DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI SOFTSWITCH (Studi Kasus : HCPT di Area Kalimantan) TESIS

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

Bab 5 Penganggaran Modal

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

III. METODE PENELITIAN

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

worth, disingkat EUAW), atau jumlah ekivalent kapital

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

Metode Penilaian Investasi

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

Investasi dalam aktiva tetap

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

EKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV)

III. METODE PENELITIAN

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

BAB IV ANALISIS STRATEGI IMPLEMENTASI AMR

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

BAB 2 STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN BISNIS SLJJ

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

III. METODE PENELITIAN

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

Transkripsi:

4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan menggunakan Softswitch dan Investasi dengan menggunakan Circuit Switch maka dilakukan perhitungan nilai ekonomis berkaitan dengan Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Worth (NPV). Kedua perhitungan ini sebagai dasar analisis tekno ekonomi yang bertujuan untuk mengevaluasi konsekuensi dari masing masing alternatif. Adapun untuk melakukan perhitungan tersebut maka digunakan beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Besarnya pendapatan yang digunakan dalam perhitungan baik menggunakan Softswitch maupun Circuit Switch nilainya sama, hal ini disebabkan bahwa asumsi pendapatan berasal dari trafik profil yang digunakan pada dimensioning, jumlah potensi pelanggan dan tarif three yang berlaku saat ini. Nilai proyeksi pendapatan yang digunakan dalam analisis perbandingan Softswitch dan Circuit Switch adalah proyeksi pendapatan moderate dengan porsi pendapatan berkaitan dengan perangkat core 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan. 2. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan adalah sebesar 8%, nilai tersebut merupakan nilai suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia per tanggal 6 Desember 2007 [15]. 3. Life time Softswitch diasumsikan 5 tahun dan Circuit Switch sebesar 3 tahun, asumsi ini digunakan dengan pertimbangan bahwa produksi circuit switch Ericsson akan dihentikan dalam 2 tahun kedepan dan penggunaan softswitch pada tahun ke 5 sebaiknya diremajakan dengan pertimbangan kebutuhan jaringan 5 tahun kedepan. 4. Salvage Value Softswitch masing-masing perangkat diabaikan. Untuk melakukan perhitungan investasi softswitch dan circuit switch maka diperlukan data berkaitan dengan initial cost dan annual cost yang diperkirakan akan 49

dibutuhkan. Intial cost merupakan biaya pengadaan dan pembangunan atau biasa disebut CAPEX. Annual cost atau OPEX merupakan besarnya nilai OAM dan spare part management. Estimasi CAPEX dan OPEX untuk analisis tekno ekonomi pada perencanaan jaringan inti mengunakan softswitch diperoleh dari sub bab 3.4 dan esimasi CAPEX dan OPEX menggunakan circuit switch diperoleh dari sub bab 3.5, Tabel 3.28, dimana ringkasan estimasi CAPEX dan OPEX yang akan dikeluarkan untuk softswitch dan circuit switch adalah seperti terlihat pada Tabel 4.1 CAPEX OPEX Tabel 4-1 Estimasi Softswitch dan Circuit Switch Item Softswitch Circuit Switch Equipment IDR 7,202,409,623.89 IDR 5,229,092,757.67 ITC Service IDR 3,421,878,544.12 IDR 4,836,077,923.16 License IDR 5,107,981,030.51 IDR 7,851,254,065.20 Additional Equipment IDR - IDR 1,743,030,919.22 Additional ITC IDR - IDR 1,612,025,974.39 Additional License IDR 1,897,250,097.05 IDR 2,467,536,991.92 OAM Tahun 1 3 IDR 5,112,012,499.63 IDR 5,543,087,858.00 Spare Part Tahun 1-3 IDR 6,596,652,674.83 IDR 2,665,809,567.40 OAM Tahun 4 5 IDR 2,202,190,512.20 IDR 7,601,949,062.40 Spare Part Tahun 4-5 IDR 2,713,506,368.16 IDR 3,284,770,866.72 4.1.1 Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan analisis tekno ekonomi yang dilakukan dengan membandingkan antara jumlah discounted revenue atau keuntungan yang diproyeksikan akan diterima dengan jumlah prediksi biaya yang akan dikeluarkan. Dengan menggunakan data dan asumsi pada Tabel 4.1, dengan menggunakan persamaan (2.4) dimana jumlah discounted benefit adalah jumlah present value proyeksi pendapatan moderate dengan persentase biaya jaringan berkaitan dengan softswitch adalah 45% dan dengan menggunakan nilai suku bunga 8% [15], dan besarnya discounted cost adalah nilai present dari biaya CAPEX dan OPEX yang akan dikeluarkan dengan menggunakan tingkat suku bunga 8% [15]. Dengan periode analisis 5 tahun maka diperoleh nilai Benefit Cost Ratio (BCR) adalah seperti dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan detail perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5. 50

