BAB III PROSES MERANCANG TRAINER AC

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

Simposium Nasional RAPI XVI 2017 FT UMS ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

Lampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit

AC (AIR CONDITIONER)

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT

ANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN 1-PK DENGAN PENAMBAHAN SUBCOOL MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22

Gbr 1. Tubing Cutter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Basic Comfort Air Conditioning System

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2007 Tanggal : 8 Pebruari 2007

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

DASAR TEKNIK PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

TRAINER DISPENSER HOT AND COOL UNIT PROYEK AKHIR

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERALATAN KERJA PEMIPAAN

INFORMASI LOMBA BIDANG LOMBA : REFRIGERATION (TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA) BAB I DESKRIPSI TEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB III SIMULASI SISTEM REFRIGERASI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

Gambar Sistem pengkondisian udara

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

PENGGUNAAN REFRIGERAN HIDROKARBON (HC) DALAM BISNIS PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC

SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

1. EMISI GAS BUANG EURO2

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI MASSA REFRIGERAN R-12 DAN PUTARAN BLOWER EVAPORATOR TERHADAP COP PADA SISTEM PENGKONDISIAN UDARA MOBIL. Abstrak

IV. METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

Transkripsi:

BAB III PROSES MERANCANG TRAINER AC 3.1 Design Yang Di Inginkan Tabel 3.1 Design Yang Di Inginkan NO. DAFTAR KEHENDAK 1. Konstruksi sederhana 2. Mudah diperbaiki 3. Mekanisme sederhana / tidak rumit 4. Mudah untuk dioperasikan 5. Mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan 6. Mudah dalam pemasangan 7. Fungsi masing- masing komponen bekerja dengan baik 8. Fleksibilitas stabilitas ( Adaptor ) mampu menahan beban dan daya listrik trainer AC 9. Sumber energi dengan memanfaatkan mekaisme yang ada 10. Fungsi utama trainer AC dan bekerja dengan semestinya 11. Kekencangan puly motor listrik yang dihubungkan dengan Kompresos bisa di atur 12. Mudah untuk dibongkar / pasang ketika terjadi kerusakan 13. Trainer mudah digunakan dan dapat berguna untuk media ajar sistem refrigerasi 14. Perancagan desain trainer dapat di kembangkan lebih baik atau bisa di modifikasi 33

3.2 Klasifikasi atau Persyaratan PERUBAHAN Tabel 3.2 Klasifikasi atau Persyaratan Design D W KLASIFIKASI / PERSYARATAN MATERIAL D W W 1. Komponen komponen Trainer AC dapat bekerja maksimal 2. Beban motor listrik bisa memutar puly pada kompresor 3. Kontruksi kuat SINYAL W D W 1. Sistem refrigerasi pada trainer bisa di operasikan dan berfungsi 2. Perbandingan puly 1 : 2 bisa memutar kompresor 3. Kekencangan puly dapat diatur KINEMATIKA W 1. Motor listrik mampu menggerakan kompresor AC ERGONOMI D D 1. Kontruksi Sederhana 2. Mudah di Operasikan KESELAMATAN / SAFETY W 1. Kontruksi aman dalam pengoperasian PRODUKSI D D 1. Biaya pembuatan relatif 2. Komponen / material mdah didapat KEMAMPUAN OPERASI D 1. Kontruksi aman / tahan lama PERAWATAN / MAINTANANCE W D 1. Pemeliharaan dan perbaikan yang mudah 2. Komponen Mudah di bongkar pasang 34

3.3 Struktur Fungsi Struktur fungsi didefinisikan sebagai hubungan secara umum antara input dan output suatu system teknik yang akan menjalankan tugas tertentu. Keterangan : Ei = Energi In put Mi = Material In put Si = Sinyal In put Eo = Energi Out put Mo = Material Out put Si = Sinyal Out put 3.3.1 Unsur Unsur Utama Siklus Pendinginan pada Trainer AC Mobil Proses Sistem Refrigerasi pada Mobil dengan Refrigerant R-134a pada Trainer Air Conditioning, dapat dijelaskan pada siklus pendinginan berikut : Gambar 3.1 Siklus Pendinginan pada Trainer AC Sumber : Pengantar Teori Teknik Pendingin (Refrigerasi). Jakarta: P2LPTK 35

