TUGAS MISI RISET Dosen : Agus Tri Basuki, SE., M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

KUISIONER. 2. Berapa besar nilai Modal kerja yang diperlukan untuk produksi setiap bulan?

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB IV ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CADANGAN DEVISA INDONESIA ( )

PENGARUH EKSPOR, IMPOR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT. (Factors Identification That Affecting Unemployment.

Analisis cadangan devisa Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek.

MASALAH-MASALAH DALAM MODEL REGRESI LINIER

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB 2 MODEL REGRESI LINIER

REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

Oleh: Anggita Kusmadewi

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

PENGARUH POTENSI PERTUMBUHAN PAJAK PENERAN GAN JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA KABUPATEN GORONTALO DAN KOTA GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Ade Purnomo Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

LAMPIRAN I HASIL REGRESI DAN UJI ASUMSI KLASIK PENDUGAAN PARAMETER MODEL SIMULTAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV didepan, maka pada bab lima

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Paparan Statistika Deskriptif

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran I. INDENTITAS RESPONDEN PETANI NILAM DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT No Nama

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak

Transkripsi:

TUGAS MISI RISET Dosen : Agus Tri Basuki, SE., M.Si. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CADANGAN DEVISA DI INDONESIA (1986-2015) Ega Wiguna 1 Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Telp/Fax. 0274 387656 psw 184, 387646. E mail: wiguna_ega@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia baik secara simultan maupun parsial pada periode 1986-2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 data yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cadangan devisa Indonesia, sedangkan variabel independennya adalah ekspor, dan utang luar negeri. Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, peneliti melakukan pengujian analisis regresi linier berganda juga melakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa secara simultan Ekspor dan Utang Luar Negeri berpengaruh signifikan terhadap Cadangan Devisa di Indonesia. Selanjutnya secara parsial, Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia, Utang Luar Negeri juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cadangan Devisa Indonesia. Kata Kunci : ekspor, utang luar negeri, cadangan devisa 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana negara Indonesia tidak akan lepas dari putaran roda kegiatan perekonomian internasional yang penuh dengan dinamika. Selain itu, Indonesia terus melakukan pembangunan di segala bidang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumber pendanaan penting yang digunakan Indonesia untuk ikut andil dalam putaran roda kegiatan ekononi internasional, dan melaksanakan pembangunan adalah devisa. Cadangan devisa mempunyai peranan penting dan merupakan indikator untuk menunjukkan kuat lemahnya fundamental perekonomian suatu negara, selain itu dapat menghindari krisis suatu negara dalam ekonomi dan keuangan (Priadi dan Sekar, 2008). Indonesia sendiri termasuk negara yang memiliki cadangan devisa relatif 1 Mahasiswa Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Sudah Presentasi pada tangggal 6 Mei 2016 1

sedikit, sehingga menyebabkan Indonesia tidak mampu melakukan pembayaran internasional dan stabilisasi nilai tukar yang mengakibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran, dan anjloknya nilai tukar rupiah. Beberapa faktor yang mempengaruhi cadangan devisa diantaranya adalah ekspor, impor, nilai tukar rupiah/kurs, tingkat inflasi, dan utang luar negeri. Hubungan ekspor terhadap cadangan devisa adalah ketika melakukan kegiatan ekspor maka suatu negara akan memperoleh berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara. Sehingga apabila tingkat ekspor mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan ikut menurunnya cadangan devisa yang dimiliki. Begitupun sebaliknya apabila tingkat ekspor mengalami kenaikan, maka akan diikuti dengan meningkatnya cadangan devisa yang dimiliki. Hubungan utang luar negeri terhadap cadangan devisa adalah dengan adanya pinjaman luar negeri, neraca pinjaman luar negeri, neraca pembayaran secara keseluruhan (overall balance) menjadi surplus, hal tersebut berarti devisa yang masuk lebih besar daripada devisa yang keluar. Selain itu, apabila utang luar negeri diinvestasikan secara produktif, maka akan menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi. Namun utang luar negeri akan menimbulkan masalah jika dana tersebut tidak diinvestasikan secara produktif untuk kegiatan-kegiatan yang menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi untuk menutupi pembayaran bunga. Krisis utang dunia yang terjadi pada dekade 80-an menjadi bukti bahayanya pembiayaan melalui utang luar negeri dimana banyak negara terpaksa menunda kewajiban membayar utang (Weiss, 1995) Maka, berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin mencoba meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa Indonesia. Karena peneliti berasumsi dengan ketergantungan negara Indonesia terhadap negara lain, maka cadangan devisa sebagai salah satu indikator moneter berperan penting dalam peningkatan dan percepatan pembangunan ekonomi. Sehingga perubahan yang terjadi pada cadangan devisa Indonesia perlu mendapat perhatian dari pemerintah/otoritas moneter agar kestabilan ekonomi tetap terjaga. Oleh karena itu, peneliti membatasi variabel-variabel yang ditelitinya, dengan variabel terikat cadangan devisa serta 2

