PENGENALAN JENDER BERBASIS TEKSTUR PADA CITRA WAJAH FOTO DIGITAL ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

Cucun Very Angkoso ~

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

BAB II LANDASAN TEORI

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

Journal of Control and Network Systems

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

Identifikasi Gender Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Deteksi Tepi dan Backpropagation

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

KLASIFIKASI JENIS KUALITAS KEJU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA CITRA DIGITAL

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI JENIS CITRA KEABUAN, HSV, DAN L*a*b* PADA IDENTIFIKASI JENIS BUAH PIR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

HUBUNGAN JUMLAH INPUT LAYER DAN OUTPUT LAYER NEURAL NETWORK TERHADAP TINGKAT AKURASI SISTEM HANDWRITING RECOGNITION DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendahuluan Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

BAB III LANDASAN TEORI

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

BAB II KAJIANPUSTAKA

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KLASIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL BATIK BOMBA KAILI BERDASARKAN FITUR TEKSTUR CITRA DIGITAL

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

PENGARUH PROSES DOWNSAMPLE PADA KINERJA PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION

PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG)

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

PENENTUAN NILAI VEKTOR PEWAKIL AWAL PADA ARSITEKTUR JARINGAN SYARAF TIRUAN LVQ UNTUK PENGENALAN WAJAH

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 140

Klasifikasi Identitas Wajah Untuk Otorisasi Menggunakan Deteksi Tepi dan LVQ

Identifikasi Tanaman Buah Tropika Berdasarkan Tekstur Permukaan Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang !! "(!

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT

BAB II LANDASAN TEORI

UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Agustus Penulis

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Sistem perolehan citra berbasis isi Berdasarkan tekstur menggunakan metode Gray level co-occurrence matrix dan Euclidean distance

BAB 2 Landasan Teori

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah

GRAY LEVEL COOCURENCE MATRIX SEBAGAI PENGEKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN NASKAH BRAILLE

KLASIFIKASI POLA UKIR KAYU JEPARA BERDASARKAN DETEKSI TEPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

Transkripsi:

PENGENALAN JENDER BERBASIS TEKSTUR PADA CITRA WAJAH FOTO DIGITAL Cucun Very Angkoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura cucunvery@if.trunojoyo.ac.id ABSTRAK Perkembangan teknologi pengolahan citra digital memungkinkan komputer dapat melakukan proses pengenalan jenis obyek di dalam suatu citra, salah satunya adalah sistem pengenalan wajah manusia. Pengenalan jender pada wajah manusia adalah bagian metode biometrik untuk mengidentifikasi individu dengan mengambil fitur wajah. Klasifikasi jenderdilakukan pada 400 data wajah dari FEI Face Database berdasarkan ekstraksi fitur yang didapat dari analisa tekstur Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) yaitu contrast, correlation, energy, dan homogeneity dengan arah sudut pencarian 0 0, 45 0, 90 0 and 135 0 pada jarak d=1. Validasi silang dua putaran diterapkan dengan menggunakan mesin klasifikasi jaringan saraf tiruan backpropagation dihasilkan akurasi sistem sebesar 74,75% Kata Kunci: Pengenalan Jender,Ektraksi Fitur, Analisa Tekstur,GLCM,Backpropagation ABSTRACT A fast growing digital image processing technology allows the computer to recognize the objects in the digital images, one is applied for the human face recognition system. Face recognition is a part of the biometrics methods to identify individuals by the features of the face. This paper introduce the method of identifiying face gender by using its texture feature. The gender classification system is performed on the 400 face data from FEI Face Database using features extraction on texture features of Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM), which are contrast, correlation, energy, and homogeneity in the direction of the search angle 0 0, 45 0, 90 0 and 135 0 at a distance d = 1. Two rounds of cross validation is applied by using a backpropagation neural network classification. The sytem accuracy generated by the system is 74,75% Keywords: Gender Identification,Feature Extraction, Texture Analysis, GLCM, Backpropagation 1. PENDAHULUAN Secara alami manusia memiliki kemampuan untuk mengetahui identitas seseorang hanya dari wajahnya, bahkan manusia setelah mengalami interaksi yang intensif mampu mengenali begitu banyak wajah. Kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia ini pada tahap selanjutnya diadaptasikan pada mesin yaitu berupa proses training sebagai ganti dari istilah interaksi yang intensif pada sistem alami manusia. Tujuan akhir semuanya ini adalah untuk memudahkan pekerjaan manusia khususnya dalam hal pengidentifikasian berbagai macam identitas obyek. Secara alamiah, wajah merupakan identitas utama yang digunakan manusia untuk mengenali seseorang, hal 119

inilah yang kemudian menginspirasi begitu banyak penelitian pengenalan identitas seseorang berdasarkan hanya pada wajahnya saja. Penelitian bidang biometrik yang termasuk didalamnya adalah penentuan identitas dari suatu individu berdasarkan bagian tubuh ataupun prilaku spesifik dari obyek individu telah berkembang dengan pesat dan terus menjadi salah satu bidang peneilitian yang menarik untuk dikembangkan. Penentuan jenis jenderpada citra foto digital merupakan salah satu bagian penelitian bidang biometrik ini. Beberapa penelitian untuk menentukan jender pada citra foto digital sudah dilakukan antara lain oleh Iga Ryotatsu yaitu dengan mengembangkan suatu algoritma untuk memperkirakan jenderdan usia menggunakan mesin klasifikasi Support Vector Machine (SVM) berdasarkan fitur geometrik dan luminositas dari citra wajah. Baback Moghaddam dan Ming-Hsuan telah mengusulkan metode appearance based untuk mengklasifikasikan jenderdari citra wajah menggunakan SVM nonlinier. Selanjutnya, Zehang Sun mengusulkan klasifikasi jender dari citra wajah yang diambil secara frontal dengan menggunakan pemilihan subset fitur Principal Component Analysis (PCA) berdasarkan algoritma genetik. Algoritma genetik digunakan untuk memilih subset fitur PCA yaitu dengan mengabaikan eigen vektor tertentu yang dianggap tidak memberikan ciri yang berpengaruh kuat pada hasil klasifikasi. Penelitian penentuan identitas jender dari seseorang berdasarkan ekstraksi fitur tekstur belum dilakukan. Jaringan saraf tiruan (JST) backpropagation merupakan salah mesin klasifikasi dalam bidang kecerdasan buatan, berbagai macam penelitian berbasis mesin klasifikasi ini telah banyak dikembangkan (Mauridhy,2004). 2. ANALISIS TEKSTUR Pada analisis tekstur secara statistis, fitur tekstur dihitung berdasarkan distribusi statistik dari kombinasi intensitas piksel pada posisi tertentu relatif terhadap lainnya dalam suatu matriks citra bergantung pada jumlah piksel atau titik intensitas dalam masing-masing kombinasi.statistik hubungan antar piksel tersebut dibagi menjadi beberapa orde yaitu : 1. Statistik orde-pertama Statistik orde-pertama dihitung melalui nilai piksel dari gambar semisal fitur variance dengan mengabaikan hubungan antar piksel tetangga. 2. Statistik orde-kedua Perhitungan statistik orde-kedua mempertimbangkan hubungan antara dua piksel (piksel yang bertetangga) pada gambar. 3. Statistik orde-lebih-tinggi (higher-order statistics). Perhitungan statistik orde-ketiga dan yang lebih tinggi, mempertimbangkan hubungan antara tiga atau lebih piksel, hal ini secara teoritis memungkinkan tetapi belum biasa diterapkan. Adapun perhitungan Metode GLCM (Gray-Level Cooccurrence Matrix) yang disebut juga dengan Grey Tone Spatial Dependency Matrix adalah tabulasi mengenai frekuensi atau seberapa seringnya kombinasi nilai kecerahan piksel yang berbeda posisinya terjadi dalam suatu citra (Hall-Beyer, 2007). Ilustrasi pembentukan GLCM atas citra dengan 3 tingkat keabuan (gray level) pada jarak d=1 dan arah 0,45,90 dan 135 adalah seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2. 120

Pixel of Interest Gambar 1. Empat arah sudut pembentukan matrik GLCM 1 1 2 2 1 4 2 0 3 3 1 1 2 0 2 0 3 3 1 1 3 2 0 2 (i) 1 1 2 2 1 2 2 0 3 3 1 1 2 0 1 0 3 3 1 1 3 2 1 1 (ii) 1 1 2 2 1 4 2 0 3 3 1 1 2 0 2 0 3 3 1 1 3 2 0 2 (iii) (a) (b) (c) 1 1 2 2 1 3 1 1 3 3 1 1 2 1 1 0 3 3 1 1 3 1 0 1 (iv) (d) Gambar 2. Contoh matrik citra dengan tiga tingkat keabuan (i)(ii)(iii)(iv); hasil GLCM pada jarak d=1 (a) arah 0 ; (b) arah 45 ;(c) arah 90 ;(d) arah 135 Matriks GLCM dihitung dari nilai normalisasi piksel gambar p(i,j) yang menunjukkan nilai probabilitas dari dua piksel dengan tingkat keabuan i dan tingkat keabuan j. Fitur GLCM selanjutnya dihitung dari Persamaan 1. 121

