BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.. Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 00% terlayani (universal akses) pada tahun 209. Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 68 % menjadi 0% pada tahun 209. 3... Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Rencana Sistem Setempat (On-site) Sistem individual yang akan dibangun meliputi: MCK Umum. Pembangunan MCK Umum tersebut akan difokuskan/diprioritaskan pada daerah yang memiliki tingkat BABS nya masih tinggi Rencana Sistem Komunal Sistem Komunal yang akan dibangun meliputi: IPAL Komunal yang berbasis masyarakat maupun berbasis kelembagaan. Pembangunan IPAL Komunal tersebut akan difokuskan/diprioritaskan pada daerah yang memiliki tingkat BABS nya masih tinggi dan tingkat kepadatan penduduk tinggi. Rencana Sistem Terpusat (Off-Site Kepadatan Sedang) Sistem Terpusat yang akan dibangun berupa Skala Kawasan. Pembangunan Sistem Terpusat skala Kawasan diperioritaskan wilayah perkotaan yang meliputi kawasan CBD dan Perumahan. Rencana pembangunan IPLT. Kabupaten Tolitoli selama ini telah mempunyai Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) namun tidak berfungsi dengan baik, ada sebagian masyarakat yang telah melakukan sedot tinja namun pembuangan setelahnya tidak jelas kemana. Untuk itu penting sekali pada perencanan air limbah saat ini adalah revitalisasi IPLT.
Gambar 3.. Lokasi Infrastruktur Air Limbah Existing 2
Gambar 3.2. Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah sampai Akhir Perencanaan 3
3..2. Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Air Limbah Di dalam kegiatan fisik kegiatan pendukung adalah kegiatan non fisik dalam hal ini mengingat kembali akan kaidah SIDLACOM (Survey, Investigasi, Desain, I and accuation, Construction, Operational & maintenance). Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan meliputi masterplan, studi kelayakan, studi lingkungan dan desain rinci. Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Penyuluhan dan kampanye. Penyuluhan dan kampanye BABS diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal pengelolaan sanitasi. Dan mau berpartisipasi dalam hal upaya pengelolaan sanitasi tersebut Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi, dll. Kelembagaan, peraturan dan komunikasi merupakan keharusan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa KSM-Sanimas/SLBM untuk Pengelola MCK, MCK++, IPAL Komunal Peraturan atau regulasi akan mengatur pengelolaan air limbah secara keseluruhan yang berupa Perda. Komunikasi yang akan dilakukan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui siaran radio dan leflet. Penigkatatan kapasitas kelembagaan Kapasitas sumberdaya pengurus kelembagaan berupa pelatihan sangat diperlukan guna meningkatkan kemampuan yang memadai dalam hal pengelolaan air limbah dan agar bisa lebih baik secara formal maupun non formal. 4
Tabel 3. Rencana Kegiatan Air Limbah No. Uraian Kegiatan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Jumlah Penduduk Terlyani Satuan Zona Jumlah Volume (KK) 2 3 54,485 LS 3 LS 2 Lomba Desa Stop BABS 54,485 LS 3 LS 3 4 5 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat Dukungn Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Pengembangan Sistem dan Fungsi lembaga dalam Pengelolaan limbah domestik 54,485 LS 3 LS 54,485 LS 3 LS 54,485 LS 3 LS 6 Pembangunan MCK Umum 9,590 Unit - - 360 360 Unit 7 Pembangunan IPAL Komunal 20,362 Unit - 45-45 Unit 8 Pembangunan IPAL Kawasan 4,533 Unit 2 - - 2 Unit 9 Revitalisasi IPLT 54,485 Unit - - Unit 0 Pengadaan Truk Tinja 54,485 Unit 2 2 3 7 Unit Penyusunan Outlineplan Sistem Pengelolaan Air 54,485 Paket 3 Paket Limbah 2 Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pengeloaan Air Limbah 54,485 Paket - - Paket Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten Tolitoli dan Instrumen Perencanaan Air Limbah Tahun 205 3.2. Rencana Kegiatan Persampahan Program dan Kegiatan pengembangan persampahan Kabupaten Tolitoli akan dijabarkan berdasarkan indikasi biaya dan sumber pendanaannya, baik yang bersumber dari APBD Kabupaten maupun yang bersumber dari pendanaan lainnya misalnya APBD Provinsi, APBN, Swasta dan masyarakat. 3.2.. Sarana dan Prasarana (Fisik) Persampahan Rencana Pengurangan Sampah (3R) 5
