PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME SOSIAL (VYGOTSKY)

dokumen-dokumen yang mirip
Teori Lev Vygotsky. Sejarah Hidup, Konsep Sosio Kultural, Perkembangan Bahasa, ZPD, Scaffolding dan Aplikasi Teori. Fitriani, S. Psi., MA.

TEORI BELAJAR SOSIAL. Bahan Bacaan: Teori Belajar Sosial. A. Teori Belajar Sosial

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Corey, ( 1998 : 91 ) adalah suatu proses dimana. dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons

TEORI KULTUR (Sosiokultur, Lev Vygotsky)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konstruktivisme a. Sejarah Konstruktivisme Menurut Von Glaserfield (1988), pengertian konstruktif kognitif

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA 5

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan

I. PENDAHULUAN. agar ketika setelah meninggalkan sekolah, siswa mampu mengembangkan diri

Perkembangan Kognitif Lev Vygotsky. Wahyu Rahardjo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning

BABH KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Matematika.

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

TEORI VYGOTSKY DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

TEORI VYGOTSKY DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untuk mencapai Zone of Proximal Development (ZPD) Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa

TEORI VYGOTSKY DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

Perkembangan Individu dan Pengaruhnya dalam Proses belajar

IMPLIKASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Seperti firman-nya dalam surah Al-Jin ayat 28: Artinya: Supaya dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya rasul-rasul itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam menentukan pilihan-pilihan yang mencerminkan kepribadian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN TEORI. sosial inilah yang membentuk dasar berpikir, pendapat, keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I PENDAHULUAN. SMPN 1 Tulangan dalam Menyelesaikan Masalah-masalah Perbandingan bentuk soal cerita. (Surabaya:IAIN Sunan Ampel, 2010),1

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

EFFECTIVENESS OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING MODEL ON CLASS X MATHEMATICS LEARNING IN SMA NEGERI 1 MAKASSAR

BAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan proses globalisasi, terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan

Perkembangan Kognitif dan Linguistik. Y. Joko Dwi Nugroho,S.Psi,M.Psi,Psikolog

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN

Vol. III No Mei Oleh Sudirman ABSTRAK

BAB II KERANGKA TEORITIS. PBM yang pertama kali diperkenalkan di Universitas Mc Master Canada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

individu dengan mengabaikan konteks sosial dan budaya. Sedangkan Vygotsky sangat memperhatikan aspek sosial dalam belajar. Vygotsky percaya bahwa

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

TEORI BELAJAR. Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: Blogs:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berpikir sistematis, kritis, cermat, dan kreatif, serta mampu mengkomunikasikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDE DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP TEKANAN Gunawan 1

BAHAN AJAR PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD Bagaimana Konsep Berkembang.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengembangan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah berupaya

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

TINJAUAN MATA KULIAH...

Perkembangan Kognitif. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

Kata kunci: e-scaffolding, pembelajaran hibrid, kerja ilmiah, prestasi belajar fisika

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model peraihan konsep disebut juga model perolehan konsep atau model

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut pendapat dari para ahli, bahwasanya matematika merupakan ilmu yang menekankan pada pola berfikir dan nalarnya untuk

TEORI PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

PROSES INTERAKSI BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI KUBUS DAN BALOK

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISME SOSIAL (VYGOTSKY) A. Profil Singkat Vygotsky Nama lengkapnya adalah Lev Semyonovich Vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota Tsarist, Russia, tepatnya pada pada 17 November 1896, dan berketurunan Yahudi. Ia tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun. Sebelumnya, ia lebih menyukai dunia sastra. Awalnya, ia menjadi guru sastra di sebuah sekolah, namun pihak sekolah juga memintanya untuk mengajarkan psikologi. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan formal di fakultas psikologi sebelumnya. Namun, inilah skenario yang membuatnya menjadi tertarik untuk menekuni psikologi, hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah di program studi psikologi Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925. Judul disertasinya mengenai Psychology of Art. Lev Vygotsky adalah seorang psikolog yang berasal dari Rusia dan hidup pada masa revolusi Rusia. Vygotsky dalam menelurkan pemikiran-pemikirannya di dunia psikologi kerap menghadapi rintangan oleh pemerintah Rusia saat itu. Perkembangan pemikirannya meluas setelah ia wafat pada tahun 1934, dikarenakan menderita penyakit TBC. Vygotsky pun sering dihubungkan dengan psikolog Swiss bernama Piaget. Lahir pada masa yang sama dengan Piaget,