Tabel 4-2 Benefit Cost Ratio (BCR) MSS (Softswitch) dan MSC (Circuit Switch) MSS MSC Discounted Benefit Rp 69,770,720,946.70 Rp 69,770,720,946.70 Discounted Cost Rp 49,267,360,678.00 Rp 59,105,095,123.87 BCR 1.42 1.18 Pada Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa pada perencanaan softswitch memiliki jumlah discounted cost sebesar Rp 49,267,360,678.00 sedangkan pada perencanaan circuit switch memiliki jumlah discounted cost sebesar Rp 59,105,095,123.87. Jumlah discounted benefit merupakan jumlah discounted proyeksi pendapatan moderate dengan porsi pendapatan berkaitan dengan perangkat core 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan yaitu sebesar Rp 69,770,720,946.70. Dengan demikian diperoleh besarnya BCR pada perencanaan jaringan inti dengan menggunakan softswitch adalah sebesar 1,42 sedangkan BCR pada perencanaan menggunkan circuit switch adalah sebesar 1,18. Kedua alternatif ini baik perencanaan jaringan dengan menggunakan softswitch maupun menggunakan circuit switch pada tingkat proyeksi pendapatan yang digunakan dalam analisis ini memiliki nilai BCR lebih dari nilai Minimum Atractive Rate of Return (MARR) yang disyaratkan yaitu sebesar 1,08, dengan demikian dapat diketahui bahwa kedua alternatif tersebut pada tingkat proyeksi pendapatan moderate dengan porsi pendapatan berkaitan dengan perangkat core 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan dapat dinyatakan layak. Namun demikian perencanaan dengan menggunakan softswitch yang lebih menguntungkan secara ekonomi jika dibandingkan dengan MSC atau circuit switch dikarenakan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) pada perencanaan jaringan dengan menggunakan softswitch yang lebih besar dari pada perencanaan jaringan dengan menggunakan circuit switch. 4.1.2 Analisis Net Present Value (NPV) Analisis Net Present Value (NPV) merupakan jumlah kumulatif present value cash flow dengan menggunakan diskon faktor dikurangi dengan jumlah discounted investasi yang ditanamkan. Pada tesis ini, analisis NPV dilakukan dengan 51

menggunakan data dan asumsi pada Tabel 4.1 sebagai proyeksi biaya yang akan dikeluarkan dan menggunakan data proyeksi pendapatan moderate dengan persentase biaya jaringan berkaitan dengan softswitch adalah 45% pada Tabel 3.21. Analisis tekno ekonomi dihitung dengan menggunakan persamaan (2.1), dimana CF t merupakan aliran kas yaitu selisih pendapatan dan biaya pada tahun analisis, K merupakan nilai suku bunga yang berlaku yaitu 8% [15] dan I 0 merupakan initial CAPEX, dengan detail perhitungan pada Lampiran 6. NPV dilakukan untuk menentukan pilihan alternatif yang lebih menguntungkan dari sudut pandang ekonomi. Present Value (PV) dan cash flow setiap tahunnya selama jangka waktu 5 tahun dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gamabar 4.2 dan Gambar 4.3. Gambar 4.1 merupakan grafik present value dari cash flow pada perencanaan jaringan dengan menggunakan softswitch. Gambar 4.2 merupakan grafik present value dari cash flow pada perencanaan jaringan dengan menggunakan circuit switch dan Gambar 4.3 merupakan grafik perbandingan nilai present value dari cash flow pada perencanaan jaringan dengan menggunakan softswitch dan perencanaan jaringan dengan menggunakan circuit switch. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat nilai present value cash flow setiap tahun dan besarnya nilai Net Present Value (NPV) pada masing-masing alternatif, yaitu alternatif perancangan jaringan dengan softswitch dan dengan circuit switch. Present Value MSS (Softswitch) Rp15,000.00 Rp10,000.00 Rp9,511.94 Rp11,850.40 Rp12,703.49 PV Rp5,000.00 Rp5,261.75 Rp- Rp(5,000.00) 1 2 3 4 5 Rp(3,091.95) Tahun ke- Present Value Gambar 4-1 PV Softswitch 52

