BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

Strategi Penetapan Harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENETAPAN HARGA G J A J SA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pemasaran Ritel. Sessi

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui kondisi pasar adalah penting. Agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

APAKAH PEMASARAN ITU?

Pertimbangan dalam Harga

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan, mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran berasal dari dua kata. pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterima dan disenangi oleh pasar. Produk yang diterima oleh pasar berarti

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA

Pertemuan 9 STRATEGI PENETAPAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan program suatu perusahaan tergantung dari ketepatannya

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kismono (2001:293), pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan dan mendukung orang-orang pelayanan untuk bekerja

BAB II KERANGKA TEORI. manajemen pemasaran, di antaranya adalah American Marketing Association dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. (Sugiarta, 2011: 1)

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara cepat. Agar orang dapat melakukan pekerjaan secara cepat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Judul Laporan Akhir : Pengaruh Harga Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Produk Ayam Bakar Soponyono Perumnas Sako Palembang 2.

SKENARIO TINGKAT OPTIMALITAS KOMPONEN BIAYA & HARGA SUATU PRODUK TERHADAP PANGSA PASAR. Dheni Haryanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang telah lama berdiri wajar jika mengalami kekhawatiran, bahwa

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

ANALISIS ASPEK MARKETING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ASPEK MARKETING. Business Plan Template

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan

PENGARUH HARGA JUAL, PROMOSI DAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PP. SETIA KAWAN DI PURWOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2007:6), Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Staton dalam Swasta (2009:10), Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memproduksikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berbeda pendapat dengan Hasan dalam bukunya Marketing (2008:1): Pemasaran (marketing) merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu, marketing merupakan ilmu pengetahuan yang objektif, yang diperoleh dengan penggunaan instrument-instrument tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau pemakai. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan produk, dan mendistribusikan produk yang memuaskan kebutuhan pembeli. 2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran atau bisa juga disebut dengan marketing mix, merupakan strategi dasar manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Bauran pemasaran juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan ke pasar. Definisi bauran pemasaran ( marketing mix) menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah 14

15 kumpulan alat pemasaran taktif terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Adapun definisi bauran pemasaran ( Marketing Mix) menurut Buchari (2008:205) Marketing Mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu alat pemasaran taktif terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran yang juga merupakan strategi perusahaan dalam mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62-63) bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P dalam kegiatan bauran pemasaran sebagai berikut: 1. Produk (product) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Harga (price) Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk. 3. Tempat (place) Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promosi (promotion) Promosi adalah aktifitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. 2.3 Pengertian Harga Harga merupakan salah satu dari variabel bauran pemasaran yang sangat penting dalam manajemen pemasaran. Harga juga merupakan satu dari variabel bauran pemasaran yang paling fleksibel. Adapun pengertian harga menurut para ahli: a. Harga menurut Kotler dan Keller (2009:67) adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan: elemen lain menghasilkan biaya.

16 b. Harga menurut Swastha (2009:147) adalah jumlah (uang ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. c. Harga menurut Tjiptono (2008:465) merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi. Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk yang ditukar konsumen atas keunggulan yang dimiliki produk tersebut. 2.3.1 Peranan Harga Menurut Tjiptono dkk (2008:471), harga mempunyai peranan penting yang terdiri dari a. Bagi Perekonomian Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan laba. Harga merupakan regulater dasar dalam sistem perekonomian, karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan. Tingkat upah yang tinggi menarik tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi menjadi daya tarik bagi investasi modal, dan seterusnya. b. Bagi Konsumen Dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai s atu-satunya pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak. Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap harga, namun juga mempertimbangkan faktor lain (seperti citra merek, lokasi toko, layanan, nilai (value), dan kualitas). c. Bagi Perusahaan Dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya (produk, distribusi, dan promosi) yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga memengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar perusahaan. 2.3.2 Metode Harga Menurut Purnama dalam bukunya Strategic Marketing Plan (2002:133), ada sejumlah metode yang dikenal dalam harga: a. Harga mark-up Metode harga paling mendasar adalah dengan menambah mark-up standar pada biaya produk. b. Harga standar berdasarkan sasaran pengembalian ( return target pricing)

17 Metode penentuan harga semacam ini menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (return on invesment). c. Harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan Metode ini semakin banyak digunakan karena metode ini melihat persepsi nilai pembeli-bukan biaya penjual-sebagai kunci harga. d. Harga nilai Metode ini menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran bermutu tinggi. Penetapan harga nilai menyatakan bahwa harga harus mewakili suatu penawaran bernilai tinggi bagi konsumen. e. Harga sesuai harga berlaku Dalam metode ini perusahaan kurang memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri tetapi berdasarkan terutama pada harga pesaing. f. Harga penawaran tertutup Harga yang kompetitif umum digunakan jika perusahaan melakukan penawaran tertutup atas suatu proyek. Perusahaan menentukan harganya berdasarkan perkiraannya tentang bagaimana pesaing akan menetapkan harga, bukan berdasarkan hubungan yang kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan. Menurut Tjiptono dkk dalam bukunya Pemasaran Strategik (2008:481), metode harga ada tiga tipe yaitu: 1. Harga Penetrasi (Penetration Pricing) Dalam program ini, perusahaan menggunakan harga murah sebagai dasar utama untuk menstimulasi permintaan. Perusahaan berusaha menaikkan tingkat penetrasi produknya di pasar, dengan cara menstimulasi permintaan primer dan meningkatkan pangsa pasar (men dapatkan pelanggan baru) berdasarkan faktor harga. Kondisi yang mendukung keberhasilan penerapan program harga penetrasi meliputi: a. Permintaan Pasar (market demand) bersifat elastis. b. Permintaan Perusahaan ( company demand) bersifat elastis, dan pesaing tidak dapat menyamai tingkat harga perusahaan dikarenakan cost disadvantages. c. Perusahaan juga menjual produk komplementer yang marjinnya lebih besar. d. Terdapat sejumlah besar pesaing potensial yang kuat. e. Terdapat skala ekonomi yang ekstensif, sehingga variable-cost approach dapat digunakan untuk menentukan harga minimum. f. Tujuan harga adalah untuk mencapai salah satu dari dua kemungkinan berikut: menciptakan permintaan primer; atau mendapatkan pelanggan baru dengan jalan mengalahkan pesaing.

18 2. Harga Paritas (Parity Pricing) Dalam program ini, perusahaan menetapkan harga dengan tingkat yang sama atau mendekati tingkat harga pesaing. Implikasinya, program ini berusaha mengurangi peranan harga sehingga program pemasaran lainnya (produk, distribusi, dan promosi) yang dijadi kan fokus utama dalam menerapkan strategi pemasaran. Situasi yang mendukung keberhasilan program harga paritas antara lain: a. Permintaan pasar bersifat inelastis, sedangkan permintaan perusahaan bersifat elastis b. Perusahaan tidak memiliki keunggulan biaya dibandingkan para pesaing. c. Tidak ada expected gains dari skala ekonomis, sehingga batas bawah harga didasarkan pada fully alocated cost. d. Tujuan harga adalah menyamai pesaing. 3. Harga Premium (Premium Pricing) Program ini menetapkan harga diatas harga pesaing. Dalam kasus introduksi bentuk atau kelas produk baru yang ada pesaing langsungnya, harga premium ditetapkan lebih tinggi dibandingkan bentuk produk yang bersaing. Program ini akan lebih berhasil jika diterapkan dalam situasi berikut: a. Permintaan pasar bersifat inelastis, sedangkan permintaan perusahaan bersifat elastis. b. Perusahaan tidak memiliki kapasitas berlebih. c. Terdapat hambatan masuk yang sangat kuat. d. Keuntungan dari skala ekonomis relatif kecil, sehingga metode biaya penuh digunakan untuk menentukan harga minimum. e. Tujuan harga adalah menarik pelanggan baru pada aspek kualitas. 2.3.3 Tujuan Harga Menurut Swastha (2009:148), tujuan harga ada 4 yaitu: a. Mendapatkan laba maksimum Makin besar daya beli konsumen semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk mendapatkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada. b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih. Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.

