TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD, BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN SERTA PENYAMPAIANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN OPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU SKPD SERTA PENYAMPAIANNYA

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M AH A ES A, MENTERI DALAM NEGERI,

BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 32 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PENATAUSAHAAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH. Menurut Mardiasmo (2003), paradigma pengelolaan keuangan daerah

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PSRATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB IV SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DINAS PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN KOTA BANDUNG

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

SIKLUS PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH

Pendapatan Daerah Melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan, dan/atau Kantor Pos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

BAB II Ruang Lingkup

PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

F. Pertanggungjawaban Fungsional

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

GUBERNUR JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN BUPATI KULON PROGO

TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN BENDAHARA UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BIAYA PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

PROSEDUR PELAPORAN BPHTB

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

BAB III SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

LANGKAH-LANGKAH TEKNIS DAN FORMAT-FORMAT SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

Disamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO

SISTEM AKUNTANSI PPKD

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 06 AKUNTANSI PIUTANG. A. UMUM 1. Definisi Piutang merupakan salah satu aset yang cukup penting bagi Pemerintah Provinsi

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BENDAHARA PENGELUARAN SKPD. A. PENATAUSAHAAN 1. PENGAJUAN SPP a. PENGAJUAN SPP UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 451 / /2009 TENTANG

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG,

PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH HALAMAN 1

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB IX PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN RETRIBUSI KEBERSIHAN DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

PENATAUSAHAAN&PELAPORAN DANA BOS SATUAN PENDIDIKAN MENENGAH NEGERI DAN SATUAN PENDIDIKAN KHUSUS NEGERI YANG DISELENGGARAKAN PEMERINTAH PROVINSI

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2009

Program Aplikasi SIMDA (Sistim Informasi Manajemen Daerah)

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

FORMAT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN A. REGISTER PENERIMAAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN

BUPATI MANDAILING NATAL

Walikota Tasikmalaya

Transkripsi:

LAMPIRAN A.2.b. PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD, BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN SERTA PENYAMPAIANNYA I. BENDAHARA PENERIMAAN DAN BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU SKPD A. BENDAHARA PENERIMAAN SKPD 1. PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PENDAPATAN a. Bendahara penerimaan SKPD menerima sejumlah uang yang tertera pada Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang berada dalam pengurusannya. Bendahara penerimaan SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan pemeriksaaan kesesuaian antara jumlah uang dengan jumlah yang telah ditetapkan. b. Bendahara penerimaan SKPD kemudian membuat Surat Tanda Bukti Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib retribusi. c. Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara penerimaan SKPD harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas diterima dengan menggunakan formulir Surat Tanda Setoran (STS). d. Terkait dengan penerimaan pendapatan pada SKPD yang tidak dapat memenuhi ketentuan pada point c dapat diberikan toleransi untuk melakukan penyetoran pada hari kerja pertama berikutnya dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: Kondisi geografis yang sulit dijangkau dengan komunikasi dan transportasi Penerimaan pendapatan diluar hari kerja Bank. 2. PEMBUKUAN PENERIMAAN PENDAPATAN a. Prosedur pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai 1) Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat bendahara penerimaan menerima pembayaran tunai dari wajib pajak atau wajib retribusi. Apabila pembayaran menggunakan cek/giro, maka pencatatan dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan pada saat cek tersebut diterima. Selanjutnya pencatatan dilakukan pada saat bendahara penerimaan menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke rekening kas umum daerah. 2) Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan pada saat penerimaan dan pada saat penyetoran. 3) Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai adalah sebagai berikut:

a) Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain Yang Sah, bendahara penerimaan mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor bukti. Setelah itu bendahara penerimaan mengisi kolom cara pembayaran dengan pembayaran tunai. b) Bendahara penerimaan mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan. Setelah itu mengisi kolom kode rekening. c) Bendahara penerimaan mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah. 4) Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran tunai adalah sebagai berikut: a) Bendahara penerimaan mengisi STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang diterimanya ke rekening kas umum daerah. b) Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas umum daerah tersebut pada buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pada bagian penyetoran kolom Tanggal, No. STS dan Jumlah Penyetoran. c) Selain pembukuan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan, bendahara penerimaan mengisi register STS dan buku pembantu rincian obyek pendapatan. b. Prosedur Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekening Bank Bendahara Penerimaan 1) Pencatatan dilakukan saat bendahara penerimaan menerima informasi/nota kredit dan bukti lainnya yang dipersamakan dari Bank mengenai adanya penerimaan pendapatan pada rekening bendahara penerimaan. 2) Pencatatan dilakukan pada buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pada saat penerimaan dan pada saat penyetorannya ke rekening kas umum daerah. 3) Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang diterima di rekening bank bendahara penerimaan adalah sebagai berikut: a) Bendahara penerimaan menerima informasi/nota kredit dan bukti lainnya yang dipersamakan dari Bank mengenai adanya penerimaan pendapatan pada rekening bendahara penerimaan; b) Berdasarkan informasi/nota kredit dan bukti lainnya yang dipersamakan dari Bank bendahara penerimaan melakukan rekonsiliasi atas penerimaan tersebut. c) Bendahara penerimaan mencatat penerimaan di Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan kolom nomor Bukti, kolom tanggal dan kolom cara pembayaran setelah melakukan rekonsiliasi dan mengetahui asal penerimaan. d) Bendahara penerimaan mengisi kolom kode rekening sesuai dengan jenis pendapatan yang diterima, sesuai dengan jumlah penerimaan yang