Present Value MSC (Circuit Switch) Rp15,000 Rp10,000 Rp10,691.58 Rp11,630.51 PV Rp5,000 Rp4,494.70 Rp5,685.63 Rp- Rp(5,000) 1 2 3 4 5 Rp(3,920.37) Present Value Gambar 4-2 PV Circuit Switch Present Value MSS - MSC PV Tahun ke- Rp14,000 Rp12,000 Rp10,000 Rp8,000 Rp6,000 Rp4,000 Rp2,000 Rp- Rp(2,000) Rp(3,091.95) Rp(4,000) Rp(6,000) Rp12,703.49 Rp11,850.40 Rp11,630.51 Rp10,691.58 Rp9,511.94 Rp5,261.75 Rp5,685.63 Rp4,494.70 1 2 3 4 5 Rp(3,920.37) Tahun ke- PV MSC (Circuit Sw itch) PV MSS(Softsw itch) Gambar 4-3 PV Softswitch dan Circuit Switch Tabel 4-3 NPV Softswitch dan Circuit Switch Cash Flow Tahun Softswitch Circuit Switch Initial Rp (15,732,269,198.52) Rp (17,916,424,746.03) Tahun 1 Rp (3,339,308,938.45) Rp (4,234,003,352.02) Tahun 2 Rp 6,137,310,258.42 Rp 5,242,615,844.85 Tahun 3 Rp 11,982,298,751.54 Rp 7,162,260,549.49 Tahun 4 Rp 16,122,343,189.51 Rp 14,545,782,303.39 Tahun 5 Rp 18,665,593,412.76 Rp 17,089,032,526.64 NPV Rp 20,503,360,268.70 Rp 10,665,625,822.83 53

Dari Gambar 4.3 tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai present value cash flow MSS (Softswitch) dan nilai present value cash flow MSC (Circuit Switch) nilainya positif dan dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Net Present Value (NPV) kedua alternatif tersebut baik perancangan jaringan dengan MSS (Softswitch) maupun dengan MSC (Circuit Switch) memiliki nilai positif, dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan proyeksi pendapatan moderate dengan porsi pendapatan berkaitan dengan perangkat core 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan dan tingkat suku bunga 8% kedua alternatif tersebut dikatakan layak secara ekonomis. Namun demikan perancangan jaringan dengan MSS (Softswitch) memiliki NPV yang lebih besar dari pada nilai NPV MSC (Circuit Switch), dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara ekonomis, softswitch lebih menguntungkan. 4.2 Analisis Tekno Ekonomi Terhadap Investasi Perangkat Softswitch Analisis tekno ekonomi terhadap investasi perangkat softswitch dilakukan dengan menggunakan analisis cash flow. Analisis cash flow merupakan metode untuk mempelajari profitability dari suatu investasi. Dalam perhitungan analisis cash flow hanya memperhitungkan biaya yang berhubungan langsung dengan investasi yang dinalisis dan tidak memeperhatikan overhead cost. Alur analisis tekno ekonomi dengan menggunakan analisis cash flow ditunjukkan pada Gambar 4.4. Untuk melakukan cash flow analisis perlu adanya masukan yaitu pendapatan, biaya operasional dan biaya investasi. Disamping itu juga perlu adanya masukan berupa tingkat suku bunga yang berlaku dan kurun waktu analisis. Analisis cash flow pada intinya adalah menganalisis profit dan loss dari suatu investasi. Keluaran dari analisis cash flow yang dilakukan adalah First Installed Cost (FIC), Life Cycle Cost (LCC), Net Present Value (NPV), Incremental Rate of Return (IRR) dan Payback Periode (PBP) 54