19 c. Mencegah atau mengurangi persaingan Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa kebijaksanaan harga, tetapi dengan servis lain. Persaingan seperti itu disebut persaingan bukan harga (non price competition). d. Mempertahankan atau memperbaiki market share Mempertahankan market share hanya mungkin dilakukan bilamana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan di bidang lain seperti di bidang pemasaran, keuangan, dan sebagainya. 2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Faktor-faktor yang mempengaruhi harga menurut Laksana (2008:117) meliputi: 1. Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk. 2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan. 3. Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing. 4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah. 5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan merketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi). 6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk 7. Product line pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan. 8. Berhubungan dengan permintaan: a. Cross elastisity positif (elastisitas silang yang positif), yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau pengganti. b. Cross elasticity negatif (elastisitas silang yang negatif), yaitu kedua macam produk merupakan barang komplementer atau berhubungan satu sama lain. c. Cross elasticity Nol (elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan. 9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga dimana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya. Contoh: Biaya produk minyak kelapa turun maka biaya produksi bungkil naik.

20 10. Mengadakan penyesuaian harga: a. Penurunan harga, dengan alasan: 1. Kelebihan kapasitas 2. Kemerosotan pangsa pasar 3. Gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah b. Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan: 1. Inflasi biaya yang terus-terusan di bidang ekonomi 2. Permintaan yang berlebihan 2.3.5 Strategi Pemberian Harga Menurut Ginting (2011:152), ada 5 strategi pemberian harga yaitu: 1. Garis Produk, yaitu langkah antar garis produk. Tingkat-tingkat harga seyogianya diperhatikan dengan seksama. Bila selisih antara dua produk kecil, biasanya konsumen mengambil yang atas. Ini akan menambah laba usaha apabila ternyata selisih biaya produksinya lebih kecil dari selisih harga jualnya. Namun jika selisih harganya cukup besar biasanya konsumen akan mengambil yang murah. 2. Produk-opsional, yaitu produk tambahan yang dijual bersama produk utama. Misalnya, mobil dengan power windows atau radio dengan CD playernya. Sering pemisahan produk opsional dengan produk utama membuat masalah, sebab bisa jadi konsumen memilih produk saingan karena sudah memasukkan produk opsional ke dalam produk utamanya. 3. Captive-product, yaitu produk yang harus dipakai dengan produk utama. Sebenarnya captive-product bisa menjadi bagian organik produk utamanya, dan sering pula justru harga produk utamanya lebih rendah dan bukan sumber keuntungannya. Perusahaan umumnya menjual produk kaptif bersama produk utamanya. Contoh captive-products yaitu pisau cukur, film, dan software. 4. By-product, yaitu harga-rendah untuk membuangnya mahal. Untuk membuang produk sampingan menyebabkan harga produk utama mahal. Perusahaan berusaha menjualnya dengan harga yang bisa menutup biaya penyimpanan dan pengiriman. Misalnya, perusahaan penggergajian berusaha menjual remah kayu dan serbuknya. 5. Produk-bundel, yaitu produk yang dijual bersamaan. Menawarkan kombinasi produk dengan harga lebih murah. Misalnya, toko komputer menjual komputer bersama program atau film-film yang menarik. Bisa juga memberi harga lebih murah kepada pembelian sekaligus banyak.

21 2.3.6 Strategi Penyesuaian Harga Ada 6 strategi penyesuaian harga menurut Ginting (2011:153), yaitu: 1. Discount and Allowance; yaitu menurunkan harga untuk pembayaran awal atau promosi. 2. Segmented; yaitu penyesuaian untuk perbedaan pelanggan, produk dan lokasi. 3. Psychological; yaitu penyesuaian untuk efek psikologik. 4. Promotional; yaitu menurunkan harga sementara untuk menaikkan penjualan jangka panjang. 5. Penyesuaian nilai untuk memberi Geograpical; yaitu kombinasi mutu dan jasa yang tepat. Penyesuaian mengikuti lokasi pelanggan. 6. International; yaitu penyesuaian untuk pasar dunia. 2.4 Pengertian Volume Penjualan Berdirinya suatu perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan, untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus mampu merencanakan setiap kegiatan yang akan mereka lakukan dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan dari perusahaan dapat dilihat dari adanya perubahan volume penjualan dari tahun ke tahun. Adapun pengertian volume penjualan adalah sebagai berikut: a. Menurut Ismaya dalam Pratiwi (2010:22), volume penjualan merupakan penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. b. Menurut Winardi dalam Sari (2008:14), volume penjualan adalah realisasi atau hasil penjualan yang diperoleh setelah melakukan aktivitas penjualan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan adalah jumlah unit dari suatu produk yang ingin dicapai atau berhasil dicapai perusahaan yang dapat dilihat dalam jangka waktu tertentu.