seorang psikolog yang juga mempunyai keyakinan bahwa keaktifan anak yang membangun pengetahuan mereka. Vygotsky meninggal dalam usia yang cukup muda, yaitu ketika masih berusia tiga puluh tujuh tahun. B. Konstruktivisme Sosial Vygotsky Lev Vygotsky mengkritik pendapat Piaget yang menyatakan bahwa faktor utama yang mendorong perkembangan kognitif seseorang adalah motivasi atau daya dari dalam si individu itu sendiri untuk mau belajar dan berinteraksi dengan lingkungan. Vygotsky justru berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi, individu tersebut dengan orang-orang lain merupakan faktor yang terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang (Ruseffendi, 1992:32). Teori Vygotsky merupakan salah satu teori penting dalam psikolog perkembangan. Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugastugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya. Vygotsky dalam Ruseffendi (1992:33) berpendapat pula bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive) dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru. Oakley (2004:38) menjelaskan bahwa teori Vygotsky berfokus pada tiga faktor yaitu budaya (culture), bahasa (language) dan zona perkembangan proksimal (zone of proximal development atau ZPD). Selanjutnya, Oakley (2004:38-41) merinci ketiga hal tersebut sebagai berikut : 1. Budaya (culture) Vygotsky berpendapat bahwa budaya dan lingkungan sosial seorang anak adalah hal terpenting yang mempengaruhi pembentukan pengetahuan mereka. Anak-anak belajar melalui lagu, bahasa, kesenian dan permainan. Ia juga menyatakan bahwa budaya mempengaruhi proses belajar, anak-anak belajar melalui interaksi dan kerjasama dengan orang lain dan lingkungannya.

Vygotsky dalam Komalasari (2010:20) meyakini bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sesuai dengan teori sosiogenesis. Dimensi kesadaran sosial bersifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan bersifat sekunder. Artinya pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Hal ini juga dipertegas oleh Winataputra, dkk (2008:6.9) yang menyatakan bahwa proses dan konteks kultural yang beragam juga menghasilkan belajar yang beragam pula. Sebagai contoh kita dapat mengamati bagaimana anak-anak mempelajari suatu konsep melalui modus tertentu. Ebelum media visual banyak digunakan, anak-anak mempelajari nilai-nilai yang berlaku melalui apa yang didengar dari oerang lain 2. Bahasa (language) Vygotsky mengemukakan bahwa bahasa berperan penting dalam proses perkembangan kognitif anak. Menurutnya pula, ada hubungan yang jelas antara perkembangan bahasa dan perkembangan kognitif. Ia menyatakan bahwa ada tiga tahap perkembangan bahasa. Tiga tahap perkembangan tersebut dideskripsikan dalam tabel berikut : Tabel Tahap Perkembangan Bahasa Vygotsky Tahap Perkiraan Usia Deskripsi Social speech (eksternal speech) Sampai 3 tahun Bicara biasanya dilakukan untuk mengontrol tingkah laku, dan untuk mengekspresikan pemikiran sederhana seperti emosi

Egocentric speech 3-7 tahun Anak-anak lebih sering berbicara dengan diri mereka sendiri, mereka membicarakan apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya Inner speech Di atas 7 tahun sampai dewasa Inner speech atau pembicaraan batin, merupakan proses hubungan antara pikiran dan bahasa, pada tahap ini setiap individu telah sampai pada tipe fungsi mental yang lebih tinggi Sumber : Lisa dan LeFrancois dalam Oakley (2004:39) Selanjutnya, Vygotsky menurut Oakley (2004:40) menentukan perbedaan antara fungsi mental dasar dan fungsi mental lebih tinggi. Fungsi mental dasar adalah alami dan tidak dipelajari, sedangkan fungsi mental lebih tinggi dipengaruhi dan berkembang melalui belajar, seperti bahasa dan memori, pemikiran, pemusatan perhatian dan lain-lain. Seseorang membutuhkan inner speech dan budaya yang ditransmisikan melalui bahasa dan bantuan orang lain yang lebih ahli untuk mengubah fungsi mental dasar menjadi fungsi mental yang lebih tinggi. Vygotsky dalam Dahar (2011:153) menyarankan bahwa interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi siswa dalam menginternalisasi pemahaman-pemahaman yang sulit, masalah-masalah dan proses. Selanjutnya, proses internalisasi melibatkan rekonstruksi aktivitas psikologis dengan dasar penggunaan bahasa. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa penggunaan bahasa secara aktif yang didasarkan pemikiran merupakan sarana bagi siswa untuk menegosiasi kebermaknaan pengalaman-pengalaman mereka. 3. Zona perkembangan proksimal atau Zone of proximal development (ZPD) Vygotsky dalam Komalasari (2010:23) mengemukakan konsepnya tentang zona perkembangan proksimal (zone of proximal development).

Menurutnya perkembangan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan berbagai masalah secara sendiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibimbing orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih mampu atau kompeten. Ini disebut kemampuan intermental. Jarak antara tingkat perkembangan aktual dengan tingkat perkembangan potensial disebut zona perkembangan proksimal, yang diartikan sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang yang masih pada proses pematangan. Hal yang sama juga disebutkan oleh Jauhar (2011:39) yaitu zone of proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Trianto (2011:39) juga menambahkan bahwa menurut Vygotsky proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugastugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.

Gambar 1. Zona Perkembangan Proksimal Tingkat Potensial Zona Perkembangan Proksimal Tingkat Aktual Sumber : Oakley (2004:41) Kunci utama dari teori ini menurut Oakley (2004:41) adalah peran guru atau orang lain yang lebih berpengalaman. Ide Vygotsky adalah peran penting guru dalam menyediakan bimbingan kepada siswa, memberikan masukan dan saran serta menawarkan berbagai macam strategi dalam memecahkan masalah. Wijayanti (2008) berpendapat bahwa teori tentang ZPD dari Vygotsky ini bermakna bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial dengan bantuan guru atau teman sejawat. Melalui tantangan dan bantuan dari guru atau dari teman yang lebih mampu, siswa bergerak ke dalam ZPD mereka dimana pembelajaran terjadi. Berkaitan dengan teori ZPD ini, Bruner dalam Oakley (2004:42) mengembangkan ide Vygotsky lebih jauh. Ia menyarankan agar guru menggunakan Scaffolding dalam pembelajaran. Menurut Ruseffendi (1992:34) Scaffolding adalah bantuan atau support kepada seseorang anak dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif yang actual dari anak yang bersangkutan. Selanjutnya Winataputra, dkk (2008:6.21) menanmbahkan bahwa Scaffolding merupakan proses memberikan tuntunan atau bimbingan kepada siswa untuk mencapai apa yang harus dipahami dari apa yang sekarang

