Memahami Perubahan Perilaku untuk Air yang Aman

dokumen-dokumen yang mirip
Penyimpanan yang Aman: Sebuah Solusi bagi Indonesia

Evaluasi PAM RT: Survey Dampak Kesehatan, Tangerang, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

PEMASARAN SOSIAL KKBG. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Tahun 2007

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

93 Suci Nurul Fitriani, 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SELF-EFFICACY Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Buku Putih Sanitasi 2013

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

PENGGUNAAN TEORI. Dalam Program Promosi Kesehatan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sub Sektor : Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 (UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 48). Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

DITINGKATKAN Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

PENDAHULUAN Latar Belakang

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat. Bayi baru lahir dan anak-anak merupakan kelompok yang rentan

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

PROYEK SAFE WATER DAN SWASH SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Transkripsi:

Memahami Perubahan Perilaku untuk Air yang Aman Maria Elena Figueroa Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Jakarta, Indonesia. Agustus 20-21, 2008 Photo by Risang Rimbatmaja

Mengapa kita peduli perilaku Kualitas air yang buruk terus menjadi ancaman kesehatan yang utama Diare saja menewaskan sekitar 5,000 penduduk di seluruh dunia, setiap harinya, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Masalah ini kebanyakan disebabkan oleh air yang tidak aman, sanitasi dan higienitas yg buruk. untuk air yang aman?

Sumber air yg ditingkatkan dan air yang aman 1.1 milyar penduduk kekurangan akses terhadap sumber air yang ditingkatkan Terkontaminasi kembali yg disebabkan pengangkutan dan penyimpanan Pengolahan pada tingkat rumah tangga, sekitar 2x sama efektifnya jika pengolahan langsung pada sumbernya WHO, 2007; Clasen, 2005

Sumber air yang ditingkatkan dan air yang aman 1,1 milyar penduduk kekurangan akses terhadap sumber air yang ditingkatkan Terkontaminasi kembali karena pengangkutan dan penyimpanan Pengolahan pada tingkat rumah tangga, sekitar 2x sama efektifnya jika pengolahan langsung pada sumbernya WHO, 2007; Clasen, 2005

Sumber air yang ditingkatkan dan air yang aman 1,1 milyar penduduk kekurangan akses terhadap sumber air yang ditingkatkan Terkontaminasi kembali karena pengangkutan dan penyimpanan Pengolahan pada tingkat rumah tangga, sekitar 2x sama effektifnya jika pengolahan langsung pada sumbernya WHO, 2007; Clasen, 2005 Perilaku yang perlu diubah

PAM RT teknologi pengolahan air Merebus Saringan/ Filter Pemberian Khlorin Pemberian Khlorin dan flokulasi Solar disinfection, Lainnya (lampu UV)

Pengolahan dan penyimpanan air yang aman bukan merupakan praktek yang berkesinambungan pada penduduk yang paling membutuhkannya

Mengapa perilaku sangat sulit untuk diubah? Asumsi kita yang salah Banyak perilaku memiliki advokasi yang kuat Beberapa bisa, yang lain tidak Intervensi perubahan perilaku adalah berdasarkan teori kita mengenai perubahan perilaku

Apakah yang telah diasumsikan dan teori-teorinya? teorinya? Kebanyakan intervensi kesehatan masyarakat di dunia: Menekankan pada keuntungan kesehatan - penyakit, keparahan aksi - perilaku Menekankan pada perangkat teknologi atau pelayanan dibandingkan dengan kebutuhan konsumen - Pengetahuan disetujui praktek - digunakan Pendekatan-pendekatan ini memiliki efek yang terbatas

Model Komunikasi dan Perilaku K O M U N I K A S I PERINTAH LANGSUNG Diseminasi Promosi Preskrispi TIDAK LANGSUNG Dialog Konseling Hiburan Jaringan Sosial KETERAMPILAN & PENGETAHUAN FAKTOR- FAKTOR PSIKOSOSIAL KOGNITIF Percaya Nilai Sikap Resiko yang dirasa Norma-norma subjektif Self-Image EMOSIONAL Tanggapan emosional Empati Self-Efficacy SOSIAL Pengaruh norma yang membatasi Advokasi secara pribadi konfirmasi penguatan NIAT PERILAKU Pengolahan Air dan Penyimpanan yg Aman Sanitasi RT Cuci tangan Sanitasi Masyarakat UMUM Pelayanan Advokasi LINGKUNGAN Akses pada Sumber Air, Air dan Teknologi Sanitasi & Organisasi Masyarakat memungkinkan

Dua implikasi utama dari model ini

Dua implikasi utama dari model ini Ke-1: Program perubahan perilaku perlu diarahkan pada faktor-faktor psikososial, jika ingin berhasil

Model predictive dari komunikasi & perubahan: Pengaruh unsur pemikiran dari perilaku Advokasi Pribadi Pengetahuan Sikap Menunjukkan dampak simultan semua faktor Dukungan & Pengaruh Sosial PERILAKU Self- Image Emosi Resiko yang dirasa Self- Efficacy Norma Menunjukkan bahwa komunikasi dapat mempengaruhi semua faktor

Contoh-contoh dari Guatemala dan Pakistan

Ukuran contoh = 1,500 * Termasuk filter dengan kain/saringan, solar disinfection dan lainnya. Perilaku pengolahan air, Guatemala 2003 Persentase 100 80 60 60.1 40 20 0 Tidak diolah 35.5 2.5 1.2 0.3 0.5 Merebus Khlorin Filter PUR Lainnya* Metode Pengolahan

Faktor-faktor psikososial yg teridentifikasi dari pengolahan air di Guatemala,, 2003 1. Memiliki sikap positif terhadap pengolahan air 2. Menyukai rasa air yang diolah (direbus) 3. Percaya diri dalam menyiapkan air 4. Pengolahan air telah dibahas dengan mitranya 5. Memahami bahwa mayoritas mengolah air mereka Faktor-faktor ini bersifat kontekstual

Persentase pengolahan air dari jumlah faktor pemikiran. Guatemala 2003 100 80 60 40 20 0 Persen 7 Tidak ada 17 34 41 63 69 Kumulatif Jumlah Faktor-Faktor 40 1 2 3 4 5 Ratarata Chi2 (5 df) = 176.8 p<.001; N = 1,500

Perilaku pengolahan air, Pakistan 2005 Persen 100 80 77 60 40 20 0 Tidak diolah 6 Merebus 13 Filter Kain 1 3 1 PuR Alum Lainnya Metode yang digunakan N = 1500

Faktor-faktor psikososial yg teridentifikasi untuk pengolahan air di Pakistan. Sindh, 2005 1. Sikap terhadap pengolahan air 2. Pengetahuan metode-metode pengolahan air 3. Pengaruh sosial: Berbicara kepada suami, suami mendukung, berbicara dgn orang lain, orang lain merekomendasikan, telah mengadvokasikan kepada yg lain 4. Norma-norma yang dipahami Saudara atau teman mengolah air di rumah

Persentase pengolahan air berdasarkan jumlah faktor pemikiran. Sindh, Pakistan 2005 Persen 100 80 60 40 20 0 66 35 23 17 1 8 0 1 2 3 4 Rata-rata Kumulatif Jumlah Faktor-Faktor Faktor yang digali: Pengetahuan tentang metode pengolahan, sikap terhadap pengolahan air, pengaruh sosial (berbincang dengan orang lain), norma-norma yang dipersepsi. Disesuaikan dengan sosial demografi, mata air & persepsi tentang kualitasnya & faktor yang lain.

Perilaku pengolahan air, Indonesia 2006 Persen 100 96 80 60 40 20 0 3 Tidak diolah 0.4 0.07 0.53 Merebus Kaporit Filter Lainnya Metode yang digunakan Basic Health Services Survey 2006

Sikap terhadap produk baru yang teridentifikasi di Indonesia Diukur di Binjai 2006, Sulawesi 2007 dan Tangerang 2008 1. Kita tidak perlu lagi memasak air, bila ada cairan yang dapat membuat air mentah aman diminum 2. Selain memasak, ada cara lain yang sama bagusnya untuk membuat air mentah aman diminum 3. Kaporit dan merebus air sama bagusnya untuk membunuh kuman dalam air 4. Kaporit aman untuk membuat air mentah menjadi air minum di rumah 5. Tidak masalah untuk minum air mentah, bila ada cairan dapat membunuh kuman bila diteteskan ke dalam air

Sikap terhadap Produk Baru. Binjai, Sumatera Utara, 2006 Density 0.2.4.6.8 Tidak setuju 49.6% Tidak setuju Ragu-ragu 44% Setuju Setuju 6.0% 1 2 3 4 mean(unstandardized items)

