SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT"

Transkripsi

1 SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT ( Kristiawan Purwanto, Tutug Dhanardono) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya Telp : Fax : kris_flashtf@yahoo.com Abstrak Derau mengakibatkan sinyal yang diterima mengalami kecacatan atau kerusakan bahkan menghilangkan informasi yang dibawa. Hal ini tentu saja membuat kualitas suara menjadi buruk, sehingga diperlukan suatu pemrosesan sinyal untuk mereduksi derau tersebut. Untuk menghilangkan dan menentukan besarnya derau yang ditimbulkan, maka digunakan salah satu metode pemrosesan sinyal yaitu wavelet. Derau yang diambil merupakan suara-suara lain yang menjadi latar belakang bagi sinyal suara. Pengambilan contoh sinyal suara yang berderau dilakukan di gedung serbaguna Kebun Raya Purwodadi yang memiliki kualitas gedung yang buruk karena sangat berdengung sekali. Untuk menghilangkan derau dari koefisien-koefisien wavelet digunakan minimax thresholding. Sinyal yang akan dihapus deraunya sebelum dilakukan thresholding, didekomposisi menggunakan wavelet Daubechies dengan menentukan tingkat dekomposisi terendah dan tertinggi. Besarnya derau yang telah direduksi bisa dilihat melalui nilai SNR dan pendekatan visual berupa gambar hasil reduksi sinyal suara. Kata Kunci :, Daubechies, thresholding 1. Pendahuluan Dalam sistem komunikasi tidak seluruh sinyal yang dikirim oleh pengirim akan diterima dengan baik seluruhnya oleh penerima. Adanya derau mengakibatkan sinyal yang diterima mengalami kecacatan atau kerusakan bahkan menghilangkan informasi yang dibawa. Derau dapat diartikan sebagai sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang menyertai sinyal informasi atau pesan yang dapat merusak sinyal informasi tersebut. Derau dapat ditimbulkan dari luar sistem komunikasi misalnya petir, suara kendaraan bermotor, maupun berasal dari komponen-komponen elektronika peralatan komunikasi, misalnya derau panas. Seperti halnya pada gedung serbaguna kebun Raya purwodadi, ruangan tersebut merupakan tempat audiency yang membutuhkan kejelasan suara dalam penyampaian komunikasinya, yaitu pada saat berbicara ataupun acara-acara lainnya. Derau dapat diakibatkan oleh suara penonton dan gema yang dihasilkan dari pantulan dinding ruangan. Untuk menghilangkan dan menentukan besarnya derau yang ditimbulkan, maka digunakan berbagai metode pemrosesan sinyal. Salah satu metode pemrosesan sinyal yang dapat digunakan untuk menghapus derau adalah wavelet. Transformasi wavelet dalam konteks pemrosesan sinyal adalah suatu metode yang digunakan untuk mendekomposisi sinyal masukan ke dalam bentuk suatu gelombang yang disebut wavelet induk, dan menganalisis sinyal dengan memberi perlakuan terhadap koefisien wavelet. Prinsip yang sama juga diperlakukan pada transformasi Fourier, namun yang membedakan adalah analisis yang dilakukan. Dalam transformasi Fourier, analisis dilakukan secara keseluruhan dengan resolusi yang sama untuk seluruh frekuensi, sedangkan transformasi wavelet memberlakukan analisis dengan resolusi yang berbeda untuk setiap frekuensi yang berbeda. Dekomposisi pada transformasi wavelet dilakukan dengan membagi sinyal masukan ke dalam frekuensi tinggi dan rendah mempergunakan low pass filter dan high pass filter dalam domain waktu diskrit. Sinyal frekuensi rendah yang dihasilkan disebut aproksimasi dan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan disebut detail. Dalam sinyal informasi berupa suara yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini terdapat dua informasi yang dibawa, yaitu waktu dan frekuensi. Dalam cakupan waktu, perubahan amplitudo merupakan hal yang sangat diperhatikan, sedangkan dalam cakupan frekuensi respon dari suara yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan frekuensi yang dihasilkan. Kedua informasi tersebut tetap dapat dipertahankan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan resolusi jamak yang diaplikasikan dalam bentuk dekomposisi transformasi wavelet. Untuk tujuan penghapusan derau yang timbul dalam sinyal suara maka digunakan suatu metode yang disebut thresholding. Prinsip dasar 1

