Nita Arisanti, Elsa Pudji Setiawati Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem

Course Perfomance Evaluation Odd Semester of Academic Year 2015/2016

TINGKAT KEPUASAN BIMBINGAN KLINIK MAHASISWA KEPERAWATAN

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tutor PBL dengan Kemampuan Membimbing Mahasiswa untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi

ABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SOFIA PARAMITA R

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SOFIA PARAMITA R

GAMBARAN EVALUASI PENILAIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER TERHADAP LINGKUNGAN PEMBELAJARANNYA

NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESADARAN MAHASISWA PSPD FK UNTAN ANGKATAN 2009,2010, DAN 2011 MENGENAI OSCE

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mahasiswa kedokteran. Pada tahap ini mahasiswa belajar untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran KEVIN PIETER TOMAN G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan

ABSTRAK GAMBARAN KETERSEDIAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISTEM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS X DI BANDUNG

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA DIPLOMA III KEPERAWATAN TERHADAP METODE BIMBINGAN KLINIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSD dr. SOEBANDI JEMBER TAHUN 2010

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. Septian Sugiarto G

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

RECI MAULITA I

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

Penerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000

MINI CEX : METODE PENILAIAN PERFORMA PADA PENDIDIKAN TAHAP KLINIK

PENGARUH KETERAMPILAN DOSEN MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DIII KEBIDANAN FK UNS

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Persepsi Mahasiswa Kedokteran Terhadap Pelaksanaan Progress Test

Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

DARI PETA KURIKULUM Sampai Ke BUKU BLOK : PANDUAN STEP By STEP. (tim kurikulum UGM)

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

John Toding Padang, Novita Medyati

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

KARYA TULIS ILMIAH. Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. Semester I VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang Tahun 2013

Validasi Kuesioner Evaluasi Progress Test pada Mahasiswa Tahap Sarjana Kedokteran Universitas Islam Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

PENILAIAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG STANDARDIZED PATIENT DALAM UJIAN OSCA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

CURRICULUM VITAE. : Fisiologi dan Pendidikan Kedokteran

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 WIROSARI GROBOGAN TESIS. Diajukan Kepada :

PERBEDAAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA INTROVERT DAN EKSTROVERT DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ASISTENSI LABORATORIUM ANATOMI TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

Rika L, Dwita O, Merry, Arif Yudho l Perbedeaan Nilai sebelum dan sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional

Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akan melanjutkan pada tingkat pendidikan profesi dokter gigi. Dalam tahap

Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

DETERMINAN KINERJA AKADEMIK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNNES. Joko Widodo 1

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu

POST GRADUATE PROGRAM IN PUBLIC HEALTH, FACULTY OF MEDICINE, UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENILAIAN DIRI KINERJA TUTOR ANTARA DOSEN DENGAN RIWAYAT MENGAJAR SAAT PARADIGMA TEACHER CENTERED LEARNING DAN STUDENT CENTERED LEARNING

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA BLOK TAHAP TAHAP KEHIDUPAN

KAJIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Fahrizal Kusuma Wijaya 1, Sri Sundari 2. Abstract

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMK KARYA NASIONAL KUNINGAN TESIS

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU STAMBUK 2007 TENTANG REKAM MEDIS OLEH : JONATHAN ANGKASA

Interprofessional Education: Sebuah Ulasan Singkat. Zakka Zayd Zhullatullah Jayadisastra. Staff Kajian Medical Education and Profession (MEP) ISMKI

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

NILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA. Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes

Peningkatan Kompetensi Dokter Pasca-Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) Tahun 2013

Etika Profesi dan Pendidikan Interprofesional

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS

Gambaran Rencana Masa Depan Pemilihan Bidang Profesi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Angkatan 2007

Oleh: RAYMOND BERNARDUS

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KINERJA DOSEN TEKNOLOGI FARMASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENDEKATAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA TESIS

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010

PENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING

PERSIAPAN PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Halaman

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PERILAKU DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FK USU TAHUN ANGKATAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI.

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

TINGKAT PENGETAHUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) TERHADAP KESEHATAN MATA DI KOTA MEDAN. Oleh KUHAPRIYA SELVARAJAH NIM :


mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-312.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana

PENGESAHAN SKRIPSI. Dewi Nur Maharani, NIM: G , Tahun: 2016

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) menyatakan setiap menit seorang wanita

Transkripsi:

Perspektif Mahasiswa: Evaluasi Program Pendidikan Profesi Dokter Rotasi Kedokteran Keluarga di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung Indonesia Nita Arisanti, Elsa Pudji Setiawati Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Abstrak Berbagai inovasi dalam pendidikan kedokteran harus selalu dilakukan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pengembangan Kurikulum PSPD Kedokteran Keluarga. Evaluasi program sangat diperlukan agar dapat diterapkan dengan baik. Evaluasi merupakan bagian integral pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pendidikan, Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran evaluasi Program PSPD dari perspektif mahasiswa yang telah melakukan rotasi. Disain penelitian adalah deskriptif kuantitatif terhadap seluruh mahasiswa FK Unpad yang telah melakukan rotasi di PSPD Kedokteran Keluarga selama 6 bulan program diterapkan yaitu Januari Agustus 2011. Tehnik pengambilan sampling secara total sampling terhadap 68 mahasiswa yang telah melakukan rotasi. Pengambilan data dengan kuesioner dan dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menggambarkan penilaian peserta didik terhadap tujuan, metode pembelajaran, modul, lembar kerja, metode asesmen, wahana pendidikan, pembimbing dan pendukung program. Gambaran tentang tujuan pendidikan didapatkan sebagian besar (96%) responden menyatakan program sudah sesuai kompetensi dan dapat dicapai melalui metode pembelajaran yang diberikan. Kompetensi juga dapat dicapai melalui alokasi waktu yang tersedia. Sebanyak 57% mahasiswa memberikan penilaian positif terhadap bahan ajar, terutama penilaian mengenai referensi dan tugas yang diberikan. Penilaian untuk lembar kerja mahasiswa, didapatkan ketidaksesuaian antara tugas pada lembar kerja dan pembekalan. Perlu evaluasi berkala untuk menilai pelaksanaan program dan beberapa hal perlu diperbaiki sesuai dengan umpan balik peserta didik. Kata kunci: Evaluasi, profesi dokter, program pendidikan Evaluation of new family medicine clerkship program from the perspectives of students in Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran, Bandung Indonesia Abstract The medical curriculum had been changed into competency-based curriculum since 2005. One of these competencies is apply principles of basic biomedical, clinical, behavioural sciences and epidemiology in the practice of family medicine. To achieve this competency, a rotation in family medicine had been inserted into medical curriculum. The study objective was to evaluate the implementation of a new family medicine rotation curriculum. The study method was cross sectional. A questionnaire was given to student after a rotation in family medicine. The period of this study was January August 2011. The data was analyzed using distribution frequency. The results of this study were most of respondent (97%) agreed that the Program objectives are met and the mode of delivery is suitable for improving and implementing the knowledge and skills; most of respondent stated that the worksheets are complicated, but the module is useful. In term of evaluation methods, majority of respondent agreed that the tools are measurable and objective. The conclusions are the program achieved its objectives and necessary changes based on this study should be considered. Keywords: Educational program, evaluation, medical profession Korespondensi : Nita Arisanti,dr., M.Sc-FM Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Eijkman No. 38 Bandung Email : nitarisanti@yahoo.com 92 JSK, Volume 1 Nomor. 2 Tahun 2015

Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung Indonesia Pendahuluan Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus Pendidikan Kedokteran merupakan salah satu program pendidikan profesi yang bertujuan untuk menghasilkan dokter yang mampu melaksanakan tugas profesinya dan senantiasa memiliki keinginan untuk meningkatkan dan mengembangkan diri sesuai dengan tuntunan profesionalitas seorang dokter. Melalui Pendidikan Kedokteran yang paripurna diharapkan dokter yang dihasilkan memiliki sikap dan dapat mengembangkan kepribadian yang diperlukan untuk menjalankan profesinya seperti integritas, rasa tanggung jawab, dapat dipercaya sesuai dengan etika profesinya yang universal. Pendidikan di Program Studi Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran Unpad dilaksanakan dengan menggunakan metode pelatihan berdasarkan kompetensi (Competency-based Training), yang meliputi kompetensi klinik dan manajemen kesehatan masyarakat. Program Studi Profesi Dokter (PSPD) terdiri dari rotasi pada 16 departemen yang dilalui dalam waktu 3 semester. Setelah tahap ini diselesaikan diharapkan dokter muda telah memiliki kompetensi sebagai dokter. Dokter yang dihasilkan harus memiliki kemampuan sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan mampu berperan serta dalam Sistem Kesehatan Nasional dan mengikuti perkembangan global ilmu kedokteran untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Standar Kompetensi Dokter Indonesia disusun atas dasar 6 butir tanggung jawab Dokter Layanan Primer, panduan WHO, Standar Global WFME (World Federation of Medical Education), contoh-contoh berbagai kurikulum di FK-FK di dunia dan Visi Indonesia Sehat 2010. Lulusan FK diharapkan dapat menerapkan Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif, sehingga Ilmu Kedokteran Keluarga dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer harus diberikan pada mahasiswa fakultas kedokteran. 1 Untuk mendapatkan lulusan yang diharapkan, berbagai inovasi dalam pendidikan kedokteran harus selalu dilakukan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pengembangan Kurikulum PSPD rotasi Kedokteran Keluarga. Agar dapat diterapkan dengan baik, evaluasi program sangat diperlukan. Evaluasi merupakan bagian integral dari pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pendidikan, baik program nasional ataupun kurikulum sekolah bahkan dapat menjadi bagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh pendidik atau mahasiswa. 2 Perbaikan program melalui evaluasi program ini adalah respon dari ketidakpuasan tim pengembang kurikulum terhadap pelaksanaan program, dimana penilaian program dari sisi proses jarang dilakukan. 1 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran evaluasi program PSPD dari perspektif mahasiswa yang telah melakukan rotasi periode tahun ajaran 2012/2013. Metode Disain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif terhadap seluruh mahasiswa yang telah melakukan rotasi di PSPD kedokteran keluarga selama 6 bulan program ini diterapkan. Kriteria inklusi adalah mahasiswa telah mengikuti secara keseluruhan rotasi PSPD kedokteran keluarga dan bersedia mengikuti penelitian ini. Tehnik pengambilan sampling secara total sampling dilakukan terhadap 68 mahasiswa yang telah melakukan rotasi. Terdapat 10-12 mahasiswa setiap rotasinya. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Dimensi evaluasi program terdiri dari tujuan dan metode pembelajaran, modul pembelajaran dan lembar kerja, metode asesmen, tempat dan lama rotasi serta pembimbing. Kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari Agustus 2011 di FK Unpad. Hasil Evaluasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 68 mahasiswa yang telah melakukan rotasi di PSPD Kedokteran Keluarga selama lima minggu. Mahasiswa ditempatkan di puskesmas atau klinik jejaring FK Unpad dan mendapat bimbingan dari dokter/ pembimbing lapangan dan dokter/ pembimbing departemen. Evaluasi program ini merupakan penilaian terhadap pendapat peserta didik mengenai tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, modul/ bahan ajar, lembar kerja, metode asesmen, wahana pendidikan, pembimbing dan pendukung program. Gambaran tentang tujuan pendidikan didapatkan sebagian besar responden menyatakan kegiatan PSPD ini sudah sesuai dengan kompetensi yang harus didapat oleh mahasiswa dan dapat dicapai melalui metode pembelajaran yang diberikan. Kompetensi ini juga dapat dicapai melalui alokasi waktu yang 93 JSK, Volume 1 Nomor. 2 Tahun 2015

tersedia, seperti digambarkan pada Tabel 1. Pada kegiatan PSPD ini, mahasiswa dibekali dengan bahan ajar yang memuat prinsip-prinsip dasar kedokteran keluarga dalam penatalaksanaan pasien. Dari tabel diatas didapatkan bahwa hanya sebagian kecil mahasiswa memberikan penilaian positif terhadap bahan ajar, terutama penilaian mengenai referensi dan tugas yang diberikan. Pada Tabel 2 menggambarkan penilaian untuk lembar kerja mahasiswa, didapatkan ketidaksesuaian antara tugas pada lembar kerja dan pembekalan yang diberikan pada awal rotasi PSPD Kedokteran Keluarga ini. Tabel 1. Gambaran penilaian mahasiswa terhadap tujuan, metode modul, lembar kerja dan metode asesmen Variabel Jumlah Frekuensi (%) 1. Tujuan pembelajaran Sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa 65 96 Dapat dicapai dengan kegiatan pembelajaran 59 87 Dapat dicapai dengan alokasi waktu yang tersedia 53 78 2. Metode pembelajaran Sesuai dengan tujuan pendidikan 61 90 Memberi kesempatan untuk menambah pengetahuan 65 96 Memberi kesempatan untuk menambah keterampilan 63 93 Terdapat kesempatan untuk belajar mandiri 61 90 3. Modul bahan ajar Memuat ilmu dasar yang harus dikuasai 39 57 Penyajian modul ringkas 60 88 Bahasa cukup dimengerti 61 90 Tugas di akhir modul memberi manfaat 48 71 Referensi cukup 35 51 Referensi up to date 50 74 4. Lembar kerja Sesuai dengan tujuan pendidikan 51 75 Terlalu banyak yang harus diisi 49 72 Sesuai dengan kuliah dan pembekalan 25 37 5. Asesmen Metode evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 52 76 Metode evaluasi obyektif 48 71 94 JSK, Volume 1 Nomor. 2 Tahun 2015

Tabel 2. Gambaran penilaian mahasiswa terhadap wahana, alokasi waktu, pembimbing dan pendukung program Variabel Jumlah Frekuensi (%) 1. Wahana Sesuai dengan tujuan pembelajaran 61 90 Jumlah kasus memadai 50 74 Mudah dicapai 51 75 Nyaman 59 87 2. Waktu, dibandingkan dengan tujuan pembelajaran Terlalu lama 13 19 Cukup 50 74 Terlalu singkat 7 10 3. Preceptor/ pembimbing departemen Memberikan dukungan dan bimbingan 58 85 Mudah dihubungi 64 94 Memberikan ilmu yang cukup sesuai dengan tujuan pendidikan 48 71 4. Preceptor/ pembimbing lapangan Memberikan dukungan dan bimbingan 60 88 Mudah dihubungi 66 97 Memberikan ilmu yang cukup sesuai dengan tujuan pendidikan 58 85 5. Pendukung kegiatan Petugas administrasi departemen IKM membantu 62 91.2 Petugas administrasi PSPD membantu 56 82.4 Dokumen terlalu banyak 25 36.8 Pembahasan Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan. Dalam pendidikan istilah ini sering digunakan bergantian dengan penilaian.penilaian terutama berkaitan dengan pengukuran kinerja siswa, evaluasi umumnya merujuk pada proses mendapatkan informasi tentang program pengajaran untuk selanjutnya sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.2 Penelitian tentang evaluasi program merekomendasikan agar evaluasi dilakukan sebelum, saat berlangsung dan setelah program dilaksanakan. Manfaatnya adalah evaluasi dilakukan cukup ketat yang memungkinkan dapat diimplementasikan pada seluruh spektrum pendidikan kedokteran. 3 Dua tujuan utama evaluasi program adalah untuk menilai metode pembelajaran dan menilai efektifitas dari program.2 Direktur/ manajer program, clerkship, dan residensi bertanggung jawab tidak hanya untuk menentukan apakah mahasiswa telah mencapai tujuan pendidikan tetapi juga untuk memastikan kualitas program itu sendiri. 3 PSPD Kedokteran Keluarga merupakan program baru di FK Unpad, sehingga untuk keberlangsungan program ini, enam bulan pertama perlu dilakukan evaluasi untuk menilai efektifitas program terhadap mahasiswa, untuk mendokumentasikan bahwa tujuan pendidikan telah tercapai, memberikan informasi mengenai program sehingga dapat dilakukan perbaikan. 2,4 Menurut salah satu penelitian ada beberapa tipe program evaluasi yaitu evaluasi berorientasi tujuan, evaluasi berorientasi proses dan evaluasi berorientasi peserta. 5. Penelitian ini merupakan evaluasi berorientasi peserta didik dimana pendekatan ini mencari persepsi yang terlibat terhadap program. Dalam program evaluasi terdapat beberapa topik yang dapat dinilai. Penelitian di UEA melakukan penilaian 95 JSK, Volume 1 Nomor. 2 Tahun 2015

terhadap program residensi dan menilai aspek lama bertugas, pembimbing, metode penilaian, isi pembelajaran, dan pendukung. Penelitian ini menggunakan survey dengan kuesioner yang diberikan kepada residen di 6 institusi pendidikan. 6 Penelitian lain menyebutkan bahwa dalam menlakukan evaluasi program, beberapa hal yang dapat diperbaiki setelah mendapatkan umpan balik dari peserta adalah perilaku pembimbing, tujuan pembelajaran, tujuan program dan dapat juga dinilai kepuasan peserta. 7 Dengan adanya evaluasi program ini, pengelola program dapat mengetahui poin-poin mana yang harus diperbaiki dan poin mana yang harus dipertahankan. Penelitian mengenai evaluasi program CME untuk dokter menyebutkan bahwa inovasi baru diperlukan untuk dapat memberikan kebutuhan dan tuntutan dari peserta didik. 7 Berdasarkan penilaian mahasiswa beberapa hal yang perlu diperbaiki dari PSPD Kedokteran Keluarga ini antara lain adalah bahan ajar/ modul, lembar kerja mahasiswa dan metode penilaian. Penelitian di Iran juga menyebutkan, bahwa beberapa perbaikan harus dilakukan agar tujuan program pembelajaran tercapai. Menurut penelitian ini hal yang perlu diperbaiki antara lain adalah penggunaan metode penilaian peserta didik yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan kedokteran. 8 Program evaluasi harus dilakukan sesuai kebutuhan di lapangan. 9,10 Keterbatasan penelitian ini adalah adanya bias dalam mengisi kuesioner ini karena peserta didik menjawab sendiri kuesioner tersebut. Simpulan penelitian ini adalah sebagian besar responden menyatakan kegiatan PSPD ini sudah sesuai dengan kompetensi yang harus didapat oleh mahasiswa dan dapat dicapai melalui metode pembelajaran yang diberikan. Kompetensi ini juga dapat dicapai melalui alokasi waktu yang tersedia. Penilaian untuk lembar kerja mahasiswa didapatkan ketidaksesuaian antara tugas pada lembar kerja dan pembekalan. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya evaluasi yang berkala untuk menilai pelaksanaan program dan beberapa hal yang perlu diperbaiki agar dapat ditindaklanjuti oleh pengelola program sesuai dengan umpan balik dari peserta didik. Daftar Pustaka 1. Fakultas Kedokteran Unpad. Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi Dokter. 2013 2. Goldie J. AMEE Education Guide no. 29: Evaluating educational programs. Medical Teacher. 2006;28(3):210 24. 3. Durning SL, Hemmera P, Pangaroa LN. The Structure of Program Evaluation: An Approach for Evaluating a Course, Clerkship, or Components of a Residency or Fellowship Training Program. Teaching and Learning in Medicine. 2007;19(3):308-18. 4. Musick DW. A Conceptual Model for Program Evaluation in Graduate Medical Education. Acad Med. 2006;81:759 65. 5. Cook DA. Twelve tips for evaluating educational programs. Medical Teacher. 2010; 32: 296 301. 6. Ibrahim H, Lindeman B, Matarelli SA, Chandrasekhar S. International Residency Program Evaluation: Assessing the Reliability and Initial Validity of the ACGME-I Resident Survey in Abu Dhabi, United Arab Emirates. Journal of Graduate Medical Education. 2014:517-20. 7. Moattari M, Yadgari D, Hoseini SJ. The evaluation of a composed program of continuing medical education for general practitioners. J Adv Med Educ Prof. 2014;2(3): 120-5. 8. Shahidi F. Saqeb MM, Amini M, Avand A, Dowlatkhah HR. Qualitative evaluation of general practitioner training program as viewed by graduates from Shiraz, Fasa and Jahrom Medical Universities. J Adv Med Educ Prof. 2015;3(3):142-9. 9. Boggan, JC, et al. A Novel Approach to Practice-Based Learning and Improvement Using a Web-Based Audit and Feedback Module. Journal of Graduate Medical Education.2014: 541-6. 10. Kojuri J, et al. Needs assessment and evaluation of a short course to improve faculties teaching skills at a former World Health Organization regional teacher training center. J Adv Med Educ Prof. 2015;3(1): 1-8. 96 JSK, Volume 1 Nomor. 2 Tahun 2015