Sikap terhadap Produk Baru. Tangerang, Banten 2008 Density 0.2.4.6.8 Tidak setuju Tidak setuju 19% Setuju Setuju 31.5% 2 3 4 5 mean(unstandardized items)

Sikap terhadap Produk Baru Binjai, 2006 Density 0.2.4.6.8 Tangerang, 2008 1 2 3 4 mean(unstandardized items) Density 0.2.4.6.8 2 3 4 5 mean(unstandardized items) Bergeser, sebagian karena perbedaan regional; dan juga karena komunikasi tentang produk baru

1. Perangkat Inovasi Keuntungan relatif Penentuan Angka Adopsi Teknologi Baru (Inovasi) Kompatibilitas Kompleksitas Kemungkinan untuk mencoba (Divisibilitas) Dapat diamati (Komunikasi) 2. Pengambil Keputusan (Pengadopsi) 3. Sistem Sosial 4. Saluran Komunikasi ANGKA ADOPSI OVER TIME 5. Promosi agen Perubahan Source: Rogers (1995; 1962)

Perangkat teknologi Kelebihan Relatif Apakah inovasi ini lebih baik daripada yang biasa dilakukan? Apakah orang menganggapnya lebih baik? Kompatibilitas Apakah dianggap konsisten dengan nilainilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada?..dengan produk ini saya tidak perlu khawatir akan terjadi kecelakaan pada anak-anak karena merebus air. air kami cukup aman dan bersih bagi kami Wadah yang diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan pilihan setempat

Perangkat teknologi Kompleksitas Seberapa sulit memahami dan menggunakan inovasi ini? Apakah terlalu rumit? Trialabilitas Apakah inovasi ini dapat dicoba dulu atau mereka harus langsung terikat untuk menggunakannya? PuR memerlukan 2 ember air masing-masing 10+ liter, gunting, sendok besar, dan lap. Di beberapa tempat, ada yang tidak memiliki peralatan. Rp.500

Perangkat teknologi Dapat diobservasi Bagaimana hasil penggunaan teknologi tersebut dapat dilihat oleh orang lain? SODIS, jelas terlihat Perlu diperkenalkan dari mulut ke mulut dan terlihat di luar

Dua implikasi utama dari model ini Ke 2: Komunikasi bagi perubahan perilaku memerlukan pendekatan multimedia terpadu dan strategis

Bukan dengan poster dan pesan-pesan yang terisolasi isolasi PPT CCP 8/19/2008 32

Komunikasi yang strategis adalah yang melibatkan PPT CCP 8/19/2008 33

menggunakan Hiburan yang Mendidik untuk melibatkan khalayak Bangladesh/Shabuj Shathi

melibatkan organisasi lokal dan para bintang Radio lokal di Kenya Sekolah-sekolah di Indonesia 615 PPT CCP 6/7/00 35 Tim sepakbola, pencegahan HIV Afrika

memperoleh dukungan para pemimpin

Peran dari para pemimpin jaringan komunikasi

Jaringan Sosial perempuan di Bojong Renged, yang menggunakan Air RahMat Hitam = Tidak pernah pakai Merah = Pernah pakai Biru = Pemakai

Perilaku berkesinambungan cenderung akan terjadi apabila ada 4 unsur :

Empat elemen untuk perilaku berkesinambungan: Lingkungan yg mendukung : keterlibatan kebijakan pembuat keputusan, menyediakan sumberdaya, melibatkan media... Jordan/ Pemimpin Agama

Sistem penyampaian yang efisien : pelayanan dan produk tersedia, kesehatan dan pelayanan lainnya mempromosikan perilaku... Empat elemen untuk perilaku berkesinambungan: Produk pengolahan air Air RahMat Lingkaran Biru Indonesia dari Pelayanan Sektor Swasta

Empat elemen untuk perilaku berkesinambungan: Pengembangan masyarakat : dimana perilaku adalah norma, kelompok pendukung, kepemilikan... Komunikasi Menciptakan Norma Masyarakat

Empat elemen untuk perilaku berkesinambungan: Perorangan dan rumahtangga memiliki motivasi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan sumberdaya utk mempraktekkan perilaku Cuci tangan dengan sabun di Aceh, Indonesia Seorang pemuda menggunakan AR di Bantaeng Photo by Abigael Ati

Terima Kasih! Photo by Ika Francisca/SWS