2 metode ini yaitu me-nolkan nilai-nilai koefisien wavelet yang berada di bawah nilai threshold d an mengambil nilai-nilai selainnya untuk keperluan rekonstruksi sinyal. Selanjutnya dilakukan penghapusan terhadap suara-suara keramaian yang melatar belakangi suara yang diinginkan dengan menggunakan jenis wavelet yang berbeda serta tingkat dekomposisi yang berbeda dengan menggunakan minimax thresholding dengan metode simulasi. Dengan simulasi ini diharapkan dapat mengurangi derau dalam ruangan gedung serbaguna kebun raya Purwodadi-Pasuruan. 2.3 Sinyal Suara Sinyal dapat didefinisikan sebagai kuantitas fisik yang bervariasi seiring waktu atau variabel bebas lainnya yang menyimpan suatu informasi. Contoh sinyal adalah: suara manusia, kode morse, tegangan listrik di kabel telepon, variasi intensitas cahaya pada sebuah serat optik yang digunakan pada telepon atau jaringan komputer, dan lain-lainnya. Sinyal dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu: sinyal waktu kontinyu, sinyal waktu diskrit, sinyal nilai kontinyu, sinyal nilai diskrit, sinyal random, dan sinyal nonrandom. Sinyal waktu kontinyu dengan nama lain sinyal analog adalah sinyal yang belum melalui proses apapun. Sedangkan sinyal nilai diskrit atau sinyal digital adalah sinyal analog yang telah melalui proses sampling, quantization, dan encoding. Sampling adalah proses mengambil nilai-nilai sinyal pada titik-titik diskrit sepanjang variabel waktu dari sinyal waktu kontinyu, sehingga didapatkan sinyal waktu diskrit. Jumlah titik-titik yang diambil setiap detik dinamakan sebagai sampling rate. Dalam melakukan sampling, perlu diperhatikan kriteria Nyquist yang menyatakan bahwa sebuah sinyal harus memiliki sampling rate yang lebih besar dari 2f m, dengan f m adalah frekuensi paling tinggi yang muncul disebuah sinyal. 2.4 Transform Transformasi ( Transform, WT) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengolah sinyal nonstasioner dan cocok untuk menganalisa biosignal yang selalu mengalami perubahan. WT dapat memberikan representasi waktu dan frekuensi secara bersamaan, sehingga dapat mempresentasikan sinyal yang dimaksud. Gambar 1. Resolusi domain yang dapat dilihat pada sinyal hasil transformasi dengan WT WT didesain untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan resolusi waktu paling baik dan resolusi frekuensi paling kecil saat frekuensi tinggi, dan resolusi frekuensi paling baik dan resolusi waktu paling kecil saat frekuensi rendah, sesuai dengan representasi pada Gambar Analisa Multiresolusi Analisa dengan WT dilakukan dalam basis multi dimensi. Sehingga dapat dilakukan suatu dekomposisi pada suatu sinyal dalam beberapa tahap ( level), yang mana tiap tahap merepresentasikan suatu informasi yang terkandung dalam suatu sinyal. Secara skematis tahapan untuk melakukan multiresolution decomposition dapat dilihat melalui gambar yang akan diuraikan berikut. [Daubechies, 1990; Soltani, 2002; Unser dan Aldroubi,1996] Gambar 2. Penerapan dekomposisi pada DWT; g[n] merupakan HPF; h[n] merupakan LPF. Analisis wavelet pada dasarnya merupakan pergeseran dan penskalaan suatu bentuk energi terbatas yang disebut wavelet induk ψ(t) terhadap sinyal yang diinginkan. Sehingga transformasi wavelet diskrit dapat dituliskan sebagai berikut. ψ j,k (t ) = 2 j / 2 ψ (2 j t k ) (1) j adalah parameter perluasan (penskalaan) dan k adalah parameter pergeseran. Dalam praktisnya transformasi wavelet yang diwujudkan dalam dekomposisi sinyal masukan dua bentuk gelombang yang berlainan berdasarkan jenis filter yang digunakan. Low pass filter menghasilkan suatu bentuk gelombang yang disebut aproksimasi dan high pass filter menghasilkan bentuk gelombang acak yang disebut detail. Pembentukan kedua gelombang tersebut menggunakan pendekatan analisis resolusi jamak terhadap frekuensi yang berbeda. Yang dimaksud dengan resolusi adalah pemisahan dari setiap sinyal yang berubah-ubah menjadi bobot (skala) deret cuplikan yang digeser. Jadi, analisis resolusi jamak berhubungan dengan penskalaan pada wavelet. Gelombang yang dihasilkan dari pemfilteran low pass yaitu aproksimasi akan diperluas oleh satu fungsi translasi yang disebut father wavelet atau fungsi 2

