuan dan sasaran yang transformatif, berpusat pada manusia, komprehensif, dan berjangka panjang Integration Dilaksanakan secara terintegrasi pada semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan (saling terkait) No-One Left Behind Dilaksanakan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan Memberi manfaat bagi semua terutama yang rentan 30

Arahan Presiden Dalam Sidang Kabinet 23 Desember 2015 Pokok Arahan: 1. Mengoptimalkan peran koordinasi Kemen PPN/Bappenas dalam pembangunan, mengingat hampir seluruh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) telah terakomodasi dalam RPJMN; 2. Melibatkan semua pihak (pemerintah, parlemen, OMS & media, filantropi & bisnis, pakar & akademisi) untuk bersinergi sesuai peran, fungsi dan kemampuan para pihak; 3. Kelembagaan bisa langsung bekerja, baik secara strategis maupun operasional;

Pelaksanaan SDGs di Indonesia (Localizing SDGs) 2015 2016 2017 2017-2030 1. MEMBANGUN KESADARAN 2. SERI PERTEMUAN DENGAN SELURUH PEMANGKU KEPENTINGAN 1. PERATURAN PRESIDEN TENTANG TPB/SDGs 2. PEDOMAN TEKNIS RAN DAN RAD TPB/SDGs 3. PERSIAPAN DISEMINASI UNTUK PERUMUSAN RAD TPB/SDGs 1. PERUMUSAN PETA JALAN SDGs 2015-2030 2. RAN DAN RAD TPB/SDGs 1. IMPLEMENTASI 2. MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN

Goal, Target, dan Indikator SDGs TPB 17 Goals, 169 Target, 241 Indikator Pilar Pembangunan Sosial Pilar Pebangunan Ekonomi Pilar Pembangunan Lingkungan 5 Goals, 47 Target, 77 Indikator 5 Goals, 54 Target, 72 Indikator 6 Goals, 56 Target, 69 Indikator Goal 1: TanpaKemiskinan; Goal 7: Energi Bersih & Terjangkau; Goal 2: TanpaKelaparan; Goal 8: Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi; Goal 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera; Goal 4: Pendidikan Berkualitas; Goal 5: Kesetaraan Gender; Goal 9: Industri, Inovasi, & Infrastruktur; Goal 10: Berkurangnya Kesenjangan; Goal 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola 1 Goals, 12 Target, 23 Indikator Goal 6 : Air Bersih dan Sanitasi Layak; Goal 11: Kota% permukiman yangbberkelanjutan Goal 12: Konsumsi & Produksi yang Bertanggung Jawab; Goal 16: Perdamaian, Keadila n, dan Kelembagaan yang Tangguh; Goal 13: Penanganan Perubahan Iklim; Goal 14: Ekosistem Lautan; Goal 15: Ekosistem Daratan; 33

Penetapan Target/Indikator dan Ketersediaan Data Nasional Penyelerasan target-target SDGs dengan target RPJMN, Renaksi, MDGs, dan Konvensi lainnya Pengkajian dan pemetaan ketersediaan indikator di tingkat nasional (sesuai dengan RPJMN 2015-2019, Renstra K/L, statistik BPS) serta ketersediaan data dan informasi pendukungnya Koordinasi dan komunikasi dengan parapihak tingkat nasional dan daerah untuk verifikasi indikator dan sinergitas program pembangunan 34

Pemetaan Target/Sasaran SDGs Dalam RPJMN 2015-2019 (Pengarusutamaan) PILAR/GOAL SOSIAL (1, 2, 3, 4, 5) EKONOMI (7, 8, 9, 10, 17) LINGKUNGAN (6, 11, 12, 13, 14, 15) HUKUM DAN TATA KELOLA (16) #TARGET GLOBAL #TARGET RPJMN 2015-2019 TOTAL 169 96 HIGHLIGHT BEBERAPA PRIORITAS NASIONAL (DAFTAR LENGKAP TERLAMPIR) 47 27 Penanggulangan Kemiskinan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Peningkatan Kedaulatan Pangan Pelaksanaan Program Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat Melindungi Anak, Perempuan dan Kelompok Marjinal 54 30 Kedaulatan Energi Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja Membangun Konektivitas Nasional Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Pelaksanaan Politik LN Bebas Aktif 56 31 Ketahanan Air Membangun Perumahan dan Kawasan Permukiman Penanganan Perubahan Iklim dan Penyediaan Informasi Iklim dan Kebencanaan RAN Pengurangan Emisi GRK Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Pelestarian SDA, LH dan Pengelolaan Bencana Rencana Aksi dan Strategi Keanekaragaman Hayati Indonesia 12 8 Meningkatkan Kualitas Perlindungan WNI Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan 35

Peran Pemangku Kepentingan 1. Penetapan Indikator 2. Kebijakan & Program 3. Persiapan Data dan Informasi 4. Sosialisasi/Diseminas, K omunikasi & Advokasi 5. Monev & Pelaporan 6. Dukungan Regulasi & Anggaran PEMERINTAH AKADEMISI & & PARLEMEN PAKAR Implementasi TPB 1. Peningkatan Kapasitas 2. Pemantauan dan Evaluasi 3. Policy Paper/Policy Brief sebagai dasar Policy Formulation 1. Advokasi Pelaku Usaha 2. Fasilitasi Program 3. Peningkatan Kapasitas 4. Dukungan Pendanaan FILANTROPI & BISNIS OMS & MEDIA 1. Diseminasi dan Advokasi 2. Fasilitasi Program 3. Membangun pemahaman publik 4. Diseminasi dan Monitoring

Prinsip Kemitraan SDGs di Indonesia 1. Trust Building 2. Equal Partnership 3. Participation 4. Accountable 5. Mutual Benefits

Draft Peraturan Presiden tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan-SDGs 1. Definisi; 2. Sasaran dan Target TPB; 3. Penugasan Kementerian/Lembaga terkait; 4. Struktur Tim Koordinasi Nasional TPB; 5. Keterlibatan para pemangku kepentingan; 6. Peran Pemerintah Daerah; 7. Kaji ulang; 8. Pelaporan; 9. Penganggaran; 10. Lampiran: TPB Indonesia

Draft Tim Koordinasi Nasional SDGs 39

Contoh Lampiran Perpres (TPB Indonesia - Goal 2) TUJUAN GLOBAL II. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. TARGET GLOBAL II. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. TARGET NASIONAL 2015-2019 1.1 Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita pada tahun 2019 menjadi 17% (2013: 19,6 %). INSTANSI TERKAIT Kementrian Kesehatan; Kementerian Pertanian; Pemerintah Daerah Provinsi; Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 1.2 Menurunnya proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari pada tahun 2019 menjadi 8,5 % (2015: 17,4%).

Contoh Lampiran Perpres (TPB Indonesia - Goal 3) TUJUAN GLOBAL III. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. TARGET GLOBAL 1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. TARGET NASIONAL 2015-2019 1.1 Menurunnya angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2019 menjadi 306 (2010: 346). 1.2 Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2019 menjadi 85 % (2015: 75%). INSTANSI TERKAIT Kementrian Kesehatan Pemerintah Daerah Provinsi; Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 1.3 Meningkatnya persentase persalinan oleh tenaga kesehatan terampil pada tahun 2019 menjadi 95 % (2015: 91,51%).

Mainstreaming SDGs Pada Agenda Pembangunan Dokumen rencanastrategis tahapan pencapaian TPB/SDGs 2016-2030 Peta Jalan (Roadmap) TPB/SDGs Rencana Aksi Nasional (RAN) TPB/SDGs Dokumen rencana untuk mencapai TPB/SDGs pada tingkat nasional Dokumen rencana untuk mencapai TPB/SDGs pada tingkat daerah Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs 42

SDGs Goal 2: Tanpa Kelaparan Dalam SDGs, Pangan dan Gizi dirumuskan dalam Goal 2 :Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Rumusan pendeknya : Tanpa Kelaparan. Terdapat 8 Target dan 14 Indikator, lebih lengkap, luas dan komprehensif dibanding MDGs (Hanya tercantum dalam Goal 1 Target 1C )

Sebaran Negara Partisipan Scaling Up Nutrition (SUN) Movement Sumber: http://scalingupnutrition.org/sun-countries 44