variabel bebasnya adalah ekspor dan utang luar negeri, dengan judul penelitian : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia (Peroiode 1986-2015). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa Indonesia periode 1986-2015? 2. Seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia periode 1986-2015? 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi variabel-variabel yang ditelitinya sebagai berikut : 1. Untuk variabel dependen (Y) adalah cadangan devisa 2. Untuk variabel independennya adalah ekspor (X1) dan utang luar negeri (X2) 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa Indonesia periode 1986-2015. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa Indonesia periode 1986-2015 3

1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi tambahan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode 1986-2015. 2. Dapat menambah kekhasan ilmu pengetahuan dan sumbangsih pemikiran dalam ilmu ekonomi makro dan moneter. 3. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian dalam ruang lingkup yang sama. 4. Dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori (1) Cadangan Devisa Cadangan devisa atau foreign exchange reserves adalah simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Menurut Rachbini (2000), cadangan devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri. Secara teoritis, cadangan devisa adalah aset eksternal yang memenuhi kriteria sebagai berikut: yaitu likuid, dalam denominasi mata uang asing utama, di bawah kontrol otoritas moneter, dan dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi internasional. Cadangan devisa merupakan bagian dari tabungan nasional sehingga pertumbuhan dan besar kecilnya cadangan devisa merupakan sinyal bagi global financial markets mengenai kredibilitas kebijakan moneter dan creditworthiness suatu negara. Besar kecilnya akumulasi cadangan devisa suatu negara biasanya ditentukan oleh kegiatan perdagangan (ekspor dan impor) serta arus modal negara tersebut. Secara teoritis, cadangan devisa adalah aset eksternal yang memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) likuid, (2) dalam denominasi mata uang asing utama, (3) di bawah kontrol 4

otoritas moneter, dan (4) dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi internasional. Cadangan devisa meliputi emas moneter (monetary gold), hak tarik khusus (special drawing rights), posisi cadangan di IMF (reserve position in the fund), cadangan dalam nvaluta asing (foreign exchange), dan tagihan lainnya (other claims). a. Sumber-sumber Devisa Sumber-sumber devisa antara lain : (1) pinjaman/hutang luar negeri, (2) hadiah, bantuan atau sumbangan luar negeri, (3) penerimaan deviden atau jasa serta bunga dari luar negeri, (4) hasil ekspor barang dan jasa, (5) kiriman valuta asing dari luar negeri, (6) wisatawan yang belanja di dalam negeri, (7) pungutan bea masuk. b. Peranan Cadangan Devisa Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar utang luar negeri, dimana pengelolaannya dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 pasal 13. Sedangkan Menurut Bank Dunia, peranan cadangan devisa adalah : 1. Untuk melindungi negara dari gangguan eksternal. Krisis keuangan pada akhir 1990-an membuat para pembuat kebijakan memperbaiki pandangannya atas nilai dari cadangan devisa sebagai proteksi dalam melindungi dari krisis mata uang. 2. Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam penilaian kelayakan kredit dan kredibilitas kebijakan secara umum,sehingga negara dengan tingkat cadangan devisa yang cukup dapat mencari pinjaman dengan kondisi yang lebih nyaman. 3. Kebutuhan likuiditas untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar. Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan. Jika cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persedian valuta asing suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga bisa menurunkan kredibilitas, sehingga posisi cadangan devisa terus menipis dan semakin tipis. Menghadapi keadaan demikian, 5

