BAB I PENDAHULUAN. negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan mulai tanggal 6 Januari penyesuaian terhadap besaran satuan dan fraksi harga.

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory)

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. waktu singkat ketika berinvestasi di pasar modal. Untuk menghindari resiko kerugian yang besar, maka dalam berinvestasi,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/ melakukan perubahan satuan

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan

PENDAHULUAN. menurunkan biaya transaksi jual beli saham. Akan tetapi informasi dibalik kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SISTEM MULTI FRAKSI HARGA SAHAM DENGAN AUTO REJECTION TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM KOMPAS 100

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB V PEMBAHASAN. A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERUBAHAN LOT SIZE DAN TICK PRICE TERHADAP ABNORMAL RETURN, BID-ASK SPREAD, DEPTH, DAN TRADING VOLUME ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut memiliki makna (information content) atau nilai bagi

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

Mekanisme Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar.

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. dana jangka panjang. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dari skala kecil dan besar.

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang perlu berinvestasi karena nilai uang yang dimiliki akan

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

LAMPIRAN 1. dengan adalah hasil penjualan modal. dengan adalah biaya pembelian modal.

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN FIRM SIZE

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

SKRIPSI. Raymond Kurniawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM DAN PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN

Vol. 5 Oktober 2013 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar keuangan Indonesia telah mengalami pemulihan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu indikator kemajuan perekonomian suatu negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang perkembangan ekonomi negara bersangkutan. Di dalam perjalanan roda perekonomian suatu negara, sumber dana bagi pembiayaan-pembiayaan beroperasinya perusahaan-perusahaan suatu negara memiliki batas-batasnya tersendiri sehingga perlu adanya upaya untuk menggantikan perbankan sebagai penyedia dana yang telah dicoba oleh pasar modal dalam bentuk himpunan dana oleh investor yang berasal dari kalangan masyarakat. Secara formal pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang maupun jangka pendek yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun perusahaan swasta (Husnan, 1996). Secara umum pasar modal bisa juga didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal). 1

Kantor Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) mencatat pasar modal di Indonesia sebanyak 63% dikuasai oleh investor asing, sementara untuk investor di dalam negeri hanya mengambil andil sekitar 37 % atau kurang dari 1 % dari seluruh penduduk indonesia. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena sebenarnya para investor dalam negeri mampu menyaingi bahkan melebihi investor asing dalam penanaman modal di dalam negeri. Berdasarkan data indeks literasi sektor jasa keuangan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat pemanfaatan produk dan jasa pasar modal baru sebesar 0,11 % yang berarti hanya ada 1 dari 100 penduduk yang aktif di pasar modal Indonesia. Sedangkan jumlah masyarakat yang tergolong memiliki pegetahuan yang cukup baik mengenai pasar modal hanya sebesar 3,79 %. Kurangnya minat investor dalam negeri dikarenakan masyarakat Indonesia lebih menyukai iklim investasi dalam bentuk barang seperti emas, tanah, ataupun bangunan. Selain itu kurangnya wawasan tentang investasi di pasar modal menjadi penyebab timbulnya rasa takut yang berlebihan akan kerugian yang ditimbulkan jika berinvestasi di bursa saham. Beberapa langkah telah diambil oleh pelaku-pelaku pasar modal untuk membuat pasar lebih bergairah, mulai dari pembenahan peraturan hingga penerapan perdagangan tanpa warkat (scripless trading). Dalam waktu dekat ini, Indonesia akan menghadapi pasar bebas dikarenakan terintegrasinya ekonomi dalam kerangka ASEAN Economic Community. Untuk mengurangi persaingan di kawasan ASEAN, pasar modal Indonesia harus dapat memiliki kesetaraan tingkat dalam berbagai segi dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. 2

Untuk menyikapinya, dalam rangka mendongkrak pasar modal agar lebih menjanjikan lagi serta mempertimbangkan risiko investasi yang cukup besar bagi investor, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil suatu kebijakan dengan mengubah ukuan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick size). Hal ini dituangkan dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. KEP- 00071/BEI/.11-2013 pada Bulan November 2013 bahwa telah ditetapkan Perubahan/Penambahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (khususnya terkait dengan perubahan ukuran satuan perdagangan dan fraksi harga), dengan ini diumumkan mengenai perubahan atas ukuran satuan perdagangan ( lot size), yaitu ditetapkannya dari semula 1 lot adalah sejumlah 500 lembar saham, kini diubah menjadi 1 lot adalah sejumlah 100 lembar saham baik dalam pasar reguler maupun pasar tunai. Dan juga telah mengubah ukuran fraksi harga ( tick price), yaitu ditetapkannya dari semula 5 kelompok fraksi harga, kini diubah menjadi 3 kelompok fraksi harga, sehingga mampu menurunkan antrian order dan meningkatkan potensi terjadinya transaksi, juga mampu memperhalus pergerakan saham dimana telah efektif diberlakukan terhitung mulai tanggal 06 Januari 2014, sesuai lembar Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) No. KEP-00071/BEI/.11-2013. Satuan perdagangan ( lot size) dan fraksi harga ( tick price) merupakan komponen struktur mikro pasar saham yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan likuiditas saham, sehingga tujuan utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menurunkan kuota lot saham dan fraksi harga saham ialah untuk menarik investor agar membeli saham sehingga meningkatkan likuiditas dan kapitalisasi pasar serta meningkatkan daya saing dalam bursa perdagangan saham dengan bursa luar negeri baik regional maupun internasional. 3

Motivasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan kebijakan tersebut tercermin dalam berita pers Nomor 21/BEJ-Kom/0600: Perubahan tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien serta untuk lebih meningkatkan likuiditas perdagangan efek. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di bursa lainnya menunjukkan bahwa penurunan fraksi harga saham menyebabkan peningkatan volume perdagangan saham dan dapat menurunkan rentang tawar menawar (bid-ask spread). Peraturan mengenai perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga sendiri dilatarbelakangi beberapa hal antara lain sebagai berikut: (lefleat IDX) 1. Minat investor untuk melakukan transaksi atas efek dengan fundamental yang bagus terkendala dengan tingginya harga efek tersebut. 2. Banyaknya kepemilikan saham dengan jumlah kurang dari 500 lembar (odd lot), tetapi sulit diperdagangkan di bursa. 3. Saat ini saham dengan jumlah kurang dari 500 lembar (odd lot) hany a dapat ditransaksikan melalui pasar negosiasi. 4. Praktek umum seluruh bursa untuk ukuran lot size menggunakan angka berbasis 10 Log (1, 10, 100, 1000). Manfaat yang didapat oleh para pelaku pasar dari perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga tersebut diantaranya sebagai berikut: (lefleat IDX) 1. Dengan lot size yang lebih kecil, modal investasi menjadi lebih terjangkau sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat. 2. Dengan nilai investasi yang sama, investor dapat melakukan diversifikasi investasi atas efek lainnya. 4

3. Risiko investasi dapat diturunkan dengan melakukan diversifikasi investasi atas efek lainnya. 4. Transaksi atas efek odd lot (berjumlah kurang dari 500 lembar) yang saat ini hanya dapat ditransaksikan melalui pasar negosiasi menjadi dapat juga ditransaksikan melalui pasar reguler dan pasar tunai. 5. Memudahkan dalam perhitungan nilai order atau transaksi (konversi harga per unit ke per lot). Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) No. KEP- 00071/BEI/.11-2013 bahwa telah ditetapkan Perubahan/Penambahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (khususnya terkait dengan perubahan ukuran satuan perdagangan dan fraksi harga), dengan ini diumumkan mengenai perubahan atas ukuran satuan perdagangan ( lot size), yaitu satu satuan perdagangan ( round lot) Efek Bersifat Ekuitas ditetapkan 500 (lima ratus) kini telah diubah menjadi 100 (seratus) Efek Bersifat Ekuitas dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar Tunai; JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari 10.000 (sepuluh puluh ribu) kini telah diubah menjadi 50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil). Dan juga telah mengubah ukuran fraksi harga ( tick price), yaitu ditetapkannya dari semula 5 kelompok fraksi harga, yaitu untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous kurang dari Rp200,- (dua ratus rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp1,- (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp10,- (sepuluh rupiah); untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous berada dalam rentang Rp200,- 5

(dua ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp500,- (lima ratus rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp5,- (lima rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp50,- (lima puluh rupiah); untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous berada dalam rentang Rp500,- (lima ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp2.000,- (dua ribu rupiah), ditetapkan fraksi sebesar Rp10,- (sepuluh rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp100,- (seratus rupiah); untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous berada dalam rentang Rp2.000,- (dua ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp5.000,- (lima ribu rupiah), ditetapkan fraksi sebesar Rp25,- (dua puluh lima rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp250,- (dua ratus lima puluh rupiah); untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous Rp5.000,- (lima ribu rupiah) atau lebih, ditetapkan fraksi sebesar Rp50,- (lima puluh rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp500,- (lima ratus rupiah). Kini telah diubah menjadi 3 kelompok fraksi harga dalam melakukan tawar-menawar efek, yaitu untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous kurang dari Rp500,- (lima ratus rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp1,- (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp20,- (dua puluh rupiah); untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous berada dalam rentang Rp500,- (lima ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp5.000,- (lima ribu rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp5,- (lima rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp100,- (seratus rupiah); untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous Rp5.000,- (lima ribu rupiah) atau lebih ditetapkan fraksi 6

sebesar Rp25,- (dua puluh lima rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp500,- (lima ratus rupiah). Adapun ketentuan satuan perdagangan dan fraksi harga di Bursa Efek Indonesia yang berlaku efektif tanggal 06 Januari 2014 adalah sebagai berikut: 7

Adapun sejarah ketentuan fraksi harga yang telah dipergunakan oleh PT Bursa Efek Indonesia hingga tanggal 06 Januari 2014 adalah sebagai berikut: Penyesuaian fraksi harga baru yang bersifat multi fraksi berdasarkan kisaran harga tertentu bertujuan untuk mengakomodasi rentang harga yang berbeda, khususnya untuk memenuhi kebutuhan banyak investor yang enggan bertransaksi pada saham berharga tinggi yang lebih besar atau sama dengan Rp5.000,- (lima ribu rupiah) dengan fraksi harga yang terlalu kecil. Keadaan yang diharapkan segera terwujud dari kebijaksanaan multi fraksi adalah terjadinya peningkatan likuiditas saham (yang dapat diukur dengan menggunakan variabel bid-ask spread, depth, dan trading volume activity serta mewujudkan pasar modal yang efisien, wajar, dan teratur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bagi investor, suatu informasi merupakan kebutuhan yang mendasar dalam mengambil suatu keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang paling menguntungkan dengan 8

tingkat risiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Fatmawati dan Asri, 1999). Pengumuman perubahan satuan perdagangan ( lot size) dan fraksi harga ( tick price) saham yang baru dianggap sebagai informasi yang berarti bagi investor untuk mengambil keputusan. Dengan pengumuman ini, maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham karena investor telah melakukan pembelian terhadap saham-saham yang berharga tinggi, maupun berharga murah dengan fraksi yang relevan. Likuiditas saham penting bagi investor untuk memastikan bahwa saham dapat dengan mudah diperdagangkan secara kontinyu tanpa mengakibatkan penurunan harga yang berarti pada biaya murah. Dengan naiknya permintaan dan jumlah saham akan tetap mengakibatkan harga saham naik sesudah adanya pengumuman. Pengumuman perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) saham merupakan salah satu informasi dalam pasar modal yang efisien. Informasi yang relevan ini dapat mempengaruhi harga sekuritas di pasar modal dan kunci utama mengukur pasar yang efisien adalah dengan melihat hubungan antara harga dan informasi (Hartono, 2010). Selain itu, pengumuman perubahan satuan perdagangan ( lot size) dan fraksi harga ( tick price) saham akan memiliki imbas yang cukup besar di pasar modal mengingat kebijakan tersebut berdampak pada semua perusahaan emiten dan akan mempengaruhi harga saham semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Para investor juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi trading volume dikaitkan dengan harga saham. Saham dengan trading volume activity yang tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia dan Bhaskaran, 2000). 9

Keberadaan tick price membatasi harga yang dapat diquote oleh para pelaku pasar. Investor tidak dapat meningkatkan bid atau ask/offer terbaiknya, apabila bid-ask spread (selisih antara ask dan bid terbaik) sudah ditentukan oleh bursa. Dengan adanya penurunan tick price, saham-saham tersebut tentunya juga mengalami penurunan spread. Penurunan spread mengimplikasikan turunnya biaya eksekusi perdagangan, akibatnya volume perdagangan meningkat. Ini berarti likuiditas pasar meningkat. Penurunan tick price ini sangat bermanfaat bagi investor dan dapat menarik investor untuk membeli saham. Dikarenakan keberadaan tick price membatasi harga yang dapat diquote oleh investor/pelaku pasar, maka tick price yang lebih kecil membatasi persaingan harga antar investor atau pelaku pasar. Dengan tick price yang lebih kecil, maka kompetisi harga antar liquidity provider meningkat, sehingga investor market order (liquidity demander) akan diuntungkan dari mengecilnya spread (Harris, 1997; Ricker, 1998). Dan karena perdagangan market order telah diuntungkan, maka investor diharapkan dapat tertarik untuk bertransaksi saham. Peningkatan likuiditas sangat penting dan diinginkan oleh pasar modal, perusahaan, dan investor. Bursa Efek Indonesia (BEI) selalu menghadapi masalah perdagangan saham yang tidak sinkron dan saham tidur. Perusahaan menaruh perhatian pada peningkatan likuiditas sahamnya untuk memperoleh insentif. Dengan meningkatkan likuiditasnya, cost of capital perusahaan akan turun sehingga meningkatkan nilai pasarnya. Sedangkan investor, pelaku pasar saham, dan manajer investasi tentunya mempertimbangkan aspek likuid untuk memastikan bahwa saham mudah diperdagangkan secara kontinyu pada biaya murah. Kebijakan perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga ini akan mempengaruhi investor, terutama investor kecil atau ritel yang memiliki modal 10

terbatas. Investor dapat memiliki peluang mendapatkan saham-saham unggulan dalam portofolio walaupun dengan keterbatasan dana yang mereka miliki. Setiap peristiwa berskala nasional apalagi yang terkait langsung dengan permasalahan perekonomian dan bisnis dapat menimbulan reaksi positif atau reaksi negatif dari para pelaku pasar, tergantung pada peristiwa tersebut memberikan stimulus positif atau negatif pada iklim investasi (Hidayat, 2008). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari pengumuman terkait kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price). Jika pengumuman tersebut mengandung informasi (information content) yang penting, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan dari harga saham perusahaan-perusahaan terkait yang memicu timbulnya abnormal return serta peningkatan likuiditas yang dapat ditunjukkan dari perbedaan keadaan terhadap bid-ask spread, depth, dan trading volume activity antara sebelum dan sesudah terjadinya pengumuman kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Besarnya bid-ask spread dapat menentukan biaya eksekusi perdagangan yang dihadapi oleh investor dan sering digunakan untuk membandingkan kualitas pasar antar saham yang berbeda. Perubahan depth adalah penting untuk mengevaluasi perubahan likuiditas secara lebih menyeluruh. Sedangkan perubahan trading volume activity merupakan indikator kinerja yang penting bagi pasar saham karena berhubungan langsung dengan pendapatannya. Pasar saham yang likuid ditunjukkan oleh kecilnya bid-ask spread, besarnya depth, dan tingginya trading volume activity (Harris, 1997). 11

B. Rumusan Masalah Menarik melakukan penelitian menganalisis perbedaan sistem fraksi harga saham (yaitu fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,-) terhadap abnormal return, bid-ask spread, depth, dan trading volume activity sejak penerapan sistem fraksi harga saham yang baru pada traksaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), terkait dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) No. KEP-00071/BEI/.11-2013 yaitu telah ditetapkannya Perubahan/Penambahan Peraturan Nomor II-A tentang perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (khususnya terkait dengan perubahan ukuran satuan perdagangan dan fraksi harga). Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih mampu untuk mengetahui dan menjelaskan adanya abnormal return serta peningkatan likuiditas yang ditunjukkan dari perbedaan terhadap bid-ask spread, depth, dan trading volume activity antara sebelum dan sesudah terjadinya pengumuman kebijakan perubahan satuan perdagangan ( lot size) dan fraksi harga ( tick price) yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan penjabaran identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan beberapa inti permasalahan (research question) yang akan dijawab dalam penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham Indeks LQ-45 sebelum dan sesudah sistem satuan perdagangan (lot size) yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Apakah terdapat penurunan bid-ask spread pada saham Indeks LQ-45 dengan fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- saat sistem tick price yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 12

3. Apakah terdapat peningkatan depth pada saham Indeks LQ-45 dengan fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- saat sistem tick price yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Apakah terdapat peningkatan trading volume activity pada saham Indeks LQ-45 dengan fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- saat sistem tick price yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). C. Tujuan Penelitian Sesudah penjabaran rumusan masalah yang penulis kemukakan sebelumnya, maka dapat dijelaskan beberapa inti dari tujuan penelitian untuk menjawab latar belakang dan perumusan masalah di atas sebagai berikut: 1. Menganalisis perbedaan abnormal return pada saham Indeks LQ-45 sebelum dan sesudah sistem satuan perdagangan ( lot size) yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Menganalisis penurunan bid-ask spread pada saham Indeks LQ-45 dengan fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- saat sistem tick price yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Menganalisis peningkatan depth pada saham Indeks LQ-45 dengan fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- saat sistem tick price yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Menganalisis peningkatan trading volume activity pada saham Indeks LQ- 45 dengan fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- saat sistem tick price yang baru diberlakukan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 13

D. Manfaat Penelitian Sesudah penjabaran akan tujuan penelitian yang penulis kemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba untuk menjelaskan manfaat dari penelitian ini secara akademis dan praktis. Secara langsung maupun tidak langsung hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk pembelajaran dan memperdalam ilmu pengetahuan terkait pasar modal dan portofolio khususnya dalam menganalisa pengaruh informasi yang mampu berhubungan langsung dengan reaksi pasar khususnya terkait pada adanya abnormal return serta peningkatan likuiditas yang ditunjukkan dari perbedaan terhadap bid-ask spread, depth, dan trading volume activity antara sebelum dan sesudah terjadinya pengumuman kebijakan perubahan satuan perdagangan ( lot size) dan fraksi harga ( tick price) yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Lembaga Penelitian Penelitian ini dapat menambah kumpulan referensi di perpustakaan Universitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai data dan informasi acuan guna kegiatan pembelajaran. Selain itu, sebagai karya akademis, penelitian ini juga mampu menjadi tolok ukur keberhasilan institusi atau lembaga pendidikan dalam memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada mahasiswa sehingga kita dapat mengukur sejauh mana pemberian ilmu tersebut mampu diserap oleh mahasiswa dan dikembangkan dimasa depan. 14

3. Investor dan Trader Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran yang lebih meyakinkan kepada investor dan trader mengenai perubahan return serta peningkatan likuiditas yang ditunjukkan dari perbedaan terhadap bid-ask spread, depth, dan trading volume activity antara sebelum dan sesudah terjadinya pengumuman kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga ( tick price) pada perusahaan unggulan yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan para pelaku pasar agar secara tepat memilah dan menganalisa informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, oleh karenanya diharapkan investor tidak terburu-buru dalam melakukan aksi jual maupun beli dan lebih bersikap rasional dalam pengambilan keputusan dimasa mendatang. 4. Perusahaan Sekuritas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi, gambaran dan masukan yang berguna dalam menetapkan kebijakan dan langkah-langkah yang akan diambil oleh perusahaan-perusahaan sekuritas terkait dengan adanya pengumuman perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) yang diberlakukan tersebut, diantaranya dengan memberikan pemberitahuan kepada para nasabah yang telah tergabung menjadi investor pasar modal serta memberikan masukan yang rasional kepada investor terkait, serta menetapkan suatu program guna menarik dan menambah jumlah investor pasar modal di Indonesia sehingga tujuan dari kebijakan tersebut dapat segera tercapai dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. 15

Filename: Skripsi_Chandra Permana_F1213015 - Bab 1_5F9AB46 Directory: C:\Users\user\AppData\Local\Temp Template: C:\Users\user\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: Subject: Author: @DanielChPermana Keywords: Comments: Creation Date: 17-Jan-16 15:03:00 Change Number: 15 Last Saved On: 03-Feb-16 13:07:00 Last Saved By: @DanielChPermana Total Editing Time: 75 Minutes Last Printed On: 03-Feb-16 13:38:00 As of Last Complete Printing Number of Pages: 15 Number of Words: 3,013 Number of Characters: 19,611