BAB I PENDAHULUAN. peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

PERAN TAKMIR MASJID DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN NONFORMAL DI MASJID AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA SUKOHARJO

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini sudah banyak melahirkan berbagai macam model

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam pendidikan, maka sejak

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan semua perilaku selama hidupnya. Idealnya,

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan para remaja dan seringnya terjadi tawuran, mabuk-mabukan, para remaja khususnya dalam membentuk akhlak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah Bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB I PENDAHULUAN. benar, bersih dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

PERENCANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI SDIT AL- FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas

TAKMIR MASJID AL-MUHAJIRIN - TAMAN BOSTON RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN RINCIAN PENDAPATAN DAN BELANJA

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik penjajahan fisik maupun non fisik atau termasuk ideologi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.

BAB I PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN

KEPENGURUSAN DEWAN KEMAKMURAN MASJID DARUSSALAM MASA BAKTI Tamansari Persada Raya. Jatibening Baru - Bekasi

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

guna Islam (Tarbiyah) Disusun Oleh : Desi Ana Sari G

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif, Bogdan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perspektif Islam pendidikan bermakna luas, yaitu upaya untuk

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MANAGEMENT MASJID AL-FURQAAN 2014 / 1435 H. PT UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan semua zaman. Di dalamnya terkandung nilai-nilai dan aturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB III METODE PENELITIAN. Terjemah untuk mempermudah dalam memahami Al-Qur an Di Masjid Al-

BAB I PENDAHULUAN. mengalami permasalahan dalam menyelaraskan kedua aspek ini. Penyelarasan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Dakwah OLEH RISMAWATI, AKL

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masjid kampus dan lain sebagainya. Masjid didirikan untuk. hidup dan energi kehidupan umat Islam.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB III METODE PENELITIAN

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pembelajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 73 Tahun 1991, pendidikan diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar jalur (atau sistem) pendidikan sekolah, baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan, yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 istilah pendidikan formal, nonformal dan informal dipergunakan kembali. Dijelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan nonformal dilaksanakan di jalur nonformal dan informal (Ishak, 2012: 17). Satuan pendidikan nonformal, menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, meliputi kelompok belajar, kursus-kursus, pelatihan, majelis ta lim, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan satuan pendidikan yang sejenis (Sudjana, 2004: 2). 1

2 Pendidikan nonformal, sebagai salah satu jenis pendidikan yang memilki keterkaitan dengan pendidikan sepanjang hayat, di mana keduanya memilki tujuan yang sama, yaitu untuk bertahan hidup dan mempertahankan kehidupannya, serta untuk meningkatkan kualitas hidup (Ishak, 2012: 27). Kegiatan pengembangan program pendidikan nonformal penting diperhatikan berkenaan dengan adanya asas pendidikan sepanjang hayat (lifelong education), asas belajar sepanjang hayat (life-long learning), dan aktivitas bertahap serta berkelanjutan (Sudjana, 2004: 8). Pengembangan menjadi tuntutan mutlak dalam manajemen pendidikan nonformal. Tuntutan ini dapat dipahami karena pada umumnya pendidikan nonformal tidak diselesaikan secara tuntas dalam satu atau dua kali kegiatan melainkan diselenggarakan secara berkelanjutan. Kegiatan yang berkelanjutan ini didasarkan baik atas hasil penilaian program maupun kebutuhan-kebutuhan baru yang muncul dan harus dipenuhi. Pengembangan yang dimaksud di sini adalah perluasan dan peningkatan kegiatan pendidikan nonformal yang telah dan atau sedang dilakukan (Sudjana, 2004: 55). Salah satu wadah dari pendidikan nonformal adalah masjid. Masjid merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat, dimana ada umat Islam dapat dipastikan di tempat itu ada masjid sebagai tempat ibadah kaum muslimin dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt dan sebagai pusat informasi bagi jamaah. Juga masjid merupakan tempat meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan umat baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Hal ini sesuai dengan arah dan tujuan Pembangunan Nasional yaitu adalah

3 pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia (Siswanto, 2005: 23). Fungsi masjid paling utama adalah sebagai tempat ibadah shalat. Kalau kita perhatikan, shalat berjamaah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan Beliau. Ajaran Rasulullah Saw tentang shalat berjamaah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan. Inti dari memakmurkan masjid adalah menegakkan shalat berjamaah yang merupakan salah satu syi ar Islam terbesar, sementara yang lain adalah pengembangannya. Shalat jamaah merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan masjid. Jadi keberhasilan dan kurang berhasilnya dalam memakmurkan masjid dapat di ukur dengan seberapa jauh antusias umat Islam dalam menegakkan shalat berjamaah di masjid (Siswanto, 2005: 25). Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S. At- Taubah ayat: 18). Perkembangan lembaga yang bukan pemerintah (Non Goverment Organization) seperti masjid, ikut memikirkan masalah pengangguran dan pendidikan baik formal maupun nonformal sangat membantu pembangunan

4 masyarakat Indonesia seutuhnya. Tetapi hal yang perlu mendapatkan perhatian kita semua ialah dengan berubahnya fungsi masjid sesuai dengan tuntunan syariah yang mempunyai banyak peran, maka perlu adanya peningkatan keterampilan manajemen sehingga pengurus dapat mengelola masjid dengan baik yaitu bersih dan berdaya guna berhasil guna dalam arti yang lebih luas baik fisik maupun non fisik (Supardi, 2001: 35). Permasalahan inilah yang sebenarnya terjadi terhadap keberadaan masjid yang berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Masih banyak masjid yang ada di lingkungan masyakat kita yang hanya difungsikan sebagai tempat ritual saja, namun belum dimaksimalkan sebagai sarana pendidikan Islam. Oleh karena itu, orang-orang yang mau memakmurkan masjid harus dapat mengelola dan melestarikan masjid. Hal yang paling sederhana, namun memiliki nilai yang sangat besar adalah menunaikan shalat jamaah di masjid secara rutin. Hal itu akan menjadikan semangat jamaah semakin mantap sehingga muncul keinginan untuk menghidupkan dan memajukan masjid dari ranah ibadah hingga pembinaan umat dalam meningkatkan pendidikan nonformal. Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid yaitu dengan menjadikan masjid selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat pendidikan umat Islam dalam meningkatkan pendidikan nonformal, maka dari itu masjid harus mempunyai kegiatan-kegiatan yang menarik jamaah di tempat tersebut.

5 Salah satu pendukung utama dalam meningkatkan pendidikan nonformal terhadap umat Islam yaitu takmir masjid yang baik. Karena takmir masjid sebagai mediator dalam meningkatkan pendidikan nonformal tentunya harus memberikan teladan yang baik. Idealnya takmir masjid adalah seorang muslim yang memiliki kepribadian Islami dengan sejumlah ciri yang melekat pada dirinya seperti memahami ilmu agama dengan baik, menjaga shalat berjamaah di masjid, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab serta kreatif (Faruq, 2010: 71) Adapun peran takmir masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura dalam meningkatkan pendidikan nonformal diantaranya, adalah: 1. Pengajian/Majelis Ta lim a) Pengajian ibu-ibu Dilaksanakan setiap malam Jum at habis shalat isya. b) Pengajian bapak-bapak dan lanjut usia (lansia) Dilaksanakan sebulan sekali, Ahad sore habis shalat ashar. c) Pengajian remaja Dilaksanakan sebulan sekali, minggu ke-2 pada malam Ahad habis shalat isya. Sebelum dimulai pengajian dimulai remaja membaca al- Qur an bersama-sama. 2. Kajian tahsin al-qur an Tahsin malam Sabtu habis shalat maghrib. Mempelajari tentang mahrojul huruf dan pratek bacaan al-qur an.

6 3. Taman Pendidikan Al-Qur an (TPA) TPA Al-Kautsar dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu jam 15.30 sampai 17.15 sekitar ±100 santri. Sebelum taman pendidikan al- Qur an (TPA) dimulai anak-anak shalat ashar berjamaah lalu berdzikir. Setelah itu anak-anak naik ke lantai 2 untuk tingkatan iqro, sedangkan tingkatan al-qur an dilantai 1, dan anak-anak yang belum shalat dhuhur disuruh melaksanakannya dulu. Pembelajaran berbentuk halaqah-halaqah, membaca doa belajar terlebih dahulu, membaca dan menulis iqro, dan doa tutup majelis. 4. Peringatan Hari Besar Islam a) Idul Fitri (Bulan Ramadhan) Melaksanakan shalat taraweh, kultum, tadarusan, takbir keliling bersama anak-anak, dan juga shalat Id. b) Idul Adha Melaksanakan takbir keliling bersama anak-anak, penyembelihan hewan kurban, pemotongan dan penimbangan hewan kurban, dan pembagian hewan kurban kepada warga sekitar, panti asuhan, dan lainlain. Maka dari topik permasalahan inilah penulis merasa tertarik untuk meneliti keberadaan Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo. Seberapakah peran serta takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal di masyarakat setempat. Hal inilah yang akan dibahas di dalam skripsi peneliti dengan judul skripsi tentang Peran Takmir Masjid dalam

7 Meningkatkan Pendidikan Nonformal di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan adanya penafsiran yang salah tentang istilah yang digunakan dalam judul skripsi di atas, maka disini perlu dikemukakan batasan dan penjelasannya sebagai berikut: 1. Peran Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus diselesaikan. Peran adalah seperangkat tingkat yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 854). 2. Takmir Masjid Takmir masjid adalah sekumpulan orang yang mempunyai kewajiban memakmurkan masjid. Takmir masjid adalah sekelompok orang dari jamaah masjid yang mengemban amanah dan tanggung jawab terdepan dalam memakmurkan masjid (Faruq, 2010: 71). 3. Pendidikan Nonformal Nonformal adalah suatu aktifitas pendidikan yang diatur di luar sistem pendidikan formal baik yang berjalan sendiri ataupun sebagai suatu bagian yang penting dalam aktifitas yang lebih luas yang ditunjuk untuk melayani sasaran didik yang dikenal untuk tujuan-tujuan pendidikan (Kadir Sarjan, 1982: 49).

8 4. Masjid Masjid adalah bangunan yang didirikan oleh orang-orang yang beriman, tempat mereka melaksanakan ibadahnya semata-mata untuk mencari ridha Allah Swt (Supardi, 2001: 8). Berdasarkan pada masing-masing istilah di atas dapat dikemukakan bahwa maksud dari judul diatas adalah bahwa keberadaan takmir masjid akan sangat menentukan di dalam membawa jamaahnya kepada kehidupan yang lebih baik. Berfungsinya masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan sangat ditentukan oleh kreativitas dan keikhlasan takmir masjid dalam memenuhi amanahnya. Siapapun yang telah dipercaya memegang amanah ini haruslah berani mempertanggungjawabkan seluruh hasil karyanya, baik dihadapan Allah Swt maupun dihadapan jamaahnya sendiri. C. Rumusan Masalah Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal di masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo? 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal di masjid Al- Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

9 Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal di masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo. 2. Manfaat Penelitian Setelah tujuan penelitian dikemukakan, maka penelitian ini mempunyai manfaat: a. Manfaat Teoritis Untuk menambah khazanah keilmuan dan pengetahuan kongkrit tentang peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal. b. Manfaat Praktis Sebagai tambahan informasi bagi para takmir masjid tentang peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal. E. Kajian Pustaka Kajian pustaka yang berupa hasil-hasil penelitian seperti buku, jurnal, maupun majalah. Adapun penelitian yang berhubungan dengan permasalahan penulis angkat dari skripsi ini diantaranya: 1. Slamet Fuad (UMS, 2009) dalam skripsinya yang berjudul Pemanfaatan Masjid sebagai Media Pendidikan Islam tinjauan Pendidikan Non- Formal (studi kasus di Masjid Al-Kautsar Mendungan, Pabelan, Kartasura), menyimpulkan bahwa pemanfaatan Masjid Al-Kautsar sebagai media pendidikan Islam berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan

10 adanya beberapa kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan masjid, dan pemanfaatan masjid yang sesuai dengan fungsi masjid sebagai media pendidikan dengan maksimal. 2. Ahmad Kuzaini (UMS, 2012) dalam skripsinya berjudul Peran Masjid dalam Pembinaan Umat sebagai Upaya Pendidikan Islam Non-Formal (Study kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal), menyimpulkan bahwa peran masjid Al-Huda Weleri melalui takmirnya dalam melakukan pembinaan umat sebagai upaya pendidikan Islam nonformal belum terlaksana dengan baik. Karena dalam proses pendidikannya belum terdapat komponen-komponen dasar pendidikan secara lengkap, seperti tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, metode pendidikan dan evaluasi pendidikan. Sehingga kegiatan yang dilakukan masjid Al-Huda, baik itu pengajian rutin mupun pengajian remaja hanya berjalan begitu saja tanpa adanya tujuan, kurikulum, metode dan evaluasi yang jelas di setiap pengajian sebagai upaya pendidikan Islam nonformal. 3. Agus Effendi (UMS, 2007) dalam skripsinya yang berjudul Peran Yayasan Al-Amin dalam Pembinaan Masyarakat, menyimpulkan bahwa yayasan al-amin adalah sebuah lembaga milik masyarakat (non pemerintah) yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah. Yayasan al-amin berupaya mengadakan pembinaan keagamaan di masyarakat sekitar, diantara proses pembinaan keagamaan yang dilakukannya adalah mendirikan lembaga formal dan nonformal.

11 4. Imam Muqoyyadi (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul Manajemen Pendidikan Islam Non Formal di Panti Asuhan Mardhatillah Kartasura Sukoharjo, menyimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan Islam di Panti Asuhan Mardhatillah Kartasura Sukoharjo termasuk dalam kategori baik, hal ini terbukti dengan adanya tujuan mengembangkan sumber daya wanita dan anak yatim yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan meningkatkan tauhid dan akhlakul karimah. Pendidik Panti Asuhan Mardhatillah Kartasura Sukoharjo mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi dalam ilmu agama dan umum. Metode pendidikan meliputi materi agama dan umum, namun pendidikan agama menjadi prioritas utama. Metode pembelajran yang diterapkan adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Berdasarkan karya tulis skripsi di atas memang telah ada penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi ada perbedaan yang sangat mendasar yaitu penelitian yang terdahulu hanya meneliti tentang masjid sebagai media pendidikan Islam bagi masyarakat. Namun belum diteliti tentang peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal. Untuk itu penulis akan mencoba mengangkat penelitian tentang peran takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal (Studi kasus di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura, Sukoharjo).

12 F. Metode Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Untuk melakukan penelitian ini, diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid, sehingga penelitian layak untuk diuji kebenarannya. 1. Jenis dan Pedekatan Penelitian Ditinjau dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2012: 4). 2. Subjek Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Arikunto, 2010: 173). Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka penulis menentukan penelitian ini sebagai penelitian populasi. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ketua takmir masjid, sebagian jamaah masjid, anggota takmir masjid, remaja, dan semua pihak yang bersangkutan dalam meningkatkan pendidikan nonformal. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

13 a. Metode Wawancara (interview) Metode wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh 2 pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2012: 186). Dalam hal ini penulis mengunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan menurut keinginan penulis, tetapi masih berpedoman pada ketentuanketentuan atau garis-garis yang menjadi pengontrol relevan setidaknya misi wawancara. Dalam hal ini yang diwawancarai adalah ketua takmir masjid, angota takmir masjid, remaja, dan semua pihak yang bersangkutan di masjid Al-Kautsar Gumpang. Metode ini berguna untuk memperoleh data kinerja takmir masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura dalam meningkatkan pendidikan nonformal. b. Metode Observasi (Pengamatan) Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik atas fenomena-fenomena yang diteliti (Sutrisno, 2007: 151). Teknik observasi yang penulis gunakan adalah metode observasi langsung, artinya penulis terjun langsung dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan di masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura untuk mendapatkan data. Data yang diperoleh dari metode ini adalah letak dan keadaan geografis, sarana dan prasarana serta peran takmir

14 masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal melalui kegiatankegiatan yang dilakukan oleh takmir masjid. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201). Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak bisa diungkap oleh metode yang lainnya. Dalam pelaksanaannya penulis melihat arsip-arsip dan catatan-catatan yang diperlukan, diantaranya tentang: sejarah singkat berdirinya masjid, struktur organisasi masjid, daftar nama takmir masjid, dan program takmir masjid. 4. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis data tersebut, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini atau saat yang lampau dari seluruh data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi (Sukmadinata, 2010: 54). Dalam menganalisis data penulis menggunakan cara pertahapan secara berurutan dan interaksionis, terdiri dari 3 alur kegiatan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles dan Haberman, 1992: 16).

15 Pertama, setelah data selesai dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah mereduksi data yang telah diperoleh yaitu dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data, dengan demikian dapat diambil kesimpulan. Kedua, data akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, akan dilakukan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh. Dalam menganalisis data tersebut digunakan data deskriptif dengan cara induktif yaitu berfikir dari pengetahuan umum itu. Apabila kita hendak menilai sesuatu kejadian yang khusus (Sutrisno, 2007: 2). G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami skripsi ini, penulis menyajikan skripsi dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN, berisi tentang: latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II: Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan Non- Formal, berisi tentang: a) Masjid: definisi, sejarah, dan fungsi masjid. b) Takmir masjid: definisi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan peran takmir masjid. c) Pendidikan nonformal: definisi, tujuan, fungsi, karakteristik, dan jenis-jenis satuan pendidikan nonformal. BAB III: Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan Non Formal di masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo, pada bab ini terdiri dari dua sub pokok bahasan yaitu: a) Gambaran Umum Masjid Al-

16 Kautsar Gumpang Kartasura: sejarah berdirinya masjid, letak geografis, visi dan misi, susunan dan struktur pengurus takmir masjid, kondisi kepengurusan, peran takmir masjid, pendanaan, sarana dan prasarana masjid, pergantian kepengurusan, kondisi jamaah dan strategi, b) kegiatan takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan non formal: pengajian/majelis ta lim, kajian, peringatan hari besar Islam, dan taman pendidikan al-qur an (TPA), c) faktor yang mempengaruhi proses dalam meningkatkan pendidikan non formal. BAB IV: Analisis Data, menganalisis data yang telah terkumpul sehingga dapat diketahui kegiatan-kegiatan, peran dan fungsi takmir masjid dalam meningkatkan pendidikan nonformal di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo. Pelaksanaan pendidikan nonformal, faktor pedukung serta penghambat. BAB V: Penutup, berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. Bagian akhir dari skripsi ini berisi tentang daftar pustaka, riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.