3 penskalaan yang dapat ditulis sebagai berikut. J0 / 2 J0 ϕ t = 2 t k (2) ( ) ( ) J0, k ϕ 2 Adapun gelombang yang dihasilkan dari pemfilteran high pass yaitu detail akan diperluas oleh satu fungsi translasi dengan parameter penskalaan tertentu yang disebut wavelet induk (mother wavelet) atau fungsi wavelet yang dapat dituliskan. j / 2 j ψ ( t) = 2 ψ (2 t ) j = J J 1,... j, k k 0, 0 + (2.22 Sehingga hubungan fungsi wavelet dan fungsi penskalaan untuk sinyal masukan s dapat dituliskan sebagai berikut. s ( t) = ck J, k ( t) + d j, kψ j, k k Z j= J k Z ϕ ( t) (3) 0 0 Dalam perluasan ini, koefisien-koefisien ck ditunjukkan sebagai koefisien-koefisien aproksimasi pada skala J0. Adapun koefisien-koefisien dj,k merepresentasikan detail sinyal pada skala yang berbeda. Hubungan koefisien-koefisien wavelet terhadap sinyal masukan dapat ditulis dalam persamaan-persamaan berikut. d = s t) ( t dt (4) c j, k ( ψ j, k ) k s( t) ϕ j, k ( t) 0 = dt (5) 3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengerjaan penelitian ini, pada dasarnya mengacu pada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang diutarakan pada Bab I. Untuk elakukan reduksi derau sinyal suara, data yang digunakan merupakan data rekaman sinyal suara yang direkam di Gedung Serbaguna Purwodadi Pasuruan. Kata-kata yang diucapkan sebagai contoh sinyal suara yaitu cek tes 1 2 dengan ditambahkan noise yang melatarbelakangi kata-kata yang diucapkan sebagai derau yang ingin dihapus. Berikut diuraikan tahapan yang dilakukan dalam membangun desain sistem identifikasi untuk mereduksi sinyal suara melalui simulasi dengan MATLAB Pengambilan Data Rekaman Sinyal Suara Sesuai dengan Gambar 3.1, pembangkitan data input untuk mereduksi sinyal suara sangatlah bergantung dengan data yang tersedia. Dan seperti apa data akan diolah agar sinyal suara yang direduksi dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Berikut diuraikan penjelasan tentang langkah yang dilakukan untuk membangkitkan dan mendapatkan data sebagai input. 3 Pembangkitan Data Input Pengambilan Data Suara dengan Menggunakan SLM Konversi Data Rekaman Suara kedalam bentuk M-File pada Matlab A Gambar 3. Flow Chart Pembangkitan Data Input 3.2 Konversi Data Rekaman Suara Rekaman sinyal suara yang belum terkomputerisasi tersebut tidak memiliki fasilitas untuk menkonversi rekaman tersebut dalam bentuk M-File pada Matlab. Melalui program Matlab tersebut rekaman akan terkonversi menjadi bentuk M-file yang nantinya kita bisa mengetahui bentuk dari gelombang suara yang telah direkam. Bentuk ini dapat terlihat pada Gambar 3.3 dan 3.4. Rekaman tersebut akan digunakan sebagai data sinyal input untuk diolah dengan menggunakan metode yang diajukan Karena desain sistem identifikasi ini disimulasikan dengan bantuan program MATLAB 7.1, data sinyal menjadi data yang dapat dikenali oleh program tersebut. Pada MATLAB 7.1, data yang dapat dikenali untuk sinyal suara adalah.wav dan.dat, sehingga load pada data tersebut dapat dilakukan dengan program ini. Rekaman suara yang akan terkonversi bergantung pada durasi waktu dari sinyal yang ingin dikonversi. Pada pengambilan data rekaman durasi yang dapat terkonversi berdurasi 5 10 sekon. Sehingga banyaknya data sample pada hasil konversi terdapat data sample. 3.3 Pemodelan Derau Diasumsikan sinyal suara yang hendak dianalisis adalah : X[n] = S[n] + G[n] dengan X merupakan sinyal suara yang memiliki derau, S adalah sinyal suara, dan G merupakan derau yang ditambahkan serta n menyatakan titik cuplikan. Secara umum langkah-langkah penghapusan derau wavelet adalah sebagai berikut: i) Koefisien-koefisien discrete wavelet transform (TWD) dihitung, ii) Thresholding koefisien-koefisien detail wavelet, iii) Transformasi invers discrete wavelet transform (IDWT) dihitung 3.4 Process dengan DWT Single Decomposition Pada tahapan ini dilakukan pengolahan awal terhadap sinyal yang akan diidentifikasi dan dilakukan

4 dengan menggunakan Transformasi ( WT). Dikarenakan data yang akan dianalisa, diolah dan diidentifikasi merupakan data yang berbentuk diskrit, maka WT yang digunakan untuk process adalah DWT (Discrete Transform) Single Decomposition. Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya, dekomposisi ini berdasarkan pada konsep pemfilteran. Suatu sinyal yang akan dilakukan process terlebih dahulu akan menghasilkan suatu koefisien yang dikatakan sebagai koefisien wavelet. Koefisien ini merupakan suatu parameter yang terdapat dalam suatu sinyal, yang mana dalam hal ini adalah sinyal suara. Prosedur ini menggunakan metode Discrete Transform, yang mana adalah Analisa Sinyal Multiresolusi. Transformasi wavelet dalam konteks pemrosesan sinyal adalah suatu metode yang digunakan untuk mendekomposisi sinyal masukan ke dalam bentuk suatu gelombang yang disebut wavelet induk, dan menganalisis sinyal dengan memberi perlakuan terhadap koefisien wavelet. Prinsip yang sama juga diperlakukan pada transformasi Fourier, namun yang membedakan adalah analisis yang dilakukan. Dalam transformasi Fourier, analisis dilakukan secara keseluruhan dengan resolusi yang sama untuk seluruh frekuensi, sedangkan transformasi waveletmemberlakukan analisis dengan resolusi yang berbeda untuk setiap frekuensi yang berbeda. Dekomposisi pada transformasi wavelet dilakukan dengan membagi sinyal masukan ke dalam frekuensi tinggi dan rendah mempergunakan low pass filter dan high pass filter dalam domain waktu diskrit. Sinyal frekuensi rendah yang dihasilkan disebut aproksimasi dan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan disebut detail. Dalam sinyal informasi berupa suara terdapat dua informasi yang dibawa, yaitu waktu dan frekuensi. Dalam cakupan waktu, perubahan amplitudo merupakan hal yang sangat diperhatikan, sedangkan dalam cakupan frekuensi respon dari suara yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan frekuensi yang dihasilkan. Kedua informasi tersebut tetap dapat dipertahankan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan resolusi jamak yang diaplikasikan dalam bentuk dekomposisi transformasi wavelet. A Melakukan Pemodelan Sinyal Suara yang di Analisis Proses Pengolahan Sinyal Suara dengan DWT Single Decomposition Mendapatkan nilai koefisien Detail Thresholding koefisienkoefisien detail wavelet Mendapatkan nilai Koefisien Aproksimasi Transformasi Invers Discrete Transform (IDWT) dihitung B Gambar 4. Flow Chart Process 3.5 Process dengan DWT Single Decomposition Pada tahapan ini dilakukan pengolahan awal terhadap sinyal yang akan diidentifikasi dan dilakukan dengan menggunakan Transformasi ( WT). Dikarenakan data berbentuk diskrit, maka WT yang digunakan untuk pre- process adalah DWT ( Discrete Transform) Single Decomposition. Dekomposisi ini berdasarkan pada konsep pemfilteran dan akan menghasilkan suatu koefisien yang dikatakan sebagai koefisien wavelet. Koefisien ini merupakan suatu parameter yang terdapat dalam suatu sinyal. Gambar 5. Implementasi DWT Single Decomposition pada Sinyal Suara yang akan Diolah. 4

5 Gambar 5. menunjukkan implementasi DWT Single Decomposition pada suatu sinyal Suara yang akan dianalisa. Implementasi ini sesuai dengan yang ditunjukkan pada Gambar 2.9. Dalam penelitian ini dekomposisi dilakukan sebanyak 5 level, sehingga pada process ini akan dihasilkan 6 macam koefisien. Koefisien ini adalah cd1 ( Koefisien Detail 1), cd2 ( Koefisien Detail 2), cd3 ( Koefisien Detail 3), cd4 ( Koefisien Detail 4), cd5 ( Koefisien Detail 5), cd6 ( Koefisien Detail 6), dan ca6 ( Koefisien Aproksimasi 6). 3.8 Training dan Pengujian Setelah didapatkan bentuk dekomposisi dari sinyal suara, hal yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan resintesis. Maka koefisien-koefisien wavelet tersebut akan dibentuk kembali melalui proses sintesis. Proses ini disebut inverse discrete wavelet transform (IDWT). Setelah melalui proses resintesis, maka didapatkan sinyal suara yang telah mengalami reduksi derau. Penentuan sinyal suara yang dapat dipertahankan kemudian dihitung menggunakan standard deviasi dan signal-to-noise ratio (SNR) sehingga besarnya derau yang dapat ditekan dapat ditentukan. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan visual dan pendengaran besarnya derau yang dapat ditekan bisa diketahui. N 1 2 std( X ) = ( x i x) (7) N i= 1 2 S ( t ) SNR = 10 log (8) 2 N ( t) 4. PENGUJIAN DAN ANALISA PERANCANGAN Analisa didasarkan pada hasil pengujian yang telah didapatkan setelah dilakukannya proses reduksi derau sinyal suara yang telah dirancang sesuai dengan paparan pada Bab III. Percobaan ini dilakukan dengan memberi masukan berupa sinyal suara yang mengandung derau. Data suara yang direkam berupa kata yang disertai dengan white noise, suara atau kata yang disertai dengung akibat pengaruh dari dinding gedung sendiri dan kata yang disertai dengan noise latar belakang berupa musik. Kata-kata yang diucapkan sebagai contoh sinyal suara yaitu cek tes 1 2 dengan ditambahkan noise yang melatarbelakangi katakata yang diucapkan sebagai derau yang ingin dihapus. Perekaman menggunakan laju cuplikan Hz dan cuplikan data suara sebanyak untuk perekaman sinyal suara dengan white noise, untuk perekaman sinyal suara dengan dengung dan untuk perekaman sinyal suara dengan noise latar belakang musik. Simulasi dilakukan menggunakan matlab 7.1 yang di dalamnya memuat wavelet Pemilihan Mother untuk DWT Single Decomposition Pada subbab dijelaskan bahwa koefisien wavelet didapatkan melalui dekomposisi yang dikenakan pada sinyal yang akan diidentifikasi. Hasil dekomposisi ini didapatkan dengan menerapkan prosedur yang telah diuraikan pada subbab dan menggunakan suatu jenis mother wavelet untuk mendapatkan hasil yang dianggap lebih efisien. Sesuai dengan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa jika dekomposisi dilakukan dengan mother wavelet jenis db2 dan db5 akan didapatkan akurasi untuk menekan atau mereduksi derau sebesar ±80-85%, jika dibandingkan dengan jenis mother wavelet lainnya. Oleh karena itu, untuk penelitian ini digunakan mother wavelet jenis Daubechies orde 2 (db2) dan 5 (db5) dengan level atau tingkat dekomposisi 5. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan mother wavelet jenis ini akan didapatkan besaran feature yang dianggap lebih mewakili karakter sinyal suara yang akan diolah serta dirasa lebih sesuai dengan perubahan yang selalu terjadi pada sinyal suara. Proses reduksi noise dengan DWT ini dikalkulasi dengan menggunakan bantuan software wavemenu yang terdapat pada MATLAB Transformasi untuk Reduksi Sinyal Suara Percobaan dilakukan dengan menggunakan jenis wavelet yaitu Daubechies. Masing-masing dengan skala 2 dan 5 yang dapat ditulis sebagai db2 dan db5. Tingkat dekomposisi yang dipilih adalah tingkat 5. Pemilihan tingkat didasari atas pertimbangan bahwa pada tingkat ini kualitas sinyal suara masih dapat dipertahankan dan derau yang melatarbelakangi sinyal suara mulai menunjukkan tanda-tanda pengurangan pengaruh terhadap sinyal suara. Untuk menekan derau digunakan soft thresholding dengan pengkhususan pada minimax thresholding. Hasil simulasi menunjukkan penggunaan wavelet db5 tingkat 5 akan lebih banyak menekan derau dari pada wavelet db2 dengan tingkat yang sama Reduksi Sinyal Suara dengan White Noise (DWT Single Decomposition) Sinyal suara yang digunakan pada proses reduksi berikut adalah suara dengan white noise. Sinyal suara ini memiliki data sampling sebanyak dengan frekuensi sampling sebesar 44.1 KHz. Sinyal ini akan mengalami proses decomposisi yang nantinya akan dipecah manjadi 6 koefisien. Proses decomposisi ini melibatkan dua filter, yaiu Low Pass Filter dan High Pass Filter. Setelah mengalami pemfilteran maka sinyal akan terpecah berdasarkan nilai koefisien waveletnya. Gambar berikut adalah sinyal suara dengan white noise sebelum dilakukan reduksi noise. 5

