BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

No Kode :../Profesional/ / /2018

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN D OREN DESA CIMEKAR KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

BAB III METODE PEKERJAAN. 3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan SUTR. Mulai

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

BAB III KABEL BAWAH TANAH

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB V KABEL ATAS TANAH

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 -

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

STUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) PEKERJAAN PEMINDAHAN TIANG LISTRIK KM 2 - KM 7 PENAJAM LOKASI KECAMATAN PENAJAM

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

TEORI LISTRIK TERAPAN

SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH. M. Hariansyah FT-UIKA BOGOR 2014

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

NAMA BARANG MERK / UKURAN SATUAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

LANGKAH LANGKAH MERANCANG INSTALASI. Langkah langkah dalam merancang instalasi yaitu sebagai berikut :

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

MODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN. : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Persiapan Pembangunan Gardu Distribusi Tipe Portal

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB II LANDASAN TEORI

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN

REKAPITULASI BQ T A. : No Jenis Pekerjaan. Jumlah Harga (Rp) A Pekerjaan Pendahuluan - B Pekerjaan Pemasangan Trafo Distribusi -

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

Transkripsi:

BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN INSTALASI PJU 3.1 Deskripsi Kondisi Lapangan Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi permasalahan yang timbul setelah pekerjaan diperlukan sebuah survey tentang kondisi lokasi rencana tempat pemasangan PJU. Hal ini dilakukan agar dapat disusun sebuah perencanaan yang tepat mengenai proses pemasangan PJU dan material yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Lokasi pemasangan PJU adalah di Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung. Pemasangan PJU ditempatkan di jalan utama sekitar rusun, sepanjang ± 620 m 2. Tiang PJU diletakkan di jalan sekeliling bangunan utama rusun yang berfungsi untuk menerangi jalan bagi penghuni rusun. 3.2 Deskripsi Material dan Alat Kerja Berdasarkan hasil analisis kondisi di lapangan dan disesuaikan dengan landasan teori yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan material yang tepat untuk pemasangan PJU ini. 39

GAMBAR 3.1 DENAH LOKASI PEMASANGAN PJU RUSUN CINGISED Keterangan: = PJU Baru = Bangunan Rusun Cingised 40

3.2.1 Tiang Tiang yang digunakan dalam PJU ini adalah tiang beton dan yang terbuat dari galvanized steel. Tiang yang digunakan yaitu tiang dengan ketinggian 9m agar lampu berada pada posisi yang cukup tinggi, sehingga penerangan ke jalan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tiang PJU di rusun Cingised merupakan tiang yang sama dengan tiang SUTR. Ornamen adalah bagian dari tiang yang dipasang dipuncak tiang dengan bentuk melengkung yang berfungsi untuk menyimpan lampu beserta armatur (housing lamp) agar posisi lampu bisa lebih menjorok ke tengah jalan. Pada pekerjaan ini stang ornament PJU menggunakan pipa besi kelas medium finishing hot dip galvanis ukuran 2 (dua inchi) dan single ornament. Dengan luas wilayah bangunan Rusun yaitu ± 950 m 2 dan luas jalan rusun yaitu ± 680 m 2, sepanjang jalan pemukiman digunakan kurang lebih 12 buah tiang dengan posisi tiang tersebar di sekitar bangunan Rusun. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi bangunan Rusun yang sudah ada. 41

GAMBAR 3.2 SPESIFIKASI TIANG BETON PJU 42

3.2.2. Lampu Pada sub-bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa jumlah tiang yang digunakan sebanyak 12 buah, setiap satu tiang menggunakan 1 buah lampu, maka jumlah lampu keseluruhan yang digunakan adalah 12 lampu. Kebutuhan penerangan pada setiap jalan umum tidaklah sama, tergantung dari kondisi dan fungsi dari jalan tersebut yang diperlihatkan dalam Tabel 3.1 di bawah ini. TABEL 3.1 STANDAR PENERANGAN JALAN BERDASARKAN CIE 114 SPESIFIKASI JALAN KONDISI JALAN KLASIFIKASI Berkecepatan tinggi, 1 arah dan mempunyai pemisah jalan; Jalan bebas hambatan Jalan Utama Kepadatan dan kompleksitas jalan; Tinggi Sedang Rendah M 1 M 2 M 3 Berkecepatan tinggi, 2 Tanpa pemisah jalan; Jalan Utama Jalur-jalur penting distribusi; Jalan Penghubung Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas ; Kurang Baik Baik Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas; Kurang Baik Baik M 1 M 2 M 2 M 3 Jalan Jalan Lingkungan / Lokal Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas; Kurang Baik Baik M 4 M 5 Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia www.energyefficiencyasia.org KLASIFIKASI TABEL 3.2 KLASIFIKASI INTENSITAS PENERANGAN JALAN E SEMUA JALAN KERATAAN (E min/e max) JALAN DENGAN PERSIMPANGAN JALAN DENGAN PEDESTRIAN M1 50 0,4 0,7 0,5 M2 30 0,4 0,7 0,5 M3 20 0,4 0,5 0,5 M4 15 0,4 - - M5 10 0,4 - - Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia www.energyefficiencyasia.org 43

Berdasarkan Tabel di atas maka jalan di Rusun Cingised termasuk pada kategori jalan-jalan lingkungan/lokal dengan klasifikasi M5 yaitu jalan-jalan lingkungan/lokal dengan kondisi lalu lintas baik. Untuk jalan dengan klasifikasi M5 membutuhkan E rata-rata 10 lux. SON 150 watt. Jenis lampu yang digunakan untuk PJU Rusun Cingised ini adalah lampu 3.2.3 Penghantar Listrik Pada proses pemasangan instalasi PJU rusun Cingised ini, penggunaan kabel terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu : 1. Kabel yang dipasang dari SUTR yang sudah ada menuju Panel PJU sepanjang 37m, beban yang terpasang pada kabel ini adalah 30A yang didapat dari kebutuhan arus (12A) dikalikan faktor beban lebih sebesar 2,5. 2. Kabel yang dipasang dari PHB PJU ke titik-titik sambung lampu PJU sepanjang 620m dengan beban sebesar 12A, dengan pembagian 3 jurusan, yaitu: a. Jurusan 1 : Kabel sepanjang 100m dengan beban 3A. b. Jurusan 2 : Kabel sepanjang 345m dengan beban 5A. c. Jurusan 1 : Kabel sepanjang 175m dengan beban 4A. 3. Kabel yang dipasang dari titik sambung lampu PJU menuju lampu yang dipasang di tiang sepanjang 4,2m dengan beban sebesar 1A. Penggunaan kabel yang baik untuk PJU ini adalah menggunakan kabel yang berpenghantar alumunium karena pertimbangan berat, namun pada 44

beberapa instalasi juga menggunakan kabel yang berpenghantar tembaga seperti untuk kabel dari titik tiang ke lampu. Untuk mengetahui ukuran luas penampang kabel berpenghantar yang dibutuhkan, digunakan persamaan dibawah ini: = l untuk tegangan tiga fasa = 2 l Ι cos untuk tegangan satu fasa dimana : l Ι = Luas penampang yang dicari = Tahanan jenis logam penghantar = Panjang penghantar/kabel = Jumlah arus yang dibutuhkan cos = Faktor daya = 0 5% berikut: Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung luas penampang kabel sebagai Dik: = 0,0282 Ω mm 2 (alumunium) dan 0,0173 Ω mm 2 l = 37m, 620m, 4,2m. Ι = 30A, 12A, 1A. cos = ditentukan 0,9 atau 0,6 = 0 5% 45

1. Luas penampang untuk kabel dari JTR ke PHB : =,,,, % =,, =3,14 dibulatkan menjadi 4 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 4 1,1=4,4 sqmm 2. Luas penampang untuk kabel dari PHB PJU ke titik-titik sambung PJU : a. Jurusan 1: =,,,, % =,, =1,38 dibulatkan menjadi 2 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 2 1,1=2,2 sqmm b. Jurusan 2: =,,,, % =,, 46

=7,97 dibulatkan menjadi 8 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 8 1,1=8,8 sqmm c. Jurusan 3: =,,,, % =,, =3,23 dibulatkan menjadi 4 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 4 1,1=4,4 sqmm 3. Luas penampang untuk kabel dari titik sambung tiang menuju lampu : =,,,, % =,, =0,01 dibulatkan menjadi 1 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 1 1,1=1,1 sqmm Setelah diketahui luas penampang yang dibutuhkan, kemudian kita menentukan jenis dan ukuran kabel yang akan digunakan. Jaringan instalasi PJU 47

Rusun Cingised adalah jaringan SUTR sehingga kabel yang digunakan adalah kabel berpenghantar alumunium karena pertimbangan dari berat, tidak diperlukan isolasi kabel, dan biaya konstruksi jaringan akan lebih murah. Untuk itu dipilih kabel jenis TIC untuk saluran udara, kabel NYY dan kabel NYM. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis dan jumlah kabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kabel NYFGBY 2 x 16 sqmm sebanyak 37m. 2. Kabel TIC 2 x 10 sqmm sebanyak 620m. 3. Kabel NYY 2 x 2,5 sqmm sebanyak 50m. 3.2.4 Perangkat Hubung Bagi (PHB) Perangkat Hubung Bagi (PHB) adalah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengukur, pengendali, penghubung, pelindung dan pembagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik. Perlengkapan PHB dalam sistem pemasangan instalasi listrik sangat penting fungsinya yaitu mengamankan instalasi dari bahaya akibat kortsluiting (hubung-pendek listrik) dan juga berfungsi memutuskan rangkaian seluruh listrik yang menuju ke beban. 3.2.4.1 Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Untuk mengukur besarnya energi listrik digunakan kwh meter 3 fasa karena instalasi PJU menggunakan instalasi listrik 3 fasa. Untuk kwh meter disediakan oleh PLN dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan PLN. 48

GAMBAR 3.3 KWH METER 3 FASA Alat pembatas yang digunakan adalah MCB (Mini Circuit Breaker) 3 fasa. MCB yang digunakan juga disediakan oleh PLN. Agar MCB yang digunakan sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dihitung ukuran MCB dengan menggunakan rumus dibawah ini: = 3 Ι cos Ι= dimana: Ι = Besar arus yang dibutuhkan = Besar daya yang digunakan = Tegangan fasa-fasa cos = Faktor daya Dengan rumus diatas dapat dihitung MCB yang digunakan yaitu: Dik: 49

= 150 x 12 = 1800 = 380 V cos = 0,9 maka, Ι=,, Ι=, Ι=3,0422878 Dapat diketahui bahwa MCB yang digunakan adalah sebesar 10A (3,0422878 x 3 = 9,1268634). 3.2.4.2 Pengaman GAMBAR 3.4 MCB 3 FASA Alat yang digunakan sebagai pengaman pada instalasi PJU ini adalah menggunakan fuse dengan jenis NH Fuse. Sedangkan besar pengaman yang digunakan dapat dihitung dengan rumus: = = Nilai tahanan pengaman = Arus yang digunakan = Faktor beban lebih 50

Berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa jumlah pengaman yang digunakan adalah sebesar 16A. Perhitungan dengan rumus diatas dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemasangan namun tidak mutlak tergantung dari faktor daya. 3.2.4.3 Kotak Panel (Panel Box) GAMBAR 3.5 NH FUSE Peralatan listrik PHB harus ditempatkan atau dilindungi dengan baik menggunakan Panel Box. Kotak panel terbuat dari bahan pelat besi/baja dengan ukuran 40cm x 20cm x 60cm (P x L x T) dengan ketebalan plat besi ± 1,8 mm. 3.2.5 Pengetanahan Di lokasi pemasangan PJU, kondisi tanah adalah tanah merah atau dapat disebut juga dengan keadaan tanah tidak homogen. Kondisi tanah seperti ini memiliki rata-rata tahanan jenis 65Ω-m. Sebuah elektroda batang sepanjang 5m pada kondisi tanah dengan tahanan jenis sebesar 100Ω-m menghasilkan tahanan pengetanahan sebesar 20Ω (Tabel 2.3). Jika jenis elektroda yang sama ditanam pada tanah yang 51

memiliki tahanan jenis sebesar 65 Ω -m akan menghasilkan tahanan pengetanahan sebesar = 65 100 20=13Ω. Tahanan pengetanahan yang menggunakan elektroda batang nilainya tidak boleh lebih dari hasil dari perhitungan rumus dibawah ini: = Ω dan = dimana: = tahanan pengetanahan = tegangan fasa-fasa = nilai arus pengaman = nilai arus yang digunakan = faktor beban lebih maka: =12 2,5=30 dan = =12,67Ω Berdasarkan rumus diatas dapat disimpulkan bahwa elektroda batang masih memberikan nilai tahanan pengetanahan yang cukup besar, namun elektroda ini masih bisa digunakan karena pengetanahan sudah dibantu dari titiktitik yang lain, seperti dari titik SUTR. Jenis elektroda batang yang digunakan di PJU ini adalah earthing rod. 52

GAMBAR 3.6 EARTHING ROD 3.2.6 Material Pelengkap Beberapa material pelengkap selain PJU yang digunakan dalam proses pemasangan instalasi PJU adalah sebagai berikut: 1. Timer, berfungsi sebagai pewaktuan (timing) yang telah di atur waktunya sebelumnya. Alat ini digunakan untuk menyalakan lampu PJU secara otomatis atau tidak perlu pengaturan kembali. Pemasangan timer untuk penerangan dasar adalah 100% menyala pada jam 06.00 dan jam 24.00, dan 50% menyala antara jam 24.00 sampai dengan jam 06.00. 2. Lampu dan Armatur. Lampu yang digunakan biasanya adalah jenis lampu Mercury atau lampu Sodium. Lampu dan armatur ditempatkan pada ujung stang ornament dan harus dipasang dengan baik dan kokoh. 53

GAMBAR 3.7 LAMPU DAN ARMATUR PJU 3. Asesories kabel : Sepatu kabel (cable shoe), dipasang di ujung kabel untuk mempermudah penyambungan pada titik sambung di panel. GAMBAR 3.8 JENIS-JENIS SEPATU KABEL Selongsong/tabung kabel (cable tube) biasa disebut juga dengan nama Compression Non Tension Joint berfungsi sebagai penyambung kabel, biasanya dipasang pada sambungan kabel lurus. Jenis bimetal (dua logam) Al/Cu, digunakan untuk menyambung kabel tembaga dan alumunium. Isolasi berfungsi sebagai pelindung dari sambungan kabel. 54

GAMBAR 3.9 ISOLASI Baur, mut, dan sekrup digunakan sebagai pengencang sambungan. 3.2.7 Alat Kerja Berikut adalah alat kerja yang biasa digunakan pada saat proses pemasangan instalasi PJU, yaitu: 1. Kaki tiga (tripod) digunakan untuk menyangga tiang pada saat pemasangan tiang. Alat ini terbuat dari tiga buah pipa besi dengan ukuran dan panjang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu ujung dari pipa-pipa tersebut terhubung dengan cara diengselkan agar tripod bisa bergerak dengan cara dimajukan kakinya satu persatu. 2. Katrol (chain block) digunakan untuk mengangkat benda-benda berat, dalam hal ini tiang PJU yang diletakkan di puncak tripod. GAMBAR 3.10 KATROL (CHAIN BLOCK) 55

3. Alat kerja lainnya yang biasa digunakan seperti obeng, cutter, tang, kuncikunci, tespen, dll. GAMBAR 3.11 ALAT KERJA YANG BIASA DIGUNAKAN 3.3 Proses Pemasangan Instalasi 3.3.1 Pemasangan Tiang dan Pondasi Langkah awal dari pemasangan tiang PJU adalah pemasangan tiang beton. Penggalian lubang sedalam 1/6 dari panjang tiang 9m atau sedalam 1,6m untuk tiang beton. Setelah penggalian lubang kemudian tiang diberdirikan. Pemasangan tiang dilakukan dengan menggunakan tripod (kaki tiga) atau bipod (kaki dua) yang diatasnya sudah dipasang katrol/chainblock. Setelah tiang berdiri dengan lurus, lubang tiang diperbesar dan dipondasi. Ukuran pondasi adalah tinggi tiang tertanam atau 1,6m ditambah 20 cm dari permukaan tanah. Pondasi terbuat dari semen cor dengan perbandingan campuran pasir : split : semen = 4 : 2 : 1. 3.3.2 Penggelaran Kabel dan Penarikan Kabel TIC Asesoris TIC yang digunakan antara lain wedge clamp/suspension, link 25 x 25 dan stoping buckle. Pemasangan wedge clamp memakai link 25 x 25 56

dengan pengikat stainless steel dan ukuran yang telah disesuaikan. Sisa stainless steel yang ada memakai stoping buckle agar rapih. Setelah pemasangan asesoris TIC kemudian dilakukan penarikan kabel TIC yang digunakan adalah kabel dari PHB PJU ke titik-titik sambung tiang PJU sepanjang ± 200m menggunakan kabel TIC 3x10 sqmm dan juga kabel TIC dari titik SUTR yang sudah ada ke titik-titik sambung tiang PJU sepanjang ±760m menggunakan kabel TIC 2x10sqmm. Kabel TIC yang tergulung di haspel disimpan di atas dongkrak, kemudian penggelaran kabel dimulai dari ujung tiang PJU ke tiang PJU lainnya sampai dengan posisi PHB. Hal ini dilakukan agar kabel yang digelar tidak terlalu panjang. Untuk mempermudah dalam menggelar kabel, ditempatkan beberapa buah rol di tanah agar kabel lebih ringan untuk ditarik. Kabel ditarik di atas tiang oleh 1 orang pekerja di atas tiang dan 2 orang pekerja di bawah. Kabel ditarik ke tirfit dan dimasukkan ke dalam roll kabel di atas tiang, begitu seterusnya sampai dengan ujung tiang PJU. Pada ujung tiang terakhir dipasang fixed dead end. Setelah kabel ditarik kemudian kabel TIC tersebut dirapikan kembali dari posisi haspel agar kabel tidak menggantung terlalu bawah. Setelah kabel sudah ditarik dan rapih kemudian kabel dipindahkan ke suspension dan diikat dengan plastic strap. 3.3.3 Pemasangan PHB Kotak panel atau panel box dengan ukuran (P x L x T) 40cm x 20cm x 60cm disimpan di luar dengan letak yang tidak berjauhan dengan tiang-tiang PJU dan SUTR agar memudahkan dalam melakukan pemerliharaan atau 57

penanganan gangguan. Oleh karena itu diperlukan pembuatan kotak panel yang baik dan kokoh agar bisa melindungi kotak tersebut serta perlengkapan PHB yang terdapat didalamnya. Kotak panel diletakkan diatas pondasi dengan ketinggian pondasi tidak kurang dari 10cm yang tengahnya diberi lubang sebagai jalur kabel, baik kabel dari JTR menuju PHB atau kabel dari PHB menuju tiang PJU. Setelah kotak panel terpasang langkah selanjutnya adalah memasangkan perlengkapan PHB seperti: NH Fuse, kwh meter, MCB utama, dan Timer sesuai dengan tempat yang sudah disediakan di dalam kotak panel. Selanjutnya adalah menyambungkan kabel-kabel yang sudah disiapkan pada jalurnya masingmasing. Kabel yang sudah dipasangi sepatu kabel (cable shoe) diujungnya disambungkan dengan menggunakan baut/sekrup. 3.3.4 Pengetanahan Elektroda batang dengan diameter 15-20mm sepanjang 3-5m ditanam kedalam tanah sedalam 6-7m. Elektroda disambung menggunakan klem pada konduktor pengetanahan. Posisi elektroda tidak jauh dari kotak panel agar bisa lebih menghemat penggunaan kawat BC. Penanaman elektroda bisa dilakukan dengan melubangi tanah dengan bor sesuai dengan ukuran elektroda yang akan dipasang, setelah lubang selesai dibuat penancapan elektroda bisa dilakukan lebih mudah sehingga tidak akan merusak elektroda tersebut. Setelah elektroda tertanam dengan baik sambungkan ujung elektroda dengan menggunakan klem. Pemasangan pengetanahan bisa dilakukan pada titik-titik lain apabila diperlukan. 58

3.3.5 Pemasangan Lampu dan Armatur Stang Ornament PJU menggunakan pipa besi kelas medium finishing hot dip galvanis yang berukuran 2 (dua inchi). Pada saat pemasangan tiang, ornamen dipasang juga secara bersamaan dengan proses ini. Armatur harus terpasang dengan baik/kokoh pada ujung stang ornament sehingga tidak akan lepas atau manjadi miring akibat getaran-getaran angin dan gesekan ranting pohon. Sebelum armatur dipasang harus dilaksanakan pelepasan lapisan pelindung lampu, pengetesan penyalaan lampu, dan pemeriksaan instalasi di dalam armatur. Setelah diketahui kondisi lampu dan armatur sudah baik, kemudian dipasang di stang ornament dengan kuat. Lampu kemudian dipasang, setelah semua terpasang dengan baik tutup kembali glass/fiber cover yang ada pada rumah lampu. 3.3.6 Penyambungan Penyambungan yang perlu dilakukan dalam proses instalasi PJU ini adalah penyambungan antara kabel TIC 2 x 10 sqmm dengan NYM 2 x 2,5 sqmm. Penyambungan yang dilakukan adalah dengan cara dililit. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyambungan ini adalah sambungan harus benarbenar kuat dan baik agar meminimalisir terjadinya rugi tegangan. 59