3.3.2 Fungsi Komponen Utama 3.3.2.1 Kompresor Di dalam kompresor, refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah dikompresikan sehingga mempunyai temperatur dan tekanan tinggi. Kemudian dari kompresor, refrigerant yang telah berbentuk uap ini masuk ke dalam kondensor melalui pompa tekan (discharge line). 3.3.2.2 Kondensor Di dalam kondensor, uap refrigerant yang bertemperatur dan tekanan tinggi didinginkan oleh udara sehingga berkondensasi menjadi cairan refrigerant. Di dalam kondensor ini, energi kalor yang dibawa oleh uap refrigerant di lepaskan dan diterima oleh medium pendinginnya. 3.3.2.3 Dryer Selanjutnya refrigerant cair dari kondensor akan diterima oleh dryer untuk kemudian dialirkan pada pipa kapiler yang berfungsi sebagai alat ekspansi. Pada pipa kapiler, tekanan refrigerant yang akan masuk evaporator diturunkan. Penurunan tekanan ini disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan sehingga refrigerant dapat menyerap cukup banyak kalor di dalam evaporator. 3.3.2.4 Evaporator Refrigerant yang bertekanan rendah akan menguap di dalam pipa-pipa evaporator. Penguapan ini membutuhkan energi kalor yang diserap dari sekelilingnya, sehingga ruangan menjadi dingin karena 36

temperaturnya turun. Uap refrigerant dari evaporator, seterusnya akan masuk ke pipa hisap (suction line) menuju kompresor lagi. 3.4 Prinsip Solusi Hasil Perancangan Motor Listrik Penggerak Kompresor 3.4.1 Perbandingan Reduksi i (i > 1) Gambar 3.2 Ilustrasi Transmisi Daya Puli Sumber : Design Puli n n = i = d d = 1 u................... ( 18 ) 1400 143 = i = 1000 100 = 1 u 1.4 = i = 1.43 = 1 u u = 1 i 37

1.43 = 1 1.4 1 = 2 dimana : n1 n2 d1 d2 : 1400 rpm : 1000 rpm : 4 (10 cm) : 5 (14.3 cm) 3.4.2 Kecepatan Sabuk Belt Trainer AC dimana : V = kecepatan sabuk (m/s) d = diameter puli motor (mm) n = putaran motor listrik (rpm) V =.. m/s.................... ( 19 ) V = 3.14 x 100 x 1400 60.1000 V = 439600 60000 V = 7. 32 m/s 3.4.3 Panjang Belt yang di Gunakan pada Trainer AC Panjang C = 440 mm. Maka panjang belt pada puli motor ke puli kompresor adalah : L = 2C + d D + D d........... ( 20 ) 38

dimana : L = panjang sabuk (mm) C = jarak sumbu poros (mm) dp = diameter puli pengerak (mm) Dp = diameter puli kompresor (mm) L = 2C + π 2 d D + 1 4 C D d L = 2 440 mm +. 100 mm 143 mm + 143 mm 100 mm L = 880 mm + 1.57 (243 mm) + 1 (1849 mm) 1760 L = 880 mm + 381.5 mm + 1.05 mm L = 1262.5 mm L = 126.2 cm Jadi, panjang belt yang digunakan, mempunyai panjang 126.2 cm 3.4.4 Type Belt yang digunakan Type belt yang digunakan pada trainer AC ini dalah Type A Gambar 3.3 Dimensi Type A Sumber : Service Division Toyota-Astra Motor. New Step I Traning Manual 39 5