akhirnya pemerintah negara yang bersangkutan terpaksa melakukan kebijakan devaluasi. Cadangan devisa suatu negara dipengaruhi oleh transaksi berjalan dan impor. Perkembangan transaksi berjalan suatu negara perlu diwaspadai dengan cermat, karena defisit transaksi berjalan yang berjalan yang berlangsung dalam jangka panjang dapat menekan cadangan devisa. Oleh karena itu defisit transaksi berjalan sering kali dipandang sebagai signal ketidakseimbangan makro ekonomi yang memerlukan penyesuaian nilai tukar atau kebijakan makro ekonomi yang lebih ketat (Tambunan, 2004). Dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut : Cdvt = ( Cdvt 1 + Tbt + Tmt ) Keterangan : Cdvt : Cadangan devisa Tahun tertentu Cdvt 1 : Cadangan devisa sebelumnya Tbt : Transaksi berjalan Tmt : Transaksi modal (2) Ekspor Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya, terdiri dari barang berwujud dan jasa-jasa (transport, pinjaman dan investasi). Menurut Michael Todaro (2000) ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberi ransangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur positif yang stabil dan lembaga sosial yang efesien. Menurut Mankiw (2006) ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual di luar negeri. Sedangkan menurut Statistik Perdagangan Indonesia, ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Daerah pabean yang dimaksud adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara dialasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Eksklusif dan Landas Kontinen yang didalamnya berlaku Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang kepabean. 6

Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting dan melalui perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industri lainnya dan perekonomian (Meier,1996: 313). Kesimpulannya ekspor merupakan sumber devisa ditambah perluasan pasar bagi produksi barang domestik dan perluasan tenaga kerja. Peranan sektor ekspor antara lain : 1. Memperluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu, seperti yang ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat tumbuh dengan cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya diseberang lautan daripada hanya dalam pasar negeri yang sempit. 2. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang-barang dipasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikan produktivitas. 3. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut akan dijual didalam negeri, misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang rendah atau hubungan transportasi yang memadai. Dengan demikian, selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri. Permintan efektif yang merupakan harapan pemerintah dapat terpenuhi guna menunjukan kesejahteraan bangsa. Sehingga secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri dalam negeri untuk menggunakan faktor produksinya. Misalnya modal dan juga menggunakan metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar Internasional. (3) Utang Luar Negeri Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. 7

Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang dilakukan karena berbagai alasan yang rasional. Dalam alasan-alasan yang rasional itu ada muatan urgensi dan ada pula muatan ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya ialah utang dipilih mungkin sebagai sumber pembiayaan karena derajat urgensi kebutuhan yang membutuhkan penyelesaian segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti utang dianggap sebagai alternatif pembiayaan yang melalui berbagai hitungan teknis dan ekonomis dianggap dapat memberikan keuntungan. Utang luar negeri ini tergantung pada syarat-syarat pinjaman dari bantuan yang bersangkutan, yakni menyangkut tingkat suku bunga (interest rate), dan masa tenggang waktu baik (grace period) jangka waktu yang tidak perlu dilakukan pencicilan utang serta jangka waktu pelunasan utang (amortization period) jangka waktu dimana pokok utang harus dibayar lunas kembali secara cicilan. Utang Luar Negeri merupakan konsekuensi biaya yang harus dibayar sebagai akibat pengelolaan perekonomian yang tidak seimbang, ditambah lagi proses pemulihan ekonomi yang tidak komprehensif dan konsisten. Pada masa krisis ekonomi, utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah telah meningkat drastis. Sehingga, pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar utang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebutakan dibayar melalui APBN RI dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya para wajib pajak di Indonesia. 2.2. Tinjauan Empiris Studi empiris yang meneliti tentang cadangan devisa telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan variabel-variabel yang bervariatif. Variabel tersebut diantaranya : kredit domestik, investasi asing langsung, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, inflasi, impor, ekspor, dan utang luar negeri. 8