Matriks GLCM menangkap sifat tekstur tetapi tidak secara langsung dapat digunakan sebagai alat analisis, misalnya membandingkan dua tekstur. Data ini harus disarikan lagi agar didapatkan angka-angka yang bisa digunakan untuk mengklasifikasi tekstur (Wibawanto,2010). Adapun beberapa fitur yang akan diambil dari matrik GLCM adalah sebagai berikut: (2) a. Kontras untuk mengukur perbedaan intensitas antara piksel dan tetangganya atas seluruh gambar. (3) b. Correlation, mengukur seberapa berkorelasi sebuah piksel dengan tetangganya untuk keseluruhan citra. Nilai korelasi adalah -1 sampai dengan 1 yaitu 1 atau -1 untuk gambar sempurna berkorelasi positif atau negatif. Nilai korelasi tidak bisa dihitung untuk gambar yang konstan. (4) c. Energy adalah untuk mengukur keseragaman tekstur (pengulangan pasangan piksel). Energy = 1, untuk citra dengan nilai keabuan konstan. (5) d. Homogeneity menghasilkan nilai yang menunjukkan seberapa dekat distribusi elemen matrik GLCM dengan distribusi elemen diagonalnya, nilai homogeneity=1 untuk elemen pada posisi diagonal matrik GLCM. 3. METODE PENELITIAN Desain proses penelitian dimulai dengan pengelompokan database wajah FEI dari Centro Universitario da FEI berdasarkan jendernya untuk diperlakukan sebagai data training dan data test. FEI face database memiliki 400 buah citra foto tampak secara frontal yang terdiri dari 200 foto laki-laki dan 200 foto perempuan dimana masingmasing individu mempunyai dua pose yaitu pose normal dan pose tersenyum 122

Gambar 3. Contoh sebagian citra foto digital database FEI tampak secara frontal Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja mesin klasifikasi memisahkan jender seseorang berdasarkan fitur tekstur wajah, sehingga cropping wajah untuk memisahkan bagian wajah dengan wilayah rambut dan bagian selain wajah diperlukan. Pada percobaan didapatkan ukuran masing-masing foto adalah (260px, 360px) adapun koordinat universal untuk border cropping pada masing-masing wajah adalah pada koordinat (52,139) dan (174, 161). Gambar 3. Proses cropping pada koordinat yang sudah ditentukan Detail proses percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Desain proses penelitian 123

Data foto yang sudah di-cropping dilakukan proses ekstraksi fitur berbasis analisa tekstur GLCM selanjutnya hasil fitur yang telah didapatkan dijadikan masukan mesin klasifikasi JST-Backpropagation. Adapun penentuan konfigurasi parameter jaringan syaraf tiruan yang digunakan pada proses pelatihan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah layer : 3 layer, yaitu 1 input layer, 1 hidden layer, dan 1 output layer 2. Jumlah unit output : 1 unit 3. Network training function : Gradient descent with adaptive learning rate backpropagation 4. Fungsi aktivasi : Log-sigmoid 5. Learning rate : 0.010 6. Maximum epochs: 90000 7. MSE Tolerance : 0.001 4. HASIL DAN DISKUSI Proses ekstraksi fitur dari matrik GLCM didapatkan 16 fitur untuk masingmasing citra yang terdiri dari empat fitur pada masing-masing arah sudut pencarian. Skenario percobaan dilakukan dengan menerapkan double-fold cross validation yaitu dengan membagi data menjadi dua bagian untuk kemudian dilakukan proses validasi silang, adapun ilustrasinya seperti pada Gambar 5. Hasil tahap 1 Hasil tahap 2 Gambar 5. Ilustrasi skenario percobaan dengan double-fold cross validation Tabel 1. Confusion matrix hasil klasifikasi dengan mesin klasifikasi JST-Backpropagation Target Akurasi Positif Negatif (2) Putaran ke- (1) (2) (1) (2) (1) Hasil Pengujian Positif 70 79 30 21 Negatif 24 26 76 74 73% 76,5% Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai akurasi sistem sebesar 74,75% bias dikatakan sistem telah mampu membedakan jender laki-laki dan 124

perempuan. Hasil ini merupakan usaha awal untuk bisa dilanjutkan pada penelitian selanjutnya yaitu pencarian fitur tekstur yang lebih spesifik mampu merepresentasikan tekstur wajah seseorang. Penentuan fitur yang lebih tepat diharapkan akan mampu memebrikan hasil akurasi sistem yang lebih baik. 5. DAFTAR PUSTAKA Mauridhy,Hery., Kurniawan Agus, Supervised Neural Networks. Andi Offset, Surabaya, 2004 Ming-Hsuan Yang and Baback Moghaddam, Support Vector Machines for Visual Gender Classification, Fifteenth International Conference on Pattern Recognition, vol. 1, pp. 5115-5118, 2000. Ramesha K, K B Raja, Venugopal K R and L M Patnaik. (IJCSE) International Journal on Computer Science and Engineering,Vol. 02, No.01S, pp.14-23, 2010 Ryotatsu Iga, Kyoko Izumi, Hisanori Hayashi, Gentaro Fukano and Testsuya Ohtani, Gender and Age Estimation from Face Images, International Conference on The Society of Instrument and Control Engineering, pp. 756-761, August, 2003 Thomaz, Carlos Eduardo,FEI face database, http://fei.edu.br/~cet/facedatabase.html Zehang Sun, George Bebis, Xiaojing Yuan, and Sushil J. Louis, Genetic Feature Subset Selection for Gender Classification: A Comparison Study, IEEE Workshop on Applications of Computer Vision, pp.165-170, 2002. 125