Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 52

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO PADA PD BPR BANK TEGAL GOTONG ROYONG (TGR)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT PT. SUKADYARINDANG TAHUN 2001 SAMPAI DENGAN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS CAMEL SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA BANK (Studi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya Periode )

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK JATIM (PERIODE )

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL

BAB IV ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG JOMBANG BERDASARKAN METODE CAMEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BANK ( TKS ) PADA PT. BPR PRIMANADI, TAHUN 2008 ABSTRAK IDA BGS. EKA ARTIKA Fak.Ekonomi Univ. Mahasasaraswati Mataram Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensioal atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR sebagai lembaga keuangan merupakan lembaga kepercayaan, karena merupakan lembaga perantara keuangan ( financial intermediary), antara pihak yang kelebihan dana yang mempercayakan pengelolaan dananya kepada BPR untuk menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana berupa kredit. Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, BPR harus meningkatkan kinerja keuangannya dari waktu ke waktu, karena hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesehatan PT BPR Primanadi dengan menganalisis kinerja keuangannya berdasarkan metode CAEL. Dengan metode penelitian deskriptif dan metode pengumpulan data secara kasus, serta cara analisis dengan menghitung rasio-asio keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank tersebut, diperoleh hasil bahwa PT BPR Primanadi merupakan BPR yang masuk kategori sehat, dengan melihat indikator-indikator rasio keuangannya, seperti CAR yang sebesar 17,18 %; rasio KAP sebesar 0,76 %; rasio NPL sebesar 1,48 %; rasio BOPO sebesar 70,02 %; rasio ROA sebesar 4,57 %; rasio kas (cash ratio) sebesar 3,55 % dan rasio LDR sebesar 77,95 %.. Dari rasio-rasio tersebut hanya rasio kas (cash ratio) yang berada pada kategori cukup sehat, sedangkan rasio-rasio yang lain telah melampaui persyaratan sebagai bank yang sehat. Dari hasil penilaian inerja keuangan tersebut, disarankan agar PT BPR Primanadi terus mempertahankan predikat bank yang sehat, dan ke depan agar berusaha meningkatkan rasio kasnya agar semua indicator kesehatan bank dapat terpenuhi sehingga PT BPR Primanadi menjadi lembaga keuangan mikro yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Kata Kunci : Bank Perkreditan Rakyat, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Indikator Tingkat Kesehatan Bank. PENDAHULUAN Dampak krisis keuangan yang melanda Indonesia, khususnya daerah NTB pada tahun 2008 tidak menunjukkan adanya tekanan terhadap industri perbankan. Hal ini tercermin dari indikator dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun pada posisi bulan Desember 2008 tercatat sebesar Rp. 5,17 trilliun. Di sisi kualitas kredit, indikator non performing loan (NPL) juga terus mengalami penurunan yang mengindikasikan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di NTB relatif belum mempengaruhi kemampuan mengembalikan angsuran kredit (repayment capacity) debitur, khususnya debitur usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). ( Statistik Ekonomi Keuangan Daerah NTB, Edisi Januari 2009). Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, BPR harus meningkatkan kinerja keuangannya dari waktu ke waktu, karena hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Untuk mengukur kinerja keuangan BPR, alat ukur yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan, yang meliputi rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio rentabilitas/ profitabilitas, rasio efisiensi, rasio kualitas aktiva produktif, dan rasio solvabilitas. Dalam kaitannya untuk mengukur tingkat kesehatan BPR, metode yang digunakan disebut dengan metode CAMEL, yaitu dengan menilai rasio permodalan (Capital), rasio kualitas aktiva produktif (Asset Quality), Manajemen (Management), rasio rentabilitas (Earnings ability) dan rasio Likuiditas (Liquidity). PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Primanadi merupakan salah satu BPR yang terdapat di kota Mataram, yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam 10 tahun terakhir, yaitu sejak tahun Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 52

2000, di mana sebelum tahun 2000 BPR Primanadi merupakan BPR yang terus merugi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penulis bermaksud menjadikan PT BPR Primanadi sebagai obyek penelitian, untuk mengukur tingkat kesehatan BPR tersebut melalui kinerja keuangannya, khususnya pada tahun buku 2008. Sebagai gambaran kinerja PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, berikut akan ditampilkan neraca publikasi, per 31 Desember 2008 sebagai berikut : Tabel 1: Neraca PT BPR Primanadi Per 31 12 2008 ( Rp. 000) No Keterangan Sandi Jumlah (Rp. 000) Aktiva 1 Kas 100 46.657 2 Antar Bank Aktiva 1) 120 14.060.406 3 Kredit yang diberikan 2) 130 46.424.567 4 Penyish Penghps Aktiva Produktif (PPAP) 3) 140 (493.030) 5 Aktiva tetap dan inventaris a. Tanah dan gedung 161 179.066 b. Akumulasi penyust gedung 162 (57.236) c. Inventaris 165 1.787.189 d. Akum penyust invetaris 166 (1.022.089) 6 Antarkantor aktiva 170 9.068.990 7 Rupa-rupa aktiva 4) 180 1.213.947 Total Aktiva 190 71.208.457 Passiva 1 Kewajiban yg segera dpt dibayar 200 180.781 2 Tabungan 5) 210 12.802.240 3 Deposito Berjangka 6) 220 38.503.039 4 Antarbank Passiva 7) 240 2.281.913 5 Antarkantor Passiva 260 9.068.990 6 Rupa-rupa Passiva 8) 270 1.474.245. 7 Modal a. Modal Dasar 281 5.000.000 b. Modal yang Belum Disetor 282 (2.500.000) 8 Cadangan a. Cadangan umum 291 500.000 b. Laba yang Ditahan 295 1.600.000 9 Laba/Rugi a. Laba Tahun Berjalan 307 2.297.259 Total Passiva 310 71.208.457 Sumber : PT BPR Primanadi, 2009. Dari neraca publikasi per 31 Desember 2008 di atas, terlihat bahwa asset yang dikelola oleh PT BPR Primanadi sebesar Rp. 71.208.457.000,- di mana laba yang diperoleh pada tahun buku tersebut adalah sebesar Rp. 2.297.259.000,-. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana tingkat kesehatan PT BPR Primanadi, dilihat dari kinerja keuangannya? Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan (TKS) PT BPR Primanadi dilihat dari kinerja keuangannya. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi pengurus maupun pengelola PT BPR Primanadi dalam pengambilan keputusan maupun meningkatkan kinerjanya di masa mendatang dan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya, untuk menggali berbagai persoalan untuk dipecahkan dalam rangka memperkuat lembaga BPR sebagai Lembaga Keuangan Mikro dalam menunjang pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat. Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 53

TINJAUAN TEORITIS Pengertian BPR adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk umum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Daerah (PD) dan Koperasi. (UU No. 10 tahun 1998). Tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR pada dasarnya hampir sama dengan penilaian tingkat kesehatan bank umum, namun karena usaha yang boleh dilakukan oleh BPR lebih terbatas dibandingkan dengan bank umum, maka terdapat beberapa penyederhanaan dari penilaian tingkat kesehatan BPR. Sesuai dengan SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR, faktor-faktor dan komponen CAMEL yang dinilai adalah sebagai berikut : a. Faktor Permodalan (Capital), yaitu dengan menilai rasio permodalan (CAR), antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko, dimana komponen rasio CAR ini diberikan bobot sebesar 30 %.. b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality), yaitu penilaian kualitas asset yang mencerminkan kondisi asset bank dengan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit. Komponen kualitas aktiva produktif ini dinilai berdsarkan : - Rasio Kualitas Aktiva Produktif dengan bobot sebesar 25 b% dan - Rasio PPAP/NPL dengan bobot 5 %. c. Faktor Manajemen (Management), yaitu dengan mengukur keterampilan manajerial dan profesionalisme perbankan dari pengelola BPR. Aspek manajemen mempunyai bobot sebesar 20 %. Aspek manajemen karena merupakan aspek yang kualitatif, dalam pengukuran TKS yang berkaitan dengan kinerja keuangan BPR, tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini. d. Faktor rentabilitas (Earning ability), didasarkan pada dua rasio keuangan yaitu : - Rasio ROA, yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset, dengan bobot sebesar 5 % - Rasio BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan bobot sebesar 5 % e. Faktor likuiditas (liquidity), yaitu mengukur rasio likuaiditas yang mencerminkan bagaimana suatu bank dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar semua deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa penangguhan (Mulyono, 1995). Rasio yang diukur dalam fa ktor likuiditas ini adalah : - Cash rasio, yaitu perbandingan antara jumlah dana dengan jumlah kewajiban lancar, dengan bobot sebesar 5 % - Rasio LDR, yaitu perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun, dengan bobot sebesar 5 %. Adapun indikator kinerja keuangan dari komponen-komponen penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKS), khususnya dilihat dari rasio-rasio yang keuangannya (CAEL), adalah sebagai berikut : Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 54

Tabel 2 : Indikator keuangan masing-masing komponen penilaian TKS Bank No Faktor CAEL Nama Rasio Skala Rasio Predikat 1 Capital C A R > 8,0 % > 7,9 % - < 8,0 % > 6,5 % - < 7,9 % < 6,5 % 2 Asset Quality KAP 0,00 % - < 10,35 % >10,35 % - < 12,60 % >12,60 % - < 14,85 % > 14,85 % 3 Earning Ability a. ROA > 1,215 % >0,999 % - < 1,215 % >0,765 % - < 0,999 % < 0,765 % b. BOPO < 93,52 > 93,52 - < 94,72 > 94,72 - < 95,92 > 95,92 4 Liquidity a. Cash Ratio > 4,05 % > 3,30 % - < 4,05 % > 2,55 % - < 3,30 % < 2,55 % Sumber : SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR/97 METODE PENELITIAN b. LDR < 94,75 > 94,75 - < 98,50 > 98,50 - < 102,25 > 102,25 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, (Surakhmad, 1998, 139, Travers dalam Umar (2000, 22) yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Lokasi Lokasi penelitian pada PT BPR Primanadi, Jln. A.A. Gede Ngurah, Cakranegara Kota Mataram.. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah metode kasus, yaitu penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat (Nazir, 1998, 66). Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui data dokumentasi data terkait dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Metode analisis data dilakukan dengan cara melakukan perhitungan terhadap kinerja keuangan bank, untuk menentukan tingkat kesehatan bank, menggunakan metode CAEL, dengan rumus sebagai berikut : (1) Faktor Capital CAR = Modal Bank/ATMR x 100 % Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 55

(2) Faktor Asset Quality KAP = Total APYD*/Total Aktiva Produktif x 100 % * APYD = aktiva produktif yang diklasifikasikan (3) Faktor Earning Ability a. ROA = Laba sebelum pajak/rata-rata Total Asset x 100 % b. BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100 % GaneÇ Swara Edisi Khusus Vol. 4 No.3, Desember 2010 (4) Faktor Liquidity. a. Cash Ratio = Jumlah dana / Jumlah kewajiban lancer x 100 % b. LDR = Jml Kredit yang diberikan/dana Pihak Ketiga x 100 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan perumusan masalah, dari hasil penelitian diperoleh data-data yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan, yang terdiri dari 4 faktor yang terdiri dari faktor kapital/modal, kualitas asset, rentabilitas dan likuiditas. a. Faktor Kapital. Berkaitan dengan modal yang dimiliki oleh PT BPR Primanadi, untuk menghiung diperlihatkan pada tabel berikut : rasio CAR, Tabel 3 : Struktur Modal dan ATMR PT BPR Primanadi, Tahun 2008 1 Modal Inti 8.248.630 2 Modal Pelengkap 228.681 3 ATMR* 49.347.362 * ATMR = aktiva tertimbang menurut risiko. Sumber : PT BPR Primanadi, 2009. Dari tabel di atas, dapat dihitung rasio kecukupan modal ( CAR) dari PT BPR Primanadi, yaitu sebagai berikut : CAR = Rp. 8.477.311/49.347.362 x 100 % = 17,18 %. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai CAR PT BPR Primanadi sebesar 17,18 % yang berarti bahwa PT BPR Primanadi telah memenuhi syarat rasio kecukupan modal yaitu melebihi persyaratan lebih dari 8,0 %. Dari segi kecukupan modal, PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang sehat. b. Faktor Kualitas Asset Dilihat dari kualitas asset, maka PT BPR Primanadi memiliki aktiva produktif, seperti dalam tabel 4 berikut : Tabel 4 : Jumlah Aktiva Produktif PT BPR Primanadi, tahun 2008. 1 Antar Bank Aktiva (ABA) 14.060.406 2 Jumlah Kredit (JK) - Lancar (L) 45.736.287 - Kurang Lancar (KL) 403.580 - Diragukan (D) 111.995 - Macet 172.705 Jumlah Aktiva Produktif (JAP) 60.484.973 Sumber : PT BPR Primanadi, 2009. Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 56

Berdasarkan data di atas, untuk menghitung kualitas aktiva produktif maupun Non Performing Loan (NPL), dilakukan sebagai berikut : Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) = (50%x KL+75%xD + 100%xM) APYD = Rp. 201.790 + Rp.83.996 + Rp.172.705 = Rp. 458.491 KAP = APYD/JAP x 100 % = Rp. 458.491/Rp. 60.484.973 x 100 % = 0,76 Dengan melihat hasil perhitungan KAP dihubungkan dengan indikator kesehatan bank, maka nilai KAP PT BPR Primanadi = 0,76, tergolong sebagai b BPR yang sehat. Adapun nilai NPL = (KL + D + M) / JK x 100 % NPL = Rp.688.280/Rp. 46.424.567 x 100 % = 1,48 %. Dilihat dari persyaratan NPL yang lebih kecil dari 5 %, maka PT BPR Primanadi dapat dikategorikan sebagai BPR yang sehat. c. Faktor Rentabilitas Dalam faktor rentabilitas, akan dihitung dua rasio, yaitu rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), serta Return on Asset (ROA). Penentuan BOPO dan ROA pada PT BPR Primanadi, berdasarkan pada data tabel 5 berikut : Tabel 5 : Biaya, Pendapatan Operasional dan Laba pada PT BPR Primanadi, Th 2008. 1 Biaya Operasional 7.374.836 2 Pendpatan Opeasional 10.533.078 3 Laba/Rugi Tahun Berjalan Sblm Pajak (EBT) 3.256.799 4 Rata-rata total aktiva 71.208.467 Sumber : PT BPR PRIMANADI, TH. 2009 Dari data di atas, maka rasio BOPO maupun ROA dapat dihitung sebagai berikut : BOPO = Rp. 7.374.836/Rp. 10.533.078 x 100% = 70,02. ROA = Rp. 3.256.799/Rp. 71.208.467 x 100% = 4,57 Dilihat dari kedua indikator tersebut di atas, maka PT BR Primanadi dikategorikan BPR yag sehat, karena kedua hasil perhitungan BOPO maupun ROA menunjukkan indikator yang melampaui persyaratan bank yang sehat. d. Faktor likuiditas Dari sisi likuiditas, juga akan diukur dua indikator, yaitu rasio kas (Cash Ratio) dan loan to deposit ratio (LDR). Adapun data untuk menghitung kedua indikator tersebut disajikan pada tabel 6 berikut ini : Tabel 6 : Jumlah Alat likuid, Kewajiban Lancar, Dana Pihak Ketiga, Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Jumlah Dana pada PT BPR Pimanadi, Tahun 2008. 1 Kas 46.657 2 Antar Bank Aktiva (ABA) 50.225 3 Tabungan 1.723.993 4 Jumlah Alat Likuid 1.820.875 5 Kewajiban Lancar/Segera 369 6 Dana Pihak Ketiga 51.305.279 Jumlah Kewajiban Lancar 51.305.648 7 Jumlah Kredit yang Disalurkan 46.424.567 8 Jumlah Dana (Tab, Dposito, Modal Inti) 59.553.909 Sumber : PT BPR Primanadi, ahun 2009. Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 57

Berdasarkan data di atas, maka Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio pada PT BPR Primanadi dapat dihitung, sebagai berikut : Cash Ratio = Jml Alat Likuid/Jml Kewajiban lancer x 100 % Cash Ratio = Rp. 1.820.875/Rp. 51.305.648 x 100 % = 3,55 % LDR = Jml Kredit yg disalurkan/ Jml Dana x 100% LDR = Rp. 46.424.567 / Rp. 59.553.909 x 100 % = 77,95 % Dari kedua indikator di atas, ternyata PT BPR Primanadi menunjukkan bahwa indikator cash rationya berada pada kategori cukup sehat, sedangkan untuk LDR pada kategori sehat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil perhitungan kinerja keuangan PT BPR Primanadi per 31 Desember 2008, dapat disimpulkan bahwa PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang sehat, karena dari 7 rasio yang dihitung dengan metode CAEL, 6 rasio berada pada kategori sehat dan hanya 1 rasio, yaitu rasio kas (cash ratio) berada pada kategori cukup sehat. Saran- saran Dengan melihat hasil analisis terhadap kinerja keuangan PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : a. PT BPR Primanadi diharapkan terus mempertahankan kinerja keuangannya selama ini dengan terus meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia pengelola BPR tersebut untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. b. Mengingat nilai cash ratio termasuk kategori cukup sehat, maka indikator ini perlu ditingkatkan lagi agar semua indikator pada kinerja keuangan khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank tetap terjaga dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1997, SK. DIR BI No. 30/12/KEP/97 dan SE BI No. 30/3/UPPB/97 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan BPR, Bank Indonesia, 2009, Statistik Ekonomi Keuangn Daerah NTB Edisi Januari 2009, Kantor Bank Indonesia Mataram, Bank Indonesia Mataram, 2010, Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Propinsi Nusa tenggara Barat, Vol. 10, Nomor 1, Januari 2010. Dendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, Indonesia. Nazir Moh., (1998), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sugiyono, (1999), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung., (2001), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Surakhmad, Winarno., (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik, Penerbit Tarsito Bandung. Suyatno, Thomas, dkk., 2001, Kelembagaan Perbankan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Umar, Husein (2000), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan. Analisis Kinerja Keuangan untuk Menentukan..Ida Bgs. Eka Artika 58