Global Nutrition Report, 2014

Ten Calls to Action to Increase Accountability (GNR-2015) 1. Elevate the Role of Nutrition Across the Sustainable Development Goals. 2. Strengthen National Accountability on Nutrition Targets. 3. Strengthen the Nutrition for Growth Process. 4. Deliver Better Nutrition Outcomes With Existing Funding. 5. Increase Funding for Nutrition Action. 6. Implement Actions to Address Malnutrition in Actions and Accountability to Advance Nutrition and Sustainable Development All Its Forms. 7. Actively Build Alliances Between Nutrition and Climate Change Communities Around Common Goals. 8. Develop Indicators of the Impact of Food Systems on Nutrition and Health Outcomes. 9. Build a Greater Shared Understanding of the Roles and Responsibilities of Business in Nutrition. 10. Identify the Data Gaps That Hinder Effective Action and Fill Them.

Kontribusi Peningkatan Gizi terhadap SDGs (1)

Kontribusi Peningkatan Gizi terhadap SDGs (2)

Target SDGs : Tanpa Kelaparan 1. Akses terhadap pangan 2. Gizi Salah (Malnutrition) 3. Produktivitas Pertanian 4. Pangan dan Pertanian Berkelanjutan 5. Konservasi Pertanian 6. Investasi Pertanian 7. Perdagangan Pertanian 8. Stabilitas Harga Pangan

Indikator SDGs 2 TARGET INDIKATOR KETERANGAN 2.1.1 Prevalensi kekurangan energi (Prevalence of Undernourishment) 2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun. 2.1.1(a) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita Dilaporkan pada tingkat global Indikator Nasional yang sesuai dengan Indikator Global Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres 2.1.2 Prevalensi penduduk dengan Indikator tidak dilaporkan pada kerawanan pangan sedang atau tingkat global pada tahun berat, berdasarkan pada Skala pertama, dan akan mulai Pengalaman Kerawanan Pangan dibangun metode perhitungan dan cara pengumpulan datanya melalui RAN/Road Map TPB/SDGs Indikator Global yang harus dikembangkan 2.1.2(b ) Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres

Indikator SDGs 2 (cont..) TARGET INDIKATOR KETERANGAN 2.2.1 Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima tahun/balita 2.2. Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula. 2.2.1(a) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah dua tahun/baduta Dilaporkan pada tingkat global Indikator Nasional yang sesuai dengan Indikator Global Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres 2.2.2 Prevalensi Malnutrisi Dilaporkan pada tingkat global (wasting/obesitas) pada anak balita Indikator Nasional yang sesuai dengan Indikator Global 2.2.2(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres 2.2.2(b) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres 2.2.2(c) Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres

Indikator SDGs 2 (cont..) TARGET INDIKATOR KETERANGAN 2.3.1 Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga kerja) 2.3. Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan nonpertanian. 2.3.1(a) Ketersediaan pangan komoditi padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi, ikan, dan garam Dilaporkan pada tingkat global Indikator Nasional yang sesuai dengan Indikator Global Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres 2.3.2 Rata-rata pendapatan produsen Indikator tidak dilaporkan pada pertanian skala kecil, menurut jenis tingkat global pada tahun dan status adat pertama, dan akan mulai dibangun metode perhitungan dan cara pengumpulan datanya melalui RAN/Road Map TPB/SDGs Indikator Global yang harus dikembangkan 2.3.2(a) Terlaksananya distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh tani dan nelayan Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres 2.3.2(b) Berkembangnya usaha sektor pertanian dan perikanan, khususnya bagi petani dan nelayan yang kurang mampu. Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres

Indikator SDGs 2 (cont..) TARGET INDIKATOR KETERANGAN 2.4. Pada tahun 2030, menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan praktek pertanian tangguh yang meningkatkan produksi dan produktivitas, membantu menjaga ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta secara progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan. 2.4.1 Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan 2.4.1(a) Tersalurkannya saranan produksi pertanian, peternakan dan perikanan, terutama pupuk, benih dan alat mesin pertanian/perikanan Indikator tidak dilaporkan pada tingkat global pada tahun pertama, dan akan mulai dibangun metode perhitungan dan cara pengumpulan datanya melalui RAN/Road Map TPB/SDGs Indikator Global yang harus dikembangkan Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres

Indikator SDGs 2 (cont..) TARGET INDIKATOR KETERANGAN 2.5.1 Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan yang dilepas 2.5. Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih, tanaman budidaya dan hewan ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan tanaman yang dikelola dan dianekaragamkan dengan baik di tingkat nasional, regional dan internasional, serta meningkatkan akses terhadap pembagian keuntungan yang adil dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional terkait, sebagaimana yang disepakati secara internasional. Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan yang dilepas. 2.5.1(a) 2.5.1(b) Terselenggaranya sistem pengembangan, pembinaan, pengawasan dan sertifikasi perbenihan dan perbibitan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat di 32 provinsi Berkembangnya program dan pembangunan di 1.000 Desa Mandiri Benih 2.5.2 Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan menurut tingkat risiko kepunahan: berisiko, tidak berisiko, dan risiko yang tidak diketahui. Dilaporkan pada tingkat global Indikator Nasional yang sesuai dengan Indikator Global Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres Indikator nasional sebagai proksi indikator lampiran perpres Dilaporkan pada tingkat global Indikator Nasional yang sesuai dengan Indikator Global

Indikator SDGs 2 (cont..) TARGET INDIKATOR KETERANGAN 2.a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerjasama internasional yang kuat, dalam infrastruktur pedesaan, layanan kajian dan perluasan pertanian, pengembangan teknologi dan bank gen untuk tanaman dan ternak, untuk meningkatkan kapasitas produktif pertanian di negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang. 2.a.1 2.a.2 Indeks pengeluaran pemerintah untuk pertanian Total bantuan pembangunan (ODA) dan bantuan lain untuk sektor pertanian Dilaporkan pada tingkat global Indikator Global yang harus dikembangkan Dilaporkan pada tingkat global Indikator Global yang harus dikembangkan 2.b. Memperbaiki dan mencegah pembatasan dan distorsi dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan secara bersamaan segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan semua tindakan ekspor dengan efek setara, sesuai dengan amanat the Doha Development Round 2.b.1. Perkiraan dukungan kebijakan kepada produsen Indikator tidak dilaporkan pada tingkat global pada tahun pertama, dan akan mulai dibangun metode perhitungan dan cara pengumpulan datanya melalui RAN/Road Map TPB/SDGs Indikator Global yang harus dikembangkan 2.b.2 Subsidi ekspor pertanian Indikator tidak dilaporkan pada tingkat global pada tahun pertama, dan akan mulai dibangun metode perhitungan dan cara pengumpulan datanya melalui RAN/Road Map TPB/SDGs Indikator Global yang harus dikembangkan 2.c. Mengadopsi langkah-langkah untuk menjamin berfungsinya pasar komoditas pangan serta turunannya dengan tepat, dan memfasilitasi pada waktu yang tepat akses terhadap informasi pasar, termasuk informasi cadangan pangan, untuk membantu membatasi volatilitas harga pangan yang ekstrim. 2.c.1(a) 2.c.1(b) Stabilnya harga pangan (Gabah/Beras) ditingkat produsen Stabilnya harga pangan (Gabah/Beras) ditingkat konsumen Indikator nasional sebagai proksi indikator global (tidak ada dilampiran perpres) Indikator nasional sebagai proksi indikator global (tidak ada dilampiran perpres)

Contoh Metadata SDGs 2

Contoh Metadata SDGs 2 (cont..)

IV. KESIMPULAN 1. Pengalaman Indonesia dalam MDGs sangat berguna dalam pelaksanaan SDGs, mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporannya. 2. Dibanding MDGs, tujuan, target dan indikator SDGs Goal 2; Tanpa Kelaparan, lebih lengkap, luas dan komprehensif, relevan dalam kontek Indonesia. 3. SDGs Goal 2, berkaitan pula dengan Goal SDGs lainnya yaitu Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan, Gender, Air bersih dan Sanitasi, Perubahan Iklim, Inequality, Ekosistem Darat dan Ekosistem Laut. 4. Diperlukan pendekatan multi sektor dalam upaya perbaikan pangan dan gizi. 5. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga Kesehatan, Pangan dan Gizi untuk mencapai sasaran SDGs perlu terus ditingkatkan. Untuk itu kerjasama erat antara Institusi Pendidikan Tinggi dan Organisasi Profesi terkait pangan dan gizi sangat diperlukan.

TERIMA KASIH 59