Walaupun dasar teori yang digunakan relatif sama, namun sebagian besar kesimpulan tidak menunjukkan hasil yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Review Penelitian terdahulu (Theoritical Mapping) Nama Peneliti Tahun Judul Variabel yang digunakan Hasil yang diperoleh Roro Tri Ellies Yulianti Suryaningsih Jumiartha R Pinem 2007 Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Cadangan Devisa 2009 Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, dan Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Variabel Dependen : Cadangan devisa Variabel Independen : Ekspor, Impor, Investasi asing langsung, Utang luar negeri. Variabel Dependen : Cadangan devisa Variabel Independen : Ekspor, Impor, kurs Secara Simultan : Ekspor, impor, investasi asing langsung, dan utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. Secara Parsial : Ekspor, impor, dan utang laur negeri berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan investasi asing langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. Secara Simultan : Ekspor, impor, dan kurs berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Secara Parsial : Ekspor dan kurs berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan impor tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. I Putu Kusuma Juniantara dan Made Kembar Sri Budhi 2012 Pengaruh Ekspor, Impor, dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Periode 1990-2010 Variabel dependen : Cadangan devisa Variabel independen : Ekspor, Impor, Kurs Secara Simultan : Ekspor, impor, dan kurs berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Secara Parsial : Ekspor dan kurs berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan impor tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. 9

Nama Peneliti Tahun Judul Variabel yang digunakan Hasil yang diperoleh Ida Bagus Putu Purnama Putra 2013 Pengaruh Tingkat Inflasi, Utang Luar Negeri, dan Suku Bunga Kredit Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2011 Variabel dependen : Cadangan devisa Variabel independen : Tingkat Inflasi, Utang Luar Negeri, Suku Bunga Kredit. Secara Simultan : Tingkat inflasi, utang luar negeri, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa Secara Parsial : Utang luar negeri dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa. Agustina dan Reni 2014 Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Variabel dependen: Cadangan devisa Variabel independen : Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupaih, Tingkat Inflasi Secara Simultan : Ekspor, impor, nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. Secara Parsial : Ekspor dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan impor dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa. Viki Lianda Ramadhan, Evi Susanti Tasri, dan Kasman Karimi 2014 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1984-2013 Variabel dependen: Cadangan devisa Variabel independen : Nilai Tukar Rupaih, Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Secara Simultan : Nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. Secara Parsial : Kurs dan tingakat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa sedangakan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa 10

2.3. Kerangka Berfikir Kerangka Konsep yang dapat dibentuk dari penelitian ini adalah : Variabel Independen Variabel Dependen Ekspor (X1) Cadangan Devisa (Y) Utang Luar Negeri (X2) Gambar 1. Kerangka Berfikir 2.4. Hipotesis Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan diatas, maka hipotesis yang dapat dibuat untuk penelitian ini adalah : 1) Diduga variabel ekspor mempunyai pengaruh positif terhadap cadangan devisa di Indonesia 2) Diduga variabel utang luar negeri mempunyai pengaruh positif terhadap cadangan devisa di Indonesia 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah data cadangan devisa, ekspor, dan utang luar negeri yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik periode 1986 sampai dengan 2015. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan sampel yang mewakili populasi, di mana biasanya hanya digunakan jika populasi kurang dari 100. Sehingga pada akhirnya diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 data. 3.2. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan oleh penulis unttuk menerangkan kerangka dasar perhitungan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent 11

didasarkan pada analisa regresi berganda dengan pengolahan data menggunakan program E-views 7.0 Untuk menyederhanakan perhitungan dengan metode ekonometrika, variabel dependent merupakan cadangan devisa dengan variabel (Y) dan variabel independent adalah ekspor (X1), dan utang luar negeri (X2). Selanjutnya akan dianalisa dengan cara sebagai berikut : Metode Analisis Regresi Linier Berganda Analisa ini digunakan untuk membahas hubungan lebih dari dua variabel. Fungsi persamaannya adalah : Y = f ( X1, X2)...(1) Dengan model persamaan sebagai berikut : Y = β 0 + β 1.X 1 + β 2.X 2 + e...(2) Dimana : β 0 β 1 β 2 Y X 1 X 2 e = Konstanta = Koefisien Ekspor = Koefisien utang Luar Negeri = Cadangan Devisa = Ekspor = Utang Luar Negeri = Error (Variabel Pengganggu) Metode selanjutnya dilakukan pengujian Asumsi Klasik dan pengujian Statistik. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel dependen cadangan devisa (Y) dengan variabel independen ekspor (X1) dan utang luar negeri (X2) diolah dengan menggunakan bantuan program computer Eviews 7.0, dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yang ditampilkan pada tabel berikut : 12

