BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Hasil Belajar Sumber Daya Alam

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Siti Aisyah 1 ; H. Muhammad Zaini 2. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

Menggunakan Teknik Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 1 Sindanglaya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Proses berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

... BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya. Wardani dalam ( Heryadi, 2006: 1) menyatakan bahwa pendidikan mempunyai fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berperan dalam menjalankan fungsi di berbagai bidang kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu cara mempersiapkan suatu bangsa diantaranya melalui suatu pembelajaran sebagai bekal untuk kehidupan dimasa yang akan datang. Menurut Surya dalam ( Euis, 2008: 1) Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan tujuan mencapai tingkat kedewasaan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di dunia global. Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olah raga, dan Muatan Lokal. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. 1

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh melalui pengalaman serangkaian proses ilmiah. Proses ini antara lain melalui penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dalam rangka membantu peserta didik supaya mampu bersaing di dunia global yang menuntut seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis sehingga manusia harus benar-benar mengenal lingkungannya. IPA melatih anak untuk berfikir kritis dan objektif. Pembelajaran IPA menekankan bagaimana anak belajar, sehingga IPA dipandang sebagai suatu proses aktif, dan sangat dipengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari oleh anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara informasi yang diminati kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA menurut Samatowa (2006: 5) antara lain: 1. Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pemahaman akan pengetahuan apa yang dibawa anak dalam pembelajaran akan sangat berdaya guna untuk membantu anak meraih pengetahuan yang seharusnya mereka miliki. 2. Dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah. Berdasarkan pernyataan di atas, pembelajaran IPA di sekolah dasar harus mampu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan menghubungkan pengetahuan baru yang akan mereka pelajari sehingga pengetahuan yang mereka miliki menjadi bermakna. Selain itu, De porter (1992: 87) mengemukakan bahwa: 2

Proses pembelajaran harus diajarkan pertama kali pada kelompok besar (seluruh kelas). Kedua, buat kelompok-kelompok kecil (kelompok kerjasama tim) untuk pemantapan belajar. Ketiga, selesaikan secara perorangan (menjawab pertanyaan di depan kelas, pekerjaan rumah, tes atau kuis). Jika melihat kondisi nyata di lapangan, proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Selain kondisi di atas, berdasarkan hasil pengamatan (observasi) tanggal 17 Juli 2013 terhadap pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka pada materi tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan, diperoleh data kinerja guru dan aktivitas siswa sebagai berikut: a. Kinerja Guru 1. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran; 2. Guru tidak melakukan apersepsi; 3. Posisi guru dalam menjelaskan materi pelajaran selalu berada di depan; 3

4. Ketika penjelasan materi berlangsung, siswa yang duduk di barisan belakang tidak menunjukkan antusiasme dalam menyimak materi pelajaran; 5. Guru merasa kesulitan dalam membentuk kelompok belajar, karena sebagian siswa menolak disatukan dengan siswa yang lain; 6. Kinerja guru dalam mengelola interaksi kelas masih kurang. b. Aktivitas Siswa 1. Sebagian siswa tidak berpartisipasi dalam kelompok belajarnya; 2. Sebagian siswa mengganggu kerja kelompok lain; 3. Dalam kegiatan kerja kelompok, ketua kelompok mendominasi pengerjaan tugas yang diberikan; 4. Siswa tidak aktif melakukan kegiatan tanya-jawab; 5. Siswa cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap; 6. Sebagian siswa tidak menunjukkan antusiasme dalam kerja kelompok. Berdasarkan pada tes akhir dalam pembelajaran tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan, terdapat 11 siswa atau 68% yang memperoleh nilai berada di bawah standar ketuntasan minimal dan hanya 5 siswa atau 32% dari jumlah siswa kelas IV yang berada di atas nilai standar ketuntasan minimal, yaitu sebesar 65,00 (berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal SDN Kepuh I). Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa pembelajaran tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I, guru terlalu mendominasi pembelajaran, sebagian siswa tidak memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru. Hal ini mengakibatkan pembelajaran belum mencapai standar keberhasilan kurikulum atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh guru. Dari hasil analisis terhadap data di atas, ditemukan beberapa permasalahan utama yang menyebabkan pembelajaran tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan tidak mencapai standar ketuntasan yang diharapkan, permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 4

1. Kurangnya kinerja guru dalam mengelola interaksi kelas; 2. Rendahnya kerjasama tim dalam kegiatan kerja kelompok; 3. Hasil belajar yang kurang baik, karena sebagian besar siswa masih belum mampu mendapatkan nilai di atas standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru. Untuk mengatasi permasalahan ini, penulis mengajukan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw. Dengan tindakan ini diharapkan akan melatih keterampilan tanya-jawab sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa terhadap materi tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (Emildadiany, 2008: 6) bahwa Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembangan keterampilan sosial. Adapun pengertian hasil belajar menurut Bundu (2006: 17) yaitu: Tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan melalui aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif pengetahuan siswa bertambah dan penilaiannya dapat dilihat dari tes tulis. Aspek apektif yaitu berupa format penilaian, dan aspek psikomotor dapat dilihat dari observasi dan penilaian berupa non-tes. Berdasarkan pernyataan di atas, model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, karena dalam Jigsaw siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling bergantung satu sama lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan Lie (Emildadiany, 2008: 4). Dalam teknik Jigsaw, guru memperhatikan skemata awal atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan 5

sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (Trianto, 2007: 45) yang menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatih keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi dan juga keterampilan-keterampilan tanya-jawab. Pembelajaran kooperatif dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melaksanakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan di Kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada pendahuluan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka? 6

