URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

Juknis Operasional SPM

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Standar Ponkesdes 91

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN KINERJA PUSKESMAS

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

DEFINISI OPERASIONAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa Barat

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pemegang Program Surveilans

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Transkripsi:

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT 1. Pelayanan Promosi Kesehatan dan UKS a) Cakupan Sekolah yang Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah target 40% cakupan sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perilaku sehat tergambarkannya kemampuan sekolah yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat cakupan sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya setahun sekali setahun sekali jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan sekolah semua sekolah yang ada di wilayah kerja Sistem Informasi Kesehatan Derah (SIKDA) dan laporan sekolah melalui UKS penan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan Petugas Promkes dan UKS b) Cakupan Institusi Kesehatan ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) cakupan institusi kesehatan ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perilaku sehat tergambarkannya institusi kesehatan yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat cakupan sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya setahun sekali setahun sekali

2 jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan sekolah semua sekolah yang ada diwilayah kerja sikda dan laporan sekolah melalui UKS target 40% penan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan Petugas Promkes dan UKS c) Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga perilaku sehat tergambarkannya kemampuan puskesmas dalam mendorong pemberdayaan masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat Numerator cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan dengan kesadaran dan berdasarkan hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara mandiri setahun sekali setahun sekali jumlah kumulatif keluarga yang mempraktekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) jumlah seluruh keluarga yang ada Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan bulanan promosi kesehatan target 65 % penan RT ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), analisa, pembinaan, monitoring dan evaluasi Petugas Promkes dan program terkait d) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan 1. meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal 2. terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik 3. tertanganinya peserta didik yang bermasalah dalam kesehatan 4. tersedianya atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik 5. penyusun program/perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program UKS 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran siswa di kelas 1

3 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran di kelas 1 jumlah murid kelas 1 dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun tertentu jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama 1. catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan 2. UPTD Pendidikan dan KUA Kecamatan 1. penan 2. pemeliharaan UKS KIT, UKGS KIT 3. pembinaan petugas pelaksana penjaringan, guru UKS dan dokter kecil Koordinator UKS 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran siswa di kelas 1 2. Upaya Kesehatan Lingkungan a) Cakupan Rumah Sehat cakupan rumah sehat kualitas rumah sehat sesuai standar Undang-Undang/Permenkes diketahuinya rumah yang memenuhi syarat kesehatan rumah yang memenuhi kriteria minimal adalah akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Permenkes No. 1077/Per/V/Menkes/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah) yang dihitung kumulatif 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah rumah sehat yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah rumah sehat yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik rumah sehat yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian b) Cakupan Air Bersih cakupan air bersih kualitas sanitasi dasar dipermukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

prekuensi pengumpulan 4 air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah sarana air yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah sarana air yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik sarana air yang di survei pada kunjungan sarana air bersih, pengkajian, analisa dan tindak lanjut, serta pemeriksaan laboratorium kualitas air Petugas Sanitarian c) Cakupan Kakus/Jamban Keluarga cakupan kakus/jamban keluarga kualitas sanitasi dasar di permukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai Permenkes No 3 Tahun 2014 dilengkapi dengan, tanki septik (septic tank)/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah jamban sehat yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah jamban sehat yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik jamban sehat yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian d) Cakupan Pengolahan Sampah Tujuan cakupan pengolahan sampah kualitas sanitasi dasar dipermukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

5 prekuensi pengumpulan target 90% pengolahan sampah adalah suatu upaya mengelola sampah baik organik maupun non organik yang berasal dari sampah domestik atau non domestik untuk dikelola lebih lanjut 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian e) Cakupan Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) prekuensi pengumpulan target 80% sarana pengolahan air limbah (SPAL) kualitas sanitasi dasar dipermukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman sarana pengolahan air limbah adalah suatu kontruksi tempat penampungan limbah domestik yang diolah supaya tidak mencemari lingkungan atau tidak terjadi pencemaran terhadap air baku dan tanah 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah SPAL yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah SPAL yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik SPAL yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian f) Target/Sasaran Cakupan Tempat Umum yang Sesuai Persyaratan Kesehatan cakupan tempat umum yang dibina kesehatan lingkungan kualitas meningkatkannya kualitas kesehatan lingkungan di tempat tempat umum tempat-tempat umum yang dibina adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (praktik bidan, dokter, klinik dan Puskesmas beserta jaringannya

6 1 (satu) tahun 1 (satu) kali di wilayah kerja 1 (satu) tahun 1 (satu) kali jumlah tempat-tempat umum yang telah sesuai dengan syarat kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu jumlah seluruh tempat-tempat umum yang ada di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama hasil pembinaan ispeksi tempat-tempat umum target 90% penentuan tempat-tempat umum yang akan dibina, pembinaan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum, analisis, rencana tindak lanjut Sanitarian Puskesmas 3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM a) Cakupan K4 Ibu Hamil (Bumil) cakupan kunjungan ibu hamil K-4 keselamatan dan kontinuitas agar terpantau cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) (LB3), Kohort ibu, dan PWS KIA target 96% 1. pengadaan buku KIA (dengan Stiker P4K) 2. penan ibu hamil 3. pelayanan antenatal sesuai standar 4. kunjungan rumah bagi yang DO 5. pembuatan kantong persalinan 6. pelatihan KIP/K 7. pencatatan dan pelaporan 8. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen KIA) Penanggung Jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

7 b) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan keselamatan dan kontinuitas agar terpantau aman dan selamat cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) target 90% 1. kemitraan bidan - dukun 2. perencanaan persalinan dan penanganan komplikasi (P4K) 3. pelayanan persalinan 4. penyediaan/penggantian peralatan persalinan (bidan KIT) 5. pelatihan/magang (APN) 6. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen program KIA) Penanggung KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa c) Cakupan Pelayanan Nifas cakupan pelayanan nifas keselamatan dan kontinuitas agar terpantau cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan pada ibu dan neonatal pada masa 6 (enam) jam sampai 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan sesuai standar jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesui standar di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) (LB3), Kohort ibu, dan PWS KIA target 96%

8 1. pelayanan nifas sesuai standar (ibu dan neonatus) 2. pelayanan KB pasca persalinan 3. pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan neonatal 4. pelayanan rujukan nifas 5. kunjungan rumah bagi yang DO 6. pencatatan dan pelaporan 7. supervisi, monitoring dan Evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen program KIA) Penanggung KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa d) Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani keselamatan dan kontinuitas agar terpantau dan segera diatasi cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh pelayanan kesehatan jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani dari 1 (satu) wilayah kerja di sarana pelayanan kesehatan neonatus dengan kompliksi yang ada dengan perkiraan 15% (lima belas persen) dari bayi baru lahir di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama di sarana pelayanan kesehatan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan pelaksanaan audit maternal dan neonatal target 65% 1. deteksi dini ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas komplikasi 2. pelayanan kesehatan pasca persalinan untuk ibu dan neonatal sesuai standar 3. penyediaan sarana, peralatan, laboratorium, obat esensial yang memadai dan transpor 4. pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, manajemen asfiksia bayi baru lahir, MTBS, PONED bagi Tim Puskesmas 5. pelaksanaan PONED 6. pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi neonatus yang dirujuk 7. pencatatan dan pelaporan 8. pemantaun pasca pelatihan dan evaluasi 9. pelaksanaan dan pemantapan AMP 10. rujukan pasien, tenaga medis dan spesimen Penanggung KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

9 e) Cakupan Kunjungan Bayi cakupan kunjungan Bayi akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan 1. meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar 2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 (empat) kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Catatan: 1. bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan 2. cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas 3. setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 (empat) kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 (satu) kali pada umur 9-12 bulan 4. pelayanan kesehatan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi (meliputi: konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit sesuai MTBS, pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan) jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu kohort bayi, laporan kunjungan bayi target 90% 1. peningkatan kompetensi klinis kesehatan bayi meliputi SDIDTK dan MTBS/MTBM MTBS 2. pemantauan paska sosialisasi teknis SDIDTK dan kalakarya MTBS/MTBM 3. pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas kesehatan 4. pelayanan rujukan 5. pembahasan audit kematian dan kesakitan bayi 6. pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak ng ke fasilitas kesehatan. Bidan Koordinator KIA, Koordinator SDIDTK dan Koordinator MTBS/MTBM

10 f) Cakupan Pelayanan Anak Balita cakupan pelayanan anak balita akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan 1. meningkatkan akses anak balita terhadap pelayanan kesehatan dasar 2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. catatan: 1. anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan 2. setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali dalam setahun tercatat di Kohort anak balita, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya 3. pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita atau pencatatan pelaporan lainnya. 4. suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak umur 12-59 bulan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus) jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun tertentu jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu kohort balita, laporan pelayanan anak balita target 85% 1. penan sasaran anak usia 12-59 bulan 2. pemantauan pertumbuhan anak usia 12-59 bulan minimal 8 (delapan) kali dalam setahun 3. pemantauan perkembangan anak usia 12-59 bulan minimal tiap 6 (enam) bulan sekali 4. melakukan intervensi bila dijumpai gangguan pertumbuhan dan kelainan perkembangan 5. melakukan rujukan bila tidak ada perbaikan setelah dilakukan intervensi 6. penyediaan skrining KIT SDIDTK 7. distribusi vitamin A dosis tinggi (200.000 iu) sesuai sasaran 8. penggunaan formulir pendukung pencatatan pelaporan 9. monitoring dan evaluasi Bidan Koordinator KIA, Koordinator SDIDTK dan Koordinator MTBS/MTBM

11 g) Pelayanan Imunisasi, Universal Child Immunization (UCI) Desa Judul Universal Child Immunization (UCI) Desa perlindungan kesehatan terlindunginya anak dari PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dalam komunitas Desa suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar lengkap pada semua bayi (usia dibawah satu tahun) atau dimana 85% dari jumlah bayi yang ada disuatu Desa sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, yang terdiri dari BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak jumlah bayi yang diimunisasi masing-masing antigen BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak jumlah sasaran bayi disuatu desa salam satu tahun berjalan buku catatan imunisasi penan sasaran, menyusun jadwal imunisasi, persiapan logistik imunisasi, pelayanan imunisasi, pencatatan, pelaporan dan evaluasi PWS Koordinator Imunisasi h) Cakupan Peserta KB Aktif Judul cakupan peserta KB Aktif akses terhadap kesehatan meningkatnya kualitas kesehatan ibu cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 1. penan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) 2. konseling KB untuk Pasangan Usia Subur (PUS) 3. pelayanan kontrasepsi sesuai standar. 4. pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon) 5. pelatihan klinis pelayanan kontrasepsi terkini/contraceptive technical update 6. pelatihan peningkatan kinerja pelayanan KB 7. pelatihan penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB 8. penguatan sistem informasi pelayanan KB 9. supervisi, monitoring dan evaluasi Pemegang Program KB

12 4. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM a) Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelayanan memenuhi kebutuhan gizi yang tidak dapat dipenuhi oleh ASI Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 (sembilan puluh) hari jumlah anak usia 6-24 bulan dari Gakin yang mendapat MP-ASI di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari Gakin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama laporan Khusus MP-ASI, LB3-SIKDA 1. penan sasaran 2. melaksanakan konseling menyusui 3. distribusi sampai ke sasaran 4. pencatatan pelaporan 5. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian MP-ASI Nutrisionis/Tenaga Pelaksana Gizi b) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelayanan meningkatkan status gizi balita dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

13 LB3 Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), W-1 (Laporan Wabah KLB), Laporan KLB gizi buruk Puskesmas 1. surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif 2. respon cepat penanganan kasus gizi buruk 3. penanganan Gizi buruk sesuai pedoman tatalaksana gizi buruk 4. penyediaan formula 75/100 5. perawatan kasus gizi buruk di Therapeutic Feeding Center (TFC) 6. Pemantauan dan kunjungan rumah kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic Center) Tim Asuhan Gizi (Dokter, Nutrisionis, Bidan/Perawat) 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a) Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan KLB penyelidikan epidemologi dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB) cakupan Desa/Kelurahan mengalami keadian luar biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa (KLB) dan mengetahui sumber, cara penanggulangannya. Menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan suatu KLB rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara epidemologi untuk memastikan adanya suatu keadian luar biasa (KLB), mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa (KLB) dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannya, gejala atau penyakit yang diamati adalah: 1. Acute Flacid Paralysis (AFP) 2. Diare Akut 3. Suspect Dengue 4. Diare Berdarah 5. Suspect Difteri 6. Gigitan Hewan Penular Rabies 7. Suspect Flu Burung Pada Manusia 8. ILI (Penyakit Serupa Influenza) 9. Suspect Penyakit Tangan, Kaki, Mulut 10. Malaria Konfirmasi 11. Suspect Kolera 12. Pertussis 13. Suspek Leptospirosis 14. Pneumonia 15. Suspect Meningitis/Encephalitis setiap 2 minggu setiap 2 minggu jumlah kejadian luar biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam periode/kurun waktu yang sama

14 jumlah keadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada wilayah Desa/Kelurahan pada periode/kurun waktu yang sama 1. laporan keadian luar biasa (KLB) 24 jam (W1) 2. laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB) 3. laporan masyarakat dan media massa SDM 1. pengumpulan 2. penyedian dan analisis 3. diseminasi 4. pencegahan dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB) 5. monitoring dan evaluasi 6. pelatihan 1. Dokter 2. Perawat 3. Tenaga epidemologi kesehatan Koordinator Surveilance Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) b) Penemuan TB Paru BTA (+) penemuan TB Paru BTA (+) efektifitas pelayanan kesehatan penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu sore SPS dan diobati unit pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu angka penemuan pasien baru TB BTA (+) atau case detection rate adalah presentasi jumlah penderita baru TB BTA (+) yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA (+) dalam wilayah tertentu dalam waktu 1 (satu) tahun jumlah pasien TB Paru BTA (+) yang ditemukan dan diobati di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+) dalam suatu wilayah dalam 1 (satu) tahun 1. pelaporan TB 07 2. TB 08 3. TB 11 target 90% tatalaksana TB Baru, pemeriksaan sputum, pelatihan, penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring serta evaluasi Programer TB

15 c) Cakupan Penemuan Penderita Diare penemuan penderita diare akses atau jangkauan kesehatan untuk mengetahui jumlah penderita diare ke semua sarana pelayanan kesehatan dalam kurun waktu dalam satu tahun penemuan penderita diare adalah jumlah penderita diare yang ng dan dilayani disarana kesehatan dan kader disuatu wilayah tertentu dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah diare yang ng dan dilayani disarana kesehatan dan kader suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun jumlah perkiraan penderita diare pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang sama catatan kader, register penderita, LB 1, Laporan bulanan dan Klinik tatalaksana kasus penyediaan formulir RR, pengumpulan, pengolahan dan analisis, pelatihan petugas, promosi/penyuluhan, jejaring kerja dan kemitraan, pertemuan evaluasi Programer Diare d) Penemuan Penderita Pnemonia Balita penemuan penderita pneumonia balita akses dan jangkauan kesehatan mengetahui kasus pneumoni balita sesuai program presentasi balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar disarana kesehatan disuatu wilayah dalam waktu satu tahun jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah perkiraan penderitaa pneumonia balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama kartu penderita/register harian, laporan bulanan Puskesmas, kartu penderita/register pasien fasilitas swasta/medical record rumah sakit swasta pelayanan penderita, penyediaan alat (peralatan ISPA), pelatihan petugas, penyuluhan ke masyarkat, jejaring kerja dan kemitraan, pengumpulan, pengolahan, dan analisis, monitoring/supervisi ke sarana kesehatan, pertemuan evaluasi, pencatatan dan pelaporan Koordinator P2M

16 e) Penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang Ditangani penderita DBD yang ditangani kesinambungan pelayanan memberikan pelayanan sedini mungkin terhadap kasus DBD presentase DBD yang ditangani sesuai standar di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama jumlah penderita DBD yang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah perkiraan penderita DBD di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), Sistem Pencatanan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS) penegakan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita di tingkat Puskesmas dan RS, pelatihan SDM, penanggulangan kasus oleh Puskesmas, penyidikan epidemiologi, pencatatan dan laporan, monitoring dan evaluasi Programer DBD 6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat a) Cakupan Keluarga Rawan di Bina cakupan keluarga rawan di bina kuantitas layanan mengetahui akses keluarga rawan terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama cakupan keluarga dibina adalah persentase keluarga rawan yang belum selesai dibina maupun yang sudah selesai dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah keluarga rawan yang dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun jumlah keluarga rawan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 15% pengumpul penan keluarga rawan, kunjungan rumah Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas

17 B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN 1. Pelayanan Kesehatan Jiwa cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa akses layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa tingkat pertama cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Jumlah pasien yang diperiksa Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah seluruh kunjungan pasien Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 20% pengumpul penan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) akses layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama Cakupan UKGM adalah persentase UKBM yang mendapat pembinaan dari petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun Jumlah UKBM yang mendapat pembinaan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 20% pengumpul penan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

18 3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisional Kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama Cakupan pembinaan Pengobat tradisional adalah cakupan Pengobat tradisional yang dibina oleh Petugas Puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah Pengobat Tradisional yang dibina petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah Pengobat Tradisional seluruhnya di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun target 13% pengumpul Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 4. Pelayanan Kesehatan Olahraga cakupan pembinaan kelompok olahraga kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cakupan pembinaan kelompok olah raga adalah cakupan kelompok olahraga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun, yang mendapat pembinaan dari petugas Puskesmas jumlah kelompok olah raga yang mendapat pembinaan dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah seluruh kelompok olah raga yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun pengumpul Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 5. Pelayanan Kesehatan Indera cakupan penanganan penyakit katarak kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

pengumpul 19 cakupan penanganan penyakit katarak adalah persentase jumlah penanganan penyakit katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah pasien katarak yang di operasi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun jumlah pasien terdeteksi katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 6. Pelayanan Kesehatan Lansia cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah persentase Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun pengumpul jumlah sasaran usia lanjut yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah sasaran usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu) tahun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 7. Pelayanan Kesehatan Kerja cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja (UKK) kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja adalah persentase Pos UKK yang mendapatkan pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah Pos UKK yang mendapat pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesmas

pengumpul 20 jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan C. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM 1. Pelayanan Pemeriksaan Umum a) Cakupan Rawat Jalan cakupan rawat jalan kuantitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama cakupan kunjungan rawat jalan adalah persentase kunjungan baru rawat jalan Puskesmas yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling) dalam kurun waktu tertentu kunjungan baru pasien rawat jalan Puskesmas dan jaringannya yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu tertentu jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 15% pengumpul penan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM Penanggung Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) b) Pemberi Pelayanan Medis Dokter dan Dokter Gigi pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas kompetensi tersedianya pelayanan rawat jalan oleh tenaga dokter dan dokter gigi pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) sesuai dengan setandar pelayanan ke sehatan dasar

21 jumlah kunjungan pasen rawat jalan yang di berikan oleh tenaga medis di tingkat Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh kunjungan pasen rawat jalan di tingkat Puskesmas pada kurun waktu yang sama target 1. Dokter Umum: 80% Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan, 2. Dokter Gigi: 80% pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitoring dan evaluasi Penanggung UKP c) Waktu Tunggu di Rawat Jalan waktu tunggu di rawat jalan kualitas dan keamanan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan rawat jalan jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan target pengumpul kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 20 menit sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu d) Waktu Tunggu Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) waktu tunggu di pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) kualitas dan keamanan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

22 jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan target pengumpul kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 20 menit sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu e) Registrasi Pasien dan Catatan Medik 1) Lama Waktu Pendaftaran Pasien Baru frekuensi pengumpulan target pengumpul lama waktu pendaftaran pasien baru kualitas, dan keamanan teregistrasinya pasien sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat, tepat dan akurat) lama waktu pendaftaran adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien diidentifikasi sampai selesai sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk regitrasi sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dalam kurun waktu tertentu jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama registrasi kunjungan 5 menit persiapan sarana, prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu 2) Waktu Pembuatan dan Penemuan Catatan Medik waktu pembuatan dan penemuan catatan medik kualitas dan keamanan pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat,tepat dan akurat) waktu pembuatan dan penemuan catatan medik adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien teridentifikasi sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) sampai mempunyai lembar catatan medik

frekuensi pengumpulan 23 jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dalam kurun waktu tertentu target pengumpul jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Family Folder 10 menit penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei Penanggung UKP 3) Kelengkapan Informed Consent pada Tindakan Medis yang Dilakukan kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang dilakukan kualitas dan keamanan tersampaikannya segala konsekuensi atas tindakan medis yang dilakukan kepada pasien atau keluarganya frekuensi pengumpulan pengumpul kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang dilakukan adalah jumlah informed consent yang dibuat terhadap seluaruh pasien yang akan mengalami tindakan medis baik di rawat jalan maupun rawat inap jumlah informed consent jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu register pasien, rekam medis penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana Penanggung UKP f) Kepuasan Pasien kepuasan pasien Kualitas mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan puskesmas kepuasan pasien adalah persepsi pasien yang berhubungan dengan tingkat harapan atas pelayanan yang jumlah informed consent

24 target pengumpul jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu register pasien, rekam medis 10 menit penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana Penanggung UKP 2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut a) Ratio Penambalan dan Pencabutan Gigi ratio penambalan dan pencabutan gigi kualitas dan keamanan mengetahui kualitas pengobatan rawat jalan gigi perbandingan antara tindakan penambalan dan pencabutan gigi pasien target 2 : 1 pengumpul jumlah tindakan penambalan jumlah tindakan pencabutan register rawat jalan dan kartu rekam medis sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan Penanggung UKP b) Lama Waktu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut waktu pelayanan Gigi kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan gigi waktu tunggu pelayanan gigi adalah waktu yang diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan sampai dengan penyerahan resep kepada pasien target jumlah waktu pelayanan gigi jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan kartu antrian, kartu rekam medis 1. perawatan 2. pencabutan 3. scalling 4. curatage 5. pencabutan sulung 6. penambalan permanen 7. pengobatan oral 10 menit 30 meni 60 menit 10 menit 10 menit 30 menit 10 menit optimalisasi Sistem Infomasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi

25 pengumpul Penanggung UKP 3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP waktu tunggu pelayanan KIA-KB adalah waktu yang diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan sampai dengan penyerahan resep kepada pasien jumlah waktu pelayanan KIA-KB jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan KIA-KB kartu antrian, kartu rekam medis target 1. pendaftaran 5 menit pengumpul 2. pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) 10 menit 3. pemeriksaan Post Natal Care (PNC) 15 menit 4. Manajemen Terpadau Bayi Muda (MTBM) 10 menit 5. pelayanan Imunisasi 10 menit 6. pelayanan KB Suntik 10 menit 7. pemasangan KB Implant 15 menit 8. pencabutan KB Implant 30 menit 9. pemasangan KB IUD 30 menit 10. pencabutan KB IUD 15 menit 11. pemeriksaan USG 10 menit optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi Penanggung UKP 4. Pelayanan Gawat Darurat a) Waktu Tanggap Pelayanan waktu tanggap pelayanan UGD keselamatan dan efektifitas agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap, responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu ng sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat

26 jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kengan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan jumlah seluruh pasien yang di sampling (n = 25/Pelayanan) target sampling pasien UGD 5 menit terlayani setelah pasien ng pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana Penanggung UKP b) Kematian Pasien < 24 jam di UGD periode Analisa target 0% kematian pasien < 24 jam di UGD keselamatan dan efektifitas agar terselenggara pelayanan di UGD yang kompoten, cepat, tanggap, responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien kematian pasien < 24 jam adalah kematian pasein di UGD sejak periode ng sampai mendapat penanganan yang komprohesif < 24 jam dalam kurun waktu tertentu jumlah kumulatif pasien yang meninggal < 24 jam di UGD sejak periode ng pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh pasien yang di tangani di UGD pada kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana Kepala UGD 5. Pelayanan Gizi Klinik waktu tunggu di konseling gizi kualitas mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan konseling gizi waktu tunggu konseling gizi adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan konseling di klinik gizi Jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani jumlah seluruh pasien yang catatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan

27 target pengumpul kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 10 menit sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei Penanggung UKP 6. Pelayanan Rawat Inap/PONED a) Waktu Tanggap Pelayanan waktu tanggap pelayanan keselamatan dan efektifitas agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap, responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu ng sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kengan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan Jumlah seluruh pasien yang di sampling (n = 25/Pelayanan) target sampling pasien 5 menit terlayani setelah pasien ng pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana Penanggung UKP b) Penanganan Rujukan penanganan rujukan persalinan kompetensi, keselamatan dan efektifitas terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat, tanggap dan responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien penanganan rujukan adalah tindakan dalam memutuskan rujukan bagi pasien karena diagnosa dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat I Puskesmas yang selanjutnya di rujuk ke pelayanan tingkat II (rumah sakit) jumlah kumulatif pasien yang karena diagnosa dan indikasi di rujuk ke fasilitas rumah sakit pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas pada kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

pengumpul 28 peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana Penanggung UKP c) Bed Occupancy Rate (BOR) bed occupancy rate (BOR) kuantitas layanan mengetahui kuantitas layanan rawat inap yang telah diberikan bed occupancy rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur. jumlah hari perawatan dalam satu bulan jumlah tempat tidur x 30 target 80% register rawat inap validasi rawat inap Penanggung UKP d) Rata-rata Hari Rawat rata-rata hari rawat kualitas layanan mengetahui tingkat kualitas dan efisiensi layanan rawat inap yang telah diberikan rata-rata hari rawat adalah rata-rata lama seorang pasien dirawat. jumlah lama dirawat jumlah pasien keluar (hidup dan mati) register rawat inap validasi rawat inap Penanggung UKP e) Visite Dokter Per hari visite dokter per hari kualitas layanan mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang telah diberikan

29 target visite dokter per hari adalah frekuensi tenaga medi untuk memeriksa pasien selama dalam perawatan rawat inap dalam periode harian jumlah frekuensi kunjungan jumlah hari pada periode tertentu register rawat inap, rekam medis rawat inap 1 (satu) kali validasi rawat inap Penanggung UKP f) Kejadian Pulang Paksa target < 5% kejadian pulang paksa kualitas layanan mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang telah diberikan kejadian pulang paksa adalah Frekuensi atas kondisi dimana pasien meminta pulang dari pelayanan rawat inap tanpa indikasi medis. setiap Bulan frekuensi kejadian pulang paksa jumlah pasien keluar (hidup dan mati) dalam periode 1 (satu) bulan register rawat inap validasi rawat inap Penanggung UKP 7. Pelayanan Kefarmasian a) Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan ketersediaan obat sesuai kebutuhan kompetensi, kualitas dan keselamatan terpenuhinya jumlah dan jenis obat pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas jumlah dan jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek pada kurun waktu tertentu jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

30 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) target 90% pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) b) Ketersediaan Obat sesuai Formularium Nasional ketersediaan obat sesuai fornas kompetensi, kualitas dan keselamatan tersedianya obat pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan daftar Formularium Nasional ketersediaan obat sesuai fornas adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas yang terdapat dalam Formularium Nasional jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek yang sesuai dengan Formularium Nasional jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO target 90% pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) c) Ketersediaan Obat Generik ketersediaan obat generik kompetensi, kualitas dan keselamatan tersedianya obat generik untuk pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan ketersediaan obat generik adalah ketersediaan obat generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas. jumlah jenis obat generik yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek. jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO target 90%

31 pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) d) Penggunaan Obat Generik penggunaan obat generik kompetensi, kualitas dan keselamatan digunakannya obat generik untuk pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan penggunaan obat generik adalah penggunaan obat generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas. jumlah item jenis obat generik yang diberikan kepada pasien untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek. jumlah jenis obat yang diberikan kepada pasien di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO target 90% pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) e) Tidak Adanya Obat Hilang, Rusak dan Kedaluarsa target 90% pengumpul tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa kompetensi, kualitas dan keselamatan mengurangi jumlah obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada proses penyimpanan tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada proses pengelolaan. jumlah dan jenis obat yang hilang, rusak dan kadaluarsa jumlah dan jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO, daftar obat rusak dan kedaluarsa perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek)

32 f) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi target pengumpul waktu tunggu pelayanan obat jadi kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah waktu yang diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi jumlah pasien yang mendapatkan resep obat Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep 10 menit optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu g) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan target pengumpul waktu tunggu pelayanan obat racikan kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah waktu yang diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi jumlah pasien yang mendapatkan resep obat Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep 25 menit optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu h) Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat kompetensi, kualitas dan keselamatan mencegah adanya kejadian kesalahan dalam pemberian obat tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat