BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transaksi perdagangan selalu melibatkan dua pihak yaitu pihak pembeli sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus berupaya untuk memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan akses perdagangan antar negara semakin terbuka lebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan III-2008,yang digambarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bahasa latin kredit disebut credere yang artinya percaya, karena itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai penjualan yang di lakukan dengan cara mengirimkan barang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

SIKLUS PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) Vivin Virantika Yuliartanti

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah

Tinjauan Sistem Akuntansi Penjualan Pada ZMH Textile Bandung

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensi perusahaan. Berbagai peluang yang ditemukan

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II BAHAN RUJUKAN

KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI

BAB 16 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan kas perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba maksimal. Laba juga direfleksikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN MODAL KERJA. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendistribusian gas, salah satunya adalah PT. Konektindo Koburama.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

BAB 5 PENUTUP. penilaian kinerja dan identifikasi penjualan yang telah diperlukan oleh. Jaya Sentosa cukup baik terlihat dari :

BAB II LANDASAN TEORITIS

Account Receivable Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi Sesi AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. KONSEP DASAR PERUSAHAAN DAGANG B. TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha. Konsumen merupakan daya belinya dan berubah pola konsumsinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak. perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar.

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. (tidak langsung lunas) dan akan menimbulkan piutang usaha (account receivable).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perekonomian Indonesia saat ini mulai kembali membaik setelah di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Potongan Penjualan a. Pengertian Potongan Penjualan Transaksi perdagangan selalu melibatkan dua pihak yaitu pihak pembeli sebagai pihak penerima barang dan penjual sebagai pihak yang menyerahkan barang. Sebelum transaksi terjadi kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan mengenai harga dari barang-barang yang diperjualbelikan beserta syarat-syarat lainnya, termasuk di dalamnya mengenai potongan penjualan. Potongan penjualan merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menarik minat pembeli untuk melakukan transaksi pembelian. Soemarso (2002:162) juga menjelaskan bahwa Potongan penjualan atau potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Di lain pihak Simamora (2000:154) mengemukakan bahwa Potongan penjualan adalah potongan tunai (cash discount) yang ditawarkan kepada para pelanggan yang membeli barang-barang dagangan secara kredit. Menurut Ismaya (2005:252): Potongan penjualan adalah potongan terhadap harga penjualan yang telah disetujui apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang lebih cepat dari jangka waktu kredit, potongan penjualan adalah potongan tunai dipandang dari sudut penjual.

Penjualan yang tercantum dalam laba rugi pada dasarnya adalah penjualan kotor sebelum dikurangi potongan penjualan. Setelah dikurangi dengan retur penjualan serta potongan penjualan maka didapatkan nilai penjualan yang sebenarnya atau dalam hal ini adalah penjualan bersih. Penjualan bersih inilah yang akan diakui sebagai pendapatan yang akan mempengaruhi besar kecilnya penghasilan perusahaan. b. Jenis-Jenis Potongan Penjualan Dalam praktek dunia usaha saat ini, terdapat berbagai macam potongan penjualan atau diskon yang digunakan oleh perusahaan untuk menarik minat pelanggan dan merangsang adanya pembelian dan pembayaran dengan segera. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2005 :162), potongan penjualan antara lain terdiri dari : 1) Diskon Tunai, yaitu penurunan harga bagi pembeli yang segera membayar tagihan. Contoh yang lazim adalah, 2/10, neto 30, yang berarti bahwa pembayaran akan jatuh tempo dalam 30 hari dan bahwa pembeli tersebut dapat mengurangkan 2 persen dengan membayar tagihan tersebut dalam 10 hari. 2) Diskon Kuantitas, yaitu penurunan harga bagi orang yang membeli dalam jumlah besar. Contoh yang lazim adalah $10 per unit dibawah 100 unit; $9 per unit untuk 100 unit atau lebih. Diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk pelanggan dan tidak boleh melebihi penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapat ditawarkan untuk masing-masing pesanan yang dilakukan atau untuk jumlah unit yang dipesan selama kurun waktu tertentu. 1. Diskon Fungsional, diskon (juga disebut diskon dagang), ditawarkan produsen kepada anggota-anggota saluran perdagangan jika mereka melakukan fungsi tertentu, seperti menjual, menyimpan, atau melakukan pencatatan. Produsen harus menawarkan diskon fungsional yang sama dalam masing-masing saluran. 2. Diskon Musim, yaitu penurunan harga untuk orang yang membeli barang atau jasa di luar musim. Hotel, motel, dan perusahaan penerbangan menawarkan diskon musim pada masa-masa penjualan yang lambat. 3. Potongan Harga, yaitu pembayaran ekstra yang dirancang untuk memperoleh partisipasi penjual ulang (reseller) dalam program khusus. Potongan harga tukar tambah (trade-in allowance) diberikan kepada orang yang mengembalikan barang lama ketika membeli barang yang baru. Potongan harga promosi (promotional allowances) memberikan kepada penyalur imbalan karena berperan serta dalam program pengiklanan dan dukungan penjualan.

