GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Rumah makan yang tidak baik higiene sanitasinya dapat menularkan penyakit,salah satu penularanya yaitu lewat alat makan yang tidak bersih atau higiene sanitasinya yang tidak memenuhi standar kesehatan. Alat makan yang digunakan di rumah makan yang tidak baik higiene sanitasi atau cara pengelolannya sering terkontaminasi bakteri salah satunya yaitu bakteri Escherichai coli yang dapat menyebabkan penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran jumlah angka kuman dan keberadaan bakteri Escherichia coli pada piring di rumah makan pasar serasi Kota Kotamobagu Hasil penelitian yang diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium BTKL PP Kelas 1 Manado terhadap alat makan piring di 23 rumah makan (100%) ditemukan positif jumlah angka kuman yang melebihi ambang batas, dan dari 23 rumah makan 16 rumah makan (69,6%) positif mengandung bakteri Escherichia coli sedangkan 7 rumah makan (30,4%) negatif tidak mengandung bakteri Escherichia coli. 23 rumah makan positif (100%) jumlah angka kuman yang melebihi ambang batas. Dan terdapat 16 rumah makan (69,6%) yang positif Escherichia coli berdasarkan hasil tersebut diharapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu untuk dapat melakukan kursus higiene sanitasi makanan bagi pengusaha atau pemilik rumah makan untuk mempunyai izin laik higiene sanitasi jasaboga. Kata Kunci: Angka Kuman, Escherichia Coli, Alat Makan. ABSTRACT Restaurants which the hygiene sanitation is not good can transmit the disease, one of its transmision through cutlery which is not clean or the hygienic sanitation which does not meet health standards. Cutlery used at the restaurants which the hygiene and sanitation is not good or the cooking process often contaminated with bacteria, one of them is Escherichia coli which can cause disease. The research aims to determine the total number of bacteria and the presence of Escherichia coli bacteria bacteria on food plates the restaurants of Serasi market, Kotamobagu. The results obtained through laboratory tests BTKL PP Class I Manado towards cutlery plates in 23 houses (100%) which found positive bacteria digit number that exceeds the threshold, and from 23 restaurants 16 restaurant (69,6%) positive for Escherichia coli while 7 houses (30,4%) do not contain any negative Escherichia coli bacteria. 23 restaurants are positive (100%) exceed the threshold. And there are 16 houses (69,6%) which are positive contained Escherichia coli bacteria. Based on these results it s expected to Kotamobagu Chief Medical Officer to conduct food sanitation hygiene course for businessmen or restaurant owners to have a permit from jasaboga hygiene sanitation. Keywords: figure Germs, Escherichia coli, Cutlery.
PENDAHULUAN Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1096 tahun 2011, Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Salah satu faktor resikonya yaitu alat makan yang tidak baik atau masih rendah higiene sanitasinya yang dapat menularkan penyakit. Rumah makan yang higiene sanitanya kurang baik dapat menularkan penyakit, salah satunnya lewat alat makan yang cara pengelolaannya atau cara pencuciannya yang kurang baik atau tidak memenuhi standar kesehatan yang ada. Alat makan yang digunakan di rumah makan sering terkontaminasi dengan bakteri salah satunya bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan penyakit yaitu seperti penyakit bawaan makanan (foodborne disease) yang bisa menimbulkan terjadinya penyakit infeksi saluran pencernaan. Menurut Chandra (2006) faktor penyimpanan makanan, kebiasaan mengolah makanan secara tradisional, penyajian dan cara pencucian peralatan makan yang tidak bersih dan tidak memenuhi syarat persyaratan sanitasi dapat menyebabkan penyakit. Berdasarkan masalah di atas dan sangat penting pengawasan terhadap higiene sanitasi rumah makan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah angka kuman dan bakteri Escherichia coli pada piring di rumah makan pasar serasi Kota Kotamobagu. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat survei deskriptif berbasis laboratorium dengan rancangan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada rumah makan di Pasar Serasi Kota Kotamobagu dan pengujian sampel dilakukan di BTKL PP Kelas 1 Manado pada bulan September November 2015. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh rumah makan yaitu 23 rumah makan yang ada di Pasar Serasi. Peralatan makan yang diteliti hanya piring. HASIL DAN PEMBAHASAAN Tabel 1.Hasil Pemeriksaan Angka Kuman pada Alat Makan Piring Rumah Jumlah Angka Ket. Makan Kumankol/cm 2 1 25.000 TMS 2 4700 TMS 3 2000 TMS 4 300.000 TMS 5 300.000 TMS 6 300.000 TMS 7 300.000 TMS 8 300.000 TMS 9 300.000 TMS 10 300.000 TMS 11 300.000 TMS 12 300.000 TMS 13 300.000 TMS 14 300.000 TMS 15 300.000 TMS 16 300.000 TMS 17 300.000 TMS 18 300.000 TMS 19 300.000 TMS 20 330 TMS 21 300.000 TMS 22 6100 TMS 23 300.000 TMS
