TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

METODE SUBGRADIEN PADA FUNGSI NONSMOOTH

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT PADA PT PQR DENGAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA BROWN DALAM MERAMALKAN JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA MEDAN

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMUM PADA CV. XYZ. Angeline, Iryanto, Gim Tarigan

PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA. Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN

APLIKASI PROGRAM DINAMIK UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TOTAL PADA PENGENDALIAN PRODUKSI MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE BAYES PADA EKSPEKTASI FUNGSI UTILITAS. Selvira Lestari Siregar, Suwarno Ariswoyo, Pasukat Sembiring

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang

APLIKASI PROGRAM INTEGER PADA PERUMAHAN BUMI SERGAI DI SEI RAMPAH

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

BAB III WAVELET. yang memenuhi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

APLIKASI METODE CUTTING PLANE DALAM OPTIMISASI JUMLAH PRODUKSI TAHUNAN PADA PT. XYZ. Nico, Iryanto, Gim Tarigan

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC

16. Analisis Multi Resolusi

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Perangkat Lunak Koreksi Citra dengan Metode Wavelet

SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

PENERAPAN DERET FOURIER PADA SISTEM PENDENGARAN MANUSIA. (The Application of Fourier Series on Human Earing)

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) PADA PKS. PT. ABC

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong)

Rina Tinarty Sihombing, Henry Rani Sitepu, Rosman Siregar

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

Polres Tapanuli Selatan merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia yang melayani di bidang pemeliharan dan keamanan, ketertiban

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan)

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di

Pertama, daftarkan kedua himpunan vektor: himpunan yang merentang diikuti dengan himpunan yang bergantung linear, perhatikan:

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA

Siska Ernida Wati, Djakaria Sebayang, Rachmad Sitepu

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 3 (2014), pp FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK PBB (PAJAK BUMI DAN BANGUNAN)

SUBRUANG VEKTOR. Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Aljabar Linier. Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.Pd

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. program pengurangan noise pada citra digital. Teori-teori ini mencakup penjelasan

SUATU KAJIAN TENTANG PENDAPAT PELANGGAN PLN TERHADAP LISTRIK PRABAYAR DENGAN METODE ANALISIS VARIANSI

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Aljabar Linear Elementer

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

Penerapan Transformasi Wavelet Diskrit Untuk Reduksi Noise Pada Citra Digital

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

PENERAPAN ANALISIS KONJOIN PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP PEKERJAAN

BAB III PENGOLAHAN DATA

Aljabar Linear dan Matriks (Persamaan Linear dan Vektor) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur kurkuminoid

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) (Studi Kasus : PT. XYZ)

BAB I KAJIAN TEORI. meningkatkan sistem. Teori moderen dari sistem dinamik berasal dari abad. ke-19 mengenai stabilitas dan evolusi dari tata surya.

PENERAPAN TEORI PERMAINAN DALAM STRATEGI PEMASARAN PRODUK BAN SEPEDA MOTOR DI FMIPA USU

PEMANFAATAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA PENGENALAN WAJAH DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET. Sufiatul Maryana, Lita Karlitasari, Arie Qur ania

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Aljabar Linier Elementer

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

Ruang Baris, Ruang Kolom, dan Ruang Null (Kernel)

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

CHAPTER 6. Ruang Hasil Kali Dalam

Transkripsi:

Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 01 (2014), pp. 95 104. TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Yedidia Panca, Tulus, Esther Nababan Abstrak. Transformasi Wavelet ditemukan sekitar tahun 1980-an yang merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi wavelet ini digunakan dalam menganalisa sinyal elektrokardiogram (EKG). Sinyal elektrokardiogram adalah sinyal diskrit yang merupakan kumpulan vektor-vektor dalam ruang vektor Haar. Penelitian ini memperlihatkan bahwa wavelet dengan Analisis Multiresolusi yaitu oleh translasi dan dilatasi sebagai basis orthonormal atau sebuah fungsi pembangun pada ruang vektor Haar yang membangkitkan sinyal elektrokardiogram sebagai fungsi berhingga yang merupakan fungsi dalam sub-ruang L 2 (R). Dalam penelitian ini, diberikan formula penerapan dekomposisi sinyal atas ruang diskrit Haar yang merupakan langkah awal dalam menganalisa sinyal elektrokardiogram yang termasuk dalam sub-ruang L 2 (R). 1. PENDAHULUAN Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas otot jantung. EKG merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan[1]. Sinyal elektrokardiogram yaitu suatu sinyal fungsi berhingga. Kelajuan dari suatu pemrosesan sinyal yang cukup cepat dapat memastikan bahwa energi dari sebuah sinyal adalah berhingga. Received 23-09-2013, Accepted 25-01-2014. 2010 Mathematics Subject Classification: 65T50, 65T60 Key words and Phrases: Transformasi Wavelet, Fourier, Diskrit, Dekomposisi. 95

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 96 Wavelet merupakan salah satu pemodelan matematika yang didefinisikan sebagai fungsi berhingga. Analisis energi berhingga dapat dilakukan dengan mentransformasikan energi sinyal terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan Transformasi Wavelet. Bentuk umum Transformasi Wavelet yang pertama kali diperkenalkan oleh Jean Morlet dan Alex Grossman, yaitu: ψ a,b (t) = 1 a ψ( t b a ) (1) di mana a adalah parameter penskalaan (dilatasi) dan b adalah parameter pergeseran (translasi) dan a adalah normalisasi energi yang sama dengan energi induk dengan a, b R dan a 0. Fungsi persamaan (1) di atas dapat disebut sebagai wavelet atau mother wavelet jika memenuhi kondisi ψ(x)dx = 0 (2) Dekomposisi sinyal merupakan langkah awal dalam pemrosesan sinyal yang disebut dengan tahap filtering. Sinyal asli yang dibagi ke dalam dua bagian, sinyal aproksimasi dan sinyal detail dengan panjang masing-masing sinyal setengah dari panjang sinyal asli. Sinyal aproksimasi yang di dalam pemrosesan sinyalnya menggunakan fungsi penskalaan φ j,k (t) sebagai fungsi dasar dan sinyal detail menggunakan fungsi ψ j,k (t) sebagai fungsi dasarnya. Sinyal Elektrokardiogram 2. LANDASAN TEORI Kelajuan dari suatu pemrosesan sinyal yang cukup cepat dapat memastikan bahwa energi dari sebuah sinyal adalah berhingga. Energi dari sebuah sinyal f(t) = {f 1 (t), f 2 (t),..., f N (t)}, dapat didefinisikan sebagai E f = (f 2 1 (t) + f 2 2 (t) +... + f 2 N(t)) (3) di mana f(t) adalah himpunan bagian atau termasuk di dalam L 2 (R).

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 97 Transformasi Wavelet Transformasi Wavelet dalam penerapannya digunakan untuk menganalisa sinyal diskrit yang ditemukan sekitar tahun 1980an. Ide dari penkonstruksian Wavelet adalah bagaimana memilih suatu fungsi tunggal ψ (yang disebut Wavelet), kemudian dibentuk keluarga fungsi ψ j,k yang diperoleh dengan cara mendilatasi dan mentranslasi ψ sehingga akan diperoleh basis di L 2 (R)[2]. Transformasi Wavelet diskrit (pengubahan ke domain Wavelet). a j = < f j (t), φ j,k (t) > = f j (t). φ j,k (t) d(t) d j = < g j (t), ψ j,k (t) > = g j (t). ψ j,k (t) d(t) (4) di mana f j+1 (t) = k a 0.φ 0,k (t) + k d j.ψ j,k (t) j=0 Fungsi φ j,k (t) adalah keluarga Wavelet (father Wavelet) atau yang sering dikatakan fungsi penskalaan yang telah dibangun dari fungsi dasar φ(t) dengan menggunakan operasi translasi untuk semua k Z dan ditranlasi untuk semua j Z. Fungsi dasar φ(t) dibangun oleh fungsi kotak (the box function) { 1, 0 t < 1 φ(t) = 0, lainnya Pengaturan dasar Wavelet ada pada satu fungsi penskalaan φ j,k (t). Penskalaan merupakan sebuah operasi yang membuat atau yang memberikan sebuah objek menjadi tebal atau tipis oleh pilihan parameternya. Fungsi dasar Wavelet didefinisikan sebagai berikut: Ruang Haar ψ(t) = φ(2t) φ(2t 1) = 1, 0 t < 1 2 1 1, 2 t < 1 0, lainnya Ruang Haar adalah salah satu ruang vektor yang bekerja dalam keluarga Wavelet yang juga merupakan sub-ruang dalam ruang Lebesgue (L 2 (R)).

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 98 Ruang vektor Haar (V 0, V j, W 0, W j ) adalah ruang vektor yang telah melibatkan operasi translasi dan dilatasi[3]. Definisi 1. (Ruang Haar V 0 dan Fungsi Haar φ(t)). Andaikan φ(t) adalah sebuah fungsi Haar, maka V 0 didefinisikan sebagai berikut: V 0 = span{..., φ(t + 1), φ(t), φ(t 1),...} L 2 (R) = span{φ(t k)} k Z L 2 (R) Definisi 2. (Ruang Haar V j ). Andaikan φ(t) adalah sebuah fungsi Haar, maka ruang vector V j didefinisikan sebagai berikut: V j = span{..., φ(2 j t + 1), φ(2 j t), φ(2 j t 1),...} L 2 (R) = span{φ(2 j t k)} k Z L 2 (R) Definisi 3. (Ruang Haar W 0 ). Andaikan ψ(t) adalah sebuah fungsi Haar, maka ruang W 0 didefinisikan sebagai berikut: W 0 = span{..., ψ(t + 1), ψ(t), ψ(t 1),...} L 2 (R) = span{ψ(t k)} k Z L 2 (R) Definisi 4. (Ruang Haar W j ). Andaikan ψ(t) adalah sebuah fungsi Haar, maka ruang W j didefinisikan sebagai berikut: W j = span{..., ψ(2 j t + 1), ψ(2 j t), ψ(2 j t 1),...} L 2 (R) = span{ψ(2 j t k)} k Z L 2 (R) Ruang Lebesgue L p (R) L 2 (R) adalah salah satu kelas pada ruang fungsi Lebesgue L p (R). Ruang Lebesgue L 2 (R) yaitu salah satu pembahasan model matematika yang dibangun oleh transformasi Wavelet. Model matematika ini bekerja dalam ruang vektor pada aplikasi yaitu salah satunya dalam pemrosesan sinyal.

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 99 Definisi 5. (Ruang Terukur). Andaikan ruang L 2 (R) dikatakan sub-ruang terukur Lebesgue maka ruang L 2 (R) didefinisikan sebagai himpunan L 2 (R){f : R C f(x) 2 dt < } R Kelajuan dari suatu pemrosesan sinyal yang cukup cepat dapat memastikan bahwa energi dari sebuah sinyal adalah berhingga. Transformasi Orthonormal Transformasi orthonormal dapat digunakan untuk mengekspresikan kembali sebuah deret waktu dengan kata lain dapat dengan mudah membangun deret dari transformasi. Informasi dalam transformasi ini akan sama dengan informasi dalam deret aslinya. Dua buah himpunan orthonormal merupakan himpunan orthogonal. Definisi 6. (Penjumlahan Langsung dan Penjumlahan Orthogonal). Andaikan bahwa V dan W adalah sub-ruang atas L 2 (R), maka penjumlahan orthogonal atas ruang L 2 (R) didefinisikan penjumlahan dari V dan W adalah juga sub-ruang atas L 2 (R), maka X = V + W = {f(t) + g(t) f(t) V, g(t) W } Jika V W, untuk X merupakan hasil penjumlahan orthogonal V dan W X = V W = {f(t) + g(t) f(t) V, g(t) W, < f(t), g(t) > = 0} Jika X = V + W, kemudian V X dan 0 W maka V = {f(t) + 0 f(t) V }. Pengertian yang sama jika ditunjukkan untuk W X. 3. TRANSFORMASI WAVELET HAAR DISKRIT Sinyal elektrokardiogram (EKG) adalah bentuk sinyal yang terdiri dari kum pulan titik-titik yang didefinisikan dalam suatu ruang vektor. Sinyal elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal yang bentuknya selalu berubahubah pada satu waktu tertentu (diskrit). Sebuah sinyal diskrit adalah sebuah fungsi waktu (t = t 1, t 2,..., t N ) dengan nilai yang terjadi di saat yang berbeda. Pada umumnya sebuah sinyal diskrit dinotasikan dalam bentuk

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 100 f(t) = {f 1, f 2,..., f N } di mana N adalah bilangan bulat positif yang terlihat sebagai panjang dari f(t). Analisis sinyal dengan transformasi diskrit berhubungan langsung dengan dua komponen penting dalam melakukan transformasi yakni fungsi Wavelet dan fungsi penskalaan juga analisis multiresolusi dalam operasi translasi dan dilatasi. Analisis Sinyal Analisis Wavelet sederhana didasarkan pada fungsi penskalaan Haar φ(t). Cara sederhana untuk membangun f(t) adalah melalui fungsi φ(t) dari fungsi kotak (t) (the box function) yang didefinisikan sebagai berikut: { 1, 0 t < 1 φ(t) = 0, lainnya Proposisi 1. (Parameter Translasi dan Dilatasi). Diberikan sebuah fungsi φ j,k (t) yang dibangun dari fungsi dasar φ(t), untuk semua operasi translasi k Z dan dilatasi j Z φ j,k (t) = 2 j 2 φ(2 j t k) Bukti: Andaikan fungsi penskalaan Haar didefinisikan { φ (H) 1, 1 t < 0 (t) = 0, lainnya Dalam bentuk lain { φ (H) 1, (k 1) t < k 0,k (t) φ(h) (t k) 0, lainnya Ruang aproksimasi Haar V (H) 0 untuk semua L 2 R sebagai basis orthonormal dari φ (H) 0,k (t) yang diterapkan untuk sepanjang translasi k, di mana k Z. Setelah melakukan translasi sejauh k, dilanjutkan dengan men-dilatasi fungsi φ (H) 0,k φ j,k (t) = φ 0,k( t 2 j ) j 2 = φ(2 j (t k 2 j )) j 2 = φ( t 2 j k) j 2

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 101 = 2 j 2 φ(2 j (t k 2 j )) φ j,k (t) = 2 j 2 φ(2 j t k) Dari penjelasan di atas diperoleh parameter dilatasi a = 2 j dan parameter translasi b = 2 j k. Transformasi Wavelet Haar Sama halnya untuk semua Transformasi Wavelet, transformasi Haar memisahkan sinyal diskrit menjadi dua bagian sinyal (masing-masing sinyal panjangnya setengah dari panjang sinyal semula (original signal). Satu bagian sinyal menuju sebuah sinyal aproksimasi (approximation/average) dan bagian sinyal lainnya menuju sinyal detail. Ruang V 0 dikatakan ruang basis fungsi penskalaan yang bekerja pada sinyal aproksimasi dan ruang W 0 merupakan basis fungsi Wavelet yang bekerja pada ruang detail. Hubungan fungsi penskalaan dan fungsi Wavelet adalah penjumlahan fungsi yang orthogonal. Proposisi 2. (Ruang Orthogonal V 0 dan W 0 ). Diberikan f(t) V 0 dan g(t) W 0 kemudian < f(t), g(t) >= 0, maka V 0 orthogonal atas W 0 Bukti: Menunjukkan bahwa ruang V 0 dan W 0 adalah orthogonal dengan memperlihatkan hasil perkalian dalam (inner product) keduanya sama dengan nol. Sejak f(t) V 0, dapat ditulis sebagai kombinasi linier atas φ(t) dan dengan pergeseran (translate) sejumlah bilangan bulat f(t) = k Z a k φ j,k (t) Dengan cara yang sama untuk g(t) W 0, dapat ditulis sebagai kombinasi liner ψ(t) g(t) = m Z d m ψ j,m (t) Untuk a k merupakan koefisien fungsi penskalaan dan d m koefisien fungsi

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 102 Wavelet. Dengan perkalian dalam, bentuknya menjadi < f(t), g(t) > = < a k φ(t k), d m ψ(t m) > k Z m Z = a k d m < φ(t k), ψ(t m) > k Z m Z Untuk k m, {φ(t k), ψ(t m)} = 0 maka diperoleh < f(t), g(t) > = 0. Oleh pembuktian di atas maka tebukti bahwa untuk ruang V 0 orthogonal atas W 0 dari pembuktian perkalian dalam unsurnya yang sama dengan nol. Teorema 1. (Penjumlahan Orthogonal V 0 W 0 ). Andaikan V 0 dan V 1 (definisi 1) dan W 0 (definisi 3), maka V 1 = V 0 W 0 Bukti: Dari definisi 6 diperlihatkan bahwa f 1 (t) V 1 yang diekspresikan sebagai penjumlahan dari f 0 (t) V 0 dan g 0 (t) W 0. Ketika f 0 (t) dan g 0 (t) adalah dua unsur yang berada pada V 1, maka V 1 = V 0 + W 0. Untuk melengkapi pembuktian ini, penulis menunjukkan bahwa jika f 1 (t) V 1 dan tegak lurus untuk semua fungsi pendukung h(t) V 0, kemudian f 1 (t) W 1. Asumsikan f 1 (t) = f 0 (t) + g 0 (t) dan andaikan h(t) V 0 maka 0 = < f 1 (t), h(t) > = < (f 0 (t) + g 0 (t)), h(t) > = < (f 0 (t), h(t) > + < g 0 (t), h(t)) > = < (f 0 (t), h(t) > + 0 = < (f 0 (t), h(t) > Untuk semua h(t) V j, f 0 (t) = 0 sehingga f 1 (t) = g 0 (t) W 0. Teorema 2. Diberikan V j, V j+1 (definisi 1) dan W j oleh (definisi 3) maka V j+1 = V j W j.

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 103 Bukti : Diberikan fungsi f j+1 V j+1 yaitu sebuah fungsi aproksimasi (aproximation) dari f j V j dan sebuah fungsi detail g j W j. Diketahui fungsi f j+1 V j+1 yang diekspresikan sebagai penjumlahan dari f j V j dan g j W j. Ketika f j dan g j adalah dua unsur yang berada pada V j+1, maka V j+1 = V j + W j. Berdasarkan pembuktian Teorema 3, diasumsikan untuk semua h(t) V j yang tegak lurus untuk semua f(t) V j dan f j+1 = f j + g j maka f j (t) = 0 sehingga f j+1 (t) = g l (t) W l, l = 0,..., j dan j Z. Pada dasarnya yang diberikan oleh Teorema 4 adalah merupakan sebuah iterasi atau langkah-langkah yang digunakan dalam proses dekomposisi sebuah sinyal. Jika f j+1 V j+1 dan oleh Teorema 4, dekomposisi f j+1 (t) dapat ditulis sebagai f j+1 (t) = (f 0 (t) + g 0 (t) + g 1 (t) +... + g j (t)) L 2 (R) dan untuk f j dan g j adalah dua unsur yang berada pada V j+1, maka V j+1 = V 0 W 0 W 1 W 2... W j = L 2 (R) 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang diberikan dari kajian ini adalah : 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi penskalaan dan fungsi wavelet merupakan fungsi variabel real t yang berada dalam ruang fungsi L 2 (R). 2. Dekomposisi sinyal dalam ruang Haar membuktikan bahwa setiap fungsi yang berada disepanjang ruang Haar merupakan unsur-unsur yang berada pada ruang fungsi L 2 (R). f j+1 (t) = (f 0 (t) + g 0 (t) + g 1 (t) +... + g j (t)) L 2 (R) V j+1 = V 0 W 0 W 1 W 2... W j = L 2 (R)

Yedidia Panca TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT 104 Daftar Pustaka [1] Kurniawan, A.,2002, Reduksi Noise Pada Sinyal Suara Dengan Menggunakan Transformasi Wavelet, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. [2] Percipal, D. B. dan Walden, A. T. 2000. Wavelet Methods for Time Series Analysis, 1 s t published. New York : Cambridge University Press. [3] David Ruch K dan Van Fleet J. P., 2009, Wavelet Theory an Elementary Approach with Application. Metropolitan State College of Denver. YEDIDIA PANCA: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: winone24@yahoo.co.id TULUS: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: tulus@usu.ac.id ESTHER NABABAN: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: esther@usu.ac.id