LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA SERI C TAHUN 1975 NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Nomor : 1 Tahun 1975 TENTANG PEMBERANTASAN TUNA SUSILA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENIMBANG : a. bahwa tuna susila pada hakekatnya dilarang oleh agama dan bertentangan dengan kesusilaan dan moral pancasila, sehingga membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara; b. bahwa Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No. 10 Tahun 1953 tentang Pemberantasan Pelatjuran yang ditetapkan pada tanggal 3 Maret 1953 perlu disempurnakan, karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat sekarang dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga perlu diganti; c. bahwa tindak tuna susila belum diatur secara tegas-tegas dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagaimana yang diatur didalam Peraturan Daerah ini. MENGINGAT : 1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. 2. Undang-Undang No. 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar Surakarta; (Berita Negara Republik Indonesia 1950 No. 45) Dengan persetujuan Dewan Perwaklan Rakyat Daerah Tingkat II Surakarta. M E M U T U S K A N : MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH TINGKAT II SURAKARTA TENTANG PEMBERANTASAN TUNA SUSILA. Pasal 1. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Tuna Susila : Segala perbuatan yang bertujuan menyediakan diri/membiarkan diri untuk perbuatan cabul;
b. Perbuatan cabul : Segala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji, semua itu dalam lingkungan nafsu birahi kelamin; c. Kepala Daerah : Kepala Daerah Tingkat II Surakarta; d. Kepala Dinas Sosial : Kepala Dinas Sosial Tingkat II Surakarta Pasal 2. (1) Barang siapa yang ada dijalan, didekat atau ditempat-tempat yang kelihatan dari jalan, dilarang membujuk atau memikat orang lain dengan perkataan-perkataan, isyarat-isyarat, tanda-tanda atau perbuatan lainnya yang maksudnya mengajak melakukan perbuatan cabul. (2) Barang siapa yan karena tingkah lakunya menimbulkan anggapan bahwa ia itu tunasusila, tidak diperbolehkan berhenti atau modar-mandir, baik mempergunakan kendaraan maupun tidak, didalam, dimuka atau didekat tempat-tempat suci, rumah penginapan, pesanggrahan, rumah makan, asrama, balai pertemuan dan tempat-tempat umum lainnya. (3) Mereka tersebut pada ayat (2) harus meninggalkan tempat-tempat tersebut pada ayat (2) setelah mendapat peringatan dari pejabat-pejabat tersebut pada pasal 12. Pasal 3. Didalam Daerah Tingkat II Surakarta dilarang adanya tempat-tempat untuk perbuatan cabul. Pasal 4. Kepala Daerah dapat mengadakan tempat rehabilitasi bagi usaha pemberantasan para tuna susila sebagaimana tersebut pasal 5. Pasal 5. Untuk mencapai usaha rehabilitasi Kepala Daerah melaksanakan usaha-usaha diantaranya sebagai berikut : a. Bimbingan dan pendidikan rokhaniah, jasmaniah dan ketrampilan. b. Usaha-usaha lain yang dapat menegakkan penghidupan dan kehidupan di masyarakat. Pasal 6. (1) Kepala Daerah berwenang memerintahkan dengan Surat Keputusan untuk menutup tempattempat seperti tersebut pada pasal 3. (2) Turunan Surat Keputusan tersebut pada ayat (1) ditempatkan pada perkarangan atau rumah yang bersangkutan, sehingga mudah dilihat oleh umum. (3) Perintah penutupan tersebut pada ayat (1) dapat meliputi tempat yang dipergunakan, seluruh rumah atau seluruh pekarangan yang bersangkutan. Pasal 7. Siapapun dilarang mendatangi tempat yang penutupannya telah di perintahkan dan diumumkan seperti tersebut pada pasal 6 kecuali mereka tersebut pada pasal 9 Pasal 8. Penanggung jawab tempat yang penutupannya telah diperintahkan dan diumumkan seperti tersebut pada pasal 6. dilarang menerima tamu didalamnya.
Pasal 9. Mereka yang tidak dipandangsebagai tamu seperti tersebut pada pasal 8 ialah : a. Orang-orang yang bertempat tinggal ditempat itu; b. Keluarga penanggung jawab tempat itu, hingga derajad kedua termasuk mereka yang terikat karena perkawinan; c. Orang-orang yang kedatangannya ditempat itu disebabkan karena kepentingan yang memaksa dan sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini; Pasal 10. Dilarang mengambil atau merusak turunan Surat Keputusan yang ditempatkan seperti tersebut pada pasal 6 ayat (2) Pasal 11. Kalau Kepala Daeraah menganggap, bahwa alasan menutup tempat seperti tersebut pada pasal 6 ayat (1) sudah tidak ada lagi, maka Kepala Daerah mencabut perintah penutupan tersebut pada pasal 6 serta memerintahkan mengambil turutan Surat Keputusan yang ditempatkan seperti tersebut pada pasal 6 ayat (2). Pasal 12. (1) Selain instansi-instansi yang telah mempunyai tugas mengusut pelanggaran-pelanggaran, maka kewajiban mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah ini mengusut pelanggaran-pelanggaran terhadapnya diserahkan juga kepada Kepala Dinas Sosial dan atau Kepala Bagian yang ditunjuk olehnya. (2) Dalam menjalankan tugas itu, pejabat tersebut pada ayat (1) berhak memasuki tempat-tempat dimana menurut dugaan ada pelanggaran. (3) Penanggung jawab tempat tersebut pada ayat (2) wajib memberi ijin masuk kepada pejabatpejabat tersebut ayat (1) dan memberikan segala keterangan yang dimintanya. Pasal 13. Pelasnggaran terhadap pasal 2, 3, 7, 8, 10 dan 12 ayat (3) dihukum kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,-- (Lima puluh ribu rupiah). Pasal 14. Untuk melaksanakan Peraturan Daerah ini Kepala Daerah perlu mengikut sertakan potensi masyarakat. Pasal 15. Hal-hal yang belum diatur oleh Peraturan Daerah ini, diatur oleh Kepala Daerah. Pasal 16. Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, tidak berlaku lagi Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No. 10 Tahun 1953 tentang Pemberantasan Pelatjuran yang diundangkan pada tanggal 1 Juli 1953 dan dimuat dalam tambahan Lembaran Propinsi Jawa Tengah Seri B Tahun 1953 No. 8. Pasal 17. Peraturan Daerah ini mulai berlaku menolak semenjak tanggal diundangkan.
Surakarta, 15 Pebruari 1975. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTAMADYA SURAKARTA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Ketua, (SOEWONDO WIDYOPOETRANTO, SH). (SOEMARI WONGSOPAWIRO). Diundangkan pada tanggal 5 Juli 1975 Sekretaris Daerah, (DJOKO SANTOSA, BA) Peraturan Daerah ini telah disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah jawa Tengah dengan Surat Keputusan tanggal 4 Juli 1975 Nomor Huk. 48/3. Sekretaris Daerah B/Kepala Biro Hukum, (N A W A W I, SH)
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.