Keterangan : TMS : Tidak Memenuhi Syarat Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Alat Makan Piring Rumah Makan Kandungan Positif/Negatif E. coli 1 Positif 2 Negatif 3 Negatif 4 Positif 5 Negatif 6 Negatif 7 Positif 8 Negatif 9 Positif 10 Positif 11 Positif 12 Positif 13 Positif 14 Positif 15 Negatif 16 Positif 17 Positif 18 Positif 19 Positif 20 Positif 21 Positif 22 Negatif 23 Positif Hasil Pemeriksaan Jumlah Angka Kuman Pada Alat Makan Piring Berdasarkan tabel 1 dari hasil pengambilan sampel usap alat makan pada piring di peroleh semua total populasi 23 rumah makan (100%) mengandung jumlah angka kuman yang melebihi ambang batas atau yang tidak memenuhi syarat standar kesehatan berdasarkan Kepmenkes No.1096 tahun 2011, dimana peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi 0 (negatif) kol/cm 2 permukaan alat makan. Hasil Pemeriksaan Ada Tidaknya Bakteri Escherichia coli pada Alat Makan Piring Berdasarkan tabel 2 pengambilan sampel usap alat pada peralatan makan piring dari 23 rumah makan yang telah diperiksa, ditemukan 16 rumah makan (69,6%) yang positif Escherichia coli yaitu rumah makan 1,4,7,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,21,23 sedangkan untuk 7 rumah makan (30,4%) yang negatif Escherichia coli yaitu rumah makan 2, 3, 5, 6, 8, 15, 22. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1098 Tahun 2003 bahwa Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran menyatakan kalau tidak boleh ada Escherichia coli pada peralatan makan. Proses Pencucian Peralatan Makan Berdasarkan hasil pemeriksaan uji laboratorium pada 23 rumah makan, peneliti mengobservasi penyebab mengapa di Pasar Serasi Kota Kotamobagu jumlah angka kuman dan bakteri Escherichia coli sangat tinggi. Peneliti mengobservasi 5 rumah makan dari 16 rumah makan (69,6%) yang positif adanya bakteri Escherichia coli dan jumlah angka kuman yang melebihi ambang batas atau tidak memenuhi syarat. Dari hasil yang diobservasi yang di lakukan peneliti di temukan 4 dari 5 rumah makan bahwa pencucian peralatan makan tidak mencuci peralatan makan pada air yang mengalir dan semua rumah makan hanya menggunakan air yang ada dibak
penampungan hal ini bisa memungkinkan timbulnya kontaminasi bakteri pada peralatan makan. Di pasar Serasi Kota Kotamobagu berdasarkan observasi peneliti di temukan 1 dari 5 rumah makan tidak memiliki tempat penyimpanan peralatan makan. Rumah makan yang tidak memiliki tempat penyimpanaan peralatan yang tidak benar akan mengakibatkan kemungkinan terjadinya pengetoran melalui sumber pengotoran atau terkontaminasi dari binatang perusak, misalnya tikus atau kecoa yang dapat mengakibatkan penyakir karena membawa organisme yang berasal dari tempat sampah, selokan atau sumber lainnya. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.715 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Jasaboga, air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan jasaboga, di pasar Serasi Kotamobagu berdasarkan observasi dari 5 hanya 3 rumah makan saja yang memiliki kesediaan air yang cukup sedangkan 2 rumah makan tidak memenuhi. Perendaman peralatan makan sangatlah penting, Menurut Kepmenkes No.715 tahun 2003 tujuan perendaman pada peralatan makan gunanya untuk memberikan kesempatan peresapan air kedalam sisa makan yang menempel atau mengeras sehingga menjadi mudah dibersihkan. Di pasar serasi ditemukan 5 rumah makan tidak merendam peralatan makan, ini adalah salah satu faktor terkontaminasinya bakteri. Cara pencucian peralatan makan yang kurang baik bisa mengakibatkan terkontaminasinya bakteri Eschrichia coli yang bisa mengakibatkan penyakit salah satunya penyakit diare. Hasil dari penelitian ini menunjukan di rumah makan Pasar Serasi Kota Kotamobagu jumlah angka kuman tidak memenuhi syarat dan terdapat bakteri Escherichia coli pada alat makan piring, faktor penyebabnya di karnakan kurangnya higiene sanitasi rumah makan, cara pengelolaan makanan atau penyajian yang tidak bersih dan salah satunya cara pencucian peralatan makan yang kurang baik dan tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi rumah makan. KESIMPULAN 1. Seluruh rumah makan (100%) di Pasar Serasi Kota Kotamobagu memiliki jumlah angka kuman pada piring yang tidak memenuhi syarat berdasarakan standar kesehatan yaitu tidak lebih dari nol (negatif) kol/cm 2. 2. Di Pasar Serasi Kota Kotamobagu terdapat 16 rumah makan (69,6%) yang positif terdapat bakteri E.coli yang tidak memenuhi syarat berdasarkan standar Keputusan Menteri Nomor. 1098 Tahun 2003 tentang Higiene Sanitasi Rumah dan Restoran. Dan 7 rumah makan (30,4%) yang negatif adanya bakteri E.coli pada piring yang memenuhi syarat. SARAN 1. Untuk Pengelola Pasar Serasi Kota Kotamobagu untuk dapat meningkatkan pengawasan kepada rumah makan
terutama higiene sanitasi rumah makan karena E.Coli berbahaya bagi kesehatan manusia dan kiranya dapat melaksanakan penyuluhan tentang higiene sanitasi agar pengetahuan rumah makan tentang higiene sanitasi dapat di tingkatkan sehingga meminimalisir kontaminasi dengan peralatan makan. 2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu untuk dapat melakukan kursus higiene sanitasi makanan bagi pengusaha atau pemilik rumah makan untuk mempunyai izin laik higiene sanitasi jasaboga berdasarkan Kepmenkes No. 1096 tahun 2011. 3. Badan Lingkungan Hidup, BTKL PP Kelas 1 Manado, serta dinas terkait untuk dapat saling membantu meningkatkan pengawasan serta peningkatan pengetahuan tentang higiene sanitasi kepada rumah makan. 4. Apabila ada yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini dapat diteruskan dengan melakukan penelitian terhadap jenis- jenis kuman lainnya seperti salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus dan jenis bakteri patongen lainnya. Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Jakarta. Indonesia Nomor.715/Menkes/VI/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga. Indonesia Nomor.1096/Menkes/Per/VI/20 11 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. DAFTAR PUSTAKA Chandra B, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Indonesia No.1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene