Akuntansi Perusahaan Asuransi

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN

AKUNTANSI ASURANSI JIWA

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36

BAB II LANDASAN TEORI

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

Modul Seminar Akuntansi ke-2 setelah UTS-pengajar: Hepi Prayudiawan,SE.,Ak.,MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

BAB II LANDASAN TEORI. termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

APLIKASI PSAK NO.28 DALAM KAITANNYA DENGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ASURANSI JIWA (Studi Kasus pada Bumi Putra Magelang)

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB II LANDASAN TEORI


ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II LANDASAN TEORI

RESIKO DALAM ASURANSI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi risiko yang mungkin dapat

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

Daftar Pertanyaan Wawancara

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB II LANDASAN TEORI

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB IV PEMBAHAS AN. Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (Bapepam). Penerapan Pengakuan Pendapatan Perusahaan. ketentuan dalam kontrak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

Analisis Pengaruh Rasio Klaim Dan Underwriting Terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

PT Victoria Insurance Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 2016

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

Laporan Keuangan Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 serta untuk periode 3 bulan yang berakhir 31 Maret 2013 dan 2012

BAB II LANDASAN TEORI

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

02. Standar ini harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi atas biaya pinjaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT Asuransi Ramayana Tbk dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 30 September 2016 dan 31 Desember 2015

Laporan Keuangan Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 serta untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2014 dan 2013

ANALISIS AKUNTANSI KEUANGAN PADA ASURANSI JIWA MENURUT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.36 STANDAR AKUNTANSI PADA PT

dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PT PANIN LIFE Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

Transkripsi:

Akuntansi Perusahaan Asuransi Asti Aini Abstrak Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, ada tiga standar yang mengatur asuransi, yang PSAK No. 28 dari Asuransi, PSAK No. 36 dari Asuransi Jiwa, dan PSAK No. 62 dari Kontrak Asuransi. Kegiatan bisnis di perusahaan asuransi asuransi, asuransi jiwa dan reasuransi. Laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan asuransi terbagi menjadi dua, yaitu asuransi asuransi meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas (langsung dan metode tidak langsung), serta asuransi jiwa mencakup keseimbangan sheet, laporan laba rugi dan laporan arus kas (langsung dan metode tidak langsung). Kata Kunci: Akuntansi, perusahaan, asuransi. 133

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 Pendahuluan Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan pada situasi di mana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan umum untuk menghindari atau mengalihkan risiko keuangan. Indusri asuransi mengambil alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu, pengusaha atau pemegang polis/pihak tertanggung harus membayar premi asuransi. Beberapa tipe risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi jiwa meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Perusahaan asuransi akan menanggung seluruh atau sebagian dari risiko keuangan yang diderita tertanggung karena kejadian atau situasi yang diasuransikan selama masa kontrak asuransi. Asuransi sebagai suatu sistem proteksi atas risiko yang dihadapi masyarakat darikerugian yang bersifat finansial, membutuhkan profesionalisme dari perusahaanasuransi yang mengelolanya. Yaitu dengan menjaga kondisi keuangannyasedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepercayaan yang tinggi kepadamasyarakat.keadaan keuangan tersebut hanya dapat diketahui dari ikhtisar/laporan keuangan yang didasarkan pada suatu prinsip akuntansi serta standar akuntansi asuransi yangberlaku umum. Asuransi merupakan sebagai salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di Indonesia, karena kegiatannya berperan dalam perlindungan resiko, menghimpun danamasyarakat dari penerimaan premi. Karena peranannya yang semakin berkembang justru 134

dapat meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga kehadiran asuransi semakin terasa dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perasuransian merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa khususnya memiliki fungsi akumulasi (tabungan) dimana sebagian premi yang telah dibayarkan untuk asuransi jiwa oleh tertanggung merupakan suatu akumulasi pembayaran yang pada akhirnya akanmerupakan dana investasi yang akan diserahkan oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung, sehingga peranan ganda asuransi jiwa adalah perlindungan dan investasi atau tabungan. Peranan asuransi dalam pembangunan nasional tidak hanya dapat dilihat dari jumlahdana yang dapat di"himpun" dari masyarakat, tetapi juga dari banyaknyapembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Antara lain sepertipenggantian kerugian Satelit Palapa B-2, Kapal Tampomas, Pesawat TerbangGaruda, Pabrik Pupuk Kaltim dan sebagainya. Untuk dapat mengelola risiko-risikobesar dengan baik, industri asuransi harus memperlihatkan kemampuan keuanganyang baik dan wajar. Kemampuan perusahaan asuransi dalam menciptakan laba suatu periode tertentu dimana penciptaan laba usaha harus dengan suatu teknik pengukuran yang tepat dan rasional, karena laba merupakan informasi yang penting bagi berbagai pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan. Dalam penyusunan laporan keuangan, yang di dalamnya terdapat laporan laba rugi, yang menjadi unsur 135

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 utamanya adalah pendapatan dan beban. Oleh sebab itu untuk menciptakan kewajaran dalam penyusunan laporan laba rugi diperlukan adanya pengakuan dan pengukuran terhadap unsur pendapatan dan beban yang tepat. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pendapatan dan beban dalam pencatatan dan beban dilakukan dengan menetapkan seberapa besar jumlah uang untuk memasukkan setiap unsur pendapatan dan beban tersebut ke dalam laporan laba rugi. Sebagai pendukung, perusahaan memerlukan penggunaan akuntansi dalam menentukan besarnya laba rugi perusahaan secara cermat. Namun sebagai perusahaan jasa, maka pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi tentu berasal dari penjualan produk jasa yang dikelolanya. Dimana pada asuransi jiwa memiliki karakteristik khusus yang membuat transaksi asuransi dan akuntansi asuransi menjadi khas. Pengakuan pendapatan underwriting dan beban underwriting pada perusahaan jasa asuransi jiwa mempunyai sifat khusus yang tidak terdapat pada perusahaan jasa lainnya. Pada asuransi, premi diterima atau diketahui, sementara klaim atau manfaat asuransi belum terjadi dan diliputi ketidakpastian kejadiannya. Bahkan untuk beberapa produk tertentu, beban klaim asuransi diliputi ketidakpastian, baik kejadian maupun jumlahnya. Adanya sifat khusus dalam pengakuan pendapatan maka dalam penentuan biayapun memiliki karakteristik khusus. Asuransi dan Aktivitas Usaha Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di 136

mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk danayang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. 137

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246: "Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Prinsip Dasar Asuransi Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. 2. Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan. 3. Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen. 138

4. Indemnity Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278). 5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. 6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. Fungsi Tujuan Asuransi Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme pengalihan/transfer resiko atau risk transfer mechanism, yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak yaitu tertanggung kepada pihak lain yaitu penanggung. Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan fasilitas pengamanan keuangan atau financial security serta ketenangan atau peace of mind bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, maka tertanggung wajib membayarkan premi dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin akan alaminya. Akuntansi Asuransi Pengertian Asuransi bila ditinjau dari segi hukum adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian, 139

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. Pada 11 Desember 2012 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa yang berlaku efektif sejak tanggal pengesahan. Ketentuan transisi diberikan terkait dengan revisi pengaturan liabilitas manfaat polis masa depan. Revisi PSAK 28 dan PSAK 36 dilakukan tanpa melalui tahapan due process procedure, dan berdasarkan ketentuan Peraturan Organisasi IAI hal ini dimungkinkan dengan adanya persetujuan Dewan Pengurus Nasional IAI. Persetujuan tersebut diberikan pada 10 Desember 2012. Aktivitas usaha dalam perusahaan asuransi yaitu : 1. Asuransi Kerugian (PSAK No.28) Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Sebagai contoh asuransi kerugian antara lain Asuransi Kebakaran, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Rangka Kapal Laut, Asuransi Rangka Kapal Udara, 140

Asuransi Rekayasa (Engineering) dan Asuransi Aneka seperti asuransi kecelakaan diri, asuransi pengiriman dan penyimpanan surat berharga, dan lain-lain. Usaha asuransi kerugian mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dengan jenis usaha di bidang jasa pada umumnya Karena usaha asuransi mengambil alih berbagai risiko dari pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat risiko apabila tidak dikelola dengan baik. Di samping itu perusahaan asuransi juga padat informasi dengan berbagai informasi yang harus diolah untuk pengambilan keputusan underwriting, keuangan dan lain-lain. Dasar usaha asuransi adalah kepercayaan masyarakat, terutama dalam hal kemampuan keuangan (bonafiditas) perusahaan untuk memenuhi kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain tepat pada waktunya. Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara profesional, baik dalam pengelolaan risiko maupun dalam pengelolaan keuangan. Karakteristik asuransi kerugian adalah sebagai berikut: a. Asuransi kerugian merupakan sistem proteksi dalam menghadapi resiko keuangan dan upaya penghimpunan dana masyarakat. b. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi. c. Investasi berfungsi untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang diberikan kepada tertanggung. d. Kewajiban keuangan bagi asuransi jiwa terkait ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa. e. Laporan laba rugi sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya: estimasi mengenai besarnya 141

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan (estimasi klaim tanggungan sendiri). f. Pihak tertanggung membayar terlebih dahulu premi asuransi kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang diasuransikan terjadi. g. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai 2. Asuransi Jiwa (PSAK No.36) Usaha Asuransi Jiwa, adalah usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya sesorang yang dipertanggungkan. Contoh resiko yang dipertanggung jawabkan dalam asuransi jiwa meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Perusahaan asuransi akan menanggung seluruh atau sebagian dari risiko keuangan yang diderita tertanggung karena kejadian atau situasi yang diasuransikan selama masa kontrak asuransi. Karakteristik asuransi jiwa adalah sebagai berikut : a. Usaha asuransi jiwa merupakan sistem proteksi dalam menghadapi resiko keuangan atas hidup atau meninggalnya seseorang dan upaya penghimpunan dana masyarakat. b. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi. c. Investasi berfungsi untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang diberikan kepada tertanggung. 142

d. Kewajiban keuangan bagi asuransi jiwa terkait ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa. e. Laporan laba rugi sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya: estimasi mengenai besarnya premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan (estimasi klaim tanggungan sendiri). f. Pihak tertanggung membayar terlebih dahulu premi asuransi kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang diasuransikan terjadi. g. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai. 3. Reasuransi Usaha Reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. Dalam mengadakan reasuransi, sebelumnya pihak pimpinan menentukan terlebih dahulu berapa besarnya retensi yang ditahan dalam perusahaan yang bersangkutan. Adapun maksud retensi tersebut ialah untuk menetapkan suatu batas maksimum dari uang pertanggungan, dalam hal mana perusahaan mau menanggung sendiri resiko tersebut (menanggung rugi). Sisa dari batas retensi akan direasuransikan kepada perusahaan lain. Sebuah contoh ilustrasi dari reasuransi yaitu: Suatu perusahaan Asuransi menetapkan batas retensi sebesar Rp.1.000.000 di mana perusahaan tersebut mau menanggung kerugian. Kita umpamakan besarnya uang 143

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 pertanggungan Rp.3.000.000. Sisa dari retensi perusahaan direasuransikan pada perusahaan lain. Maka batas retensi Rp. 1.000.000 uang penanggungan Rp. 3.000.000, direasuransikan Rp. 2.000.000. Dari contoh di atas andaikata terjadi ganti rugi maka perusahaan akan membayar kerugian Rp. 1.000.000, sisanya akan ditanggung oleh perusahaan Reasuransi. (missal: Perusahaan Reasuransi Umum Indonesia). Pengakuan Pendapatan Perusahaan Asuransi 1. Asuransi Kerugian (PSAK No.28) Pendapatan pada asuransi kerugian diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya. Pendapatan premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak ) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal ini, periode polis berbeda secara signifikan dengan periode resiko. Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut: a) Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama priode kontrak dan estimasi jumlah premi disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya. 144

b) Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan drngan menggunakan metode uang muka ( deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak. 2. Asuransi Jiwa ( PSAK No. 36 ) Premi jangka pendek ( beberapaterm life in insurance, seperti credit life insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak atau periode risiko jika berbeda kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Reasuransi Jika perusahaan asuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu premi lebih besar daripada nilai yang dapat ditanggungnya, maka ia dapat membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan kembali sebagian nilai itu pada perusahaan reasuransi (pada dasarnya hal ini mirip dengan tidakan hedging pada industri keuangan lainnya). Dengan dilakukannya reasuransi ini, pada dasarnya perusahaan asuransi telah melakukan perlindungan terhadap kestabilan tingkat pendapatannya karena reasuransi telah melindunginya dari potensi kerugian yang besar. Alasan lain adalah untuk mendapatkan keuntungan sebagai perantara dengan 145

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 mengasuransikan kembali pada perusahaan reasuransi dengan premi yang lebih rendah daripada tingkat premi yang dikenakan perusahaan asuransi itu sendiri pada pelanggannya. Terdapat dua tipe jenis reasuransi, yaitu reasuransi proporsional dan non-proporsional. Reasuransi proporsional adalah reasuransi dimana perusahaan reasuransi mengambil alih resiko klaim secara proporsional berdasarkan klaimnya. Semisal jika telah ada perjanjian reasuransi proporsional antara perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi sebesar 40%, maka jika terjadi klaim dari pemegang polis maka perusahaan asuransi hanya perlu mengeluarkan dana sebesar 60% dari jumlah klaim, sementara sisa 40% dari klaim akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut. Untuk jenis reasuransi non-proporsional, biasanya perusahaan reasuransi akan menanggung klaim diatas batas maksimal yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi. Semisal jika perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi telah membuat perjanjian untuk menanggung klaim diatas batas 1 milyar, maka jika ada klaim sebesar 800 juta, maka perusahaan asuransi akan menanggung seluruh klaim yang diajukan tersebut. Sebaliknya jika terdapat klaim sebesar 4 milyar, maka perusahaan asuransi hanya menanggung sesuai perjanjiannya, yaitu 1 milyar dan sisanya akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut. 146

Penerapan Kebijakan Akuntansi Asuransi dan Pengungkapannya A. Asuransi Kerugian (PSAK No.28) Di dalam asuransi kerugian terdapat pengaturan mengenai kebijakan penggunaan akuntansi di dalam komponen-komponen laporan keuangan diantaranya: a) Neraca Aset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama dan diikuiti akun- akun asset yang lain. Akun asset lain disajikan menurut tingkat likuiditas. Sedangkan kewajiban disajikan drngan menempatkan akun kewajiban kepada tertanggung pada urutan pertama dan diikuti oleh akun- akun kewajiban yang lain, dan disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo. b) Laporan Laba rugi Disajikan dalam bentuk multiple step. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan kenaikan/ penuruanan premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. c) Pendapatan Premi Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko. 147

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut: 1. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya. 2. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak. d). Beban Klaim Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claim settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui 148

dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan. e). Aset 1. Investasi Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 (1994) tentang akuntansi untuk investasi dan PSAK No15 tentang akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut : a) Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam menentukan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatu sekuritas utang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang tidak ditentukan. b) Sekuritas utang dan sekuritas yang dimaksudkan untuk segera di perdagangkan (trading securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek. c) Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan sebagai sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan harga pasar. 149

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 2. Piutang Reasuransi Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang Reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi. f). Kewajiban Perlakuan akun-akun kewajiban mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini. a. Utang Klaim; utang klaim diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar b. Estimasi klaim retensi sendiri; estimasi klaim retensi sendiri dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan penelaahan secara teknis asuransi. c. Premi yang belum merupakan pendapatan; premi yang belum merupakan pendapatan ditentukan untuk masing-masing jenis pertanggungan dengan cara sebagai berikut : a) Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu. b) Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode kontrak atau periode risiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi. d. Utang reasuransi Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak 150

reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aset sebagai piutang reasuransi. Pengungkapan Akuntansi Asuransi Kerugian Kebijakan akuntansi mengenai : 1. Pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan pendapatan. 2. Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut terhadap operasi perusahaan. 3. Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim retensi sendiri 4. Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan. B. Asuransi Jiwa (PSAK No.36) 1. Neraca; dalam penyajian neraca, aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar (unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban kepada pemegang polis. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis. 2. Aktiva; disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aktiva yang lain. Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas. 3. Kewajiban; disajikan dengan menempatkan akun Kewajiban Kepada Pemegang Polis pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun- 151

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 akun kewajiban yang lain disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo. 4. Hutang subordinasi; jika ada, disajikan setelah Kewajiban Lain sebelum Ekuitas. 5. Ekuitas; disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 6. Laporan laba rugi; disusun dalam bentuk single step. 7. Pendapatan premi; disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi asuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi asuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. 8. Hasil investasi; disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. 9. Catatan atas laporan keuangan; meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan lain seperti yang ditentukan dalam paragraf 45. 10. Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance); diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode resiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak (atau periode resiko, jika berbeda), kecuali jika 152

proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya. 11. Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts and guaranteed renewable term life contract); diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak 12. Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi; diakui sebagai pendapatan lain-lain. 13. Klaim; meliputi klaim yang telag disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. 14. Klaim reasuransi; diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. 15. Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No. 13; mengenai Akuntansi untuk Investasi dan PSAK no.15 mengenai Akuntansi untuk Investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut : 1. Sekuritas hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam penentuan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatu sekuritas hutang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang tidak ditentukan. 153

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 Karena itu sekuritas hutang tidak boleh dimasukkan dalam klasifikasi ini kalu perusahaan mempunyai tujuan untuk menjual sekuritas tersebut, misalnya, untuk menghadapi : a) perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan resiko sejenis. b) kebutuhan likuiditas. c) perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternatif. d) perubahan dalam resiko mata uang asing 2. Sekuritas hutang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk segera diperdagangkan (trading securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek. Sekuritas ekuitas yang diklasifikasikan dalam ketegori ini adalah sekuritas yang bisa ditentukan nilai-wajarnya yaitu jika harga jual atau kuotasi harga beli dan harga jual tersedia di bursa efek yang terdaftar di Bapepam. Untuk sekuritas hutang yang tidak tersedia harga pasarnya, estimasi nilai wajar bisa dibuat dengan menggunakan berbagai teknik penentuan harga misalnya dengan analisis arus kas didiskontokan (discounted cash flow analysis), penentuan harga matriks dan analisis fundamental. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar (unrealized gains and losses) dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan. 3. Sekuritas hutang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori di atas diklasifikasikan sebagai sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan harga pasar. 154

Sekuritas hutang yang masuk dalam kategori ini adalah yang dimiliki untuk waktu yang tidak ditentukan karena, misalnya, dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna memenuhi kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari program manajemen resiko perusahaan. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas. 16. Piutang reasuransi; tidak boleh dikompensasikan dengan hutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai hutang reasuransi. 17. Premi yang belum Merupakan Pendapatan; premi yang belum merupakan pendapatan atas kontrak jangka pendek untuk asuransi kesehatan dan kecelakaan ditentukan dengan cara sebagai berikut : a) secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari jumlah premi retensi sendiri untuk tiap jenis pertanggungan/asuransi, atau. b) secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan oditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode pertanggungan atau periode resiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 30. 18. Hutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila 155

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 dalam kompensasi tersebut timbul saldo debet, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aktiva sebagai piutang reasuransi. Pengungkapan Akuntansi Asuransi Jiwa Pengungkapan khusus yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan akuntansi mengenai : a) pengakuan pendapatan premi dan penentuan kewajiban manfaat polis masa depan serta premi yang belum merupakan pendapatan. b) transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksireasuransi tersebut terhadap operasi perusahaan. c) pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri. d) kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi yang berlaku. 2. Biaya akuisisi ditangguhkan. Pengungkapan mengenai sifat, jumlah, jenis, dan metode alokasi pembebanan biaya akuisisi ditangguhkan. 3. Kewajiban kepada pemagang polis. Perincian kewajiban kepada pemegang polis serta penjelasan mengenai metode, asumsi dan sistem perhitungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan kewajiban kepada pemegang polis tersebut. 4. Hutang subordinasi. Penjelasan mengenai karakteristik perjanjian pinjaman subordinasi, tingkat bunga, dan nilai sisa pinjaman. 5. Ekuitas Asuransi Jiwa Bersama. Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang-undangan yang 156

berkaitan dengan ekuitas usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah pembagian keuntungan kepada pemegang polis. 6. Pendapatan premi bruto. Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year premium) dan premi tahun lanjutan (renewale) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi. 7. Klaim dan manfaat. Pengungkapan jenis, jumlah, dan sebab kenaikan klaim dan manfaat yang signifikan Penutup Asuransi merupakan suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. Aktivitas usaha dalam perusahaan asuransi adalah asuransi kerugian, asuransi jiwa dan reasuransi. Dalam Asuransi Kerugian (PSAK Nomor 28) pendapatan diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya. Kemudian dalam asuransi jiwa (PSAK Nomor 36) premi jangka pendek diakui 157

Jurnal Syar Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015 sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Sedangkan reasuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu premi lebih besar daripada nilai yang dapat ditanggungnya, maka ia dapat membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan kembali sebagian nilai itu pada perusahaan reasuransi. Laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan asuransi terbagi menjadi dua asuransi yaitu asuransi kerugian meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan arus kas (metode langsung dan tidak langsung), serta asuransi jiwa meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas (metode langsung dan tidak langsung). 158

Daftar Pustaka Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. http://etw-accountant.com/akuntansi-asuransiindustri-asuransi-tidak-siap/ http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuanganmanajemen-keuangan/pengertian-fungsi-tujuan-asuransi/ https://id.wikipedia.org/wiki/asuransiasuransi http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?ca tid&id=481 http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/s tandar.php?cat=sak%20umum&id=79 http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/s tandar.php?cat=sak%20umum&id=78 159