diterima. 4) Langkah-langkah dalam membukukan penyetoran ke rekening kas umum daerah atas penerimaan pendapatan melalui rekening bank bendahara penerimaan adalah sebagai berikut: a) Bendahara penerimaan mengisi STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang diterimanya dengan cara transfer melalui rekening bank bendahara penerimaan ke rekening kas umum daerah. b) Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas umum daerah pada buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pada bagian penyetoran pada kolom Tanggal, No. STS dan Jumlah Penyetoran. c) Bendahara penerimaan mengisi register STS dan buku pembantu rincian obyek pendapatan. c. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekening Kas Umum Daerah 1) Wajib pajak/wajib retribusi dapat melakukan pembayaran secara langsung melalui rekening kas umum daerah. 2) Pencatatan dilakukan saat bendahara penerimaan menerima slip setoran/bukti lain yang sah dari wajib pajak/wajib retribusi. 3) Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan. 4) Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang diterima langsung di rekening bank Kas Umum Daerah adalah sebagai berikut: a) Bendahara penerimaan menerima slip setoran/bukti lain yang sah dari wajib pajak/retribusi atas pembayaran yang mereka lakukan ke kas umum daerah. b) Bendahara penerimaan mencatat penerimaan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan berdasarkan slip setoran/bukti lainnya. c) Bendahara penerimaan juga mencatat penyetoran pada Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penyetoran berdasarkan slip setoran/bukti lainnya. d) Bendahara penerimaan mengisi register STS dan buku pembantu rincian obyek pendapatan. 3. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENYAMPAIANNYA a. Pertanggungjawaban Administratif 1) Bendahara penerimaan SKPD wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya secara administratif kepada Pengguna Anggaran melalui PPK SKPD paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya. 2) Laporan pertanggungjawaban (LPJ) bendahara penerimaan merupakan

penggabungan dengan LPJ bendahara penerimaan pembantu dan memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di bendahara. 3) LPJ dilampiri dengan: a) Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan berkenaan b) Register STS c) Bukti penerimaan dan penyetoran yang sah dan lengkap d) Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu e) Khusus untuk bendahara penerimaan yang menerima penyetoran dari pihak ketiga lewat rekening bendahara penerimaan maka LPJ dilampiri dengan rekening Koran bendahara penerimaan. 4) Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD adalah sebagai berikut: a) Bendahara penerimaan pada akhir bulan menutup buku penerimaan dan penyetoran serta buku pembantu lainnya; b) Bendahara penerimaan menyiapkan realisasi penrimaan pendapatan yang diterima dan disetor oleh bendahara penerimaan disertai bendahara penerimaan pembantu c) Bendahara penerimaan menerima pertanggungjawaban yang dibuat oleh bendahara penerimaan pembantu d) Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis kebenaran pertanggungjawaban yang disampaikan oleh bendahara penerimaan pembantu. e) Bendahara penerimaan menggunakan data penerimaan dan penyetoran yang dilakukan oleh bendahara penerimaan dan data pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu yang telah diverifikasi f) Bendahara penerimaan memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK SKPD. g) PPK SKPD akan melakukan verifikasi kebenaran Laporan Pertanggungjawaban yang disampaikan bendahra penerima. h) Pengguna Anggaran akan menandatangani Laporan Pertanggungjawaban (administratif) yang telah diverifikasi oleh PPK-SKPD sebagai bentuk pengesahan. i) Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat pada hari kerja terakhir bulan tersebut. b. Pertanggungjawaban Fungsional