Dependent Variable: CADDEV Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:40 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Tabel 2. Hasil Regresi Linier Berganda Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -14.12948 2.337222-6.045417 0.0000 EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000 ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001 R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833 Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331 S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010 Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130 Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836 F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565 Prob(F-statistic) 0.000000 Berdasarkan Tabel 2 diatas, maka persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut : Cadangan Devisa = -14,12948 + 0,400960*Ekspor + 0,175824*Utang Luar Negeri + e β0 = -14,12948, artinya bahwa jika variabel ekspor dan utang luar negeri diasumsikan cateris paribus (variabel independen dianggap konstan atau nol), maka nilai dari cadangan devisa adalah sebesar -14.12948. β1 = 0,400960, artinya bahwa setiap kenaikan ekspor sebesar 1 milyar USD, maka cadangan devisa akan naik sebesar 0,400960 milyar USD dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. β2 = 0,175824, artinya bahwa setiap kenaikan utang luar negeri sebesar 1 milyar USD, maka cadangan devisa akan naik sebesar 0,175824 milyar USD dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 13

4.2. Uji Statistik (a) Koefisien Determinasi (R 2 ) Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai koefisien determinasi (Adjusted R 2 ) sebesar 0.971729, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik (goodness of fit). Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa 97,17% variasi dari cadangan devisa dapat dijelaskan oleh variabel ekspor dan utang luar negeri. Sedangkan sisanya 2,83% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. (Lihat tabel 2) (b) Uji- F Uji-f digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai probabilitas signifikansi dari f-statistik yaitu 0,000000 (lihat tabel 2). Karena probabilitas signifikansi f-statistik < 0,05 (0,000000 < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ekspor dan utang luar negeri secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. (c) Uji- t Uji t digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat secara individual/parsial. Untuk mengetahui perngaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependen dapat dijelaskan dibawah ini : 1. Pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel ekspor sebesar 0,0000 (lihat tabel 2). Karena nilai probabilitas variabel ekspor < 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. 2. Pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh nilai probabilitas variabel utang luar negeri sebesar 0,0001 (lihat tabel 2). Karena nilai probabilitas utang luar negeri < 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa. 14

4.3. Uji Asumsi Klasik (a) Uji Normalitas 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Jarque Bera dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas lebih besar dari derajat kesalahan α =5% (0,05), maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data tersebut adalah normal. Dan sebaliknya, bila probabilitas < 0,05 maka dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Setelah data di olah dengan menggunakan Eviews 7.0 maka terlihat hasilnya sebagai berikut : Gambar 2. Hasil Uji Normalitas -15-10 -5 0 5 10 Series: Residuals Sample 1986 2015 Observations 30 Mean -7.11e-15 Median 0.311732 Maximum 11.48742 Minimum -16.43689 Std. Dev. 5.909241 Skewness -0.362237 Kurtosis 3.596597 Jarque-Bera 1.100986 Probability 0.576665 Berdasarkan gambar tersebut dapat terlihat bahwasanya data tersebut terdistribusi secara normal. Kita dapat melihatnya pada nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0,576665 yang lebih besar dari derajat kesalahan yaitu sebesar 0,05 (0,576665 > 0,05). (b) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:82). Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 15

Heteroskedasticity Test: White Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas F-statistic 2.726901 Prob. F(5,24) 0.0435 Obs*R-squared 10.86862 Prob. Chi-Square(5) 0.0540 Scaled explained SS 11.42968 Prob. Chi-Square(5) 0.0435 Dari data tabel 3 diatas diketahui bahwa nilai prob. Obs*R Squared adalah 0,0540 lebih dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan model ini tidak mengandung Heteroskedastisitas. (c) Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik durbinwatson. Selain dengan menggunakan uji durbin-watson, untuk melihat ada tidaknya masalah penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji lagrange multiplier (LM Test) atau yang disebut uji breusch-godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas Obs*R Squared dengan α = 5% (0,05). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: Tabel 4. Hasil Uji Lagrange Multiplier Test F-statistic 1.071811 Prob. F(2,25) 0.3576 Obs*R-squared 2.369199 Prob. Chi-Square(2) 0.3059 Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-squared adalah 2,369199 dan nilai probabilitas adalah 0.3059 yang lebih besar dari α = 5 % (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi. 16

(d) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen, kemudian dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen (Gujarati, 2007:67). Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 7.0, maka terlihat hasil sebagai berikut : Dependent Variable: CADDEV Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:44 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Tabel 5. Uji Multikolinearitas (Persamaan 1) Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -14.12948 2.337222-6.045417 0.0000 EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000 ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001 R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833 Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331 S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010 Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130 Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836 F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565 Prob(F-statistic) 0.000000 17

Dependent Variable: EKSPOR Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:45 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Tabel 6. Uji Multikolinearitas (Persamaan 2) Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -11.81455 8.539232-1.383561 0.1774 ULN 0.698886 0.056335 12.40586 0.0000 R-squared 0.846074 Mean dependent var 80.26433 Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 57.92305 S.E. of regression 23.12745 Akaike info criterion 9.184258 Sum squared resid 14976.61 Schwarz criterion 9.277671 Log likelihood -135.7639 Hannan-Quinn criter. 9.214141 F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.557364 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 7. Uji Multikolinearitas (Persamaan 3) Dependent Variable: ULN Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:45 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 34.58268 9.603702 3.600973 0.0012 EKSPOR 1.210604 0.097583 12.40586 0.0000 R-squared 0.846074 Mean dependent var 131.7510 Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 76.23412 S.E. of regression 30.43867 Akaike info criterion 9.733645 Sum squared resid 25942.35 Schwarz criterion 9.827058 Log likelihood -144.0047 Hannan-Quinn criter. 9.763529 F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.526289 Prob(F-statistic) 0.000000 18

Untuk persamaan (1) nilai R² adalah sebesar 0.971729 selanjutnya disebut R² 1 Untuk persamaan (2) nilai R² adalah sebesar 0.846074 selanjutnya disebut R² 2 Untuk persamaan (3) nilai R² adalah sebesar 0.846074 selanjutnya disebut R² 3 Hasil analisis output : menunjukkan bahwa R² 1 > R² 2, R² 3 maka dalam model tidak ditemukan adanya multikolinearitas. 4.4. Pembahasan a) Pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Hal ini berarti apabila ekspor di Indonesia naik, maka akan meningkatkan cadangan devisa di Indonesia. Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Roro Tri Ellies Yulianti Suryaningsih (2007), Jumiartha R Pinem (2009), I Putu Kusuma Juniantara dan Made Kembar Sri Budhi (2012), Agustina dan Reni (2014) dengan hasil ekspor berpengaruh positif terhadap cadangan devisa. Sebagaimana dalam teori perdagangan internasional disebutkan bahwa ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan dorongan dan dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan ekonomi setaraf dengan negara-negara maju yang salah satunya dapat dilihat dari cadangan devisa yang besar dan terus meningkat. Peningkatan ekspor dapat meningkatkan cadangan devisa di Indonesia, hal ini terjadi karena ketika melakukan kegiatan ekspor maka suatu negara akan memperoleh berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara. b) Pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa utang luar negeri berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Hal ini berarti apabila utang luar negeri di Indonesia naik, maka akan meningkatkan cadangan devisa di Indonesia. Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Roro Tri Ellies Yulianti 19

