KAJIAN PERSEBARAN RUMAH SUSUN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAKARTA. Freddy Masito S. Su Ritohardoyo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

Komposisi Penduduk DKI Jakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mahal, dan hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan rumah landet house

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

RUSUNAMI DI JAKARTA TIMUR

KARAKTERISTIK DAYA TARIK KOTA BEKASI PADA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN APARTEMEN. Muhammad Fauzi Su Ritohardoyo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah penduduk di kota-kota besar khususnya di DKI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

ANALISIS KONDISI FISIK WILAYAH TERHADAP POLA KERUANGAN LOKASI PERUMAHAN KAWASAN AGLOMERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA DI KABUPATEN SLEMAN

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang

Geo Image 1 (10 ) (2012) Geo Image.

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Surya Brata, 2000: 18).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Persebaran Permukiman Kumuh Dibandingkan Dengan Persepsi Masyarakat Tentang Permukiman Kumuh di Kecamatan Wara Timur Kota Palopo

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengenai penyesuaian tarif sewa Rusunawa Tambak. Berdasarkan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 Tahun 1985 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul

EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BAB III BAHAN DAN METODE

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR : 188

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENGATASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

ANALISIS PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN TAHUN 2014

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk membedakan pendefinisian kata rumah menjadi tidak sekedar

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN LAWEYAN TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

Indah Octavia Koeswandari Noorhadi Rahardjo

Transkripsi:

KAJIAN PERSEBARAN RUMAH SUSUN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAKARTA Freddy Masito S. freddy_6223@yahoo.co.id Su Ritohardoyo surito@ugm.ac.id Abstract One of the problems happened in Indonesia is the increasing of population that inversely proportional to the area which remains unchanged so many people have difficulty to access the areas that will be used as residences.. Methods that used in this research are descriptive statistical analysis, map analysis for spatial data processing, and nearest neighbor analysis that are expected to answer the research questions. Based on the result of nearest neighbor analysis, the distribution of DKI Jakarta is random, South Jakarta is random slightly grouped, East Jakarta is random, Central Jakarta is random slightly grouped, West Jakarta is random, and North Jakarta is random. Keywords : flat house Abstrak Salah satu permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah jumlah penduduk yang semakin bertambah berbanding terbalik dengan luas wilayah yang cenderung tetap sehingga banyak sekali penduduk yang mengalami kesulitan mengakses lahan yang akan dijadikan sebagai tempat tinggal. Pada beberapa tahun belakangan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik deskriptif, analisis peta untuk pengolahan data spasial, dan analisis tetangga terdekat yang diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian. Berdasarkan hasil analisis tetangga terdekat maka diketahui pola persebaran rumah susun di DKI Jakarta adalah Acak sedikit mengelompok, Jakarta Selatan Acak, Jakarta Timur Acak, Jakarta Pusat Acak sedikit mengelompok, Jakarta Barat Acak, dan Jakarta Utara Acak Kata Kunci : rumah susun 186

PENDAHULUAN Dari tahun ketahun bumi akan semakin padat. Jumlah penduduk yang semakin bertambah berbanding terbalik dengan luas suatu wilayah yang cenderung tetap. Bila hal ini dibiarkan maka akan banyak sekali penduduk yang sulit untuk mengakses lahan yang akan dijadikan sebagai tempat tinggal. Hal ini merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di Indonesia, dan hampir semua kota besar di Indonesia mengalami masalah seperti ini, tidak terkecuali Jakarta yang merupakan ibu kota dari negara Indonesia. Pada beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah Kota Jakarta maupun pemerintah pusat kembali menggalakkan program pembangunan 1.000 Twin Blok rumah susun untuk membantu memecahkan permasalahan permukiman yang terjadi. Dari rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian tertuang dalam beberapa butir berikut ini, yaitu untuk : Mengetahui persebaran dan pola persebaran rumah susun yang ada di Jakarta Mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi lokasi rumah susun yang ada di Jakarta Adapun pengertian rumah susun menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011) tentang Rumah Susun, menyebutkan bahwa Rumah Susun adalah: bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. METODE PENELITIAN Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data mengenai Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda dan Rumah Susun Sederhana Milik Benhill yang digunakan oleh peneliti sebagai data studi kasus Rumah Susun Sederhana. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini banyak digunakan oleh peneliti dikarenakan data yang dibutuhkan oleh peneliti dapat dikumpulkan melaluli studi dokumentasi berupa penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan lain-lain) yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian. Tabel 1 Data yang digunakan dalam penelitian Sumber Data Jenis Data Data Primer 1. Observasi a. Data Rumah Susun Sederhana Marunda dan Benhil 1. Jumlah : Unit dan tower block 2. Luas : Unit dan kawasan 3. Sarana dan Prasarana : Fasilitas, transportasi, dan aksesibilitas 4. Status Penghuni : Pekerjaan dan pendapatan 2. Informan / Key Person Informasi khusus mengenai Rumah Susun Sederhana 187