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka? 2. Pemecahan Masalah Masalah kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan disebabkan karena kurangnya kinerja guru dalam mengelola interaksi kelas, dan rendahnya kerjasama tim dalam kegiatan kerja kelompok sehingga sebagian besar hasil belajar siswa tidak mencapai standar ketuntasan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kerjasama tim dalam kegiatan kerja kelompok, sehingga setiap siswa akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas kelompok. Dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw untuk menyelesaikan masalah di atas, karena pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw memberikan kebebasan kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap kelompoknya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Sanjaya (2006: 250) bahwa Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw menurut Trianto (2007: 56) yaitu sebagai berikut: 1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-6 orang); 2. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab; 3. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya (kalompok asal); 7

4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya (kelompok ahli); 5. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompok asal bertugas mengajar teman-temannya; 6. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis atau tes individu. Berikut ini disajikan hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends: 1997) Asal Ahli Gambar 1.1: Ilustrasi Jigsaw Langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, guru mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk digunakan dalam tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan. Persiapan yang harus dilakukan guru adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pelajaran, lembar kerja siswa, media pembelajaran serta mempersiapkan lembar penilaian yang akan digunakan untuk siswa. 8

b. Tindakan Berdasarkan gambar di atas, pembelajaran Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan dengan menggunakan teknik jigsaw dapat diilustrasikan sebagai berikut: Asal Asal 1 Asal 2 Asal 3 Asal 4 Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 Ahli 4 Belajar Materi 1 Belajar Materi 2 Belajar Materi 3 Belajar Materi 4 1. Kegiatan Awal a. Mengucapkan salam b. Berdo a c. Mengabsen siswa d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran; e. Guru mengadakan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk membangkitkan pengetahuan awal siswa seperti: Siapa yang suka menanam pohon? Dan selanjutnya mengajak siswa menyanyikan lagu Lihat Kebunku ; 2. Kegiatan Inti Kinerja Guru a. Memberikan pengenalan materi kepada siswa tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan Aktivitas Siswa a. Mendengarkan ulasan materi dari guru tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan 9

Lanjutan Kegiatan Inti b. Guru membimbing siswa membentuk empat kelompok asal dengan anggota yang heterogen. Setiap kelompok memiliki empat anggota yang sudang di beri nomor 1-4 yaitu: - akar - batang - daun - bunga c. Guru membagikan materi pelajaran tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan kepada tiap kelompok. d. Guru menugaskan tiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang berbeda tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan (kelompok asal). e. Guru membentuk kelompok baru berdasarkan kesamaan tugas yang dipelajari siswa (kelompok ahli) f. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada kelompok ahli. g. Guru menugaskan tiap siswa dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan struktur dan fungsi bagian tumbuhan yang dipelajarinya dengan kelompok asal. b. Siswa membentuk kelompok asal dan bergabung dengan kelompoknya sesuai dengan nomor dan arahan guru. c. Tiap siswa dalam kelompoknya mempelajari materi yang berbeda. d. Siswa yang mempelajari struktur dan fungsi bagian tumbuhan yang sama bergabung membentuk kelompok baru (kelompok ahli). e. ahli mendiskusikan struktur dan fungsi bagian tumbuhan yang dipelajarinya. f. Tiap siswa dalam kelompok ahli mengerjakan lembar kerja siswa. g. Tiap siswa dalam kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan temannya. 10

Lanjutan Kegiatan Inti h. Menginstruksikan kepada setiap kelompok asal agar menampilkan perwakilan kelompoknya untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas. i. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. h. Perwakilan setiap kelompok asal melaporkan hasil diskusi di depan kelas i. Bersama-sama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. 3. Kegiatan Akhir - Melaksanakan tes akhir secara individu - Siswa mengumpulkan jawaban tes akhir c. Tahap Evaluasi Penilaian atau evaluasi yang dilakukan adalah penilaian proses pembelajaran dan tes akhir atau post test. Dalam penilaian proses pembelajaran menggunakan instrumen format observasi. Sedangkan penilaian akhir menggunakan tes berupa soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu. a. Target Proses - Dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengelola interaksi kelas sebesar 100%. - Siswa dapat meningkatkan kerjasama tim dalam kegiatan kerja kelompok sebesar 80%. b. Target Hasil Penelitian akan dilaksanakan dalam tiga siklus dan diharapkan sebesar 80% dari jumlah siswa dapat mencapai standar ketuntasan belajar sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SDN Kepuh I Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Dengan penelitian ini siswa diharapkan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dalam belajarnya; b. Meningkatkan kerjasama tim dalam kegiatan kerja kelompok; c. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. 2. Bagi Guru a. Guru diharapkan mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran sehingga tujuan pendidikan di Indonesia akan tercapai dengan baik; 12

b. Guru mampu memperbaiki pembelajaran supaya hasil belajar optimal; c. Guru akan lebih terlatih dalam memilih alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar. 3. Bagi Sekolah a. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehingga mampu melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran; b. Dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif, kreatif dan lebih bermakna bagi siswa. 4. Bagi Peneliti Lain a. Dapat memberikan pengalaman yang berharga dalam memperbaiki pembelajaran agar lebih baik dan meningkat dalam pengembangan kemampuan secara professional. b. Memberikan pengalaman dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. 3. Batasan Istilah 1. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Sanjaya, 2006: 241). 2. Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997). 3. Hasil belajar adalah suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai hasil dari suatu oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran 13

yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu (Sudjana, 2010: 22). 4. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Namun, bagian-bagian yang penting pada tumbuhan antara lain, akar, batang, daun, dan bunga. Setiap bagian mempunyai fungsi atau kegunaan tertentu (Budi Wahyono dkk, 2009: 29). 14