3.5 Varian Refrigerant Kelompok refrigerant yang banyak digunakan dan mempunyai aspek lingkungan yang penting adalah refrigerant halokarbon, yaitu refrigerant dengan molekul yang memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon. Refrigerant halokarbon terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut: 1) Refrigerant CFC (chlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C).Contoh refrigeran ini yang cukup populer adalah refrigerant CFC-11 (trichloro-fluoro-carbon,cfcl3), CFC-12 (dichloro-difluoro-carbon, CF2Cl2), dan lain-lain. 2) Refrigerant HCFC (hydrochlorofluorocarbon), yaitu refrigerant halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), khlor (Cl), fluor (F),dan karbon (C). Salah satu refrigerant ini yang populer adalah refrigerant HCFC-22 (chloro-difluoro-metil, CHF2Cl). 3) Refrigerant HFC (hydrofluorocarbon), yaitu refrigerant halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), fluor (F), dan karbon (C).Salah satu contoh refrigerant ini yang populer adalah HFC-134a (C2H2F4). Refrigerant HFC134a tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak mengandung racun (karena tidak mengandung clor), HFC 134a kalau dilepaskan ke udara maka secara cepat akan menguap dengan menyerap panas dari udara sekitarnya. 40

3.6 Kombinasi Prinsip Solusi Tabel 3.3 Kombinasi Prinsip Solusi Design NO. UNSUR PERSYARATAN PRINSIP SOLUSI VARIAN MESIN 1 2 3 DAN MATRIAL 1. Bahan rangka Besi hollo Besi bulat 2. Roda Roda tanpa rumah Roda dengan pengunci Roda dengan center 3. Papan kayu Papan partikel Papan triplek Papan kayu 4. Baut Baut drat tajam Baut drat tumpul 5. Motor listrik 1 phase 1 pk 1 phase 2 pk 1phase 3 pk 41

6. Kompresor 7. Kondensor 8. Fan kondensor 9. Dryer 10. Evaporator 11. Blower evaporator 12. Expansion valve 13. Adaptor Adaptor AC 42

14. Refrigerant Refrigerant 134a 15. Pelumas Oli pelumas 16. Pressure gauge Pressure gauge 17. Pipa / tube 18. Warna cat Warna Merah Warna Biru Berikut ini gambar perancangan desain trainer air conditioning dengan letak komponen-komponen utama AC mobil dan motor listrik sebagai penganti mesin kendaraan yang dihubungkan dengan sebuah belt ke kompresor. 43

Skala 1:10 mm Gambar 3.4 Perancangan Desain Trainer AC Mobil Sumber : Design Trainer Keterangan gambar : 1) Motor Listrik 7) Blower 2) Kompresor 8) Fan kondensor 3) Kondensor 9) Belt dan puly 4) Dryer 10) pressure gauge high 5) Katub Expansi 11) Pressure gauge low 6) Evaporator 44

3.6.1 Pembuatan Rangka Meja Trainer AC skala 1:10 mm Gambar 3.5 Desain Rangka Meja Trainer AC Sumber : Design Trainer Bahan rangka : Besi hollo 38x38 mm, tebal 1.6 mm, panjang ± 10 meter Besi hollo 38x15 mm, tebal 1.6 mm, panjang ± 2 meter Roda Papan Kayu : caster-wheel 3, jumlah 4 roda : tebal papan 9 mm, 800x850 mm dan 400x800 mm Alat-alat yang digunakan pada pembuatan rangka trainer adalah: 1) Gergaji besi 7) Palu besi 2) Penggaris (meteran) 8) Obeng 3) Las listrik 9) Tang 4) Elektroda 10) Bortangan 5) Grinda 11) Kuas 6) Penggores/ pensil 12) Kape, dll Dari desain rangka trainer tersebut kita akan membuat rangka dengan 45

