MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor: 08/BPMS-BNKP/2009 tentang BADAN PENGAWAS PENATALAYANAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 05/BPMS-BNKP/2008 tentang KEUANGAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP)

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

TATA GEREJA PEMBUKAAN

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 12/BPMS-BNKP/2012 tentang TERTIB PENGGEMBALAAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

Spiritualitas Penatalayanan

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DAN LEMBAGA-LEMBAGA INJILI INDONESIA ( PGLII )

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

KEPEMIMPINAN SATUA NIHA KERISO MEWUJUDKAN JEMAAT MISIONER DI BNKP

Lampiran 2: Pedoman penyusunan Jadwal Kegiatan Tahunan (JKT) Waktu Pelaksanaan

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

TATA DASAR DAN TATA RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN GEREJA-GERJA DI INDONESIA

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

BAB II MANAJEMEN ASSET GEREJA. Manajemen adalah bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

TATA GEREJA (GKKA INDONESIA)

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERATURAN PELAKSANAAN MAJELIS JEMAAT NO. 1. Tentang JEMAAT

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Bagian Pertama PEMBUKAAN

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)

PERATURAN DESA SEPAHAT

KEPUTUSAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Pekerja Dalam Gereja Mula-Mula

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 26 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MUBESLUB GPdI No.003 / MUBESLUB / GPdI / VI- 2012

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 07/KONBES-XVIII/VI/2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Transkripsi:

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus 2:9; I Korintus 3:11; Wahyu 21:5; I Korintus 14:39-40; Lukas 4:18; Matius 28:19-20; Efesus 4:1-16; Yohanes 21:15-21; Kisah Para Rasul 6:1-6; Matius 25:31-46 Menimbang : Bahwa sebagai tindak lanjut Ketetapan Persidangan Majelis Sinode ke 54-BNKP tahun 2007 tentang Tata Gereja BNKP Bab X pasal 30 dan 31, dipandang perlu dibuat Peraturan BNKP tentang Resort di BNKP. Mengingat : Ketetapan Persidangan Majelis Sinode ke-54 BNKP Nomor II/TAP.MS- BNKP/2007 tentang Pengesahan dan Penetapan Tata Gereja BNKP Mendengar : Pendapat dan saran Badan Pekerja Majelis Sinode BNKP dalam Persidangan tanggal 5 sd 7 Februari 2008 MEMUTUSKAN Menetapkan : Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Banua Niha Keriso Protestan sebagai gereja, dimana Yesus Kristus sebagai Kepala, Raja dan Juruselamat. (2) BNKP sebagai gereja, taat kepada Yesus Kristus dan berkewajiban mengatur lembaga dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas panggilan. (3) Keseluruhan wilayah pelayanan BNKP sebagai suatu Sinode merupakan suatu kesatuan wilayah pelayanan gerejani. (4) Wilayah pelayanan BNKP terdiri dari wilayah pelayanan Jemaat, Resort dan Sinode. Pasal 2 (1) Badan Pekerja Majelis Sinode disingkat BPMS adalah Badan Pekerja Majelis Sinode Banua (2) Badan Pekerja Harian Majelis Sinode disingkat BPHMS adalah Badan Pekerja Harian Majelis Sinode Banua (3) Majelis Resort adalah Majelis Resort Banua Niha Keriso Protestan (4) Badan Pekerja Majelis Resort disingkat BPMR adalah Badan Pekerja Majelis Resort Banua (5) Badan Pekerja Majelis Jemaat disingkat BPMJ adalah Badan Pekerja Majelis Jemaat Banua (6) Resort adalah Resort Banua (7) Jemaat adalah Jemaat Banua (8) Badan Pengawas Penatalayanan di Resort disingkat BPP-Resort adalah Badan Pengawas Penatalayanan di Resort Banua Niha Keriso Protestan BAB II Pasal 3 Kedudukan, Fungsi dan Tugas Resort Resort, adalah wujud dan wadah persekutuan BNKP yang hadir dan melaksanakan misinya di wilayah Kecamatan, Kabupaten dan Kota, adalah persekutuan dari keseluruhan Jemaat BNKP di wilayah itu. 1

(1) Tempat dan kedudukan Resort ditetapkan oleh Badan Pekerja Majelis Sinode BNKP. (2) Resort berfungsi: a. Melaksanakan tri tugas panggilan gereja. b. Mengorganisir dan mengkoordinir persekutuan Jemaat BNKP di wilayahnya (3) Resort mempunyai tugas: a. Mewujudkan persekutuan Jemaat-Jemaat yang bergabung dalam wilayah b. Berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan demi perbaikan kehidupan masyarakat. c. Berperan aktif dalam gerakan oikumenis di wilayahnya. Pasal 4 Syarat-syarat Pembentukan Resort (1) Sebuah Resort dapat dilembagakan dengan syarat: a. Terdapat sekurang-kurangnya 25 Jemaat yang dipersatukan dalam satu wilayah pelayanan b. Memperhatikan letak geografis Jemaat yang saling berdekatan. c. Mampu mengatur diri sendiri baik dalam persekutuan maupun pelayanan, berdasarkan potensi yang ada pada anggota-anggotanya. d. Mampu membiayai program pelayanan Resort dan memenuhi tanggung jawab penatalayanan di tingkat Resort dan sinode. (2) Dalam keadaan tertentu dapat dipertimbangkan pembentukan Resort diluar ketentuan sebagaimana diatur pada ayat 1 di atas, yang mekanisme pembentukannya melalui keputusan BPMS BNKP. Pasal 5 Sebuah Resort dapat diberi nama (papan merek dan kop surat) dengan mengikuti format seperti berikut : (1) Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Resort 1 (2) Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Resort 2 (3) Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Resort 3, Dan seterusnya Ukuran papan : Panjang = 100 cm Lebar = 70 cm Contoh : Papan Merek Resort : 100 cm B K N P BANUA NIHA KERISO PROTESTAN ( B N K P ) 70 cm RESORT Pasal 6 Pelayanan dan Kepemimpinan Majelis Resort (1). Pelayanan Majelis Resort a. Melakukan pembinaan, pelatihan kepada seluruh pelayan dan warga Jemaat di wilayah b. Melaksanakan kepemimpinan dan pelayanan yang efektif demi pengembangan Jemaat di wilayah c. Terlibat secara proporsional dalam mempersiapkan personil pelayan di tingkat Resort, baik Pendeta, Guru Jemaat dan Satua Niha Keriso, dalam penempatan, pemberhentian dan perpindahan pelayan. 2

d. Memberdayakan Jemaat-Jemaat lemah dalam wilayah Resort untuk meningkatkan kehidupan persekutuan dan karya Jemaat. e. Mengesahkan program pelayanan dan anggaran yang diberlakukan dalam Jemaat-Jemaat di wilayah f. Menerima pertanggung jawaban Majelis Jemaat di wilayah g. Merekomendasikan pelembagaan Jemaat, Jemaat persiapan dan pos pelayanan baru kepada BPHMS BNKP h. Menyelenggarakan persidangan Majelis i. Menetapkan utusan Resort ke Majelis Sinode. (2) Kepemimpinan Majelis Resort a. Resort dipimpin oleh Majelis b. Resort dilayani oleh seorang Pendeta Resort yang disebut Praeses c. Majelis Resort terdiri dari: 1. Ketua 2. Semua Ketua Majelis Jemaat 3. Semua Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat 4. Satu orang Satua Niha Keriso dari masing-masing Jemaaat. 5. Satu orang utusan warga dari setiap Jemaat d. Tata cara penentuan anggota Majelis Resort pada ayat (2) c pasal ini diatur lebih lanjut dalam keputusan BPHMS BNKP. e. Majelis Resort dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. f. Ketua Majelis Resort adalah ex-officio Pendeta g. Sekretaris Majelis Resort dipilih dari antara anggota Majelis Resort, bukan pendeta. h. Masa pelayanan Majelis Resort adalah satu periode (5) tahun. i. Seseorang hanya dapat menjadi Anggota Majelis Resort selama 2 (dua) periode berturutturut. j. Anggota Majelis Resort diangkat dan diberhentikan oleh BPHMS BNKP atas usul Ketua BPMR. k. Anggota Majelis Resort dan BPMR dikukuhkan oleh BPHMS dalam kebaktian Minggu disalah satu Jemaat di wilayah Resort (3) Praeses a. Praeses diangkat, diberhentikan dan dipindahkan oleh BPHMS atas persetujuan BPMS. b. Syarat-syarat untuk diangkat menjadi Praeses diatur dengan Keputusan BPHMS BNKP. (4) Badan Pengawas Penatalayanan di Resort a. Dalam mengawasi Pelaksanaan Tugas Penatalayanan Keuangan dan Harta Milik di Resort, Majelis Resort membentuk BPP- b. Ketentuan tentang BPP-Resort diatur dalam suatu keputusan BPHMS BNKP Pasal 7 Peran dan Tugas Ketua Majelis Resort (1). Mengkoordinir, mengadakan dan memimpin sidang Majelis Resort setidak-tidaknya sekali dalam enam bulan. (2) Menentukan dan merencanakan agenda-agenda persidangan Majelis (3) Memimpin penyelenggaraan pelayanan di wilayah (4) Mengawasi dan meningkatkan kwalitas pelayanan Jemaat- Jemaat di wilayah (5) Ketua Majelis Resort dapat menghadiri Sidang Majelis Jemaat atau rapat konsultasi dengan Badan Pekerja Majelis Jemaat untuk menyampaikan saran-saran dalam mengembangkan pelayanan Jemaat menurut kebutuhan. Pasal 8 Badan Pekerja Majelis Resort (1) Untuk melaksanakan tugas sehari-hari Majelis Resort, dibentuk Badan Pekerja Majelis (2) Badan Pekerja Majelis Resort terdiri dari: 3

a. Ketua, 1 orang b. Sekretaris, 1 orang c. Bendahara, 1 orang d. Pendeta Jemaat, 2 orang e. Guru Jemaat, 1 orang f. Satua Niha Keriso, 2 orang g. Utusan warga Jemaat, 1 orang (3) Badan Pekerja Majelis Resort dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. (4) Ketua Badan Pekerja Majelis Resort adalah Pendeta Resort yang disebut Praeses. (5) Sekretaris Badan Pekerja Majelis Resort adalah ex-officio dilaksanakan oleh sekretaris Majelis (6) Untuk meyelenggarakan fungsi administrasi keuangan dan penatalayanan di Resort dipilih satu orang bendahara dari antara anggota Majelis Resort, bukan pendeta. (7) Badan Pekerja Majelis Resort diangkat dan diberhentikan dengan keputusan BPHMS. (8) Badan Pekerja Majelis Resort dikukuhkan oleh BPHMS dalam kebaktian hari Minggu disalah satu Jemaat, wilayah Resort (9) Masa Pelayanan BPMR adalah satu periode (5) tahun. (10) Seseorang hanya dapat menjadi Anggota BPMR selama 2 (dua) periode berturut-turut. (11) Tata cara pemilihan anggota Badan Pekerja Majelis Resort pada ayat 2 pasal ini diatur lebih lanjut dalam keputusan BPHMS. (12) Struktur organisasi dan tata kerja sekretariat kantor Resort diatur dan ditetapkan dengan keputusan BPHMS BNKP. Pasal 9 Tugas Badan Pekerja Majelis Resort adalah: (1) Menyelenggarakan Pelayanan dan Kepemimpinan sehari-hari dalam (2) Melaksanakan Penggembalaan kepada pelayan di wilayah (3) Melaksanakan fungsi anggaran dalam (4) Merencanakan dan menyusun program kerja resort dan Anggaran Pendapatan Belanja Resort (APBR) untuk ditetapkan oleh Majelis Resort dan disampaikan kepada BPHMS BNKP untuk mendapat pengesahan. (5) Memfasilitasi pelaksanaan sidang Majelis Resort (6) Melaksanakan fungsi administrasi sehari-hari di (7) Membuat pertanggung jawaban pelaksanaan program pelayanan Resort dan penggunaan anggaran kepada Majelis (8) Melaksanakan rapat BPMR sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Pasal 10 Badan Pengawas Penatalayanan Resort (1) BPPR bertugas untuk mengawasi penggunaan keuangan dan harta milik BNKP di (2) Hasil pemeriksaan BPPR disampaikan kepada Majelis (3) Susunan dan Keanggotaan BPPR diatur dalam suatu peraturan BNKP. (4) Personil dari BPPR dipilih pada persidangan Majelis Pasal 11 Keuangan Resort Keuangan Resort diatur dalam peraturan tentang Keuangan dan Harta Milik BNKP Pasal 12 Pertanggung Jawaban dan laporan (1) Setiap 6 (enam) bulan Badan Pekerja Majelis Resort (BPMR) menyampaikan laporan pertangungung jawaban dalam setiap persidangan Majelis. (2) Setiap tahun Majelis Resort menyampaikan laporan mengenai perkembangan pelayanan keuangan dan harta milik BNKP di Resort kepada Badan Pekerja Harian Majelis Sinode. 4

Pasal 13 Persidangan (1) Persidangan Majelis Resort adalah wadah yang berwewenang di Resort untuk mengambil keputusan. (2) Persidangan Majelis Resort dihadiri oleh: a. Seluruh anggota Majelis Resort dan Badan Pekerja Majelis Resort b. Undangan yang berfungsi sebagai nara sumber atau peninjau (3) Persidangan Majelis Resort dilaksanakan setidak-tidaknya sekali dalam enam bulan. (4) Persidangan Majelis Resort dipimpin oleh Ketua Majelis Resort atau yang ditunjuk untuk mewakili dari antara anggota BPMR. (5) Persidangan Majelis Resort sah apabila dihadiri setengah ditambah satu anggota Majelis (6) Tata tertib persidangan Majelis Resort diatur dengan suatu surat keputusan BPHMS BNKP. Pasal 14 Tanggung Jawab Resort ke Sinode (1) Resort memiliki tanggung jawab bersama untuk membiayai penyelenggaraan program pelayanan di BNKP. (2) Resort mengelola harta milik BNKP yang ada diwilayah Resort sesuai dengan peraturan pengelolaan keuangan dan harta milik BNKP. (3) Program pelayanan dan anggaran Resort dilaksanakan setelah mendapat pengesahan dari Badan Pekerja Harian Majelis Sinode. BAB III P E N U T U P Pasal 15 Peraturan ini disahkan dalam Persidangan Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) BNKP tanggal 6 Februari 2008 dan mulai berlaku sejak ditetapkan. Pasal 16 Dengan disahkan peraturan ini, maka semua peraturan yang telah ada sebelumnya tidak berlaku lagi. Ditetapkan di Gunungsitoli Pada tanggal 6 Februari 2008 BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP dto Pdt. Otoriteit Dachi, S.Th, M.Si Ketua Cap dto Pdt. At. Lase, M.Th Sekretaris -fh- 5