Pengantar Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

Aspek Keselamatan Jalan dalam Pembangunan Jalan. BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

Konsep Zona. Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan. Mataram, Januari 2012

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Petunjuk Praktis. KESELAMATAN JALAN PADA ZONA KERJA DI JALAN dalam mendukung proyek-proyek EINRIP

LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB III LANDASAN TEORI

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN. Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK

PETUNJUK PERAMBUAN SEMENTARA SELAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGATURAN LALU LINTAS UNTUK KESELAMATAN SELAMA PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB 2 DATA DAN ANALISA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 20/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jalan Raya

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

DESAIN PENANGANAN JALAN YANG BERKESELAMATAN DI RUAS JALAN HANOMAN KOTA TEGAL

IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI JALAN LINGKAR SELATAN YOGYAKARTA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 05 TAHUN 2001 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LALU LINTAS JALAN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Akhir D4 TPJJ 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN BERKESELAMATAN

TATA CARA PERENCANAAN PEMISAH NO. 014/T/BNKT/1990

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

MENGENAL RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Disunting oleh : EDI NURSALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

Tatacara Penetapan dan Persyaratan. Direktorat Bina Teknik DitJen Bina Marga

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

ANALISIS LAIK FUNGSI JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR. Kata kunci : transportasi, laik fungsi, standar teknis.

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

2014, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

Transkripsi:

Pengantar Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Banjarmasin, 13-14 Desember 2011

ASPEK LEGAL KESELAMATAN PEKERJAAN JALAN UU No. 22/2009 Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan preservasi jalan dan/atau peningkatan kapasitas jalan wajib menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan - Pasal 23. Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan - Pasal 203. Pengawasan terhadap pelaksanaan program keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi: audit, inspeksi, dan pengamatan dan pemantauan. Audit bidang keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan oleh auditor independen yang ditentukan oleh pembina lalu lintas dan angkutan jalan - Pasal 206. 2

LEGAL ASPEK KESELAMATAN PEKERJAAN JALAN PP No. 34/2006 Penyelenggara Jalan wajib menjaga kelancaran dan keselamatan lalu lintas selama pelaksanaan konstruksi jalan - Pasal 93. Pelaksanaan pemeliharaan jalan harus memperhatikan keselamatan pengguna jalan dengan penempatan perlengkapan jalan secara jelas sesuai dengan peraturan perundang-undangan - Pasal 98. 3

Keselamatan Pekerjaan Jalan Pekerjaan jalan selalu ada: jalan baru, pelebaran jalan, peningkatan jalan, pemeliharaan jalan. Pekerjaan jalan hampir selalu berdekatan dengan lalu lintas yang bergerak, bahkan untuk jalan baru, yang akhirnya akan bergabung dengan jalan eksisting di ujung-ujungnya. Pekerjaan jalan dapat menyebabkan gangguan lalu lintas, kemacetan, tundaan/delay, frustasi, dan terlebih dapat menyebabkan tabrakan mencederai atau membunuh pengguna jalan dan/atau pekerja jalan. Keselamatan jalan di lokasi pekerjaan jalan sering diabaikan. Manajemen keselamatan di lokasi pekerjaan jalan menjadi tugas yang penting dari pemilik kegiatan (satker/ppk?).

Keselamatan Pekerjaan Jalan Lokasi pekerjaan jalan seringkali identik dengan kejutan tersembunyi, permukaan jalan tidak rata, berdebu, berlumpur, kurang atau malah tidak ada rambu peringatan, sedikit petunjuk, jebakan yang membahayakan. Sudah waktunya memperbaiki situasi ini. Tetapi perlu dedikasi semua yang bertanggung jawab terhadap proyek: kontraktor, konsultan dan satker/ppk. Tidak ada data kecelakaan khusus di lokasi pekerjaan jalan, namun diyakini angkanya cukup substansial.

Keselamatan Pekerjaan Jalan: Manajemen lalu lintas pada lokasi pekerjaan jalan seringkali memerlukan standar keselamatan yang lebih tinggi dari jalan eksisting. Contoh: penutupan lajur, penyempitan lajur, tikungan tajam, perubahan geometrik mendadak harus didesain berdasar kecepatan, peringatan dini dan delineasi untuk memberikan peringatan dan petunjuk yang jelas. Rambu dan perangkat yang digunakan pada lokasi pekerjaan jalan sangat penting sebagai alat komunikasi kepada pengguna jalan.

Lokasi Pekerjaan Jalan: Lokasi berbahaya utk Pekerja jalan dan Pengguna jalan Tidak cukup visibilitas awal untuk rambu peringatan dini pertama Di daerah perkotaan, rambu tersembunyi oleh kendaraan yg diparkir. Di daerah pedesaan, tidak ada rambu-rambu dini - kadangkadang tersembunyi oleh rumput, pohon Penggunaan rambu ilegal (tidak resmi) Penggunaan blok beton sebagai delineasi Rambu tumbang Sedikit/tidak menggunakan rambu batas kecepatan Kurangnya perambuan untuk jalan lokal Kurangnya peringatan dengan lampu (berkedip) untuk peralatan pekerjaan.

Kurangnya kerucut lalu lintas, dan sering tidak ada taper. Taper terlalu pendek. Penggunaan drum cat putih 44 galon diisi dengan beton. Aktifitas galian terlalu dekat (tak dipisahkan) dari lalu lintas. Sedikit atau tidak ada delineasi pada areal galian. Pekerja tidak mengenakan pakaian dengan visibilitas tinggi. Tidak benarnya pagar keselamatan untuk keselamatan pekerja. Tidak ada pagar keselamatan untuk pejalan kaki.

Peran Ahli Teknik Kesalahan manusia yang dilakukan oleh pengemudi/pengendara sebenarnya banyak disebabkan oleh ketidak-cermatan ahli jalan. Contoh: tanda peringatan tidak dipasang di tempat yang seharusnya, pekerjaan jalan muncul begitu saja tanpa manajemen lalu lintas, suatu segmen jalan baru beton berhenti tanpa peringatan atau delineasi yang menyebabkan pengemudi/pengendara waktu malam terkejut saat jatuh kembali ke permukaan jalan lama dengan kecepatan tinggi. Langkah-langkah menyediakan rambu yang jelas, dengan delineasi yang tepat dan pembatasan kecepatan yang jelas, tidak sulit dan dapat dilakukan dengan biaya kecil.

Peran Ahli Teknik Ahli teknik, dengan biaya rendah dapat mengupayakan perancangan, konstruksi, pemeliharaan dan pengoperasian lokasi pekerjaan jalan yang lebih berkeselamatan. Pemilik proyek, satker/ppk mempunyai tugas menciptakan lingkungan kerja yang berkeselamatan untuk para pekerjanya. Pemilik proyek juga bertanggung jawab atas keselamatan siapapun yang bergerak melalui atau mengitari area kerja di bawah kendalinya. Sehingga pemilik proyek perlu memastikan, pelatihan yang memadai bagi para pengawas dan pekerja, selain juga menyediakan peralatan, pakaian pelindung dan sumber daya yang memungkinkan bekerja dengan berkeselamatan dan meminimalkan risiko.

DOKUMEN KONTRAK Contract Agreement and Addenda Letter of Acceptance Letter of Bid (Bid Submission Sheet) Particular Condition General Condition Specification Drawings Priced of Bill of Quantities.

SAFETY DALAM KONTRAK PEKERJAAN JALAN GENERAL CONDITION: Clause 4.8: Safety Procedures GENERAL SPECIFICATION: Section 1.2: Mobilization (PCM) Section 1.8: Traffic Mgt and Safety Section 10.1: Routine Maintenance of... Road Furniture,... DRAWINGS: BILL OF QUANTITIES:

General Conditions 4.8 Safety Procedures Kontraktor harus: a) Memenuhi ketentuan keselamatan. b) Menjaga keselamatan semua orang yang berhak ada di lapangan pekerjaan. c) Menyediakan pagar, penerangan, penjagaan dan pengawasan pekerjan sampai selesai dan sampai penyerahan. d) Menyediakan fasilitas sementara (jalan, lajur pejalan kaki, penjaga dan pagar) apabila diperlukan, dalam melaksanakan pekerjaan.

General Specifications... DIVISION 1 GENERAL SECTION 1.2 MOBILIZATION Agenda Pre-construction Meeting (PCM) antara lain: Contractor s Work Plan, termasuk: Traffic Management and Safety Plan

General Specifications... DIVISION 1 general SECTION 1.8 TRAFFIC MANAGEMENT AND SAFETY 1.8.1.1 Description Kontraktor harus: a) Melakukan manajemen lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi pekerja (kontaktor dan konsultan) dan pengguna jalan, yang melewati areal konstruksi, termasuk lokasi sumber material dan jalur pengangkutannya, sesuai dengan spek ini dan rencana manajemen lalu lintas atau yang ditentukan oleh Engineer. b) Melengkapi, memasang dan memelihara rambu, pagar, dsb dan menyediakan per-bendera-an dan lainnya untuk mengarahkan lalu lintas melalui daerah kerja konstrtuksi. Pengendalian lalu lintas harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan pengaturan yang berlaku. c) Semua peralatan pengendalian lalu lintas yang dipakai dan dipasang oleh kontraktor harus dikaji pemenuhannya oleh Engineer.

General Specifications... DIVISION 1 GENERAL SECTION 1.8 TRAFFIC MANAGEMENT AND SAFETY 1.8.2.1 Work Sequence and Traffic Management Plan Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menyusun dan menyerahkan kepada Engineer, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL). RMKL harus didasarkan pada analisis mikro dan makro lalu lintas dan tidak hanya fokus pada areal pekerjaan konstruksi. RMKL harus selalu diperbaharui berdasarkan kondisi lapangan dan pengalaman. RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan alat dan peralatan untuk pedestrian dan kendaraan non mesin apabila ada di sekitar lokasi pekerjaan.

General Specifications... DIVISION 1 GENERAL SECTION 1.8 TRAFFIC MANAGEMENT AND SAFETY 1.8.2.3 Implementation of Traffic Management and Safety Works Setiap waktu, Engineer memeriksa apakah pengendalian lalu lintas yang aman dilaksanakan sesuai rencana, engineer dapat membatasi operasi/kegiatan kontraktor apabila tidak memenuhi, sampai diperbaiki. Engineer dapat menunda/menstop seluruh kegiatan sampai dipenuhi. Dalam kasus keselamatan publik dan pekerja, yang serius dan dengan sengaja kontraktor mengabaikan, Engineer dapat mengambil tindakan untuk perbaikan dan membebankan biayanya kepada kontraktor. Semua personel paling sedikit berumur 18 tahun dan memakai rompi reflektif, sepatu boot dan helm setiap waktu dalam jam kerja. Kegiatan malam hari harus menggunakan penerangan dan/atau sistem reflektif yang disetujui oleh engineer.

General Specifications... DIVISION 1 GENERAL SECTION 1.8 TRAFFIC MANAGEMENT AND SAFETY 1.8.2.5 Maintenance of Temporary Traffic Signs Kontraktor harus menyediakan personel untuk mengawasi pengendalian lalu lintas secara kontinyu siang dan malam dan mengambil tindakan apabila ada kerusakan fasilitas pengendalian lalu lintas, baik akibat vandalisme atau akibat kecelakaan lalu lintas. 1.8.2.14 Additional Traffic Signs Atas permintaan Engineer, kontraktor harus menyediakan tambahan rambu atau fasilitas penanganan lalu lintas, yang memenuhi spek Engineer dan harus disediakan dalam 48 jam serta dipasang dan dipelihara sampai pekerjaan selesai.

General Specifications... DIVISION 1 GENERAL SECTION 1.8 TRAFFIC MANAGEMENT AND SAFETY 1.8.6.2 Basis of Payment... Engineer dapat memerintahkan kontraktor untuk menyediakan tambahan peralatan apabila diperlukan, tanpa mengubah biaya lump sum untuk manajemen lalu lintas dan keselamatan (Traffic Management and Safety). Apabila jumlahnya tidak tertera dalam daftar biaya (Bill of Quantities), tidak ada pembayaran terpisah untuk section manajemen dan keselamatan lalu lintas ini. Apabila kontraktor gagal melaksanakan manajemen lalu lintas dan keselamatan seperti dalam section ini, kontraktor akan dibebani biaya pelaksanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas yang dilaksanakan oleh Engineer atau pihak lain atas perintah Engineer.

General Specifications... DIVISION 10 ROUTINE MAINTENANCE WORK SECTION 10.1 ROUTINE MAINTENANCE OF PAVEMENT, SHOULDER, DRAINAGE, ROAD FURNITURE AND BRIDGES 10.1.5 Routine Maintenance of Road Furniture 10.1.5.1 Kontraktor harus mengecat ulang setiap rambu eksisting yang sudah pudar dan mengecat ulang huruf pada rambu tersebut apabila tidak jelas. 10.1.5.2 Kontraktor harus juga melakukan perbaikan terhadap kerusakan rambu, bagian pagar pengaman (guardrail) yang panjangnya kurang dari 10 m, dengan alasan apapun, patok pengaman, patok km, dan perlengkapan jalan lainnya, sesuai perintah Engineer.

General Specifications... DIVISION 10 ROUTINE MAINTENANCE WORK SECTION 10.1 ROUTINE MAINTENANCE OF PAVEMENT, SHOULDER, DRAINAGE, ROAD FURNITURE AND BRIDGES 10.1.7 Measurement and Payment 10.1.7.1 Measurement for Payment (a)semua pekerjaan pemeliharaan rutin yang ditetapkan oleh Engineer, akan dibayar berdasarkan konfirmasi tertulis dari Engineer bahwa kondisi pelayanan permukaan jalan, bahu, drainase, perlengkapan jalan dan jembatan telah dipelihara dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam section ini. (b)for areas in which the Engineer has directed that the scope of work is greater than the limits for routine maintenance works define in Article 10.1.1, the works performed will be classified as reinstatement works and will not therefore be paid under this Section of the Specifications. Measurement and payment for such work shall be made on the basis of the quantities of materials actually used in the work, as provided for under Division 8 of these Specifications.

General Specifications... DIVISION 10 ROUTINE MAINTENANCE WORK SECTION 10.2 MAINTENANCE OF ADJACENT ROAD AND BRIDGES 10.2.1.1 Description Semua jalan dan jembatan eksisting yang berdekatan dan yang menuju lokasi pekerjaani dan dilewati oleh peralatan kontraktor, harus tetap terbuka untuk lalu lintas dan dipelihara dalam kondisi aman dan dapat digunakan. Dalam keadaan tertentu, struktur bangunan eksisting perlu diperkuat dan jembatan/timbunan sementara perlu dibuat untuk menyediakan transportasi peralatan kontraktor, dari dan ke lokasi pekerjaan. 10.2.2 Maintenance of Adjacent Road and Bridges Used by the Contractor Jembatan dan jalan umum eksisting yang berdekatan dengan proyek dan digunakan oleh kontraktor untuk operasi pengangkutan, termasuk jembatan eksisting yang diperkuat oleh kontraktor, jembatan sementara yang dibangun oleh kontraktor dan jalan akses ke kuari yang digunakan oleh kendaraan berat kontraktor, harus sepenuhnya dipelihara oleh kontraktor dengan biayanya sendiri selama pekerjaan dan harus ditinggalkan dalam kondisi tidak lebih buruk dari sebelum kontraktor mulai pekerjaan. Jembatan sementara yang dibangun oleh kontraktor dalam memenuhi section ini tidak boleh dibongkar oleh kontraktor pada saat selesai pekerjaan, kecuali diperintahkan oleh Engineer.

General Specifications... DIVISION 10 ROUTINE MAINTENANCE WORK SECTION 10.2 MAINTENANCE OF ADJACENT ROAD AND BRIDGES 10.2.3.1 Existing Temporary Road Works and Traffic Control Semua pekerjaan jalan sementara dan pemasangan pengendalian lalu lintas yang disediakan oleh kontraktor pada jalan-jalan yang berdekatan/menuju lokasi pekerjaan harus setiap waktu selama pekerjaan, dipelihara dalam kondisi aman, dapat digunakan dan memenuhi/memuaskan Engineer, agar menjamin keselamatan lalu lintas dan masyarakat yang menggunakan jalan. Ketentuan pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Section 1.8 Maintenance of Traffic Flow. 10.2.4 Basis of Payment Tidak ada pembayaran tersendiri untuk kegiatan ini.