Suryaningsih (2007), Ida Bagus Putu Purnama Putra (2013), dengan hasil utang luar negeri berpengaruh positif terhadap cadangan devisa. Hubungan positif tersebut maksudnya adalah dengan adanya pinjaman luar negeri, neraca pinjaman luar negeri, neraca pembayaran secara keseluruhan (overall balance) menjadi surplus, hal tersebut berarti devisa yang masuk lebih besar daripada devisa yang keluar. Selain itu, apabila utang luar negeri diinvestasikan secara produktif, maka akan menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara parsial atau uji-t variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa dengan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0.0000. 2. Secara parsial atau uji-t variabel utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa dengan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0.0001. 5.2. Saran Dengan ditemukannya hubungan positif antara variabel ekspor dan utang luar negeri terhadap cadangan devisa, maka pemerintah perlu melakukan kebijakan promosi ekspor agar dapat menambah cadangan devisa Indonesia. Akan tetapi terkait dengan utang luar negeri harus benar-benar dialokasikan atau digunakan untuk kegiatan investasi produktif bukan malah digunakan tidak semestinya oleh pemerintah. Karena jika dilihat dari koefisien utang luar negeri, itu menunjukkan bahwa utang luar negeri belum memberikan kontribusi yang besar terhadap penambahan cadangan devisa Indonesia. Maka diharapkan setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan otoritas moneter, semuanya harus berpihak pada kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan yang memadai dalam menambah referensi atau bahan untuk penelitian selanjutnya, dan kalau bisa menambahkan variabel lain diluar model ini serta menambahkan jumlah data atau sample yang digunakan. 20

DAFTAR PUSTAKA Agustina dan Reny., 2014, Pengaruh Ekspor, impor, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia, Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Vol 4, No. 02, Penerbit STIE Mikroskil, Medan. Badan Pusat Statistik, Perkembangan Ekspor dan Impor (1986-2015), Badan Pusat Statistik, Jakarta. Badan Pusat Statistik, Perkembangan Utang Luar Negeri (1986-2015), Badan Pusat Statistik, Jakarta. Bank Indonesia, Perkembangan Besaran Moneter (Cadangan Devisa Tahun 1986-2015), Bank Indonesia, Jakarta. Gujarati, Damodar N., 2006, Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Juniantara, I. P. K. dan Sri Budhi, M. K., 2012, Pengaruh Ekspor, Impor dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Nasional Periode 1999-2010, Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol 1, No. 1, Penerbit Universitas Udayana, Bali. Mankiw, N.Gregory., 2006, Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Meier, G.M., 1996, Dalam Juniartha R. Pinem (2009): Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia, USU Reposirtory Pinem, J. R., 2009, Pengaruh Ekspor, Impor, dan Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Putra, I. B. P. P. dan Indrajaya, I. G. B., 2013, Pengaruh Tingkat Inflasi, Utang Luar Negeri, dan Suku Bunga Kredit Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2011, Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol 2, No. 11, Penerbit Universitas Udayana, Bali. Rachbini, D.J., 2000, Pengembangan Ekonomi Dan Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta 21

Ramadhan, V.L, Evi, Susanti, dan Kasman, K., 2014, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia (1984-2013), Skripsi, Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat. Salvatore, Dominick., 1997, Ekonomi Internasional Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. Suryaningsih, R. T. E. Y., 2008, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Tambunan, Tulus TH., 2004, Globalisasi dan Perdagangan Internasional, Ghalia Indonesia, Bogor. Tandjung, M., 2011, Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Todaro, Michael,P., 2000, Pembangunan Ekonom, Bumi Aksara, Jakarta. Weiss, J., 1995, Economic Policy in Developing Countries: The Reform Agenda, Prentice Hall Harvester Wheatsheaf, London. 22

LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian Tahun Cadangan Devisa (Miyar USD) Ekspor (Milyar USD) ULN (Miyar USD) 1986 5,3 14,81 17,24 1987 6,51 17,14 33,41 1988 6,19 19,22 32,13 1989 6,56 22,16 56,39 1990 8,66 25,68 58,24 1991 9,87 29,14 65,07 1992 11,61 33,97 69,94 1993 12,35 36,82 71,18 1994 13,16 40,05 88,37 1995 14,67 45,42 98,43 1996 19,13 49,81 96,71 1997 21,42 53,44 100,33 1998 23,76 48,85 122,03 1999 27,05 48,67 120,57 2000 29,39 62,12 110,93 2001 28 56,32 133,07 2002 32,04 57,16 131,34 2003 36,3 61,06 135,4 2004 36,32 71,58 137,02 2005 34,72 85,66 130,65 2006 42,59 100,8 128,74 2007 56,92 114,1 136,64 2008 51,64 137,02 155,08 2009 66,1 116,51 172,87 2010 96,21 157,78 202,41 2011 110,12 203,5 225,38 2012 112,78 190,02 252,36 2013 99,39 182,55 266,11 2014 111,86 176,29 293,77 2015 105,93 150,28 310,72 Sumber Bank Indonesia (bi.go.id) BPS (bps.go.id) BPS (bps.go.id) 23

