MENANAMKAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTK PADA SISWA KELAS VI SDN 88 PERUMNAS UNIB BENTIRING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V MATA PELAJARAN PKN SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan dan mampu bersaing dengan bangsa lain, namun mengelola dan

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENINGKATAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN IPS ANAK KELAS III SD DENGAN KONSEP TUT WURI HANDAYANI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX.4 SMP N 10 PALEMBANG MELALUI PENERAPAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM PEMBELAJARAN PKn

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 02. Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

Oleh: Siti Muawanah SD Negeri 2 Sumberejo, Durenan, Trenggalek

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

IMPLEMENTASI METODE MAKE A MATCH DALAM PENDEKATAN SAINTIFIKMATA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS IV SDN KEBONSARI 01 JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

Silabus. Indikator. Teknik. Menjelaskan makna Negara. Kesatuan Republik. Indonesia (NKRI). Menjelaskan. makna Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia.

Meningkatkan Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Value Clarification Technique (VCT) di Kelas IV GKLB Sabang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani ( civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN VCT ANIL PADA MATERI PERUNDANG-UNDANGAN PUSAT DAN DAERAH. Umrotun

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan

18. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 3 Maret 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research/ptk). Menurut Masnur Muslich (2009:12), karakteristik PTK yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri. PTK dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sutrisno hadi dalam (Narbuko dan Ahmadi, 2008) yang mengatakan. menguji suatu kebenaran pengetahuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai komponen biotik dan makhluk tak hidup sebagai komponen

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

2 pribadi yang kokoh dan tahan uji, melainkan juga bersifat kuratif secara personal maupun sosial. Pendidikan karakter bisa menjadi salah satu sarana

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

PEMERINTAH KOTA BANTUL DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 PAJANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN MEDIA DAN METODE YANG BERVARIASI DI KELAS VI SD NEGERI PURWARAJA 3 KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG

KISI KISI UKG 2015 PPKn SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V MATA PELAJARAN PKN SD NEGERI TEBING TINGGI

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sri Sukiyani

Transkripsi:

MENANAMKAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTK PADA SISWA KELAS VI SDN 88 PERUMNAS UNIB BENTIRING Herniwati Guru PKN SMP Negeri 7 Kota Bengkulu Abstrak:Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada siswa kelas VI SDN 88, melalui penerapan metode pembelajaran pembinaan nilai atau value clarification technique (VCT) dengan teknik reportase atau liputan. Rancangan PTK menggunakan model spiral dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus, dengan langkah menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini berjumlah 23 orang siswa kelas VI dan 1 (satu) orang guru PKN. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar soal/tes formatif, lembar observasi, dan angket. Hasil PTK siklus pertama rata-rata sedang, siklus kedua sudah lebih baik dan siklus ketiga lebih baik lagi atau terjadi peningkatan yang signifikan. Dengan demikian, terjadi perbaikan dan peningkatan terhadap ketuntasan dan mutu hasil belajar. Kata Kunci : Nasionalisme, Guru PKN Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral bangsa, sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan mengarahkan perhatian kepada kesadaran berbangsa dan bernegara. Moral serta keasaran berbangsa dan bernegara dapat membentuk nasionalisme tumbuh subur pada siswa melalui pembelajaran di sekolah. Dengan begitu pembelajaran dapat diarahkan untuk membentuk siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik, dapat diandalkan dalam bela negara dan cintah tanah air Indonesia. Hasil studi pendahuluan selama dua tahun berturut-turut dimana penliti sebagai guru PKN, diperoleh hasil belajar berupa nilai angka cukup bagus rata-rata di atas angka 7 (tujuh) karena untuk lulus dipersyaratkan nilai PKN harus di atas angka 6. Konsentrasi pembelajaran fokus kepada ranah pengetahuan (cognitive), sangat kurang memperhatikan ranah niali dalam pembentukan sikap (afective) kearah pencapaian tujuan pembelajaran PKN yang mengarah pada penanaman nilai nasionalisme Indonesia. Jadi hasil belajarnya belum optimal untuk mencapai apa yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran itu sendiri. Nilai-nilai nasionalisme terdapat dalam mata pelajar PKN kelas VI pada pokok bahasan Cinta tanah air, kerukunan, kepedulian, tanggung jawab, dan harga menghargai (Suyitno dan Karsono, 1996: 58-79; Suyanto, dkk, 1997: 79-114). Menurut Soemardjan 84

85 JURNAL KEPENDIDIKAN TRIADIK, April 2011, Volume 14, No.1 (2000: 22), nasionalisme merupakan kesetiakawanan warga negara kepada bangsanya. Seorang yang berjiwa nasionalis apabila ia mengenal dan menghormati simbol-simbol pemersatu bangsa, seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Lambang Burung Garuda dan lainnya. Penanaman nilai nasionalisme dilakukan dalam kegiatan pembelajaran PKN. Salah satu pokok bahasan yang sangat erat mencerminkan nilai nasionalisme Indonesia adalah cinta tanah air. Menurut Suyanto, dkk (1997: 93) dan Lemhanas (2000: 3), cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah airdan membelanyaa dari segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang datang dari manapun. Penanaman nilai nasionalisme lebih optimal melalui pembelajaran pembinaan nilai atau value clarification technique (VCT). Metode VCT ini merupakan salah satu cara penyampaian materi pelajaran untuk membina peserta didik agar mampu mengidentifikasi, menilai, dan mengambil keputusan nilai mana yang akan dipilih secara penuh keyakinan (Depdikbud, 1995: 66; Akhmad, dkk, 1996; 29; Dikdas Dikbud, 1994: 20). Pembelajaran PKN untuk pembinaan nilai nasionalisme sangat tepat digunakan metode VCT (Depdikbud, 1996: 52). Menurut Djahiri (1985: 43) beberapa manfaat dalam pengunaan meode VCT adalah menanamkan nilai/sistem nilai yang utama serta melestarikannya. Membina kesadaran akan perlunya nilai moral dan perilaku seseorang terhadap sistem nilai yang diharapkan. Untuk mencapai hasil optimal, pembelajaran PKN dapat digunakan metode VCT dengan teknik reportase atau liputan. Tujuannya untuk: (1) melatih siswa menentukan pilihan berdasarkan hasil pengamatan atau liputan gambar (alat peraga) yang disajikan guru dalam pembelajaran, (2) melatih siswa menentukan sikap dan perilaku berdasarkan hasil pengamatan atau liputan gambar (alat peraga) yang disajikan guru dalam pembelajaran, dan (3) melatih siswa mampu mengemukakan alasan-alasan atau menjelaskan kepada orang lain tentang kajian, keadaan atau kasus yang terdapat dalam gambar (alat peraga) yang disajikan guru dalam pembelajaran. Faktor yang paling dominan penyebab belum optimalnya hasil belajar PKN adalah belum diterapkannya pembelajaran pembinaan nilai atau value clarification technique (VCT) dengan teknik reportase atau liputan. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar PKN, terutama dalam meningkatkan mutu penanaman nilai nasionalisme perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran, salah satunya dengan menerapkan pembelajaran pembinaan nilai atau value clarification technique (VCT) dengan teknik reportase atau liputan pada siswa kelas VI SDN 88. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana

Menanamkan Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 86 cara membelajarkan siswa kelas VI agar mutu hasil belajar PKN menjadi lebih baik. Hasil belajar dimaksud bukan semata diukur dengan parameter nilai angka, tetapi lebih difokuskan pada kualitas penanaman sikap atau nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam mata pelajaran PKN. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan partisipasi kolaboratif yang dilakukan dalam 3 (tiga) siklus. Rancangan penelitian menggunakan model spiral, dengan langkah-langkah: menyusun perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 88 Kota Bengkulu. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI sebanyak 23 orang dan 1 (satu) orang guru. Teknik pengumpulan data digunakan teknik tes (evaluasi), observasi, dan angket. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik persentase dari skor setiap subjek (Depdikbud, 1993: 79). Rentang Nilai: 7,5 10= Baik, 6,5--7,46 = Sedang, dan < 65 = Kurang PROSES PELAKSANAAN PENELITIAN Siklus I Identifikasi masalah ditemukan pembelajaran PKN di kelas VI: (1) belum menggunakan VCT dan metode yang digunakan ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Guru masih memfokuskan perhatian dan memotivasi peserta didik untuk mendapat nilai anggka yang tinggi (cognitive). (2) Sangat kurang fokus terhadap perubahan sikap (afective), dan keterampilan (psikomotor) dalam pembelajaran PKN, terutama dalam rangka menanamkan nilai nasionalisme pada diri peserta didik, dan (3) guru kurang memfungsikan media gambar/alat peraga dalam kegiatan pembelajaran. Rencana dan Tindakan I Menetapkan VCT dengan teknik reportase atau liputan sebagai metode pembelajaran. Membuat persiapan pengajaran, menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran. Dinyatakan berhasil memiliki nasionalisme tinggi, apabila setelah pembelajaran siswa dapat: a. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri tentang kemampuannya dalam menikmati alam sekitar

87 JURNAL KEPENDIDIKAN TRIADIK, April 2011, Volume 14, No.1 b. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri tentang keinginannya dalam menyenangi hasil alam dan laut c. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri tentang keinginannya untuk memajukan alam sekitar. d. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri tentang keinginannya sanggup memelihara lingkungan e. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri tentang keinginannya untuk menyukai hasil produksi dalam negeri. Hasil Observasi Tindakan I Tabel 1. Hasil Observasi Siklus I Penanaman Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn Pokok Bahasan Cinta Tanah Air, Sub Pokok Bahasan Cinta Alam dan Lingkungan dengan Metode VCT No RENTANG SKOR PENGAMATAN TOTAL NILAI-NILAI < 6,5 6,5-7,4 7,4-10 YANG DIAMATI Σ % Σ % Σ % Σ % 1 Mampu menikmati keindahan alam sekitar 8 34,8 10 43,5 5 21,7 23 100 2 Menyenangi hasil alam dan laut 4 17,4 12 52,2 7 30,4 23 100 3 Dapat memajukan lingkungan 6 26,1 13 56,5 4 17,4 23 100 4 Sanggup memelihara lingkungan 5 21,7 11 47,9 7 30,4 23 100 5 Menyukai produksi dalam negeri 7 30,4 14 60,9 2 8,7 23 100 MUTU KURANG SEDANG BAIK Untuk mendukung hasil observasi, dilakukan evaluasi tes formatif terhadap 23 orang murid kelas VI, diperoleh hasil: Tabel 2. Hasil Evaluasi Siklus I Penanaman Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn Pokok Bahasan Cinta Tanah Air, Sub Pokok Bahasan Cinta Alam dan Lingkungan dengan Metode VCT No RENTANG SKOR NILAI JMH SISWA % MUTU 1 7,5-10 5 21,7 Baik 2 6,5 7,4 12 52,2 Sedang 3 < 6,5 6 26,1 Kurang Jumlah 23 100 Ketuntasan belajar dari 23 orang siswa siklus I, ada 17 orang siswa atau 74,7% yang telah mencapai nilai 6,5 ke atas.

Menanamkan Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 88 Siklus II Rencana dan Tindakan II Hasil monitoring dan refleksi hasil siklus I, merekomendasi perlu adanya peningkatan mutu dan ketuntasan pembelajaran pada siklus II. Membuat persiapan pengajaran, menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran. Dinyatakan berhasil memiliki nasionalisme tinggi, apabila setelah pembelajaran siswa dapat: a. Disiplin menghadiri upacara bendera setiap hari senin tepat waktu b. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri tentang keinginan meneruskan cita-cita pahlawan dengan belajar giat dan sungguh-sungguh. c. Menjelaskan nama-nama tokoh pahlawan nasional yang diajarkan dalam pokok bahasan Cinta Tanah air. d. Menunjukkkan sikap dan perilaku melalui penjelasan, pandangan pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri untuk dapat menghargai hasil karya para pahlawan nasional. e. Mampu menyebutkan semboyan-semboyan pejuang nasional. Hasil Observasi Tindakan II Tabel 3. Hasil Observasi Siklus II Penanaman Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn Pokok Bahasan Cinta Tanah Air, Sub Pokok Bahasan Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan dengan Metode VCT No RENTANG SKOR PENGAMATAN TOTAL NILAI-NILAI < 6,5 6,5-7,4 7,4-10 YANG DIAMATI Σ % Σ % Σ % Σ % 1 Disiplin mengikuti upacara bendera setiap haris Senin 4 17,4 12 52,2 7 30,4 23 100 2 Berkeinginan meneruskan cita-cita pahlawan dengan belajar giat dan sungguh-sungguh 3 13,1 8 34,7 12 52,2 23 100 3 Dapat menjelaskan nama-nama pahlawan nasional 5 21,7 11 47,8 7 30,4 23 100 4 Dapat menghargai hasil karya pahlawan 4 17,4 10 43,5 9 39,1 23 100 5 Mampu menyebutkan semboyan-semboyan pahlawan nasional 2 8,7 10 43,5 11 47,8 23 100 MUTU KURANG SEDANG BAIK Untuk mendukung hasil observasi, dilakukan evaluasi tes formatif terhadap 23 orang murid kelas VI, diperoleh hasil: Tabel 4. Hasil Evaluasi Siklus II Penanaman Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn Pokok Bahasan Cinta Tanah Air, Sub Pokok Bahasan Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan dengan Metode VCT