6 Gambar 6. Sinyal Suara dengan White Noise Adapun hasil simulasi daripada reduksi noise dari sinyal suara dengan white noise adalah sebagai berikut. derau yang desertai oleh penurunan amplitude. Sedangkan pada wavelet db5 tingkat 5 pengurangan derau lebih banyak dengan penurunan amplitude yang lebih banyak pula. Meskipun nilai threshold dinaikkan dan skala wavelet yang digunakan semakin besar tidak dapat menghilangkan derau. Berdasarkan tabel-tabel di atas dapat dilihat perbandingan secara umum wavelet Daubechies untuk jenis yang berbeda dengan tingkat yang sama. Nilai standar deviasi yang dihasilkan Daubechies 2 adalah yang terkecil. Hasil ini menunjukkan penggunaan Daubechies 5 lebih baik dalam menekan derau daripada Daubechies 2, namun ditunjang menurunnya amplitude suara Reduksi Sinyal Suara dengan dengung (DWT Single Decomposition) Pada subbab ini, data suara yang digunakan adalah suara dengan dengung yang dihasilkan oleh pantulan dari dinding gedung. Sinyal suara ini memiliki data sampling sebanyak dengan frekuensi sampling sebesar 44.1 KHz. Proses yang dilakukan sama dengan sebelumnya, yaitu mendapatkan koefisien wavelet melalui dekomposisi yang dikenakan pada sinyal yang akan diidentifikasi. Gambar berikut adalah sinyal suara dengan dengung sebelum dilakukan reduksi noise. Gambar 7. Sinyal Suara dengan White Noise db2 tingkat 5 De-noised Gambar 9. Sinyal Suara dengan Dengung Dan berikut ini hasil proses reduksi dari sinyal suara dengan dengung untuk db2 dan 5: Gambar 8. Sinyal Suara dengan White Noise db5 tingkat 5 De-noised Tabel 4.1. Standar Deviasi untuk db 2 dan 5 untuk Sinyal Suara dengan White Noise Standar Tingkat deviasi db db Gambar 10. Sinyal Suara dengan Dengung db2 tingkat 5 De-noised Dari Hasil simulasi menunjukkan penggunaan wavelet db2 tingkat 5 akan menghasilkan pengurangan 6

7 Berikut ini hasil de-noised dari sinyal suara dengan background noise musik dengan Daubechies 2 dan 5 untuk tingkat 5. Gambar 11. Sinyal Suara dengan Dengung db5 tingkat 5 De-noised Tabel 4.2. Standar Deviasi untuk db 2 dan 5 untuk Sinyal Suara dengan Dengung Standar Tingkat deviasi db db Hasil simulasi pada penggunaan wavelet db2 tingkat 5 menunjukkan pengurangan derau yang tidak banyak berkurang. Hal ini bisa dilihat dari gambar sinyal suara hasil reduks yang masih sama dengan sinyal aslinya, hanya saja sudah terdapat sedikit pengurangan amplitude. Berdasarkan tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai standard deviasi yang dihasilkan untuk masing-masing jenis wavelet begitu besar dibandingkan standard deviasi dari suara dengan white noise. Ini membuktikan bahwa tingkat pengurangan derau pada suara dengung tidak begitu banyak sehingga hasilnya hampir sama dengan suara aslinya Reduksi Sinyal Suara dengan Noise Latar Belakang Musik (DWT Single Decomposition) Sinyal suara dengan noise latar belakang musik memiliki data sampling sebanyak dengan frekuensi sampling sebesar 44.1 KHz. Sinyal suara ini diambil dengan merekam kata-kata berupa tes...1,2 pada SLM dengan ditambahi dengan background noise berupa musik selama kurang lebih 5-10 detik. Gambar berikut merupakan sinyal suara dengan noise latar belakang musik sebelum di reduksi. Gambar 13. Sinyal Suara dengan Latar Belakang Musik db2 tingkat 5 De-noised Gambar 14. Sinyal Suara dengan Latar Belakang Musik db5 tingkat 5 De-noised Tabel 4.3. Standar Deviasi untuk db 2 dan 5 untuk Suara dengan Noise Latar Belakang Musik Tingkat db db Standar deviasi Dari hasil reduksi, bisa dilihat bahwa untuk wavelet db5 noise yang dapat ditekan atau dihilangkan lebih banyak dari wavelet db2 dengan tingkat decomposisi yang sama. Namun amplitude yang dihasilkan oleh wavelet db5 lebih kecil dari pada wavelet db2. Hal ini dapat kita lihat pada nilai hasil dari standard deviasi untuk masing-masing wavelet. Nilai standard deviasi yang terkecil berarti bahwa tingkat penekanan dan kualitas suara yang dihasilkan masih lebih bagus dari pada yang lain. 4.3 Pengujian Kualitas Reduksi Derau Suara Penentuan sinyal suara yang dapat dipertahankan kemudian dihitung menggunakan standard deviasi dan signal-to-noise ratio (SNR) sehingga besarnya derau yang dapat ditekan dapat ditentukan. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan visual besarnya derau yang dapat ditekan bisa diketahui. Berikut ini hasil SNR untuk tiap jenis reduksi derau suara dengan jenis dan tingkat wavelet yang berbeda : Gambar 12. Sinyal Suara dengan Latar Belakang Musik 7

8 Tabel 4.5. SNR untuk Sinyal Suara dengan Dengung db2 dan 5 SNR (db) Tingkat noised De-noised selisih db db Tabel 4.4. SNR untuk Sinyal Suara dengan White Noise db 2 dan 5 SNR (db) Tingkat noised Denoised selisih db db Tabel 4.6. SNR untuk Sinyal Suara dengan Noise Latar Belakang Musik db 2 dan 5 SNR (db) Tingkat noised Denoised selisih db db Dengan mengetahui nilai signal-to-noise ratio (SNR), kita bisa mengetahui seberapa besar kualitas sinyal suara masih dapat dipertahankan dan derau yang melatarbelakangi sinyal suara mulai menunjukkan tandatanda pengurangan pengaruh terhadap sinyal suara. Kualitas suara semakin bagus bila nilai SNR semakin besar. Dari hasil diatas nilai SNR Sinyal Suara dengan White Noise adalah yg terbesar sehingga kualitas suara yang dipertahankan juga baik. Sedangkan untuk Sinyal Suara dengan Dengung memilki nilai SNR yang terkecil, hal ini mengakibatkan kualitas suara yang dapat dipertahankan tidak begitu baik. Dan untuk Sinyal Suara dengan Noise Latar Belakang Musik terbilang cukup baik dalam mempertahankan kualitas suaranya. Derau tidak dapat dihapus atau dihilangkan tetapi hanya dapat dikurangi atau ditekan. Untuk pengujian yang berikutnya yaitu berupa pendekatan melalui suara masih belum bisa dilakukan dikarenakan adanya kegagalan dalam meresintesis ulang sinyal suara hasil dari reduksi noise tersebut. 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Beberapa hal dapat disimpulkan berdasarkan hasil yang diperoleh melalui Pengujian dan Analisa Perancangan yang telah dilakukan dalam penelitian ini. yang mana diantaranya adalah: 1. Telah dapat dilakukan simulasi reduksi derau sinyal suara dengan metode Discrete Transform melalui Program Matlab. 2. Penentuan tingkat dekomposisi sangat menentukan kelanjutan dari penghapusan disamping penentuan jenis thresholding dalam menekan derau. 3. Derau tidak dapat dihapus atau dihilangkan tetapi hanya dapat dikurangi atau ditekan. 4. signal-to-noise ratio (SNR) dari wavelet db 5 adalah yang terbesar sehingga derau lebih banyak di reduksi dari pada wavelet db 2, namun dengan amplitude yang lebih kecil Saran Dari penelitian ini, terdapat beberapa hal yang belum terselesaikan dan dilakukan. Hal ini berkaitan dengan tindak lanjut yang akan dilakukan pada penelitian berikutnya. Yang mana hal tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut. Hal tersebut adalah perlu dilakukan pengujian dengan pendekatan suara agar hasil yang di peroleh lebih jelas. DAFTAR PUSTAKA 1. MathWorks, 2006, MATLAB [CDROM], ver. 7.0, rel 13, [Program komputer], Distributor: The Mathworks Inc., 24 Prime Park Way, Natick, MA, ,USA. 2. Anonimous, Chapter 2: The discrete wavelet transform, hal An Introduction to s, 1995, IEEE Computational Science and Engineering, vol 2, no. 2, hal Bomers, F, M2000, s in real time digital audio processing: Analysis and sample implementations, Master s thesis, University of Mannheim. 5. Lallouni, A, Gabrea, M & Gargour CS, M 2004, based speech enhancement using two different threshold-based denoising algorithms, hal Reza, AM, 19 Oct. 1999, Characteristics: What Should I Used?, Spire lab, UWM. 6. Saito, N, 4 Apr. 2004, Frequently Asked Question on s. 7. Wolfe, JP & Godsill, SJ, 2003, Audio Signal Processing Using Complex s dipresentasikan pada Konferensi Teknik Audio. 8

9 Kristiawan Purwanto merupakan mahasiswa pada Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya. Menempuh kuliah sejak 2004 hingga saat ini di Kampus ITS Sukolilo Surabaya. Lahir pada 05 Juni 1985 dan menyelesaikan pendidikan formal terakhir dengan mendapatkan kelulusan dari SMA Negeri 3 Pamekasan pada tahun 2004, SMP Negeri 1 Kadur pada tahun 2001 dan SDN Montok 1 Larangan pada tahun

10 10

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Sinyal PCG Denoising Dekomposisi Frekuensi cuplik 8Khz Frekuensi cuplik 44,1Khz Frekuensi cuplik 48Khz Coiflet Symlet Daubechies Biorthogonal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Noise merupakan salah satu kendala yang mempengaruhi kualitas sinyal suara yang ditransmisikan. Noise tersebut dapat berasal dari peralatan komunikasi itu sendiri atau pengaruh dari sumber luar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Penelitian. 24 25 Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan, pembuatan program,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1. Diagram Blok Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 OPTIMASI NILAI AMBANG WAVELET BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA DENOISING CITRA BERWARNA (Kata kunci: denoising, transformasi wavelet, logika fuzzy, thresholding, median absolute

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI ANTAR PEMAKAI HELM BERBASIS PENGENALAN WICARA DISUSUN OLEH : YUNUS WICAKSONO SUGIARSO NRP.2208204002 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Database sinyal EKG Pengambilan data dari database Visual Basic 6.0 Discrete Wavelet Transform (DWT) Dekomposisi Daubechies Orde 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung menduduki peringkat teratas penyebab kematian di dunia. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular (PTM) pada orangorang berusia kurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising menggunakan Blind Source Separation dengan metode ICA. Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan diagnosa terhadap sistem pernapasan seseorang, praktisi kesehatan atau dokter menggunakan suatu alat yang dinamakan stetoskop. Dengan stetoskop, praktisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui

Lebih terperinci

KOMPRESI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET

KOMPRESI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET KOMPRESI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET Allen Dick Scott / 0222033 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara

Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara 1 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 1 (2010) No. 1, pp. 1-11 Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara Immanuel Silalahi 1 dan Riko Arlando Saragih 2 1 Alumni Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian

Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian Swastiti Vinana Sari 1, Achmad Hidayatno 2, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia (Depkes, 2011). Penyakit jantung ini merupakan salah satu penyakit yang tidak

Lebih terperinci

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) ANALISIS & IMPLEMENTASI IMAGE DENOISING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NORMALSHRINK SEBAGAI WAVELET THRESHOLDING ANALYSIS & IMPLEMENTATION IMAGE DENOISING USING NORMALSHRINK

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET Sarwosri, Rully Soelaiman, dan Esther Hanaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf

Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf Widodo, Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf 95 Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf Bernardinus Sri Widodo Program Studi Mekatronika, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Experimen Pada dasarnya tahapan yang dilakukan pada proses pengambilan sampel dari database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan perbandingan sinyal suara jantung dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT Mayo Ama Kella Loing, Koredianto Usman, Rita Magdalena Institut Teknologi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga Desember 2015 di Laboratorium Elektronika dan Laboratorium Instrumentasi Medis, Departemen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti mikrofon, speaker (alat pengeras suara), dan seperangkat komputer

Lebih terperinci

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya. BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Pembuatan Data Sintetis Dalam karya tulis ini pembuatan data sintetis mengikuti pola persamaan (3.1) Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang melukiskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sinyal Suara Jantung (PCG) Jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk memompa darah dan terdiri dari bagian atas yang disebut serambi (atrium) dan bagian bawah yang disebut

Lebih terperinci

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 01 (2014), pp. 95 104. TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Yedidia Panca, Tulus, Esther Nababan Abstrak. Transformasi

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng Data 10110111 sinyal Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

COMPARISON OF ONE DIMENSIONAL DCT AND LWT SPARSE REPRESENTATION

COMPARISON OF ONE DIMENSIONAL DCT AND LWT SPARSE REPRESENTATION COMPARISON OF ONE DIMENSIONAL DCT AND LWT SPARSE REPRESENTATION Endra 1 ; Gusandy 2 ; Kurniawaty 3 ; Yenny Lan 4 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, BINUS University, Jakarta Jln K.H. Syahdan

Lebih terperinci

ANALISIS DWT SEBAGAI TRANSFORMASI SPARSITY UNTUK PENCUPLIKAN KOMPRESIF PADA AUDIO ANALYSIS OF DWT AS SPARSITY TRANSFORM FOR AUDIO COMPRESSIVE SAMPLING

ANALISIS DWT SEBAGAI TRANSFORMASI SPARSITY UNTUK PENCUPLIKAN KOMPRESIF PADA AUDIO ANALYSIS OF DWT AS SPARSITY TRANSFORM FOR AUDIO COMPRESSIVE SAMPLING ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 216 Page 1772 ANALISIS DWT SEBAGAI TRANSFORMASI SPARSITY UNTUK PENCUPLIKAN KOMPRESIF PADA AUDIO ANALYSIS OF DWT AS SPARSITY TRANSFORM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

Komunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer

Komunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer Lecturer: M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng. Komunikasi Data Sesi 5 Data dan Sinyal 2015 Komunikasi Data 1 Data & Sinyal

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com SINYAL Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitude dari tegangan atau arus terhadap waktu (time). Data yang dikirimkan dalam bentuk analog ataupun digital. Sinyal

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan metode Nondestructive Test yang banyak digunakan untuk pengamatan dekat

geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan metode Nondestructive Test yang banyak digunakan untuk pengamatan dekat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) ABSTRAK Silvester Tena Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto- Penfui

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah sehingga darah dapat mengalir ke seluruh tubuh. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MOTHER WAVELET PADA PROSES DENOISING PADA SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL RADAR

PERBANDINGAN MOTHER WAVELET PADA PROSES DENOISING PADA SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL RADAR Perbandingan Mother Wavelet Pada Proses Denoising... Raisah Hayati PERBANDINGAN MOTHER WAVELET PADA PROSES DENOISING PADA SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL RADAR Raisah Hayati 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Nada dan Solmisasi 2.. Nada Apa yang dapat kita tangkap dengan pendengaran, disebut suara. Suara terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT)

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT) Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT) Putri Madona Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Caltex Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION Disusun oleh : Nama : Hendra Togi Manalu Nrp : 0522121 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis time series (runtun waktu) banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, teknik, geofisik, pertanian dan kedokteran. Runtun waktu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil. BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET A. Dasar Teori Transformasi Kata dikemukakan oleh Morlet dan Grossmann pada awal tahun 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Keberadaan noise dalam sinyal elektrokardiograf (EKG) dapat menyebabkan kesalahan interpretasi informasi jantung, yang pada akhirnya menyebabkan kesalahan pada penilaian kondisi jantung. Untuk

Lebih terperinci

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Starting

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Starting Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Starting Simulation and Detection of High Impedance Short Circuit on Stator Induction Motor Using Starting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : Waktu : Juni 2014 Maret 2015 Tempat : Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet BAB IV ANALISIS IV.1 Perbandingan Nilai Antar Induk Pada daerah homogen, penggunaan transformasi satu dimensi hanya meningkatkan sedikit nilai korelasi, dilihat dari nilai korelasi sebelum dilakukan transformasi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS (Short Messaging Service) yang berupa pesan teks pendek, dan EMS (Enhanced Messaging Service)

Lebih terperinci

Pengurangan Noise pada Citra Menggunakan Optimal Wavelet Selection dengan Kriteria Linear Minimum Mean Square Error (LMMSE)

Pengurangan Noise pada Citra Menggunakan Optimal Wavelet Selection dengan Kriteria Linear Minimum Mean Square Error (LMMSE) Pengurangan Noise pada Citra Menggunakan Optimal Wavelet Selection dengan Kriteria Linear Minimum Mean Square Error (LMMSE) Disusun Oleh : Nama : Abner Natanael R Nrp : 0522034 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Penerapan Transformasi Wavelet Diskrit Untuk Reduksi Noise Pada Citra Digital

Penerapan Transformasi Wavelet Diskrit Untuk Reduksi Noise Pada Citra Digital J. of Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 1 (2004), 49 57 Penerapan Transformasi Wavelet Diskrit Untuk Reduksi Noise Pada Citra Digital Dwi Ratna Herlina Khukmiati Jurusan Matematika Institut

Lebih terperinci

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 217 ISSN 285-4218 ITN Malang, 4 Pebruari 217 AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA

Lebih terperinci

Perbandingan Mother Wavelet dalam Proses Denoising pada Suara

Perbandingan Mother Wavelet dalam Proses Denoising pada Suara IJCCS, Vol.8, No.1, January 2014, pp. 69~80 ISSN: 1978-1520 69 Perbandingan Mother Wavelet dalam Proses Denoising pada Suara Rahmat Ramadhan* 1, Agfianto Eko Putra 2 1 Jurusan Teknik Informatika, F.Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu dan semakin meluasnya jaringan multimedia, maka proses pengiriman dan pengaksesan dari media digital (seperti citra digital, video digital,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini transformasi wavelet banyak sekali digunakan dan bermanfaat untuk analisis numerik, analisis isyarat, aplikasi kontrol dan aplikasi audio [1]. Dalam analisis

Lebih terperinci

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014 SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prinsip teknologi dikembangkan adalah untuk membuat alat atau sarana yang dapat membantu dan memberi kemudahan bagi manusia untuk melakukan kegiatan dalam hidup. Seiring

Lebih terperinci

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L Hermawan Syahputra* 1, Andani D N 2 1,2 Jurusan Matematika, FMIPA Unimed, Medan, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Suara Pernapasan Menurut Sovijärvi et al. (2000), suara pernapasan adalah semua suara yang berhubungan dengan pernapasan termasuk suara napas, suara adventif, suara batuk, suara

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan internet yang semakin canggih sangat membawa kemajuan yang semakin berarti dalam berbagai aspek terutama bagi negara yang berkembang. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran.

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat sesuatu diukur maka beberapa data didapatkan. Umumnya pengukuran tidak pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran. Mendapatkan data

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alam Universitas Lampung pada bulan Februari 2014 sampai Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Alam Universitas Lampung pada bulan Februari 2014 sampai Mei 2014. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan IImu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada citra, terutama citra digital dapat disebabkan oleh noise sehingga mengakibatkan penurunan kualitas citra tersebut (Gunara, 2007). Derau atau noise merupakan

Lebih terperinci

Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array

Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array Retnawati, Wirawan, Endang Widjiati Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh November Abstrak Kompresi suara telah banyak dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

PENGENALAN VOKAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN LINEAR PREDICTIVE CODE

PENGENALAN VOKAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN LINEAR PREDICTIVE CODE SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 23 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PENGENALAN VOKAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN LINEAR PREDICTIVE CODE Reza Nandika, Risanuri Hidayat 2, Sujoko

Lebih terperinci

Transformasi Wavelet Diskrit (Discrete Wavelet Transforms): Teori dan Penerapan Pada Sistem Daya

Transformasi Wavelet Diskrit (Discrete Wavelet Transforms): Teori dan Penerapan Pada Sistem Daya 1 Transformasi Wavelet Diskrit (Discrete Wavelet Transforms): Teori dan Penerapan Pada Sistem Daya Jannus Maurits Nainggolan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung ABSTRACT This paper

Lebih terperinci

Tujuan dari Bab ini:

Tujuan dari Bab ini: Data dan Sinyal Tujuan dari Bab ini: Pembaca memahami representasi data dan sinyal analog maupun digital. Pembaca mampu membuat representasi sinyal dalam domain waktu dan domain frekuensi. Pembaca memahami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran

Lebih terperinci

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016 IMPLEMENTASI ALGORITMA FAST FOURIER TRANSFORM DAN MEAN SQUARE PERCENTAGE ERROR UNTUK MENGHITUNG PERUBAHAN SPEKTRUM SUARA SETELAH MENGGUNAKAN FILTER PRE-EMPHASIS Fitri Mintarsih 1, Rizal Bahaweres 2, Ricky

Lebih terperinci

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI DIGITAL Data and Sinyal Biasanya menggunakan sinyal digital untuk data digital dan sinyal analog untuk data analog Bisa menggunakan sinyal analog untuk membawa data digital

Lebih terperinci

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra TRANSFORMASI FOURIER DAN TRANSFORMASI WAVELET PADA CITRA Oleh : Krisnawati Abstrak Tranformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi Fourier hanya dapat menangkap informasi

Lebih terperinci

Analisis Wavelet 2D untuk Citra Photo

Analisis Wavelet 2D untuk Citra Photo Analisis Wavelet 2D untuk Citra Photo Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia hansun@umn.ac.id Abstract Wavelet atau gelombang pendek biasa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 Disusun Oleh : Nama : Michael Darmawan Nrp : 0322130 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi GUI GUI diimplementasikan sesuai dengan program pengolah citra dan klasifikasi pada tahap sebelumya. GUI bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi

Lebih terperinci