dimensi (ukuran) yang telah ditentukan. Proses pertama adalah pemotongan batang besi hollo dan penyambungan setiap batang dengan proses pengelasan, pembuatan dudukan motor listrik, kompresor dan unit pendingin dan pemasangan roda juga dilakukan, hingga finishing. Proses kedua adalah pemasangan papan kayu dengan tebal 9 pada rangka dengan pemasangan baut/ screw dibagianbagian pinggir rangka trainer AC dengan bantuan bor tangan. Proses ketiga pemasangan/ penempatan komponen-komponen utama sistem AC mobil pada rangka media trainer AC yang telah dibuat. 3.6.2 Komponen yang digunakan pada Trainer AC 1) Kompresor Merek Made Type : Nippon Denso R-134a : Japan : Rotary Through Vane 2) Kondensor Merek Gambar 3.6 Kompresor Sumber : Foto Kamera Digital : Showa Aluminium Type : Condenser 14 18 19 46

3) Fan Kondensor Gambar 3.7 Kondensor Sumber : Foto Kamera Digital Merek Type : ACM PDM-08101 E : 12 volt/80 watt 4) Dryer Merek Type : ACM Gambar 3.8 Fan Kondensor Sumber : Foto Kamera Digital : Filter Drier for R-134a Gambar 3.9 Dryer Sumber : Foto Kamera Digital 5) Unit Pendingin (Evaporator, Blower Kipas, Expansion Valve) Merk Tipe : Denso Material pipa : Almunium : Evaporator model plat fin (rusuk) 47

Gambar 3.10 Evaporator Sumber : Foto Kamera Digital Gambar 3.11 Katub Expansi Sumber : Foto Kamera Digital 6) Motor Listrik Merek Power : S E M Gambar 3.12 Blower Sumber : Foto Kamera Digital phase made Rpm Volt Amp/Hz : Single Phase AC Motor : made in China : 1400 rpm : 220 V : 12-5 A/ 50 Hz 7) Adaptor Merk Input Output Gambar 3.13 Motor Listrik Sumber : Foto Kamera Digital : Assembly (Box Boston) : AC 240 V, 30 A : DC 13.8 V 48

8) Refrigerant Merk Gambar 3.14 Adaptor Sumber : Foto Kamera Digital : Bailian Group Chemical Industry Type/ Jenis Netto : Refrigerant R 134a : 300 g 9) Pelumas Merek Made Type Netto Gambar 3.15 Refrigerant R-134a Sumber : Foto Kamera Digital : Too Cool : Japan : Synthetic Refrigeration Oil HFC/ R-134a : 125 ml Gambar 3.16 Pelumas Sumber : Foto Kamera Digital 12) Pressure Gauge Merek Type : Refco, Swiss : High pressure gauge 10) Sekring (fuse) 11) Relay Low pressure gauge 49

3.6.3 Instalasi Sistem Refrigerasi Trainer AC skala 1:10 mm Gambar 3.17 Instalasi Sistem Refrigerasi Trainer AC Sumber : Design Trainer Proses penginstalasian pemipaan (mekanik) dan sistem kelistrikan berikutnya akan dikerjakan setelah komponen-komponen utama dan pendukung tersebut terpasang pada rangka meja trainer. 3.6.3.1 Instalasi Sistem Pemipaan Pengerjaan sistem pemipaan meliputi pemotongan (cutting), peluasan (reaming), pembengkokan pipa (bending), flaring dan swaging, pengelasan (welding), serta penginstalasiannya. 50

3.6.3.1.1 Pemotongan (cutting) Pemotongan adalah pengerjaan pemotongan pipa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut tubbing cutter atau cutter pipe. Alat ini mempunyai sebuah mata pisau/blade yang berbentuk bulat dan dapat berputar pada porosnya. Gambar 3.18 Cutter Pipe Sumber : telusur Google Picture Cutter Pipe 3.6.3.1.2 Peluasan (reaming) proses reaming/ peluasan ini adalah serpihan setelah proses pemotongan tidak terbawa masuk kedalam sistem dan menghindari kebocoran pada saat pipa tersebut disambungkan. Salah satu sisi dari reamer digunakan untuk meratakan bagian luar pipa dan sisi lainya digunakan untuk meratakan bagian dalam pipa. 3.6.3.1.3 Pembengkokan (bending) proses pembengkokan (bending process) pada pipa, juga harus diperhatikan tentang jenis dan ukuran bahan yang akan diproses. ada dua cara pembengkokan pipa yaitu : 1) Pegas pembengkok (bending spring) 2) Dengan tipe pengungkit (lever type bender) 51

Gambar 3.19 Tipe Pengungkit dan contoh hasil bending Sumber : telusur Google Picture Tipe Pengungkit 3.6.3.1.4 Flaring dan swaging Proses flaring dan swaging adalah proses pengembagan pipa yang akan disambung atau diinstalasi, baik itu pada sistem maupun pada pemipaan lainya sesuai dengan kebutuhan. Adapun tujuan dari kedua proses ini adalah untuk memudahkan proses dari penyambungan instalasi pipa-pipa sistem refrigerasi. Gambar 3.20 flaring dan hasil flaring pada pipa Sumber : telusur Google Picture Flaring 3.6.3.1.5 Fitting untuk sistem pemipaan (fitting for piping system) Sistem refrigerasi pada trainer AC ini, terdapat dua macam sambungan yaitu sambungan pipa, dan sambungan las. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kedua sambungan tersebut : a) Pipe fitting (sambugan pipa) Sistem yang menggunakan refrigerant pada proses refrigerasi cara penyambungannya terdiri dari fitting yang berulir dan pipa yang berulir 52

pula sehingga sambungan ini merupakan ukuran standar, tergantung dari ukuran ulir dan pipanya itu sendiri, menggunakan nepel dengan ujung pipa yang sudah di flaring sebelumnya. b) Weld fitting (sambungan las) Gambar 3.21 Pipe fitting Sumber : Foto Kamera Digital Penyambungan dengan cara welding fitting yaitu penyambungan dengan menggunakan bahan tambahan dengan jenis bahan yang sama dengan pipa. Pada proses pengenstalasian jenis ini, perangkat las yang digunakan adalah las asetiline atau las karbit. 3.6.4 Kelistrikan Pada Trainer AC Instalasi kelistrikan pada trainer air conditioning menggunakan sebuah adaptor 30 A untuk mengubah Arus AC (Alternating Curren) 220 volt 50 hezh menjadi arus DC (Direct Curren) 12 volt menjadi keluaran, untuk mengganti fungsi Aki/ Accu (battery). Komponen-komponen tersebut di antaranya fan pada kondensor, blower pada evaporator dan magnetic clutch pada kompresor. untuk membatasi beban arus yang berlebihan dan menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat setiap kompenen terdapat sikring dan untuk memutus dan menghubungkan arus listrik pada instalasi dipasang relay. Berikut ini diagram rangkaian kelistrikan AC mobil : 53

Gambar 3.22 Diagram Rangkaian Kelistrikan AC Mobil Sumber : Service Division Toyota-Astra Motor. New Step I Traning Manual Pada saat saklar Blower pada Posisi ON : Jalannya arus listrik dari terminal positip baterai fuse kumparan relay 1 saklar blower massa. Karena kumparan relay 1 dialiri arus listrik, inti besi menjadi magnet dan titik kontak menutup. Akibatnya arus listrik dari baterai mengalir ke motor blower, sehingga blower berputar. Pada saat saklar AC ON : Arus listrik mengalir dari terminal baterai positif fuse relay 1 switch AC thermostat switch dual pressure switch kumparan relay 3 massa. Karena kumparan relay 3 dialiri arus listrik, inti besi menjadi magnet dan titik kontak menutup. Akibatnya arus listrik dari batrai mengalir ke magnetic clutch titik kontak relay 3 massa. Sehingga kompresor AC berputar dan sistem AC bekerja. 54

Yang membedakan rangkaian kelistrikan trainer AC ini dengan diagram rangkaian kelistrikan AC mobil di atas adalah penggunaan Adaptor pengganti battery/ Accu, fungsinya agar komponen-komponen kelistrikan AC pada trainer dapat dioperasikan. 3.7 Gambar Solusi Kombinasi Prinsip Solusi Gambar 3.23 Modifikasi Rancangan Trainer Air Conditioning Sumber : Design Trainer 55

3.8 Evaluasi Pemvakuman & Pengisian Refrigerant R-134a 3.8.1 Proses Pemvakuman Sebelum kompresor diisi dengan refrigerant, perlu dilakukan proses pemvakuman terlebih dahulu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada kotoran kotoran, uap air (bunga es) dan udara di dalam kompresor dan pipa-pipa refrigerant yang dapat menyebabakan tejadinya penyumbatan di pipa kapiler. langkah-langkah pemvakuman sistem dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Memasang manifold gauge pada sistem 2) Menghubungkan selang warna kuning kepentil isi/buang yang terdapat pada kompresor 3) Menghubungkan selang warna biru kepompa vakum 4) Menghubungkan selang warna merah ke tabung refrigerant 5) Menutup rapat katup merah dan biru yang terdapat pada manifold gauge 6) Menghidupkan pompa vakum, kemudian membuka katup warna biru pada manifold gauge, biarkan selama ± 20 menit sampai tekanan pada manifold gauge compaunt mencapai 30 inhg. 7) Membuka katup warna merah pada manifold gauge untuk membuang udara yang terdapat pada selang warna merah. 8) Menutup semua katup pada manifold gauge setelah kondisi vakum tercapai, dan mematikan pompa vakum. 9) Membiarkan kondisi ini ± 10 menit dengan mempertahankan tekanan pada manifold gauge. 56

10) Jika terdapat kenaikan tekanan setelah langkah no. 9 berarti terdapat kebocoran pada sistem, lakukan pemeriksaan ulang dan memperbaikinya. 11) Mengulangi langkah pemvakuman no. 1 sampai no. 9 hingga diyakini tidak terjadi kebocoran. Gambar 3.24 Pompa Vakum Sumber : telusur Google Picture Pompa Vakum AC 3.8.2 Proses Pengisian Refrigerant R-134a Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Berikut ini langkah-langkah pengisian Refrigerant R-134a pada instalasi trainer : 1) Pada Manifold Gauge, terdapat 3 selang. Warna kuning yang di tengah terhubung ke tabung refrigerant R-134a, Warna Biru terhubung ke Low Pressure Pentil dan selang terakhir berwarna merah terhubung ke High Pressure Pentil Gambar 3.25 Manifold Gauge Sumber : telusur Google Picture Manifold Gauge 2) Pastikan semua valve dalam keadaan tertutup, lalu hubungkan tiap selang ke portnya masing-masing 57

3) Buka sedikit valve dari tabung, lalu longgarkan sedikit mur selang kuning yang menempel ke Manifold gauge. Tunggu sampai terdengar bunyi Hiss selama 4 detik. Tujuannya untuk membuang udara yang ada dalam selang kuning dan menggantinya dengan refrigerant R-134a 4) Tutup/rapatkan kembali mur pada selang kuning di manifold gauge tadi, dan tutup juga valve pada tabung refrigerant R-134a 5) Nyalakan motor listrik dan ac pada setting fan yg paling cepat dan suhu yang paling rendah 6) Buka ke 2 valve manifold (Low dan High) hingga terbaca penunjukkan 7) Idealnya, Tekanan rendah maximum 40 PSI, tekanan tinggi maximum 225 PSI 8) Jika kurang, berarti refrigerant R-134a harus ditambah 9) Tutup kembali semua valve, lalu buka sedikit valve tabung refrigerant R-134a 10) Buka valve biru atau low pressure, disinilah proses pengisian refrigerant R-134a berlangsung. Tunggu sesaat sampai penunjukkan akan naik dan terbaca 35 (hingga 40) PSI 11) Dengan motor listrik tetap menyala, tutup valve low press dan tutup valve tabung refrigerant R-134a 12) Buka kembali ke dua valve low and high. Step ini dalah prose pembacaan penunjukkan, jika high pressure belum mencapai 200 PSI, ulangi langkah 9 13) Begitu seterusnya sampai pembacaan maximal pada point 7. 58