sudah diketahui. Berdasarkan pemahaman guru terhadap kemampuan siswa, siswa didorong dan ditugaskan untuk mengerjakan tugas yang sedikit lebih sulit, dan selangkah lebih tinggi dari kemampuan yang saat ini dmiliki dengan intensitas bimbingan yang semakin berkurang. Dengan cara ini, kemampuan berpikir siswa akan berkembang, di samping sesuai dengan perkembangan intelektual siswa, juga dipengaruhi oleh tantangan berpikir dalam penugasan oleh guru. C. Implikasi Teori Vygotsky Proses Pembelajaran Implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran menurut Oakley (2004:48-50) yaitu sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan tingkat perkembangan potensial siswa. Siswa seharusnya diberikan tugas yang dapat membantu mereka untuk mencapai tingkat perkembangan potensialnya. 2. Vygotsky mempromosikan penggunaan pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing ZPD mereka. Menurut Ruseffendi (1992:34) menjelaskan implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran diantaranya adalah guru bertugas menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan dukungan dinamis, sedemikian hingga setiap siswa bisa berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan proksimal. D. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Vygotsky Contoh dalam pembelajaran, jika seseorang siswa membuat suatu kesalahan dalam mengerjakan sebuah soal, sebaiknya guru tidak langsung memberitahukan di mana letak kesalahan tersebut. Sebagai contoh, jika

seseorang siswa menyatakan bahwa untuk sebarang bilangan real x dan y berlaku (x-y) 2 = x 2 - y 2. Guru tidak perlu langsung menyatakan bahwa itu salah. Lebih baik guru memberi pernyataan yang sifatnya menuntun, misalnya: apakah (3-2) 2 = 3 2-2 2? Dengan menjawab pertanyaan, siswa akan bisa menemukan sendiri letak kesalahannya yang ia buat pada pernyataan semula. Dari contoh ini kiranya jelas bahwa guru bisa membantu siswa dengan cara memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai, agar proses konstruksi pengetahuan dalam pikiran siswa bisa berlangsung secara optimal. Pertanyaan yang diajukan guru tersebut untuk menuntun siswa supaya pada akhirnya siswa bisa menemukan sendiri letak kesalahan yang ia buat, merupakan contoh scaffolding (tuntunan atau dukungan yang dinamis) dari guru pada siswa. Guru kiranya bisa memanfaatkan baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif. Di satu pihak, guru perlu mengupayakan supaya siswa berusaha agar bisa mengembangkan diri masing-masing secara maksimal, yaitu mengembangkan kemampuan berpikir dan bekerja secara independen (sesuai dengan teori Piaget), di lain pihak, guru perlu juga mengupayakan supaya tiap-tiap siswa juga aktif berinteraksi dengan siswa-siswa lain dan orangorang lain di lingkungan masing-masing (sesuai dengan teori Vygotsky). Jika kedua hal itu dilakukan, perkembangan kognitif tiap-tiap siswa akan bisa terjadi secara optimal.

E. Kesimpulan Teori Vygotsky berfokus pada tiga faktor yaitu budaya (culture), bahasa (language) dan zona perkembangan proksimal (zone of proximal development atau ZPD). 1. Budaya Vygotsky berpendapat bahwa budaya dan lingkungan sosial seorang anak adalah hal terpenting yang mempengaruhi pembentukan pengetahuan mereka. 2. Bahasa Vygotsky menyatakan bahwa bahasa adalah pusat terpenting dalam proses belajar. 3. Zona perkembangan proksimal Zona perkembangan proksimal atau ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Satu lagi ide penting dari Vygotsky adalah Scaffolding (Ruseffendi, 1992:34) adalah bantuan atau support kepada seseorang anak dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang bersangkutan Vygotsky mempromosikan penggunaan pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing ZPD mereka.

DAFTAR PUSTAKA Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Jauhari, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM: dari Behavioristik sampai Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Oakley, Lisa. 2004. Cognitive Development. London: Routledge-Taylor & Francis Group Rusefendi, dkk. 1992. Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Debdikbud. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Widjajanti, D. B. 2008. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Masalah. Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/6910/1/P8%20Pendidikan%20(Djamila h).pdf. Diakses tanggal 15 Maret 2013. Winataputra, U.S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.