Dalam mendukung pengurangan timbulan sampah maka direncanakan pembangunan infrastruktur TPST 3R dan pengembangan bank sampah dengan bantuan pengadaan fasilitas operasional bank sampah Rencana Pengelolaan/penanganan Sampah berdasarkan alur diagram system sanitasi ( sumber sampah Tempat penampungan sementara TPA) Dalam upaya pengelolaan sampah dari sumbernya untuk pewadahan adalah dengan pengadaan tempat sampah baik untuk rumah tangga dan fasilitas umum. sedangkan pengelolaan sampah ke penampungan sampah adalah dibangunya TPS dan untuk pengangkutan ke penampungan sementara adalah dengan pengadaan alat angkut gerobak sampah, dan mobil pick up penyapu jalan. Sedangkan di stasiun antara TPS/TPST ke TPA dengan penambahan armada angkut yaitu amroll truck, dum truck dan container dan di lokasi TPA pengelolaannya dengan penambahan armada untuk excavator, gerobak motor dan pembangunan fasilitas penunjang (konstruksi jembatan timbang, konstruksi penangkap gas metan dan konstruksi pemilah sampah dan untuk TPA sendiri direncakan pembangunan fisik peningkatan TPA dari controlled landfill menjadi sanitary landfill 6
Gambar 3.3. Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan Existing 7
Gambar 3.4. Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan Sampai Akhir Perencanaan 8
3.2.2. Kegiatan Pendukung (Non Fisik )Persampahan Sama halnya dalam kegiatan sanitasi untuk air Limbah di persampahan pun akan berlaku sama, kegiatan fisik memerlukan kegiatan pendukung yaitu kegiatan non fisik dalam hal kaidah SIDLACOM (Survey, Investigasi, Desain, land accuation, Construction, Operational & maintenance). Untuk SID diuraikan lebih jelas dalam studi dan perencanaan, untuk LA adalah pada kegitan pendukung pembangunan fisik yaitu untuk penyiapan lahan dan bahkan pembangunan fisik tidak akan terealisasi tanpa adanya kesediaan lahan, untuk C jelas pada pelaksanaan pembangunan fisiknya dan OM adalah kegiatan yang berkelanjutan demi berlansungkan aktifitas/fungsi dari hasil pembangunan fisik yang telah dilaksanakan. Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan meliputi masterplan, studi kelayakan, studi lingkungan dan desain rinci. Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Penigkatatan kapasitas kelembagaan Kapasitas sumberdaya pengurus kelembagaan sangat diperlukan guna memperoleh kemampuan yang memadai dalam hal pengelolaan persampahan agar bisa baik secara formal maupun non formal dan bahkan dapat dibandingkan agar mampu dikembangkan Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi, dll. Kelembagaan, peraturan dan komunikasi merupakan keharusan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa UPTD untuk Pengelola TPA, dan Pembentukan Kader-kader ditingkat kelurahan. Peraturan atau regulasi akan mengatur pengelolaan Persampahan secara keseluruhan yang berupa Perda. Komunikasi yang akan dilakukan berupa sosialisasi, baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui siaran radio dan leflet. 9
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Pesampahan No. 2 Uraian Kegiatan Dukungan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Pembangunan Tempat Penampuangan Sementara (TPS- Trans Depo I) Jumlah Penduduk Terlyani Satuan Zona Jumlah Volume (KK) 2 3 54,485 LS 3 LS 54,485 Unit - 3-3 Unit 3 Pembangunan TPS biasa 54,485 Unit 2 - - 2 Unit 4 Pembangunan Tempat Penampuangan Sementara (TPS 3R + Komposter Komunal 54,485 Unit - 45-45 Unit 5 Revitalisasi TPA 54,485 Unit - - Unit 6 Pengadaan fasilitas Operasional TPA (Bulldozer) 54,485 Unit - - Unit 7 Pengadaan Armada Pengangkutan Sampah (Gerobak 54,485 Unit 50 - - 50 Unit Sampah) 8 Pengadaan Armada Pengangkutan Sampah (Motor 28,855 Unit - 04-04 Unit Sampah) 9 Pengadaan Armada Pengangkutan Sampah (Dump 54,20 Unit 4 9 0 23 Unit Truk) 0 Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Persampahan 26,804 LS 3 LS Penyusunan kebijakan Pak Manajemen Pengelolaan 26,804 Paket 3 et persampahan 2 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan dan penyusunan data penduduk wajib retribusi sampah 26,804 LS 3 LS 3 Penyusunan outlineplan Sistem Pak 26,804 Paket 3 pengelolaan sampah et 4 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan dan penyusunan Pak Paket 3 data penduduk wajib retribusi 26,804 et sampah Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten Tolitoli dan Instrumen Perencanaan Persampahan Tahun 205 0
3.3. Rencana Kegiatan Drainase Program dan Kegiatan pengembangan drainase perkotaan Kabupaten Tolitoli akan dijabarkan berdasarkan indikasi biaya dan sumber pendanaannya, baik yang bersumber dari APBD Kabupaten maupun yang bersumber dari pendanaan lainnya misalnya APBD Provinsi, APBN, Swasta dan masyarakat. 3.3.. Sarana dan Prasarana (Fisik) Drainase Perencanaan pengelolaan drainase adalah dengan direncanakan pembangunan saluran drainase baik skunder maupun tersier/lingkungan juga pembuatan system biopori untuk penanganan genangan kawasan. Selain pembangunan juga kegiatan pengerukan sedimen.
Gambar 3.5. Peta Lokasi Infrastruktur Drainase Existing 2
Gambar 3.6. Peta Lokasi Infrastruktur Drainase Sampai Akhir Perencanaan 3
3.3.2. Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Drainase Sama halnya dalam kegiatan sanitasi untuk air Limbah, persampahan di dalam penanganan drainase pun akan berlaku sama, kegiatan fisik memerlukan kegiatan pendukung yaitu kegiatan non fisik dalam hal kaidah SIDLACOM (Survey, Investigasi, Desain, land accuation, Construction, Operational & maintenance). Untuk SID diuraikan lebih jelas dalam studi dan perencanaan, untuk LA adalah pada kegitan pendukung pembangunan fisik yaitu untuk penyiapan lahan dan bahkan pembangunan fisik tidak akan terealisasi tanpa adanya kesediaan lahan, untu C jelas pada pelaksanaan pembangunan fisiknya dan OM adalah kegiatan yang berkelanjutan demi tetap bisa difungsikan dengan baik sesuai saat perencanaan dari hasil pembangunan fisik yang telah dilaksanakan. Perencanaan Teknis Perencanaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan meliputi masterplan dan desain rinci. Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Penigkatatan kapasitas kelembagaan Kapasitas sumberdaya pengurus kelembagaan sangat diperlukan guna memperoleh kemampuan yang memadai dalam hal pengelolaan persampahan agar bisa baik secara formal maupun non formal dan bahkan dapat dibandingkan agar mampu dikembangkan Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi, dll. Kelembagaan, peraturan dan komunikasi merupakan keharusan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat dan Pembentukan Kader-kader ditingkat kelurahan. Peraturan atau regulasi akan mengatur pengelolaan Persampahan secara keseluruhan yang berupa Perda. Komunikasi yang akan dilakukan berupa sosialisasi, baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui siaran radio dan leflet. 4
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Drainase No. Uraian Kegiatan Pengurangan Genangan (Ha) Satuan Jumlah Volume 2 Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat Pembinaan Desa lingkungan Bersih dan Sehat - LS - LS 3 Dukungan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) - LS 4 Pembangunan drainase Primer 8 Ha 5 Pembangunan Drainase sekunder 57 Ha 6 Pembangunan Drainase tersier/lingkungan 46 Ha 7 Normalisasi/Rehabilitasi Drainase Primer Ha 8 Normalisasi/Rehabilitasi Drainase Sekunder 34 Ha 9 Normalisasi/Rehabilitasi Drainase tersier/lingkungan 28 Ha,560 5,040 4,080 953 3,077 2,49 0 Penyusunan outlineplan Sistem pengelolaan drainase - Paket Sumber: Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten Tolitoli dan Instrumen Perencanaan Drainase Tahun 205 5