3.9 Hasil Penilaian Akhir Menguji Kebocoran Instalasi Refrigerasi Pada Trainer AC 1) Untuk mengetahui tempat kebocoran instalasi refrigerasi pada trainer ini, dapat dilakukan dengan cara memberikan busa sabun yang dioleskan pada permukaan instalasi 2) Untuk kebocoran yang terjadi pada sambungan-sambungan berulir, maka sambungan tersebut harus dikencangkan dan apabila terjadi pada sambungan las, maka sambungan tersebut harus dilas kembali. 3) Apabila pengecekan dengan mengoleskan busa sabun pada instalasi dan pengencangan nut/ las sambungan sudah dilakukan, agar memastikan sekali lagi tidak adanya kebocoran pada instalasi, dapat dilakukan cara pemvakuman sistem refrigerasi pada trainer dengan menggunakan pompa vakum yang dilengkapi dengan indikator tekanan. Jika setelah pompa vakum dihentikan dan ditunggu beberapa saat terjadi kenaikan tekanan berarti dalam peralatan uji tersebut masih ada kebocoran (ulangi langkah 1 dan 2). 3.10 Menghitung Besar COP Proses merancang trainer AC ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui unjuk kerja (COP), mesin pendingin besarnya energi yang berguna, yang di wujudkan oleh perbandingan antara efek refrigerasi (ER) sistem dengan kerja (Wk) yang di butuhkan untuk mengkompresi refrigerant di kompresor. Efek refrigerasi (ER) merupakan selisih dari enthalpi sisi buang (h1) dengan enthalpi sisi isap (h4) pada evaporator. Sedangkan kerja kompresi (WK) 59

adalah selisih dari enthalpi sisi buang (h2) dengan enthalpi sisi hisap (h1) pada kompresor. Secara sistematis dirumuskan : unjuk kerja = COP = efek refrigerasi kerja kompresor COP = h h h h................... ( 21 ) Data yang diproleh pada hasil pengujian adalah primer berupa data tekanan (P,psig), temperatur (T, C), frekwensi (f, Hz), tegangan (V, volt), kelembaban evaporator (Rh, %), arus (I, Ampere), didapat dengan jalan pengukuran langsung pada setiap kali jenis pengujian pada masa optimum. Berdasarkan data hasil pengukuran tekanan (P) dan temperatur (T) pada masing-masing titik penguji pada mesin pendingin dan dengan bantuan P-h diagram refrigerant kita dapat menentukan besaran enthalpi (h) pada masing-masing titik. Data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan sifatsifat termodinamika refrigerant, untuk dapat menentukan besarnya unjuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam melakukan pengujian untuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC minibus adalah : - Mempersiapkan trainer AC dan alat ukur yang akan digunakan untuk pengambilan data seperti : pressure gauge, infrared/digital thermometer, ampere meter, stopwatch, vaccum pump, tool box dan lain-lain. 60

- Memastikan trainer dan semua berfungsi dengan baik (normal) dan sudah di isi refrigerant. - Pastikan alat ukur sudah dalam standar normal (terkaliberasi) - Check atau menghidupkan panel listrik - Hidupkan mesin pada trainer, lakukan pengujian Proses pengosongan, pemvakuman dan pengisian ini wajib dilakukan sebelum melakukan pengujian. Untuk mendapatkan hasil yang opyimal dalam pengujian maka hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses ini adalah ketelitian baik dalam pemvakuman ataupun pengisian refrigerant kedalam sistem. Data sekunder didapat dengan bantuan diagram (P-h diagram), sifat-sifat termodinamika refrigerant R-134a sehingga dapat ditentukan unjuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC. 61