Data Sekunder Peta sebaran lokasi Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), 1. Kementrian PU RTRW 2. Kementrian Perumahan Rakyat Pembangunan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) 3. BPS DKI Jakarta Dalam Angka, Podes 4. Sumber Lain : Data dan informasi lain yang menunjang Buku, internet, hasil penelitian, dsb Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : - Analisis statistik deskriptif - Analisis Peta untuk Pengolahan Data Spasial - Analisis Tetangga Terdekat - Faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran - Survey Lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN Permukiman merupakan salah kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia. Jumlah penduduk yang semakin bertambah juga menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal yang semakin tinggi, sedangkan jumlah lahan dari tahun ketahun adalah tetap sehingga akan menyebabkan masalah akan semakin sulitnya penduduk untuk mengakses lahan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah susun merupakan salah satu solusi yang di harapkan bisa mengatasi tingginya permintaan penduduk akan permukiman. Tabel 2 Persebaran Rumah Susun Sederhana di DKI Jakarta Tahun 2010 Kota Administrasi No. Rumah Susun Sederhana Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Total Selatan Timur Pusat Barat Utara (lokasi) (lokasi) (lokasi) (lokasi) (lokasi) (lokasi) 1. Jumlah Rumah Susun Sederhana 12 31 13 21 16 93 2. Luas Area (Ha) 20,1 97,35 28,34 64,19 87,69 297,67 <1,5 7 13 4 9 9 42 1,5-2,5 3 4 6 7 2 22 >2,5 2 14 3 5 5 29 3. Jumlah Blok (Blok) 41 236 48 161 215 701 <3 8 15 9 10 5 47 3 6 3 6 3 6 4 22 >6 1 10 1 5 7 24 4. Jumlah Unit (Unit) 3.880 16.343 9.593 12.164 16.832 58812 <200 4 8 2 7 2 23 200-400 4 8 3 5 6 26 >400 4 15 8 9 8 44 188

5. Kepadatan Blok (Blok / Ha) 2,04 2,424 1,905 2,461 2,415 2,355 <2 0 5 4 3 2 14 2-3 12 19 6 13 6 56 >3 0 7 3 5 8 23 Sumber : Olahan Data Sekunder 2010 Persebaran rumah susun sederhana maka akan semakin luas sederhana di setiap Kota rumah susun tersebut. Administrasi di DKI Jakarta berbedabeda. Hal ini dikarenakan tingkatan Jumlah unit suatu rumah susun sederhana secara langsung kebutuhan akan rumah susun akan mempengaruhi seberapa banyak sederhana di setiap wilayah berbedabeda. DKI Jakarta memiliki total rumah susun sebanyak 93 lokasi penghuni yang akan tinggal di rumah susun tersebut. Banyaknya unit suatu rumah susun sederhana secara tidak rumah susun sederhana. langsung dipengaruhi oleh Total luas rumah susun sederhana di DKI Jakarta mencapai banyaknya jumlah blok dan lantai yang ada. 297,67 Ha. Luas rumah susun Kepadatan blok rumah sederhana memiliki luas yang susun sederhana didapat dengan cara berbeda-beda, hal ini dikarenakan selain jumlah blok dan unit yang berbeda beda juga dipengaruhi oleh membagi jumlah blok yang ada dengan luas total di setiap rumah susun sederhana. Semakin tinggi kemudahan mendapatkan lahan kepadatan blok yang ada maka akan kosong di setiap kota berbeda-beda. Jumlah blok suatu rumah semakin padat jumlah blok yang ada di rumah susun sederhana tersebut susun secara langsung akan sehingga dapat dikatakan rumah mempengaruhi luas suatu rumah susun sederhana tersebut dapat susun sederhana yang ada. Semakin mengoptimalkan penggunaan lahan banyak blok suatu rumah susun yang ada. Tabel 3 Pola Persebaran Rumah Susun Sederhana di DKI Jakarta Tahun 2010 Komponen Kota Administrasi Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI Pola Sebaran Rumah Susun Sederhana Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta Hasil Analisis Tetangga Terdekat (T) 0,89 1,08 0,82 1,1 1,11 0,94 Pola Persebaran Acak Acak Sumber : Olahan Data Sekunder 2010 Berdasarkan hasil perhitungan analisis tetangga terdekat melalui software ArcGiss, maka didapat nilai T yang ada di DKI Jakarta adalah 0,94. Total rumah susun sederhana yang ada di DKI Jakarta adalah sebanyak 93 Acak Sedikit Mengelompok Acak Acak lokasi dengan luas sebesar 297,67 Ha dan jumlah unit sebanyak 58.812 unit. Dengan nilai T sebesar 0,94 maka persebaran rumah susun yang ada di Jakarta masuk kedalam kategori acak sedikit mengelompok. Bila dilihat berdasarkan peta lokasi Acak sedikit mengelompok 189

