PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perencanaan merupakan satu diantara fungsi-fungsi manajemen, begitu juga dengan pengendalian. Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang erat kaitannya dengan anggaran. Perencanaan yang telah disiapkan dengan baik, tidak akan ada manfaatnya tanpa ada pengendalian, demikian pula sebaliknya. Anggaran adalah suatu perencanaan terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Budget atau anggaran ini tidak hanya digunakan secara luas sebagai alat untuk perencanaan manajemen, tetapi juga sebagai model akuntansi yang mendasar untuk keperluan pengendalian manajemen. Douglas Garbutt (Management Accounting) menyatakan bahwa anggaran semata-mata merupakan perpaduan antara rencana dan ramalan yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Dia menekankan bahwa anggaran harus merupakan perangkat manajemen, tidak sekedar perhitungan akuntansi belaka. Dengan kata lain, kehadiran anggaran tersebut harus dapat dimanfaatkan. Dengan adanya anggaran dapat dibandingkan antara realisasi dengan yang dianggarkan. Selisih atau penyimpangan yang terjadi diidentifikasi dan dicari penyebabnya atau alasan terjadi penyimpangan atau alasan terjadi penyimpangan. B. Tujuan Anggaran H.W. Allen Sweeny (Hanfbook of Budgeting, 1981) mengemukakan bahwa ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan yang menggunakan anggaran untuk melakukan kegiatannya adalah sebagai berikut: a. dengan anggaran manajemen mempunyai alat analitik yang akurat dan tepat waktu, b. dengan anggaran manajemen mempunyai kemampuan untuk memprediksi kinerja, c. dengan anggaran perusahaan dibantu untuk mengalokasikan sumber dayasumber daya, d. dengan anggaran perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan kinerja, e. dengan anggaran, perusahaan mendapat peringatan lebih dini yang berasal dari prediksinya, f. dengan anggaran, perusahaan melihat tanda-tanda lebih dini akan kehadiran peluang-peluang maupun ancaman-ancaman, g. dengan anggaran perusahaan mampu menggunakan kinerja masa lalu sebagai petunjuk atau pengetahuan, h. dengan anggaran, perusahaan mempunyai format yang dapat dimengerti, yang membawa konsensus dan dukungan untuk annual budget. 2002 digitized by USU digital library 1
Sedangkan anggaran itu sendiri mempunyai beberapa manfaat seperti yang diungkapkan oleh Robert N. Anthony dan James S.. Reece (Accounting Text and Cases, 1983) yaitu : a. berfungsi sebagai alat untuk membantu dan mengkoordinasi rencana jangka pendek, b. sebagai alat untuk mengkomunikasi rencana tersebut kepada berbagai manajer pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya, dapat meningkatkan pengendalian kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung. c. sebagai pedoman untuk memotivasi manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggung jawaban yang dipimpinya, d. dapat meningkatkan pengendalian kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, e. sebagai dasar evaluasi kinerja pusat-pusat pertanggung jawaban dan para manajer, f. sebagai alat pendidikan bagi para manajer. C. Pembuatan Anggaran Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan komprehensif untuk keseluruhan organisasi yang terdiri dari berbagai anggaran individual. Anggaran induk dapat dibagi menjadi anggaran operasi dan anggaran keuangan. Anggaran operasi menjelaskan aktifitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan, yaitu penjualan, produksi dan barang jadi. Hasil utama dari anggaran operasi adalah laporan laba rugi proforma. Anggaran keuangan memuat rincian dari arus kas masuk dan keluar serta posisi keuangan dan keseluruhan. Arus kas masuk dan keluar yang direncanakan terdapat dalam anggaran kas. Posisi keuangan yang diharapkan ditunjukkan dalam Neraca yang dianggarankan. Anggaran operasi yang terdiri dari laporan laba rugi yang dianggarkan serta beberapa anggaran pendukung seperti : 1. Anggaran Penjualan 2. Anggaran Produksi 3. Anggaran Pembelian Bahan Langsung 4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung 5. Anggaran Overhead 6. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi 7. Anggaran Persediaan Barang Jadi 8. Anggaran Harga Pokok Penjualan. D. Pembuatan Anggaran Induk Anggaran Penjualan Untuk menjelaskan tentang anggaran penjualan, maka berikut ini diberi contoh anggaran penjualan yang memproduksi dan menjual satu jenis produk yaitu produk X. Anggaran Penjualan Total Unit 2.000 6.000 6.000 2.000 16.000 Harga Rp. 700 700 800 800 2002 digitized by USU digital library 2
Penjualan Rp. 1.400.000 Rp. 4.200.000 Rp. 4.800.000 Rp.1.600.000 Rp.12.000.000 Anggaran Produksi Anggaran produksi menunjukkan berapa unit yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan penjualan dan persediaan akhir. Anggaran Produksi Total Penjualan 2.000 6.000 6.000 2.000 16.000 Persediaan Akhir 500 500 100 100 100 Total Yang Dibutuhkan 2.500 6.500 6.100 2.100 16.100 Persediaan Awal 100 500 500 100 100 Unit Yang Diproduksi 2.400 6.000 5.600 2.000 16.000 Anggaran Bahan Langsung Anggaran bahan langsung merupakan anggaran pembelian dan tergantung pada penggunaan bahan dalam produksi serta kebutuhan persediaan bahan baku. Misalkan untuk memproduksi satu unit produk x dibutuhkan bahan baku A sebesar 25 unit. Kebijaksanaan tentang persediaan akhir yang diperlukan adalah 5.000 unit untuk akhir kuartal ketiga dan keempat serta 8.000 unit untuk akhir kuartal pertama dan kedua. Anggaran Tenaga Kerja Total Unit Yang Diproduksi 2.400 6.000 5.600 2.000 16.000 Waktu perunit 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 Total Jam 36 90 84 30 240 Upah/jam Rp. 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Total Biaya TK Rp. 360.000 Rp. 900.000 Rp. 840.000 Rp. 300.000 Rp. 2.400.000 Anggaran Overhead Anggaran overhead memperlihatkan semua biaya tidak langsung yang diharapkan dalam proses produksi. Misalkan terdapat dua kelompok biaya over yaitu yang bersifat variabel dan yang bersifat tetap. Tarif overhead variabel sebesar Rp. 8.000/jam tenaga kerja langsung, overhead tetap sebesar Rp. 320.000 perkuartal. 2002 digitized by USU digital library 3
Tenaga langsung kerja Anggaran Overhead Total 36 90 84 30 240 Tarif Ov. Variabel Rp. 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 Total Ov. Variabel Rp. 288.000 Rp. 720.000 Rp. 672.000 Rp. 240.000 Rp. 1.920.000 Overhead Tetap Rp.320.000 Rp. 320.000 Rp. 320.000 Rp. 320.000 Rp. 1.280.000 Total Overhead Rp.608.000 Rp.1.040.000 Rp. 992.000 Rp. 560.000 Rp. 3.200.000 Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi Anggaran ini menjelaskan pengeluaran yang direncanakan untuk kegiatan nonproduksi. Beban ini dapat dibedakan menjadi komponen dan variabel. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi Total Penjualan (unit) 2000 6.000 6.000 2.000 16.000 Beban Adm & Penj. Variabel/unit Rp. 50 Rp. 50 Rp. 50 Rp. 50 Rp. 50 Beban Variabel Rp.100.000 Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. 100.000 Rp. 800.000 Beban Tetap : Gaji Rp. 35.000 Rp. 35.000 Rp. 35.000 Rp. 35.000 Rp. 140.000 Iklan 10.000 10.000 10.000 10.000 40.000 Penyusutan 15.000 15.000 15.000 15.000 60.000 Asuransi 15.000 15.000 Perjalanan 5.000 5.000 5.000 5.000 20.000 Total Rp. 65.000 Rp. 65.000 Rp. 65.000 Rp. 65.000 Rp. 275.000 Total Beban Penj. & Administrasi Rp.165.000 Rp. 365.000 Rp. 380.000 Rp. 165.000 Rp. 1.075.000 Anggaran Persediaan Barang Jadi Anggaran ini memberi informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca dan juga merupakan masukan penting dalam menyusun anggaran harga pokok penjualan. 2002 digitized by USU digital library 4
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi Perhitungan Biaya Perunit : Bahan Langsung (25 @ Rp. 10) Rp. 250 Tenaga Kerja Langsung (0,015 jam @ Rp. 10.000) Rp. 150 Overhead : Variabel (0,015 jam @ Rp. 8.000) Rp. 120 Tetap (0,015 jam @ Rp. 5.333*) Rp. 80 Total Biaya perunit Rp. 600 Persediaan Akhir = Rp. 600 x 100 = Rp. 60.000 Anggaran Overhead Tetap Rp. 1.280.000 = Jam Tenaga Kerja Langsung 240 = Rp. 5.333 Anggaran Harga Pokok Penjualan Dengan mengasumsikan nilai persediaan awal sebesar Rp. 65.000, maka anggaran harga pokok penjualan dapat disusun berdasarkan datadata anggaran sebelumnya. Anggaran Harga Pokok Penjualan Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2002 Bahan Langsung yang digunakan Rp. 4.000.000 Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.400.000 Overhead Rp. 3.200.000 Anggaran Biaya Produksi Rp. 9.600.000 Persediaan Awal Rp. 65.000 Barang Yang Tersedia Untuk Dijual Rp. 9.665.000 Persediaan Akhir Rp. 60.000 Anggaran Harga Pokok Penjualan Rp. 9.605.000 Anggaran Laporan Laba Rugi Setelah selesai anggaran harga pokok penjualan, maka dapat disusun anggaran laporan laba rugi. 2002 digitized by USU digital library 5
Anggaran Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2002 Penjualan Rp. 12.000.000 Harga Pokok Penjualan 9.605.000 Laba Kotor Rp. 2.395.000 Beban Penjualan & Administrasi 1.075.000 Laba Operasi Rp. 1.320.000 Beban Bunga 40.000 Laba Sebelum Pajak Rp. 1.280.000 Pajak 265.000 Laba Bersih Rp. 1.024.000 Anggaran Kas Anggaran kas sangat berguna bagi manajemen dalam mengelola usaha. Kegagalan dalam masalah ketepatan waktu yang berkaitan dengan arus kas masuk maupun kas keluar mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Analis kredit membutuhkan anggaran kas untuk mengetahui kebutuhan kas perusahaan yang ingin meminjam uang dan juga kemampuan membayarnya. Anggaran kas dapat dikatakan sebagai urat nadi suatu organisasi, anggaran ini adalah salah satu dari anggaran terpenting dalam anggaran induk. Untuk menggambarkan pembuatan anggaran kas, berikut ini contoh dari dengan asumsi sebagai berikut : a. Saldo kas minimum setiap akhir kuartal Rp. 150.000 b. Uang dapat dipinjam dalam kelipatan Rp. 1.000.000 dengan tingkat bunga 10% jika kas yang ada kurang dari kas minimum yang diharapkan, dan dibayar kembali jika kuartal berikutnya ada kelebihan uang. Asumsikan pinjaman dilakukan pada awal kuartal, pembayaran dilakukan pada akhir kuartal. c. Penjualan seluruhnya dilakukan secara kredit, dimana pembayaran diterima sebesar 80% pada periode terjadi penjualan dan sisanya 20% pada kuartal berikutnya. Penjualan kuartal keempat tahun 2001 sebesar Rp. 1.500.000 d. Pembelian bahan baku dilakukan secara kredit, dimana pembayaran dilakukan 75% pada kuartal terjadi pembelian dan sisanya 25% pada kuartal selanjutnya. Pembelian kuartal keempat tahun 2001 sebesar Rp. 600.000. e. Penyusutan sebesar Rp. 200.000 perkuartal untuk overhead dan Rp. 15.000 untuk beban administrasi dan penjualan. f. Dibeli peralatan seharga Rp. 500.000 pada kuartal pertama. g. Pajak penghasilan sebesar Rp. 252.000,- dibayar pada akhir kuartal keempat. h. Saldo kas awal sebesar Rp. 200.000. 2002 digitized by USU digital library 6