Lampiran 2. Hasil Regresi Linier Berganda Dependent Variable: CADDEV Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:40 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -14.12948 2.337222-6.045417 0.0000 EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000 ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001 R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833 Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331 S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010 Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130 Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836 F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565 Prob(F-statistic) 0.000000 Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas 8 7 6 5 4 3 2 1 Series: Residuals Sample 1986 2015 Observations 30 Mean -7.11e-15 Median 0.311732 Maximum 11.48742 Minimum -16.43689 Std. Dev. 5.909241 Skewness -0.362237 Kurtosis 3.596597 Jarque-Bera 1.100986 Probability 0.576665 0-15 -10-5 0 5 10 24

Lampiran 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.726901 Prob. F(5,24) 0.0435 Obs*R-squared 10.86862 Prob. Chi-Square(5) 0.0540 Scaled explained SS 11.42968 Prob. Chi-Square(5) 0.0435 Lampiran 5. Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.071811 Prob. F(2,25) 0.3576 Obs*R-squared 2.369199 Prob. Chi-Square(2) 0.3059 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:43 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -0.279158 2.340360-0.119280 0.9060 EKSPOR -0.014049 0.050902-0.275996 0.7848 ULN 0.011139 0.038684 0.287934 0.7758 RESID(-1) 0.276054 0.205381 1.344105 0.1910 RESID(-2) 0.044759 0.203870 0.219548 0.8280 R-squared 0.078973 Mean dependent var -7.11E-15 Adjusted R-squared -0.068391 S.D. dependent var 5.909241 S.E. of regression 6.107969 Akaike info criterion 6.608078 Sum squared resid 932.6822 Schwarz criterion 6.841610 Log likelihood -94.12116 Hannan-Quinn criter. 6.682787 F-statistic 0.535905 Durbin-Watson stat 1.862599 Prob(F-statistic) 0.710619 25

Lampiran 6. Hasil Uji Multikolinearitas Dependent Variable: CADDEV Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:44 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -14.12948 2.337222-6.045417 0.0000 EKSPOR 0.400960 0.050043 8.012330 0.0000 ULN 0.175824 0.038023 4.624181 0.0001 R-squared 0.973679 Mean dependent var 41.21833 Adjusted R-squared 0.971729 S.D. dependent var 36.42331 S.E. of regression 6.124193 Akaike info criterion 6.557010 Sum squared resid 1012.655 Schwarz criterion 6.697130 Log likelihood -95.35516 Hannan-Quinn criter. 6.601836 F-statistic 499.3958 Durbin-Watson stat 1.328565 Prob(F-statistic) 0.000000 Dependent Variable: EKSPOR Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:45 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -11.81455 8.539232-1.383561 0.1774 ULN 0.698886 0.056335 12.40586 0.0000 R-squared 0.846074 Mean dependent var 80.26433 Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 57.92305 S.E. of regression 23.12745 Akaike info criterion 9.184258 Sum squared resid 14976.61 Schwarz criterion 9.277671 Log likelihood -135.7639 Hannan-Quinn criter. 9.214141 F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.557364 Prob(F-statistic) 0.000000 26

Dependent Variable: ULN Method: Least Squares Date: 05/11/16 Time: 23:45 Sample: 1986 2015 Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 34.58268 9.603702 3.600973 0.0012 EKSPOR 1.210604 0.097583 12.40586 0.0000 R-squared 0.846074 Mean dependent var 131.7510 Adjusted R-squared 0.840576 S.D. dependent var 76.23412 S.E. of regression 30.43867 Akaike info criterion 9.733645 Sum squared resid 25942.35 Schwarz criterion 9.827058 Log likelihood -144.0047 Hannan-Quinn criter. 9.763529 F-statistic 153.9053 Durbin-Watson stat 0.526289 Prob(F-statistic) 0.000000 27