1) Bendahara penerimaan SKPD menyampaikan pertanggungjawaban fungsional kepada Biro Keuangan dan tembusannya disampaikan ke Dinas Pendapatan paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya menggunakan format LPJ yang sama dengan pertanggungjawaban administratif. LPJ fungsional dilampiri dengan: a) Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan berkenaan b) Register STS c) Khusus untuk bendahara penerimaan yang menerima penyetoran dari pihak ketiga lewat rekening bendahara penerimaan maka LPJ dilampiri dengan rekening Koran bendahara penerimaan d) Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD adalah sebagai berikut: (1) Bendahara penerimaan menyampaikan 1 (satu) berkas laporan pertanggungjawaban kepada Biro Keuangan dan tembusannya disampaikan ke Dinas Pendapatan sebagai bentuk pertanggungjawaban fungsional paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya. (2) Pertanggungjawaban fungsional pada akhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan berkenaan. (3) Biro Keuangan melakukan evaluasi dan analisis dalam rangka rekonsiliasi pendapatan. B. BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU SKPD 1. PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PENDAPATAN a. Bendahara penerimaan pembantu SKPD menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang berada dalam pengurusannya. Bendahara penerimaan pembantu SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan pemeriksaaan kesesuaian antara jumlah uang dengan jumlah yang ditetapkan. b. Bendahara penerimaan pembantu SKPD kemudian membuat Surat Tanda Bukti Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib retribusi. c. Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara penerimaan pembantu SKPD harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja berikutnya dengan menggunakan formulir Surat Tanda Setoran (STS). 2. PEMBUKUAN PENERIMAAN PENDAPATAN a. Bendahara penerimaan pembantu hanya ada satu prosedur pembukuan

penerimaan dan cara pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak atau wajib retribusi yaitu penerimaan pendapatan yang dilakukan secara tunai. b. Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat bendahara penerimaan pembantu menerima pembayaran tunai dari wajib pajak atau wajib retribusi c. Apabila pembayaran menggunakan cek/giro, maka pencatatan dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan pada saat cek tersebut diterima. Sedangkan pencatatan transaksi penyetoran dilakukan pada saat bendahara penerimaan pembantu menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke rekening kas umum daerah. d. Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain Yang Sah, bendahara penerimaan pembantu mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor bukti. Setelah itu Bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom cara pembayaran dengan pembayaran tunai. 2) Bendahara penerimaan pembantu mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatanserta mengisi kolom kode rekening. 3) Bendahara penerimaan pembantu mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah. e. Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran adalah sebagai berikut: 1) Bendahara penerimaan pembantu membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang diterimanya ke rekening kas umum daerah. 2) Bendahara penerimaan pembantu mencatat bukti STS pada buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pembantu pada bagian penyetoran kolom Tanggal, No. STS dan Jumlah Penyetoran. 3) Selain pembukuan pada buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pembantu, bendahara penerimaan pembantu mengisi register STS dan buku pembantu rincian obyek pendapatan 3. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENYAMPAIANNYA a. Bendahara penerimaan pembantu SKPD menyampaikan pertanggungjawaban kepada bendahara penerimaan paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban ini dilampiri dengan: 1) Bukti penerimaan dan penyetoran yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan; 2) Register STS 3) Bukti penerimaan yang sah dan lengkap b. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu pada akhir tahun anggaran disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum hari kerja

terakhir bulan berkenaan. c. Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu adalah sebagai berikut: 1) Bendahara penerimaan pembantu melakukan penutupan Buku Penerimaan dan Penyetoran, melakukan perhitungan total penerimaan, total penyetoran dan sisa kas yang dipegang olehnya. 2) Bendahara penerimaan pembantu menyiapkan register STS dan bukti-bukti penerimaan yang sah dan lengkap. 3) Bendahara penerimaan pembantu menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) beserta lampiran buku penerimaan dan penyetoran, register STS dan bukti-bukti penerimaan dan penyetoran untuk disampaikan kepada bendahara penerimaan SKPD paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya. II. BENDAHARA PENERIMAAN PPKD A. PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PPKD 1. Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dana perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah, dan penerimaan pembiayaan. 2. Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung dari Pemerintah Pusat, BUMD, pihak ketiga dan lainnya ke rekening Kas Umum Daerah. 3. Bendahara penerimaan PPKD menatausahakan penerimaan tersebut berdasarkan Nota Kredit yang memuat informasi tentang penerimaan, baik berupa informasi pengiriman, jumlah dana maupun kode rekening yang terkait. B. PEMBUKUAN PENERIMAAN PPKD 1. Pembukuan Pendapatan oleh bendahara penerimaan PPKD menggunakan Buku Penerimaan Pendapatan PPKD. 2. Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan PPKD menggunakan dokumen-dokumen sebagai dasar pencatatan, antara lain: a. Nota Kredit b. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah 3. Pembukuan Pendapatan PPKD dimulai dari saat bendahara penerimaan PPKD menerima nota kredit dari Bank mengenai adanya penerimaan di rekening kas umum daerah. 4. Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara penerimaan PPKD mengisi Buku Penerimaan PPKD pada bagian penerimaan

kolom tanggal dan kolom nomor bukti. b. Bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan. c. Bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah. C. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENYAMPAIANNYA Bendahara penerimaan PPKD wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada Biro Keuangan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya berupa Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap. GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, H. M. ZAINUL MAJDI