rumah susun di setiap kota di DKI Jakarta, maka dapat dilihat bahwa lokasi rumah susun yang ada cenderung tersebar setiap kecamatan memiliki 1 rumah susun. Namun tidak semua kelurahan memiliki bangunan rumah susun sederhana, akan tetapi juga terdapat 1 kecamatan yang memiliki lebih dari 1 lokasi rumah susun. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah susun sederhana, yaitu, bencana, kepadatan penduduk, keterbatasan lahan,, jumlah sarana dan prasarana, lokasi permukiman kumuh, dan kesesuain dengan RTRW. KESIMPULAN Permukiman merupakan salah kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia. Jumlah penduduk yang semakin bertambah juga menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal yang semakin tinggi, sedangkan jumlah lahan dari tahun ketahun adalah tetap sehingga akan menyebabkan masalah akan semakin sulitnya penduduk untuk mengakses lahan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah susun merupakan salah satu solusi yang di harapkan bisa mengatasi tingginya permintaan penduduk akan permukiman. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui kesimpulan mengenai isi dari penelitian yang dijabarkan dari kedua tujuan sebagai berikut : 1. Pola Persebaran rumah susun sederhana yang ada di DKI Jakarta dari jumlah 93 lokasi dengan luas sebesar 297,67 Ha dan jumlah unit sebanyak 58.812 unit, dari hasil analisis dengan menggunakan metode analisis tetangga terdekat, maka pola persebaran rumah susun sederhana yang ada di DKI Jakarta memiliki pola acak sedikit mengelompok. Salah satu yang menyebabkan pola persebarannya acak sedikit mengelompok adalah dikarenakan terdapat beberapa kecamatan di DKI Jakarta yang memiliki jumlah rumah susun sederhana diatas 5 lokasi sehingga jarak antar rumah susun sederhana menjadi lebih dekat dan sedikit mengelompok. Setiap kota yang ada di DKI Jakarta memiliki pola persebaran yang sama, yaitu pola persebaran yang acak. Namun hanya Kota Jakarta Pusat yang memiliki pola persebaran yang berbeda, yaitu pola persebaran rumah susun sederhana berupa acak sedikit mengelompok. Lokasi rumah susun yang ada cenderung tersebar dimana setiap kecamatan memiliki 1 rumah susun. Namun tidak semua kelurahan memiliki bangunan rumah susun sederhana, akan tetapi juga terdapat 1 kecamatan yang memiliki lebih dari 1 lokasi rumah susun..hasil analisis melalui metode analisis tetangga terdekat pada setiap wilayah kota di DKI Jakarta, adalah : (1) Jakarta Selatan 0,89, (2) Jakarta Timur 1,08, (3) Jakarta Pusat 0,82, (4) Jakarta Barat 1,1, dan (5) Jakarta Utara 1,1. 2. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lokasi rumah susun sederhana yang ada di DKI Jakarta, yaitu, tidak rawan bencana, kepadatan penduduk, keterbatasan lahan, jumlah sarana dan prasarana, lokasi permukiman kumuh, dan kesesuaian dengan RTRW. Setiap faktor memberikan 190

pengaruh yang berbeda-beda terhadap lokasi rumah susun sederhana yang ada. DAFTAR PUSTAKA : BPS DKI Jakarta 2010. Jakarta Dalam Angka 2010. Jakarta : BPS DKI Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum 2010. Rusunawa di Indonesia Gagasan, Perkembangan dan Keberlanjutan 2005-2009. Jakarta. Pratomo, Yudhi. 2009. Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Kulon Progo dan faktor- Faktor yang mempengaruhinya. Skripsi. Jogjakarta. Fakultas Geografi UGM Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LPES. Tim Fakultas Geografi. 2005. Pedoman Usulan Penelitian untuk Skripsi Fakultas geografi UGM.. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Sekretariat Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Jakarta. Wikipedia. 2012. Rumah Susun. http://id.wikipedia.org/wiki/rumah_s usun diakses pada tanggal 10 April 2012 pukul 16.50 Bank Data. 2012.http://www.jakarta. go.id/web/bankdata diakses pada tanggal 10 April 2012 pukul 16.50 191