2. Penjualan a. Pengertian Penjualan Secara umum penjualan adalah kegiatan tukar menukar yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Biasanya penjual menyerahkan barang atau jasa dan setelah diadakan kesepakatan harga, pembeli telah menerima dengan terlebih dahulu mengeluarkan sejumlah uang. Penjualan menurut pandangan umum hanya terbatas bagaimana suatu perusahaan dapat mengadakan pertukaran barang atau jasa sebanyak mungkin, yang diajukan untuk dijual secara menguntungkan tanpa memperhatikan kepentingan konsumen. Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai istilah penjualan. Menurut Nur (2003:286): Penjualan adalah pemindahan hak milik atas barang atau pemberian jasa yang dilakukan penjual kepada pembeli dengan harga yang telah disepakati bersama. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2005:23.1) mengemukakan bahwa: Penjualan merupakan salah satu sebutan untuk pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan. Maksud dari pengertian ini adalah penjualan merupakan pendapatan perusahaan yang didapat dari transaksi dan peristiwa ekonomi yaitu penjualan barang atau jasa. Lebih lanjut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi sebagai berikut ini diakui: 1) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. 2) Perusahan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. 3) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal. 4) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang menghubung kan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut. 5) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Lebih jelasnya Skousen (2001:290) mengemukakan : Penjualan adalah kegiatan pembelian persediaan untuk dijual kembali, mengadakan dan membayar untuk biayabiaya yang diperlukan berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. b. Jenis-Jenis Penjualan Secara umum terdapat dua jenis penjualan, yaitu penjualan secara tunai (cash) dan penjualan secara kredit, dimana : 1) Penjualan tunai (cash) adalah penjualan dimana uang hasil penjualan diterima langsung ketika transaksi jual beli terjadi, penjualan ini membantu perusahaan untuk memperoleh dana kas dengan cepat guna membiayai kegiatan operasional perusahaan. 2) Penjualan kredit adalah penjualan dimana barang yang dijual diterima terlebih dahulu oleh pembeli dan pembayarannya dilakukan dikemudian hari sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian jual beli antara penjual dan pembeli. Penjualan ini dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan, sebab dengan adanya penjualan semacam itu pembeli merasa diuntungkan karena diberi kelonggaran jangka waktu pembayarannya misalnya satu bulan. 3. Volume Penjualan Tujuan dari didirikannya suatu perusahaan baik dalam bidang industri, barang konsumsi, properti atau perumahan dan lain sebagainya tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Untuk mengetahui penjualan produk itu mengalami peningkatan atau tidak, dapat dilihat pada volume penjualan yang diterima.

Dengan melihat volume penjualan pada suatu perusahaan dapat diketahui adanya peningkatan atau penurunan penjualan atas produk yang ditawarkan atau diperjualbelikan kepada konsumen. Namun besar kecilnya volume penjualan yang diterima dari waktu ke waktu tidaklah tetap, adakalanya naik atau turun yang disebabkan oleh faktor ekstern maupun faktor intern. Dan seiring perkembangan jaman dan ketatnya persaingan mengakibatkan penjualan mengalami pasang surut sehingga menjadi tidak mudah bagi perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya. Menurut Keown (2001:500) : Volume Penjualan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit barang dikalikan jumlah barang yang terjual. Pernyataan di atas didukung oleh apa yang diungkapkan oleh Swastha (2005:37): Perusahaan yang memiliki tingkat efektifitas yang lebih tinggi akan mendapatkan hasil volume penjualan dalam persentase yang lebih besar, jadi manajemen harus berusaha memanfaatkan sumber produknya seefektif mungkin disamping juga tingkat pengeluarannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain: 1) Kualitas barang Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya, yang sudah menjadi pelanggan, dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik. 2) Selera konsumen Selera konsumen tidaklah tetap dan dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang dijual berubah maka volume penjualan akan menurun.

3) Servis terhadap pelanggan Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan. Servis yang baik terhadap para pelanggan akan meningkatkan volume penjualan. 4) Persaingan menurunkan harga jual Tujuan dari kebijakan potongan harga yakni agar volume penjualan dan keuntungan perusahaan meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. 4. Hubungan Potongan Penjualan dengan Volume Penjualan Dilihat dari berbagai pengertian di atas maka semakin jelaslah hubungan antara variabel potongan penjualan dengan volume penjualan. Perusahaan senantiasa melakukan berbagai strategi dan kebijakan dalam meningkatkan voleme penjualan. Salah satu kebijakan yang merupakan faktor yang mampu meningkatkan volume penjualan adalah potongan penjualan. Melalui potongan penjualan yang diberikan oleh perusahaan, pembeli akan merasa tertarik untuk melakukan pembelian karena jumlah yang akan mereka bayarkan semakin rendah daripada jumlah yang semestinya. Dengan adanya peningkatan volume penjualan, diharapkan keuntungan perusahaan dapat meningkat pula. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Untuk dapat membandingkan keakuratan, kebenaran, dan kejelasan suatu penelitian, maka diperlukan suatu alat perbandingan. Penelitian yang dilakukan oleh

Imam Pirmansyah (2004), mahasiswa UNIKOM mengenai peranan pemberian potongan harga (diskon) dalam meningkatkan volume penjualan kaos sepakbola adidas pada PT Vilour Promo Bandung. Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian potongan harga yang dilakukan pada PT Vilour Promo Bandung mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan volume penjualan kaos sepakbola adidas. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Penulis dengan peneliti terdahulu terletak pada: 1. Objek penelitian Objek penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah pada PT Everbright Battery Factory, sedangkan peneliti terdahulu meneliti pada PT Vilour Promo Bandung. 2. Tahun penelitian Peneliti melakukan penelitian pada tahun 2009, sedangkan peneliti terdahulu melakukan penelitian pada tahun 2004. 3. Variabel yang diteliti Penulis membatasi variabel volume penjualan yakni volume penjualan kredit dan variabel potongan penjualan yakni diskon tunai. Sedangkan peneliti terdahulu menggunakan variabel volume penjualan berupa keseluruhan penjualan baik secara tunai maupun kredit, dan variabel potongan penjualan berupa keseluruhan jenis potongan penjualan. C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini: Potongan Penjualan Volume Penjualan Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keterangan : Variabel X : Potongan Penjualan Variabel Y : Volume Penjualan Kebijakan potongan penjualan yang diberikan oleh perusahaan pada umumnya akan meningkatkan volume penjualan. Hal ini disebabkan karena kebijakan potongan penjualan, dapat merangsang para konsumen untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang lebih besar. Pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, akan diakui perusahaan sebagai penjualan. 2. Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan secara jelas di atas, maka Penulis dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ha : Potongan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan.