KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI

IDENTIFIKASI KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG YANG TERINTEGRASI DENGAN PADI* ABSTRAK

KARAKTERISTIK TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI BERDASARKAN PERSEPSI PETERNAK PADA KELOMPOK TANI TERNAK DI KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN

STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POLA ZERO WASTE

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Jamu Ternak di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

Iin Arsensi Miranda Romaully Ahmadil Amin Hendrik Sulistio Herlinae dan Yemima Azwar Saihani Mahdalena Risnawaty

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSEPSI PETERNAK TERHADAP KINERJA PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI DAN LIMBAH TERNAK SAPI POTONG

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

PROSES ADOPSI TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

PROSES ADOPSI TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

DAFTAR ISI. JUDUL... i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv. LEMBAR PENGESAHAN...v. RINGKASAN...vi. RIWAYAT HIDUP...x. KATA PENGANTAR...xi. DAFTAR ISI...

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Konsep Usahatani Terpadu : Tanaman Pangan dan Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. disebut ruminansia sangat bergantung pada ketersediaan pakan, baik dari

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

DAFTAR PUSTAKA. [BPS] Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan dalam angka Makassar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN PERBIBITAN TERNAK KERBAU MELALUI PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESENTASI SINGKAT KAJIAN PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PADAT DARI LIMBAH TERNAK YANG DIPERKAYA DENGAN MOL SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

Transkripsi:

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA Agustina Abdullah Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Abdullah_ina@yahoo.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) ketepatan adopsi inovasi peternak terhadap teknologi fermentasi jerami padi, (2) Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam proses adopsi inovasi teknologi fermentasi jerami padi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. Penentuan petani peternak sebagai responden secara acak yang dihitung berdasarkan Slovin (Umar, 1997), dengan jumlah responden 127 orang peternak. Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan survey dengan menggunakan teknik pengumpulan yaitu wawancara menggunakan kuesioner, focus group discussion, serta wawancara secara mendalam (indepth study) kepada beberapa informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi inovasi peternak terhadap ketepatan mutu peternak pada penerapan bahan baku, peralatan serta cara pengolahan teknologi fermentasi jerami padi berada pada kategori tinggi (80,16%) dan (89,16), sedangkan ketepatan pada penerapan bahan tambahan berada pada kategori rendah (21,43%). Rendahnya ketepatan adopsi disebabkan karena kurangnya modal untuk membiayai usahataninya serta rendahnya sumber informasi peternak terhadap teknologi tersebut sehingga peternak takut mengambil resiko. Untuk meningkatkan ketepatant adopsi peternak terhadap pengolahan tekhnologi fermentasi jeram padi, maka perlu dilakukan upaya melalui peningkatan intensitas dan kualitas penyuluhan dengan metode, tehnik, media yang sesuai dengan kondisi peternak. Kata Kunci: Ketepatan inovasi, Adopsi, Teknologi pakan, Jerami padi, PENDAHULUAN Pengembangan peternakan sangat terkait dengan pengembangan wilayah. Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan peternakan. Pengembangan usaha peternakan harus mengacu pada potensi ditiap daerah. Ketersediaan sumber makanan bagi ternak tentu tidak bisa diabaikan. Sebab hal itu menentukan keberlangsungan dari usaha peternakan yang sedang dilakukan. Salah satu usaha yang potensial untuk dikembangkan adalah ternak sapi potong. Ternak sapi potong secara kuantitatif memberikan kontribusi yang cukup besar. Daging, susu, tenaga kerja, kulit dan pupuk kandang merupakan produk yang mempunyai nilai ekonomik yang cukup tinggi. Namun demikian peran yang besar itu memerlukan input yang tinggi terutama kebutuhan pakan. Dilain pihak, ketersediaan pakan terutama hijauan sangat dipengaruhi oleh musim, saat musim kemarau ketersediaan kurang sehingga perlu memanfaatkan sumber pakan lain seperti limbah pertanian. Limbah ini bukan merupakan limbah yang tidak bisa lagi digunakan. 298

Namun limbah pertanian justru menjadi potensi baru untuk dikembangkan sebagai sumber pakan ternak. Melimpahnya limbah pertanian dimusim tertentu sangat memungkinkan untuk diintegrasikan dengan upaya pengembangan sektor peternakan, mengingat beberapa jenis limbah pertanian dapat diolah untuk dijadikan sebagai bahan makanan ternak ruminansia. Disisi lain fungsi lahan yang terus mengalami perubahan. Berkurangnya lahan penggembalaan justru menambah luas areal tanaman pangan. Areal tanaman pangan meningkat berarti luas panen meningkat. Luas panen meningkat, limbah pertanian juga meningkat. Karena itu, pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu solusi untuk mengembangkan peternakan khususnya ternak sapi potong. Salah satu limbah pertanian yang sangat banyak di Kabupaten Bulukumba yaitu limbah jerami padi. Penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak sapi potong telah banyak dilakukan oleh masyarakat, sebagian besar bukan saja merupakan aplikasi hasil penelitian, tetapi juga merupakan pengalaman peternak. Namun demikian, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan belum diadopsi sesuai dengan anjuran karena adanya kendala yang menjadi hambatan bagi peternak untuk mengadopsi tekhnologi tersebut, sehingga perlu dikaji melalui berbagai penelitian untuk dapat meningkatkan adopsi fermentasi jerami padi pada masyarakat peternak. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kabupaten bulukumba. Tehnik pengumpulan data melalui survey, dan penentuan responden dilakukan secara acak sederhana dengan jumlah populasi 127 responden. Tehnik pengumpulan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam terhadap informan untuk memperoleh data primer secara langsung pada petani responden. Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang diberi skor, selanjutnya ditabulasi dan diolah serta dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Ketepatan/mutu adopsi dalam penelitian ini adalah tingkat adopsi oleh peternak berdasarkan seberapa banyak unsur atau elemen dari paket teknologi pakan yang diadopsi oleh peternak. Penilaian penerapan teknologi pakan bagi peternak didasarkan pada paket teknologi yang dianjurkan. Untuk melihat ketepatan/ mutu adopsi yang dilakukan oleh peternak terhadap teknologi pakan fermentasi jerami dalam penggunaan bahan baku, penggunaan peralatan, cara kerja dan penggunaan bahan tambahan disajikan pada Gambar 1. Penggunaan bahan baku Gambar 1 menunjukkan, bahwa dari indikator penggunaan bahan baku sesuai dengan paket teknologi yang direkomendasikan menunjukkan 80,16% peternak telah menerapkan penggunaan bahan baku sesuai dengan anjuran, 15,08% peternak tidak menerapkan penggunaan bahan baku sesuai rekomendasi yang dianjurkan. Hal ini mengindikasikan, bahwa peternak telah mengetahui bahan baku lokal yang tersedia yang memiliki kualitas yang baik yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pakan 299

ternak sapi potong, dan yang direkomendasikan. peternak telah mampu menggunakan bahan baku sesuai Cara kerja Gambar 1. Ketepatan/mutu Adopsi Teknologi Pakan Fermentasi Jerami. Hal ini menunjukkan bahwa komponen dalam penggunaan bahan baku peternak telah menerapkanya, karena bahan bakunya tersedia disekitar mereka, serta pengetahuan dan keterampilan peternak sudah ada sebelumnya sehingga peternak cukup mampu menerapkan dengan baik sesuai dengan anjuran yang direkomendasikan. Hal ini sesuai dengan Soekartawi (1988) bahwa, apabila dengan adanya teknologi baru itu perubahannya tidak frontal, maka peternak cukup mampu untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian guna mengadopsi teknologi baru. Penggunaan peralatan Peralatan yang digunakan peternak dalam menerapkan teknologi pakan ini sesuai dengan paket teknologi menunjukkan bahwa 69.05% peternak telah menerapkan teknologi pakan sesuai dengan penggunaan peralatan yang direkomendasikan dan 15,87% peternak yang tidak menggunakan peralatan sesuai dengan penggunaan peralatan yang direkomendasikan. Adanya peternak tidak melakukan peralatan sesuai yang dianjurkan karena kadang-kadang peralatan tersebut tidak tersedia atau peternak yang tidak mempunyai peralatan agak kesulitan untuk melakukannya, sehingga hal ini dapat mempengaruhi tingkat penerapan teknologi pakan. Penggunaan bahan tambahan Bahan tambahan merupakan komponen teknologi yang diandalkan untuk meningkatkan kualitas dari teknologi pakan, seperti penggunaan urea dan starter mikroba. Indikator yang dipakai untuk mengukur teknologi pakan pada penggunaan bahan tambahan adalah dosis yang diberikan. Untuk penggunaan dosis tambahan yang sesuai dengan paket teknologi yang direkomendasikan menunjukkan, bahwa 300

sebanyak 21,43% peternak menerapkan paket teknologi pakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan yang tidak sesuai/ kurang sesuai menerapkan 59,52%. Beberapa hal yang menyebabkan peternak tidak melakukan bahan tambahan sesuai yang direkomendasikan karena kemampuan daya beli peternak rendah karena keterbatasan modal sehingga peternak tidak melakukan sesuai dengan bahan tambahan yang dianjurkan sehingga mempengaruhi hasil penerapannya dilapangan. Terkait dengan daya beli peternak yang rendah, maka diperlukan adanya lembaga perkreditan desa yang memberi pinjaman pada anggota yang umumnya peternak dan memberikan pinjaman dengan bunga ringan untuk pengembangan usahaternak tanpa administrasi yang rumit. Cara kerja/ketepatan pemberian Prosedur atau cara kerja yang dilakukan disesuaikan dengan paket teknologi yang direkomendasikan, menunjukkan bahwa peternak yang melakukan inovasi teknologi sangat sesuai dengan rekomendasi sebanyak 89,16%, sedangkan peternak yang kurang sesuai melakukan cara kerja teknologi pakan fermentasi jerami ini sebanyak 8,73%.. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa komponen/elemen dari segi ketepatan bahan baku, peralatan, dan cara kerja yang dilakukan secara umum telah sesuai dengan yang direkomendasikan. Ketepatan/mutu adopsi teknologi pakan fermentasi jerami pada dasarnya telah dicapai atau dilakukan oleh peternak, namun yang kurang dilakukan oleh peternak sesuai dengan yang direkomendasikan terletak pada penggunaan bahan tambahan (ketepatan dosis) yang diberikan. Hal ini disebabkan karena kemampuan daya beli peternak rendah atau keterbatasan biaya, sulitnya mendapatkan bahan tambahan dipasaran terdekat dengan harga terjangkau, serta peternak masih kurang memahami bahwa teknologi pakan dapat meningkatkan kualitas pakan yang dapat meningkatkan produktifitas ternak sapi potong. Rogers (1983) menyatakan bahwa, adopsi merupakan proses yang terjadi didalam diri seseorang ketika menghadapi suatu inovasi. Sebelum mengadopsi inovasi mereka memerlukan waktu untuk berfikir lebih rasional, jika inovasi teknologi tersebut dapat memberikan suatu harapan, maka dengan sendirinya secara bertahap mereka akan mengadopsi secara utuh. KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat adopsi inovasi peternak terhadap ketepatan mutu peternak pada penerapan bahan baku dan peralatan serta ketepatan pada cara kerja pengolahan teknologi fermentasi jerami berada pada kategori tinggi (80,16%) dan (89,16), sedangkan ketepatan pada penerapan bahan tambahan berada pada kategori rendah (21,43%). Rendahnya ketepatan adopsi dalam penerapan bahan tambahan disebabkan karena kurangnya modal untuk membiayai usahataninya serta rendahnya sumber informasi peternak terhadap teknologi tersebut sehingga peternak takut mengambil resiko. Untuk meningkatkan ketepatant adopsi peternak terhadap pengolahan tekhnologi fermentasi jerami, maka perlu dilakukan upaya melalui peningkatan intensitas dan kualitas penyuluhan dengan metode, tehnik, media yang sesuai dengan kondisi peternak. 301

DAFTAR PUSTAKA David, F. R. 2001. Strategic Management: Concepts and Cases, 8 th ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sulawesi Selatan, 2010. Peternakan dalam Angka. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin, 2010. Laporan Evaluasi Program Percepatan Pencapaian Populasi Sapi Sejuta Ekor. Kerjasama Mardikanto, T. 1993, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Sebelas Maret University Press, Surakarta. Miller, R.L and L. Cox. 2006. Technology Transfer Preferences of Researchers and Producers in Sustainable Agriculture. Journal of Extension Volume 44 (3). http://www.joe.org/joe/2006june/rb2.shtml. Muller ZO. 1974. Livestock Nutrition in Indonesia. Rome: UNDP FAO. Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Utama, Jakarta. Rogers, E.M. 1995. Diffusion of Innovations (4th ed.). Free Press. New York. Saaty, T. L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Syamsu, J. A. 2004. Sumbrdaya Pakan Lokal dalam Pengembangan Sapi Potong. Makalah kursus singkat Pengembangan Wirausaha Peternakan Sapi Potong Melalui Pendekatan Agribisnis. Makassar, 12 22 Mei 2004, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. dan A. Abdullah. 2008. Kajian Ketersediaan Limbah Tanaman Pangan Sebagai Pakan Untuk Pengembangan Ternak Ruminansia di Kabupaten Bulukumba. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan. Vol. XII (1). Fakultas Peternakan UNHAS, Makassar. 302