89 JURNAL KEPENDIDIKAN TRIADIK, April 2011, Volume 14, No.1 No RENTANG SKOR NILAI JMH SISWA % MUTU 1 7,5-10 11 47,8 Baik 2 6,5 7,4 8 34,8 Sedang 3 < 6,5 4 17,4 Kurang Jumlah 23 100 Ketuntasan belajar dari 23 orang siswa siklus I, ada 19 orang siswa atau 82,6% yang telah mencapai nilai 6,5 ke atas. Siklus III Rencana dan Tindakan III Hasil monitoring dan refleksi hasil siklus II, merekomendasi perlu adanya peningkatan mutu dan ketuntasan pembelajaran pada siklus III. Membuat persiapan pengajaran, menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran. Dinyatakan berhasil memiliki nasionalisme tinggi, apabila setelah pembelajaran siswa dapat: a. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri untuk dapat menyenangi budaya daerah setempat b. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri untuk dapat menyenangi budaya nasional. f. Menunjukkan sikap dan perilaku melalaui penjelasan, pandangan, pendapat dan penilaian terhadap diri sendiri untuk dapat arti Bhenneka Tunggal Eka Hasil Observasi Tindakan III Tabel 5. Hasil Observasi Siklus III Penanaman Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn Pokok Bahasan Cinta Tanah Air, Sub Pokok Bahasan Cinta Budaya Indonesia dengan Metode VCT No RENTANG SKOR PENGAMATAN TOTAL NILAI-NILAI < 6,5 6,5-7,4 7,4-10 YANG DIAMATI Σ % Σ % Σ % Σ % 1 Menyenangi budaya daerah setempat 2 8,7 10 43,5 11 47,8 23 100 2 Menyenangi budaya nasional 3 13,1 12 52,2 8 34,7 23 100 3 Memahami arti Bhinneka Tunggal Eka 4 17,4 9 39,1 10 43,5 23 100 MUTU KURANG SEDANG BAIK Untuk mendukung hasil observasi, dilakukan evaluasi tes formatif terhadap 23 orang murid kelas VI, diperoleh hasil : Tabel 6. Hasil Evaluasi Siklus III Penanaman Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn Pokok Bahasan Cinta Tanah Air, Sub Pokok Bahasan Cinta Budaya Indonesia dengan Metode VCT

Menanamkan Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 90 No RENTANG SKOR NILAI JMH SISWA % MUTU 1 7,5-10 15 65,2 Baik 2 6,5 7,4 6 26,1 Sedang 3 < 6,5 2 8,7 Kurang Jumlah 23 100 Ketuntasan belajar dari 23 orang siswa siklus III, sudah ada 21 orang siswa atau 91,3% yang telah mencapai nilai 6,5 ke atas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Terjadi peningkatan mutu dan ketuntasan pembelajaran PPKn. Penanaman nilai-nilai nasionalisme siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode VCT semakin baik. Saran Disarankan agar guru-guru PPKn dapat mengoptimalkan dan menerapkan VCT dalam pembelajarannya serta perlu ada penelitian lanjut untuk menemukan model-model pembelajaran yang lebih baik lagi dalam mempercepat penanaman nilai nasionalisme Indonesia. DAFTAR RUJUKAN Ahmad, Djauzak, dkk. 1966. Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud. Bahar, Saafroedin, dkk, 1995. Risalah Sidang Bada Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jakarta : Sekretariat negara RI. Bawazer, Said. 2000. Pokok-Pokok Pikiran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara/ Kewiraan dalam Menunjang Tetap tegaknya NKRI. Seminar Kurikulum dan Materi PPBN/Kewiraan. Departemen Pertahanan, Cisarua, Bogor, 29 Februari sampai dengan 2 Maret 2000. Darmodihardjo, Dardji. 1979. Santiaji Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional Depdikbud. 1994. Materi Latihan Kerja Guru PPKn. Jakarta : Dirjen Dikdasmen. Depdikbud. 1993a. GBPP Mata Pelajaran PPKn. Jakarta : Dirjen Dikdasmen. Depdikbud. 1993b. Kumpulan Peraturan Perundang-Undangan RI. Jakarta : Dirjen Dikdasmen

91 JURNAL KEPENDIDIKAN TRIADIK, April 2011, Volume 14, No.1 Djahiri, Kosasih. A. 1985. Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Nilai VCT dan Game dalam VCT. Bandung : Jurusan PMPKN IKIP Bandung Kasbola, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud. Lemhanas. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Gramedia. Nomida, Diana dan Gunawan. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. Ridhuan, Syamsu. 2001, 12 Mei. Membangun Kembali Nasionalisme Indonesia. Suara Karya. Halaman 2.