JAWABAN Studi K s a us 1

dokumen-dokumen yang mirip
WORKSHOP. DISAMPAIKAN OLEH TIM Dr. Dra Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS Dra Yuri Pertamasari, Apt., MARS

CURICULUM VITAE. : Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt.,MARS Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 September :

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah biaya kesehatan sejak beberapa tahun ini telah banyak menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

COST EFFECTIVE ANALYSIS DALAM PEMILIHAN BARANG FARMASI. Oleh: Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

4. Pengisian dan pengelolaan data perawatan dan rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN PERNYATAAN...iv. KATA PENGANTAR...v

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif analitik dengan melihat catatan medis pasien.

LAMPIRAN 1 Tampilan Menu Pemakaian Jasa Ambulance pada UGD (Unit Gawat Darurat) L-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

BAB VI PENUTUP. korelasi sebesar 72,2%, variabel Pelayanan informasi obat yang. mendapat skor bobot korelasi sebesar 74,1%.

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan yang negatif antara stres kerja dan job performance pada. perawat Rumah Sakit X di kota Bandung.

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

PANDUAN CARA IDENTIFIKASI DAN PENYIMPANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

Utilization Review di Tempat Praktek: Alat Untuk Mendukung Pelayanan Kesehatan Efektif dan Efisien. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi jasa berlomba untuk merebut pasar, dengan meningkatkan layanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pertama Kedua

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. insektisida antikolinesterase, serta gangguan hepar dan gagal ginjal akibat

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

URAIAN TUGAS DAN WEWENANG DOKTER PELAKSANA IGD 1. Nama jabatan : Dokter Pelaksana IGD 2. Pengertian : Seorang dokter umum yang diberi wewenang dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dan dibutuhkan untuk suatu pekerjaan. Selain akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

menangani pasien rawat inap melakukan kunjungan dan pemeriksaan (visite)

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. akan pengelolaan informasi yang akurat. digunakan untuk pengelolaan data-data organisasi. Dalam sistem basis data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. tercapainya beberapa perubahan kearah yang lebih baik untuk pengguna dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis, merupakan suatu respons

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAJI BANDING

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

a. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap kecamatan, adanya balai-balai pengobatan dan kegiatan-kegiatan yang

Transkripsi:

JAWABAN Studi Kasus1

Langkah Perhitungan Analisis Efektivitas-Biaya No. Langkah Contoh 1. Tentukan tujuan. Membandingkan biaya dan efektivitas dua terap penunjang baru bagi pasien asma yang mendapat pengobatan inhalasi kortikosteroid, yaitu terapi penunjang BreatheAgain dan AsthmaBeGone 2. Buat daftar cara untuk Membandingkan: mencapai tujuan tersebut. 3. Identifikasi tingkat efektivitas. Inhaler kortikosteroid + Plasebo [A] Inhaler kortikosteroid + BreatheAgain [B] Inhaler kortikosteroid + AsthmaBeGone [C] Membandingkan jumlah pasien dari masing-masing terapi yang meningkatkan FEV [forced-expiration volume]-nya > 12% Hasil studi literatur menunjukkan: Efektivitas Pengobatan A = 35% Efektivitas Pengobatan B = 60% Efektivitas Pengobatan C = 61%

4. Identifikasi dan hitung biaya pengobatan. 5. Hitung dan lakukan interpretasi efektivitas-biaya dari pilihan pengobatan. Biaya yang teridentifikasi dan diukur adalah biaya medikasi, biaya kunjungan tak terjadwal, biaya kunjungan ke unit gawat darurat, biaya rawat inap: Biaya rerata Pengobatan A = Rp320.000/pasien Biaya rerata Pengobatan B = Rp537.000/pasien Biaya rerata Pengobatan C = Rp381.000/pasien a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan. Rumus: Biaya / Efektivitas REB Pengobatan A = Rp 320.000 / 0,35 = Rp 914.286 REB Pengobatan B = Rp 537.000 / 0,60 = Rp 890.000 REB Pengobatan C = Rp 381.000 / 0,61 = Rp 624.590 contd b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram Efektivitas- Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan, bukan rerata efektivitasbiaya. c. Hitung rasio inkremental efektivitas-biaya [RIEB] setiap pengobatan: Untuk Pengobatan C terhadap B, atau sebaliknya, tidak dilakukan perhitungan RIEB. RIEB Pengobatan B terhadap A = [Rp 537.000 Rp 320.000] / [0,60 0,35] = Rp 868.000 REB Pengobatan C terhadap A = [Rp 381.000 Rp 320.000] / [0,61 0,35] = Rp 234.615

6. Interpretasi. a. Antara Pengobatan B dan C harus dipilih Pengobatan C, karena dengan efektivitas yang sama Pengobatan C lebih murah. b. Antara PengobatanA dan B, bila dipilih Pengobatan B harus dikeluarkan biaya lebih sebesar Rp 868.000 untuk peningkatan 1 unit efektivitas. c. Antara Pengobatan A dan C, bila dipilih Pengobatan C harus dikeluarkan biaya lebih sebesar Rp 234.615 untuk peningkatan 1 unit efektivitas. d. Bila Pengobatan B atau C akan dipilih, pengambil kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan harus mempertimbangkan apakah biaya lebih yang harus dikeluarkan sebanding dengan peningkatan efektivitas yang diperoleh. 7. Lakukan analisis sensitivitas dan ambil kesimpulan. Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas setiap pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung biaya satuan dengan mempertimbangkan variasi volume obat yang digunakan.

JAWABAN StudiKasus

COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGOBATAN DEMAM TIFOID ANAK MENGGUNAKAN SEFOTAKSIM DAN KLORAMFENIKOL

. 1. Tentukan tujuan. Membandingkan biaya dan efektivitas dua terapi bagi pasien demam tifoid yang mendapat pengobatan antibiotik sefotaksim dan kloramfenikol 2. Buat daftar cara untuk mencapai tujuan tersebut. Membandingkan: 1. Sefotaksim 2. Kloramfenikol Membandingkan biaya dan efektifitasnya (lama rawat) 3. Identifikasi tingkat efektivitas. Antibiotik Rata- rata lama harirawat Biaya perawatan Sefotaksim Kloramfenikol 5.84 Rp 1.075.500,00 4.38 Rp 714.200,00

4. Identifikasi dan hitung biaya pengobatan. 5. Hitung dan lakukan interpretasi efektivitas-biaya dari pilihan pengobatan. Biaya yang teridentifikasi dan diukur adalah biaya albumin,biaya kunjungan dokter, biaya laboratorium, biaya rawat inap: Biaya rerata Albumin A = Rp. 1.843.470 BiayarerataAlbumin B = Rp. 1.813.792 Biaya rerata Albumin C = Rp. 1.878.401 a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan. Rumus: Biaya / Efektivitas REB Pengobatan Sefotaksim = Rp. 1.075.500 /5.84 = 184.161 REB Pengobatan Kloramfenikol = Rp. 714.200/4.38= 163.059 contd b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram Efektivitas-Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan, bukan rerata efektivitas-biaya. Efektivitas-biaya Efektivitas < Biaya lebih < Biaya sama Biaya lebih > A [Perlu perhitungan) B [Didominasi] (RIEB] Sefotaksim Efektivitas = D E F Efektivitas > [Dominan] Kloramfenikol H [Perlu perhitungan RIEB]

6. Interpretasi. Antara pengobatan dengan menggunakan Sefotaksim dan Kloramfenikol pada kasus demam tifoid, kloramfenikol adalah dominan, artinya pengobatan dengan kloramfenikol akan didapatkan biaya lebih rendah dan lama hari rawat yang lebih singkat. 7. Lakukan analisis sensitivitas dan ambil kesimpulan. Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas setiap pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung biaya satuan dengan mempertimbangkan variasi volume obat yang digunakan. KESIMPULAN Kloramfenikol merupakan terapi paling efektif dalam kasus demam tifoid ini, dengan pengeluaran biaya yang paling sedikit dan lama hari rawat yang lebih singkat.