Gambar 4-4 Alur Analisis Cash Flow Dalam melalukan analisis ekonomi diperlukan data masukan dari sisi layanan telekomunikasi berupa revenue, OA&M cost (OPEX) dan Investement (CAPEX). Ketiga data masukan tersebut telah di definisikan pada tahap sebelumnya. Dan dari sisi ekonomi, diperlukan masukan berupa besarnya tingkat suku bunga yang berlaku dan periode analisis. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah besarnya tingkat suku bunga Bank Indonesia, yaitu sebesar 8% [15] dan periode analisis pada penelitian ini adalah 5 tahun. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka CAPEX dan OPEX adalah seperti pada Tabel 3.28 dan besarnya proyeksi pendapatan adalah seperti pada Tabel 3.21 Dengan menggunakan asumsi dan data yang telah disebutkan diatas maka dilakukan analisis tekno ekonomi dengan cash flow analisis, analisis cash flow yang dilakukan adalah analisis FIC, LCC, NPV, IRR dan PBP. 4.2.1 First Installed Cost (FIC) First Installed Cost (FIC) merupakan jumlah discounted dari biaya investasi yang ditanamkan. Dalam penelitian ini, biaya investasi atau CAPEX yang ditanamkan merupakan biaya yang berkaitan dengan pengadaan perangkat softwstich, biaya lisensi, 55

instalasi perangkat softswitch dan biaya penambahan lisensi jika jumlah subscriber melebihi kapasitas awal pada saat pembelian perangkat. Dengan menggunakan persamaan (2.5), maka First Installed Cost (FIC) selama jangka waktu 5 tahun dengan menggunakan faktor diskon 8% [15] adalah sebesar Rp 17,238,367,494.83, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4-4 First Installed Cost (FIC) CAPEX Biaya (IDR) f/p Discounted Biaya (IDR) Equipment 7,202,409,624 1 7,202,409,624 License 3,421,878,544 1 3,421,878,544 Up Grade License 5,107,981,031 1 5,107,981,031 Instalasi dan Commisioning 1,897,250,097 0.794 1,506,098,296 Life Cycle Cost (LCC) 17,238,367,495 Dari Tabel 4.5 diatas, nilai First Installed Cost (FIC) mengindikasikan bahwa perusahaan harus menyediakan dana yang dialokasikan untuk capital expanditure (CAPEX) khusus perangkat softswitch untuk dapat melayani sejumlah potensi pelanggan selama 5 tahun kedepan sebesar Rp 17,238,367,494.83 4.2.2 Life Cycle Cost (LCC) Life Cycle Cost (LCC) merupakan jumlah discounted dari biaya investasi dan biaya operasional. Dalam penelitian ini, biaya investasi merupakan total CAPEX yang ditanamkan dan biaya operasional adalah OPEX yang mencakup biaya OAM dan Spare part management. Dengan menggunakan persamaan (2.6), maka besarnya Life Cycle Cost (LCC) selama jangka waktu 5 tahun dengan menggunakan faktor diskon 8% [15] adalah sebesar Rp 49,267,360,678.00 seperti terlihat pada Tabel 4.6 Tabel 4-5 Life Cycle Cost (LCC) CAPEX OPEX f/p Cost Initial 15,732,269,198.52 1 15,732,269,198.52 Tahun ke 1-7,314,203,011.83 0.926 6,772,410,196.14 Tahun ke 2-7,314,203,011.83 0.857 6,270,750,181.61 Tahun ke 3 1,897,250,097.05 7,314,203,011.83 0.794 7,312,348,464.47 Tahun ke 4-9,310,159,042.99 0.735 6,843,244,830.88 Tahun ke 5-9,310,159,042.99 0.681 6,336,337,806.37 Life Cycle Cost (LCC) 49,267,360,678.00 56

Nilai Life Cycle Cost (LCC) pada Tabel 4.6 diatas menujukkan bahwa selama periode waktu 5 tahun kedepan, untuk pengadaan perangkat softswitch dan menjalankan operasional perangkat softswitch tersebut agar dapat memberikan layanan kepada sejumlah proyeksi potensi pelanggan tertentu dibutuhkan biaya sebesar Rp 49,267,360,678.00 4.2.3 Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu investasi feasible atau tidak. Perhitungan NPV merupakan proyeksi nilai sekarang dalam nilai suku bunga yang berlaku saat ini. Untuk menghitung NPV didalam sebuah proyek maka diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan, serta perkiraan benefit yang akan didapat dari proyek tersebut. Perhitungan NPV pada kajian ini menggunakan persamaan (2.1) dimana K merupakan tingkat suku bunga dari Bank Indonesia sebesar 8% [15] dengan menggunakan t yaitu life time perangkat 5 tahun, berdasarkan proyeksi pendapatan dari beberapa kategori opportunity yang terdapat pada Tabel 3.21, besarnya nilai investasi yang digunakan adalah sebesar CAPEX dan biaya operasional merupakan OPEX pada Tabel 3.28 maka diperoleh besarnya NPV pada perencanaan softswitch adalah seperti terlihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai NPV pada proyeksi potensi pendapatan pesimis yaitu 20% dari proyeksi potensi pendapatan jika seluruh potensi pasar menjadi pelanggan adalah negatif yang artinya bahwa pada tingkat pendapatan tersebut makan investasi softswitch dinyatakan tidak layak. Pada tingkat pendapatan moderate, yaitu 30% dari proyeksi potensi pendapatan jika seluruh potensi pasar menjadi pelanggan, NPV bernilai negatif pada persentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch adalah 25% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan. Sedangkan pada presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch adalah 35% dan 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan, NPV bernilai positif. Apabila suatu investasi memiliki nilai NPV positif maka dapat dikatakan investasi tersebut layak. Nilai NPV pada proyeksi pendapatan optimis, yaitu 40% dari proyeksi 57

potensi pendapatan jika seluruh potensi pasar menjadi pelanggan bernilai positif, artinya bahwa pada tingkat pendapatan optimis, investasi softswitch dinyatakan layak. Tabel 4-6 NPV Perencanaan Softswitch NPV Tahun ke- Pelanggan Pesimis (IDR) Initial (15,732,269,199) (15,732,269,199) (15,732,269,199) Tahun ke 1 (5,409,277,798) (4,864,024,839) (4,318,771,879) Tahun ke 2 (3,626,038,372) (290,933,024) 1,417,586,164 Tahun ke 3 424,965,956 1,411,354,109 5,409,938,855 Tahun ke 4 80,328,640 2,849,758,029 5,619,187,417 Tahun ke 5 1,786,161,795 3,536,165,106 6,356,880,224 NPV (22,476,128,977) (13,089,949,817) (1,247,448,417) Tahun Ke - Pelanggan Moderate (IDR) Initial (15,732,269,199) (15,732,269,199) (15,732,269,199) Tahun ke 1 (4,727,711,599) (3,909,832,160) (3,091,952,721) Tahun ke 2 136,196,773 2,698,975,555 5,261,754,337 Tahun ke 3 2,034,475,722 5,773,205,396 9,511,935,071 Tahun ke 4 3,542,115,376 7,696,259,459 11,850,403,541 Tahun ke 5 4,241,343,886 8,472,416,563 12,703,489,239 NPV (10,505,849,041) 4,998,755,614 20,503,360,269 Tahun Ke - Pelanggan Optimis (IDR) Initial (15,732,269,199) (15,732,269,199) (15,732,269,199) Tahun ke 1 (4,046,145,400) (2,955,639,481) (1,865,133,562) Tahun ke 2 2,271,845,758 5,688,884,134 9,105,922,510 Tahun ke 3 5,150,083,784 10,135,056,683 15,120,029,582 Tahun ke 4 7,003,902,111 12,542,760,888 18,081,619,665 Tahun ke 5 7,767,237,783 13,408,668,019 19,050,098,255 NPV 2,414,654,838 23,087,461,044 43,760,267,251 Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa pada tingkat pendapatan pesimis sampai dengan moderate dengan presentase pendapatan berkaitan dengan softswitch 25% dari pendapatan jaringan, NPV bernilai negative atau dengan kata lain investasi softswitch tidak layak. Pada tingkat pendapatan moderate dengan presentase pendapatan berkaitan dengan softswitch 35% dan 45% dari pendapatan jaringan dan pada tingkat pendapatan optimis diperoleh nilai NPV positif, yang artinya adalah bahwa pada tingkat pendapatan tersebut investasi softswitch dapat dinyatakan layak. 58

NPV Softswitch (dalam juta rupiah) NPV (dalam juta rupiah) 60,000.00 40,000.00 20,000.00 - (20,000.00) (40,000.00) O,45% M,45% O,35% M,35% P,45% O,25% 0 1 2 P,35% 3 4 M,25% 5 6 7 8 9 10 P,25% NPV Opportunity Pendapatan Gambar 4-5 NPV Softswitch berdasarkan Klasifikasi Opportunity Pendapatan 4.2.4 Incremental Rate of Return (IRR) Incremental Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0 (nol) atau discount rate yang menyebabkan PW benefit =PW cost. Dengan menggunakan persamaan (2.1), dimana CF t merupakan aliran kas yaitu selisih pendapatan pada tingkat pendapatan tertentu seperti terlihat pada Tabel 3.21 dan biaya pada tahun analisis pada Tabel 3.28, I 0 merupakan initial CAPEX dan t yaitu life time perangkat 5 tahun, maka diperoleh nilai IRR seperti terlihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.6. Suatu investasi bisa dikatakan feasible jika nilai IRR nya berada diatas discount factor yang ada, pada tesis ini discount factor yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia yang berlaku pada saat tesis ini disusun yaitu sebesar 8%. Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pada tingkat opportunity pendapatan pesimis yaitu 20% dari proyeksi potensi pendapatan jika seluruh potensi pasar menjadi pelanggan dan pada tingkat pendapatan moderate dengan persentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch adalah 25% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan diperoleh nilai IRR yang jauh lebih rendah dari pada tingkat suku bunga yang berlaku saat ini yaitu 8% dengan demikian dapat diketahui bahwa pada tingkat pendapatan tersebut investasi softswitch dinyatakan tidak layak. Pada tingkat 59

opportunity pendapatan moderate dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch adalah 35% dan 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan dan tingkat opportunity pendapatan optimis diperoleh nilai IRR yang lebih tinggi dari pada tingkat suku bunga Bank Indonesia pada saat tesis ini disusun, dengan demikian dapat diketahui bahwa pada tingkat pendapatan tersebut investasi softswitch dinyataka layak. Tabel 4-7 IRR Softswitch IRR Tahun ke- Pelanggan Pesimis (IDR) Initial (15,732,269,199) (15,732,269,199) (15,732,269,199) Tahun ke 1 (5,842,020,022) (5,253,146,826) (4,664,273,630) Tahun ke 2 (4,229,411,157) (339,344,279) 1,653,472,502 Tahun ke 3 535,334,714 1,777,899,708 6,814,964,895 Tahun ke 4 109,286,228 3,877,064,337 7,644,842,445 Tahun ke 5 2,624,457,675 5,195,786,675 9,340,342,594 IRR #NUM! -15.33% 6.14% Tahun Ke - Pelanggan Moderate (IDR) Initial (15,732,269,199) (15,732,269,199) (15,732,269,199) Tahun ke 1 (5,105,928,527) (4,222,618,733) (3,339,308,938) Tahun ke 2 158,859,916 3,148,085,087 6,137,310,258 Tahun ke 3 2,562,853,480 7,272,576,116 11,982,298,752 Tahun ke 4 4,819,008,864 10,470,676,027 16,122,343,190 Tahun ke 5 6,231,925,655 12,448,759,534 18,665,593,413 IRR -9.79% 14.89% 32.91% Tahun Ke - Pelanggan Optimis (IDR) Initial (15,732,269,199) (15,732,269,199) (15,732,269,199) Tahun ke 1 (4,369,837,032) (3,192,090,639) (2,014,344,247) Tahun ke 2 2,649,880,892 6,635,514,454 10,621,148,015 Tahun ke 3 6,487,622,343 12,767,252,524 19,046,882,705 Tahun ke 4 9,528,731,500 17,064,287,717 24,599,843,934 Tahun ke 5 11,412,620,554 19,701,732,393 27,990,844,231 IRR 11.42% 35.57% 54.71% Pada Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pada tingkat pendapatan pesimis sampai dengan moderate dengan presentase pendapatan berkaitan dengan softswitch 25% dari pendapatan jaringan, IRR berada di bawah garis merah, garis merah tersebut merupakan nilai tingkat suku bunga Bank Indonesia yang digunakan dalam perhitungan yaitu 8%, oleh sebab itu dapat dikatakan investasi softswitch pada tingkat pendapatan tersebut tidak layak. Pada tingkat pendapatan moderate dengan presentase pendapatan 60

berkaitan dengan softswitch 35% dan 45% dari pendapatan dan pada tingkat pendapatan optimis, diperoleh nilai IRR diatas nilai suku bunga, artinya adalahbahwa pada tingkat pendapatan tersebut investasi softswitch dapat dinyatakan layak. IRR Softswitch (%) IRR (%) 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% -10.00% -20.00% M,45% O,35% O,45% M,35% O,25% P,45% 0 1 P,25% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M,25% P,35% IRR Opportunity Pendapatan (%) Gambar 4-6 IRR Softswitch berdasarkan Kalasifikasi Opportunity Pendapatan 4.2.5 Payback Period (PBP) Payback Period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya benefit sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Analisa PBP dalam studi investasi perlu ditampilkan untuk mengetahui berapa lama investasi awal dapat dikembalikan. Jangka waktu payback period pada softswitch pada berbagai kategori opportunity yang diperoleh berdasarkan persamaan (2.3) dimana cost, merupakan jumlah seluruh biaya CAPEX maupun OPEX pada Tabel 3.28 dan uniform annual benefit adalah besarnya rata-rata pendapatan setiap tahun yaitu nilai proyeksi pendapatan pada Tabel 3.21 dibagi dengan 5 tahun analisis, maka nilai PBP untuk setiap kategori pendapatan adalah seperti terlihat pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 dan detail perhitungan terdapat pada Lampiran 7. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada tingkat opportunity pendapatan pesimis, dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch 25% dari penghasilan yang berkaitan dengan jaringan diperoleh jangka waktu PBP 8,54 tahun, pada presentase 35% diperoleh jangka waktu PBP 6,10 tahun dan pada presentase 45% 61

diperoleh jangka waktu PBP 4,74 tahun. Pada tingkat opportunity pendapatan moderate, dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch 25% dari penghasilan yang berkaitan dengan jaringan diperoleh jangka waktu PBP 5,69 tahun, pada presentase 35% diperoleh jangka waktu PBP 4,06 tahun dan pada presentase 45% diperoleh jangka waktu PBP 3,16 tahun. Dan pada tingkat opportunity pendapatan optimis, dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch 25% dari penghasilan yang berkaitan dengan jaringan diperoleh jangka waktu PBP 4,27 tahun, pada presentase 35% diperoleh jangka waktu PBP 3,05 tahun dan pada presentase 45% diperoleh jangka waktu PBP 2,37 tahun. Nilai PBP mengindikasikan bahwa pada tahun PBP tersebut maka biaya investasi pengadaan perangkat softswitch dapat dikembalikan. Tabel 4-8 Payback Period PBP Tahun ke- Pelanggan Pesimis (IDR) Total Cost 58,192,446,417 58,192,446,417 58,192,446,417 Rata-rata Pendapatan 6,816,919,548 9,543,687,367 12,270,455,186 PBP 8.54 6.10 4.74 Pelanggan Moderate (IDR) Total Cost 58,192,446,417 58,192,446,417 58,192,446,417 Rata-rata Pendapatan 10,225,379,321 14,315,531,050 18,405,682,778 PBP 5.69 4.06 3.16 Pelanggan Optimis (IDR) Total Cost 58,192,446,417 58,192,446,417 58,192,446,417 Rata-rata Pendapatan 13,633,839,095 19,087,374,733 24,540,910,371 PBP 4.27 3.05 2.37 Dari Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa pada tingkat opportunity pendapatan pesimis dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch 25% dan 35% dari penghasilan yang berkaitan dengan jaringan dan pada tingkat opportunity pendapatan moderate dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch 25% memiliki payback periode (PBP) diatas 5 tahun. Sedangkan pada tingkat opportunity pendapatan pesimis dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan softswitch 45% dari penghasilan yang berkaitan dengan jaringan, pada tingkat opportunity pendapatan moderate dengan presentase pendapatan yang berkaitan dengan 62

softswitch 35% dan 45% dari penghasilan yang berkaitan dengan jaringan dan pada tingkat opportunity pendapatan optimis memiliki payback periode (PBP) dibawah 5 tahun PBP Softswitch (Tahun) PBP (Tahun) 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 - P,25% P,35% M,25% 0 1 2 P,45% M,35% O,25% 3 4 5 6 M,45% 7 8 O,35% 9 10 O,45% PBP (tahun) Gambar 4-7 Payback Period berdasarkan Klasifikasi Opportunity Pendapatan 4.3 Ringkasan Hasil Analisis Dari hasil perhitungan dan analisis pada bagian sebelumnya yaitu perencanaan softswitch secara teknis pada sub bab 3.1 dan ekonomis pada sub bab 4.1 dan 4.2 maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil dimensioning perencanaan softswitch maka dapat disimpulan bahwa jumlah perlanggan yang akan dilayani oleh perangkat, banyaknya lisensi dan tipe network elemen yang digunakan adalah seperti pada Tabel 4.9 Tabel 4-9 Kebutuhan Perangkat Distribusi Potensi Pelanggan Nama Network Element MSC-S Banjarmasin 350,000 APZ 212 50 MGW Pontianak 121,077 3051 MGW Banjarmasin 100,960 3051 MGW Balikpapan 122,292 3051 Tipe Network Element 2. Hasil analisis tekno ekonomi dengan menggunakan analisis Benefit Cost Ratio (BCR) dan analisis Net Present Value (NPV) MSC monolitik dan softswitch dengan menggunakan proyeksi pendapatan moderate dengan porsi pendapatan berkaitan 63

dengan perangkat core 45% dari pendapatan yang berkaitan dengan jaringan adalah seperti terlihat pada Tabel 4.10 Tabel 4-10 Analisis Tekno Ekonomi MSS dan MSC Monolitik MSS MSC BCR 1.42 1.18 NPV Rp 20,503,360,268.70 Rp 10,665,625,822.83 Dari Tabel 4.10 diatas maka dapat disimpulkan bahwa softswitch merupakan alternatif yang memberikan solusi penghematan biaya baik dari sisi CAPEX maupun OPEX jika dibandingkan dengan circuit switch. Hal ini dapat dilihat dari nilai BCR dan NPV softswitch yang lebih besar jika dibandingkan dengan MSC monolitik. 3. Berdasarkan analisis tekno ekonomi dengan menggunakan cash flow analisis dapat diketahui bahwa perencanaan softswitch pada jaringan HCPT area Kalimantan memiliki First Installed Cost (FIC) sebesar Rp 17,238,367,494.83 dan Life Cycle Cost (LCC) sebesar Rp 49,267,360,678.00. 4. Berdasarkan analisis tekno ekonomi terhadap investasi softswitch dengan menggunakan analisis NPV dan IRR terhadapa beberapa opportunity proyeksi pendapatan maka dapat disimpulkan seperti pada Tabel 4.11 Tabel 4-11 Kelayakan Investasi Softswitch % OPEX Core NPV/IRR dari Jaringan Pesimis Moderate Optimis 25% Tidak Layak Tidak Layak Layak 35% Tidak Layak Layak Layak 45% Tidak Layak Layak Layak 5. Jangka waktu payback periode investasi softswitch pada beberapa opportunity proyeksi pendapatan dapat disimpulkan seperti pada Tabel 4.12 Tabel 4-12 Jangka Waktu PBP Softswitch % OPEX Core PBP dari Jaringan Pesimis Moderate Optimis 25% 8 tahun 6 bulan 6 tahun 1 bulan 4 tahun 9 bulan 35% 5 tahun 8 bulan 4 tahun 1 bulan 3 tahun 2 bulan 45% 4 tahun 3 bulan 3 tahun 2 tahun 4 bulan 64