Anggaran Kas Untuk Tahun Yang Berakhir 1 Desember 2002 Saldo Kas Awal Rp. 200.000 Rp. 179.500 Rp. 237.000 Rp. 1.087.500 Penagihan : Kw. Sebelumnya 300.000 280.000 840.000 960.000 Kw. Berjalan 1.120.000 3.360.000 3.840.000 1.280.000 Kas Yang Tersedia Rp. 1.620.000 Rp. 3.819.500 Rp.4.917.000 Rp. 3.327.500 Pengeluaran : Pembelian Kw. Sebelumnya 150.000 157.000 375.000 342.000 Kw. Berjalan 472.000 1.125.000 1.027.000 375.000 Tenaga Kerja 360.000 900.000 840.000 300.000 Overhead 408.000 840.000 792.000 360.000 Penj. & Adm. 150.000 350.000 365.000 150.000 Pajak 256.000 Peralatan 500.000 Total Rp. 2.040.000 Rp.3.372.500 Rp.3.399.500 Rp.1.783.500 Lebih (Kurang) Kas ( 420.500) 447.000 1.517.500 1.544.000 Pinjaman (Pembayaran) 600.000 (200.000) (400.000) Bunga Pinjaman ( 10.000) ( 30.000) Saldo Kas Akhir Rp. 179.500 Rp. 237.000 Rp.1.087.500 Rp.1.544.000 Anggaran Neraca Anggaran neraca tergantung pada informasi yang terdapat dalam neraca saat ini dan anggaran lainnya. Misalkan Neraca per 31 Desember 2001 adalah sebagai berikut : 2002 digitized by USU digital library 7
N e r a c a 31 Desember 2001 Aktiva Aktiva Lancar : Kas Rp. 200.000 Piutang Usaha 300.000 Bahan Baku 50.000 Bahan Jadi 65.000 Total Aktiva Lancar Rp. 615.000 Aktiva Tetap : Tanah Rp. 2.500.000 Bangunan & Peralatan 9.000.000 Akumulasi Penyusutan (4.500.000) Total Aktiva Tetap Rp. 7.000.000 Total Aktiva Rp. 7.615.000 Kewajiban & Ekuitas Pemilik Kewajiban Lancar : Utang Usaha Rp. 150.000 Ekuitas Pemegang Saham : Saham Biasa Rp. 600.000 Laba Ditahan 6.865.000 Total Ekuitas Pemegang Saham Rp. 7.465.000 Total Kewajiban & Ekuitas Pemegang Saham Rp. 7.615.000 Dari neraca di atas, maka dapat dibuat anggaran neraca untuk tahun 2002 sebagai berikut : 2002 digitized by USU digital library 8
N e r a c a 31 Desember 2002 Aktiva Aktiva Lancar : Kas Rp. 1.544.000 Piutang Usaha 320.000 Bahan Baku 50.000 Bahan Jadi 60.000 Total Aktiva Lancar Rp. 1.974.000 Aktiva Tetap : Tanah Rp. 2.500.000 Bangunan & Peralatan 9.500.000 Akumulasi Penyusutan (5.360.000) Total Aktiva Tetap Rp. 6.640.000 Total Aktiva Rp. 8.614.000 Kewajiban & Ekuitas Pemilik Kewajiban Lancar : Utang Usaha Rp. 125.000 Ekuitas Pemegang Saham : Saham Biasa Rp. 600.000 Laba Ditahan 7.889.000 Total Ekuitas Pemegang Saham Rp. 8.489.000 Total Kewajiban & Ekuitas Pemegang Saham Rp. 8.614.000 E. Manfaat Anggaran Untuk Evaluasi Kinerja Anggaran sangat bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja. Dalam mengevaluasi kinerja yang perlu diperhatikan adalah dampak anggaran terhadap perilaku manusia. Anggaran ada dua macam yaitu anggaran statis dan anggaran fleksibel. Anggaran statis adalah anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktifitas yang telah ditentukan, seperti contoh anggaran. Anggaran jenis ini kurang bermanfaat untuk menyusun laporan kinerja. Sedangkan anggaran fleksibel adalah anggaran yang memiliki kemampuan menghitung biaya yang diharapkan selama rentang aktifitas. Anggaran fleksibel mempunyai manfaat : 1. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktifitas yang diharapkan. 2. Anggaran ini bermanfaat untuk menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktifitas aktual. Setelah biaya yang diharapkan diketahui, laporan kinerja yang membandingkan biaya aktual dengan yang diharapkan dapat dibuat. 3. Anggaran fleksibel dapat membantu para manajer dalam menghadapi ketidakpastian dengan melihat hasil yang diharapkan pada berbagai tingkat aktifitas. Anggaran ini juga dapat digunakan untuk memberikan hasil keuangan dari berbagai macam skenario kegiatan. 2002 digitized by USU digital library 9
2002 digitized by USU digital library 10