BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi (La Midjan dan Susanto, 2003). fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Informasi dihasilkan dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perkeonomian Indonesia saat ini, Industri manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi, persaingan yang semakin ketat, kondisi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia memang berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menjadi salah satu keunggulan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak secara dinamis dan proaktif, sejalan dengan perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, khususnya di Indonesia, dimana perkembangan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai aktivitas inti dalam menjaga kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sri Mulyono Herlambang, ketua umum Dewan Pariwisata Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini sangat ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. selama dua puluh tahun terakhir, hal ini berdampak secara global dimana hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para

BAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Membuat keputusan adalah salah satu fungsi pokok manajer. Manajer

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada diperusahaan, mulai dari transaksi- transaksi yang berkaitan dengan kas,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya pemerataan pembangunan bangsa yang sehat. Kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Industri yang tadinya merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi Akuntansi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, membantu perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarahat baik laki-laki maupun perempuan. berkreasi, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih sudah menjadi suatu keharusan dan menyangkut hajat hidup orang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pembelian. Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan yang terus-menerus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan bisnis sangatlah penting. Selain berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai bidang usaha, baik usaha di bidang jasa maupun industri,

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam suatu usaha bukan hanya tergantung pada keunggulan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Infomasi Akuntansi. pengguna (James A. Hall, 2011 : 9).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini sedang bertumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda

SISTEM INFORMASI PENJUALAN TUNAI PADA TOKO RAJA VARIANSI MOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB III. Objek dari peneltian ini adalah system pengendalian intern penerimaan kas

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara berbagai perusahaan akan semakin meningkat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk keputusan manajerialnya. Untuk itu, manajer membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. B a b 1 P e n d a h u l u a n. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan informasi keuangan secara spesifik disebut informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses industrialisasi negaranya. (Idris, 2007) pikir atas proses bisnis dan alur pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen persediaan (inventory management) yang baik. merupakan kunci keberhasilan setiap perusahaan, baik perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap perusahaan, kegiatan penjualan merupakan kegiatan terpenting

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Penjualan merupakan aktivitas atau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya industri-industri yang mengelola berbagai macam produk.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu tuntutan sekaligus persyaratan mutlak yang harus dipenuhi

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BAPEPAM (2002) PT. KIMIA FARMA Tbk,(PT.KF)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan keuangan yang berbentuk badan hukum perseorangan, firma, CV, PT, Yayasan, baik yang dimiliki oleh swasta maupun negara, menggunakan sistem informasi akuntansi untuk mengolah data keuangan atau akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi (La Midjan dan Susanto, 2003). Sistem informasi akuntansi merupakan suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen data yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat (Hartono, 2000). Informasi di dalam sistem informasi akuntansi diolah sejak data direkam dalam dokumen melalui berbagai sistem pembagian kekuasaan dalam organisasi, data keuangan diproses dalam berbagai catatan akuntansi, sampai dengan informasi disajikan untuk digunakan oleh pemakai. Tujuan umum dari pengembangan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha, untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya, serta memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan 1

2 intern yaitu memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan (Mulyadi, 2001). Sistem informasi akuntansi pembelian digunakan untuk melaksanakan pengadaan barang kebutuhan perusahaan yang merupakan titik awal dimulainya operasi perusahaan. Sistem informasi akuntansi pembelian dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian perusahaan yaitu menjaga kekayaan (persediaan barang) dan kewajiban perusahaan (utang dagang atau bukti kas keluar yang akan dibayar), serta menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi (utang dan persediaan). Unsur pengendalian sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai meliputi organisasi yang terkait dengan fungsi pembelian, prosedur pembelian, dan sistem pencatatan hingga pelaporan pembelian. Fungsi pembelian pada umumnya bertanggung jawab dalam hal menentukan kuantitas barang yang akan dibeli, kualitas barang yang dibeli, waktu yang tepat untuk penerimaan barang, dan menentukan pemasok yang sesuai (Mulyadi, 2001). PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment di daerah Bandung. Selama ini PT X memiliki sistem informasi akuntansi pembelian yang kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya dokumen sebagai bukti tertulis atas terjadinya aktivitas di dalam perusahaan. Sebagai contoh sering terjadi perbedaan antara bahan baku yang diminta oleh bagian gudang dengan bahan baku yang dipesan oleh bagian pembelian kepada supplier. Akibatnya, sering terjadi kekeliruan dalam konfirmasi pesanan pembelian bahan baku.

3 Sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai akan menghasilkan informasi tepat waktu, relevan, dan dapat diandalkan sehingga perusahaan memiliki informasi yang tepat, cepat, dan akurat untuk digunakan sebagai dasar perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen mengenai aktivitas pembelian. Dengan adanya sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai, diharapkan seluruh kegiatan pembelian yang terjadi di dalam perusahaan akan dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Dengan penyusunan penelitian ini, maka penulis berusaha untuk menganalisa pokok permasalahan yang terdapat pada siklus pembelian bahan baku di PT X. Penulis bermaksud untuk menganalisa sistem pembelian perusahaan yang telah berjalan dan membuat suatu rancangan sistem yang baru untuk membantu memberikan informasi mengenai pembelian bahan baku secara akurat, efektif, dan efisien. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN YANG MEMADAI TERHADAP KETEPATAN PENERIMAAN BARANG PADA PT X 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai dapat menunjang ketepatan penerimaan barang pada PT X?

4 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis merumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku yang sedang dijalankan oleh PT X selama ini. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku yang sedang dijalankan oleh PT X selama ini. 3. Untuk merancang sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku berdasarkan landasan teoritis yang sebaiknya diterapkan oleh PT X. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: a. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman untuk mengembangkan wawasan dalam mempelajari suatu penerapan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dan perbandingan antara praktik sesungguhnya dalam kegiatan operasional perusahaan dengan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan. b. Perusahaan yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sistem pengendalian intern atas pembelian bahan baku yang sedang diterapkan oleh perusahaan, mengidentifikasi kelemahankelemahan dari sistem yang telah diterapkan, dan memberikan informasi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.

5 c. Pembaca dan pihak-pihak lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sebagai referensi bagi penelitian yang mengambil topik masalah yang sama. 1.5 Rerangka Pemikiran Menurut Hartono (2000), analisis sistem dipergunakan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan beberapa tindakan. Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian suatu sistem informasi yang utuh menjadi komponennya dengan maksud untuk mengklarifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang mungkin terjadi, serta mengidentifikasi kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus diketahui seorang analis sistem, yaitu: 1. Identify, yaitu mengidentifikasikan permasalahan. 2. Understand, yaitu memahami kerja sistem yang sedang berjalan. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem. Hasil penelitian harus dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh untuk mendapatkan jawaban tentang penyebab dari masalah yang timbul. 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

6 sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem (Mulyadi, 2001). Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi yang dikomunikasikan kepada berbagai pihak pengambil keputusan (Bodnar dan Hopwood, 2003). Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sistem informasi akuntansi, antara lain: 1. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat, yaitu bahwa sistem akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya. 2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman, yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. 3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah, yang berarti bahwa biaya untuk memyelenggarakan sistem akuntansi itu dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal. Pembelian merupakan kegiatan yang sangat vital, khususnya bagi perusahaan dagang karena berhubungan dengan kelangsungan operasi perusahaan. Bagian pembelian melayani bagian lain yang memerintahkannya untuk melakukan pembelian. Keputusan penting yang dibuat pada proses pembelian adalah mengidentifikasi barang yang akan dibeli, kapan barang tersebut dibutuhkan, dan jumlah yang akan dibeli. Kesalahan yang terjadi di dalam proses

7 pembelian akan berdampak pada keseluruhan kegiatan perusahaan terutama bagian produksi. Perusahaan tidak dapat melakukan produksi jika bahan baku yang dibeli jumlahnya tidak sesuai, terlambat dipesan dan lain-lain. Masalahmasalah tersebut dapat dihindari, salah satu usaha yang dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan suatu sistem informasi akuntansi yang terkoordinasi dengan baik untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat. Sistem informasi akuntansi yang baik ditunjang dengan pelaksanaan prosedur yang baik. Prosedur pembelian mengatur cara-cara dalam melakukan semua pembelian baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dalam prosedur ini baik dimulai dari adanya kebutuhan atas suatu barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima. Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur pembelian ini adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian akuntansi. Jadi berdasarkan pembahasan diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan analisis dan perancangan sistem pada sistem informasi akuntansi pembelian. Sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku akan dianalisis untuk melihat bagaimana penerapan sistem pembelian bahan baku yang sedang dijalankan oleh perusahaan agar kelemahan-kelemahan yang ada maupun yang berpotensi terjadi dapat diidentifikasi. Dari hasil analisis tersebut kemudian dibuat suatu perancangan sistem informasi akuntansi pembelian yang memadai agar aktivitas pembelian bahan baku dapat berjalan dengan baik untuk mendukung kelancaran aktivitas operasi perusahaan.

8 1.6 Metodologi Penelitian Metoda penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metoda penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada, sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah bisnis (Indriantoro dan Supomo, 2002). 1.6.1 Metoda Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut (Indriantoro dan Supomo, 2002): 1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap perusahaan sebagai objek penelitian untuk mendapatkan data primer sehubungan masalah yang diteliti. a. Observasi (Observation) Teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati secara langsung objek yang menjadi sumber datanya. b. Wawancara (Interview) Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi langsung atau tanya jawab dengan pihak yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. c. Analisa dokumen Mempelajari dokumen, formulir, dan catatan mengenai sistem dan prosedur yang digunakan dalam aktivitas pembelian bahan baku perusahaan.

9 2. Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu penelitian dengan cara mempelajari literatur buku-buku ilmiah, catatan-catatan kuliah yang berhubungan dengan topik yang dibahas, teori-teori yang mendukung, dan buku-buku pedoman lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT X yang berlokasi di Jalan Raya Dayeuh Kolot No. 173, Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada awal bulan September 2008. Penulis melakukan penelitian pada PT X karena PT X merupakan perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan melakukan penjualan lokal dan ekspor. Perusahaan industri baik yang memiliki pangsa pasar di dalam negeri maupun luar negeri, membutuhkan suatu sistem informasi akuntansi yang terkoordinasi dengan baik. Agar dapat bersaing di pasar internasional, maka perusahaan harus menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengiriman barang. Kemampuan bagian produksi untuk melakukan kegiatannya bergantung langsung pada aktivitas pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh bagian pembelian. Keterlambatan penerimaan barang akan membuat kegiatan produksi ikut terlambat. Apabila kegiatan produksi terlambat, maka waktu pengiriman barang tidak akan pada waktu yang telah disetujui. Aktivitas pembelian bahan baku menjadi aktivitas perusahaan yang sangat penting untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan.