KARAKTERISTIK KARYAWAN YANG BEKERJA PADA RUANGAN YANG MENGGUNAKAN AC DAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME DI GEDUNG TVRI KOTA MEDAN TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Msayarat OLEH: YULITA PUTRI NIM

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease)

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. tahun di dunia. Angka morbiditas sebagai dampak dari polusi udara jauh lebih

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Analisis Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan di Gedung Perkantoran Perusahaan Fabrikasi Pipa

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja yang buruk dapat mengakibatkan masalah bagi. kesehatan karyawan. Jenis bangunan, alat dan bahan, proses pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Tanggal : Nomor Responden : Lokasi :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di

ARTIKEL RISET URL artikel:

MARGA JALAN ACHMAD YANI NO. 90 DENPASAR TUGAS AKHIR. Oleh : A.A I. Agung Semarayanthi NIM: JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

KEBERADAAN BAKTERI LEGIONELLA PADA RUANGAN BER AC DAN KARAKTERISTIK SERTA KELUHAN KESEHATAN PEGAWAI DI KANTOR GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

Kajian Prevalensi Sick Building Syndrome (Kasus Gedung Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Jakarta).

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

ANALISA KUALITAS UDARA DAN KELUHAN SALURAN PERNAPASAN SERTA KELUHAN IRITASI MATA PADA PEKERJA DI PETERNAKAN SAPI PT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG RUANG FILING BERDASARKAN ILMU ERGONOMI DI RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Treatment. Naskah. No. Audio Visual. NARATOR : Ibu / ibu ingin mempunyai anak?//

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber: Conference on Sustainable Building South-East Asia New Green Opportunities & Challenges 4,5 May 2010.

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

KUALITAS UDARA DALAM RUANG KELAS BER-AC DAN KELUHAN KESEHATAN SISWA

I. PENENTUAN AREA MASALAH

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU

UNIVERSITAS INDONESIA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN 1-1

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

OLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

KUESIONER PENELITIAN

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

Transkripsi:

KARAKTERISTIK KARYAWAN YANG BEKERJA PADA RUANGAN YANG MENGGUNAKAN AC DAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME DI GEDUNG TVRI KOTA MEDAN TAHUN 212 Pramayana A.P Sinaga 1, Evi Naria 2, Surya Dharma 3 1 Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan/Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja 2,3 Departemen Kesehatan Lingkungan/Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2155, Indonesia email: puput_sinaga89@yahoo.co.id Abstract Characteristics of employees who work in room with air conditioner and has complaints of Sick Building Syndrome at office of TVRI Medan in 212. Sick Building Syndrome is an accumulation of health problems related to air quality on an environment, or can also be defined as a non-specific health complaints from the occupants of the room air conditioned such as redness and watery eye, nasal congestion, sneezing, dry skin, and allergic to cold air. The purpose of the research is to identify the characteristics of employees working in air-conditioned based on: age, sex, length of employment, smoking habits, allergies, nutrition of state, and medical history to the incidence of Sick Building Syndrom. The type of study was descriptif of employees who are being in room with air conditioner including: age, sex, length of employment, smoking habits, allergies, nutrition of state, and medical history to the incidence of Sick Building Syndrome (SBS) at office of TVRI Medan. The result showed that is no characteristics of employees working a room with air conditioner including age, sex, length of employment, smoking habits, allergies, nutritional status, and medical history of complaints of sick Building Syndrome as lethargic complaints, headaches, dry throat, redness and watery eye, nasal congestion, and sneezing. The conclusions obtained from this research is none of employees who work in TVRI room with air conditioner has complaints of Sick Building Syndrome. Keywords: Sick Building Syndrome, Characteristics of Employees, Health Complaint Pendahuluan Lingkungan mengandung sumber daya alam yang dibutuhkan semua organisme termasuk manusia, baik untuk kebutuhan dasar maupun diatas kebutuhan dasar, oleh karena itu lingkungan selalu dimanfaatkan oleh semua organisme hidup (Sunu, 21). Manusia memenuhi kebutuhannya yang berupa sandang, pangan, dan papan manusia memanfaatkan penemuanpenemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengeruk hasil kekayaan alam yang ada sebanyakbanyaknya dan secepat-cepatnya (Mukono, 2). Permasalahan yang timbul adalah bahwa selain menggunakan sumber daya alam yang tersedia, mahluk hidup 1

inipun membuang semua limbahnya kembali kedalam lingkungan, demikian pula buangan yang berasal dari aktivitasnya (Emil, 22). Selain itu juga diketahui bahwa perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dapat membawa resiko yang mempengaruhi para pekerja dan keluarganya, sehingga akan menimbulkan bahaya potensial bagi kesehatan pekerja yang diakibatkan karena lingkungan kerja yang tidak memenuhi persyaratan (Depkes RI, 23). Bisri (28) mengatakan bahwa lingkungan kerja selalu dikaitkan dengan selalu segala sesuatu yang berada disekitar pekerja atau berhubungan dengan tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Salah satunya yang sangat mempengaruhi pekerja dalam bekerja adalah ruangan. Ruangan merupakan suatu tempat aktivitas manusia pada khususnya dan umumnya pada pekerja, dimana hampir 9% dari waktu yang ada, waktu yang dihabiskan manusia berada pada ruangan, jauh lebih lama dibandingkan diudara terbuka (Aditama, 22). Beberapa penelitian telah menunjukkan dimana udara didalam ruangan seringkali lebih kotor atau lebih tinggi zat tercemarnya dibandingkan udara di luar ruangan (Arismunandar, 21). Gangguan kesehatan didalam ruang perkantoran gedung bertingkat kemudian dikenal dengan sebagai sick building syndrome (BATAN, 29). Sick Building Syndrome (SBS) atau disebut juga sebagai Tight Building Syndrome atau Building Related Syndrome Illness/Building Related Occupant Complaints Syndrome adalah situasi dimana penghuni gedung atau bangunan mengeluhkan permasalahan kesehatan dan kenyamanan yang akut, berkaitan dengan waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan, namun gejalanya tdak spesifik dan penyebabnya tidak dapat didefenisikan (EPA, 21) dan juga merupakan kumpulan permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan kualitas udara dalam lingkungan atau juga dapat didefenisikan sebagai keluhan yang tidak spesifik dari penghuni ruangan ber-ac (Pudjiastuti, 1998).. Berdasarkan latar belakang dari uraian di atas maka yang menjadi perumusan masalahnya adalah untuk mengetahui karakteristik karyawan yang bekerja pada ruangan yang menggunakan AC dan keluhan Sick Building Syndrome di gedung TVRI Kota Medan. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik karyawan yang bekerja pada ruangan yang menggunakan AC dan keluhan Sick Building Syndrome di gedung TVRI Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik karyawan yang bekerja pada ruangan yang menggunakan AC dan keluhan Sick Building Syndrome di gedung TVRI Kota Medan, sedangkan tujuan khususnya adalah: 1. Mengetahui karakteristik karyawan yang bekerja didalam ruangan ber- AC berdasarkan umur, jenis kelamin, lama kerja per hari, kebiasaan merokok, alergi, status gizi, dan riwayat kesehatan. 2. Mengetahui kejadian Sick Building Syndrome pada karyawan yang bekerja didalam ruangan ber-ac. 3. Mengetahui pencegahan yang dilakukan oleh karyawan yang bekerja didalam ruangan ber-ac agar tidak terjadi keluhan Sick Building Syndrome Metode Penelitian 2

Jenis penelitian ini yaitu survei deskriptif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Gedung TVRI Kota Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi pengambilan tersebut adalah karena lokasi tersebut merupakan stasiun pertelevisian yang tertua diwilayah Medan dan tiap-tiap ruangan tidak memiliki ventilasinsebagai pertukaran udara serta tiap-tiap ruangan telah menggunakan AC sebagai pendingin ruangan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan September tahun 212. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di gedung TVRI kota Medan. Sehingga jumlah sampel adalah 7 orang. Tabel 1. Karakteristik Karyawan Yang Bekerja Pada Ruangan Ber-AC Berdasarkan Lama Kerja Per Hari, Alergi, Riwayat Kesehatan, dan Status Kesehatan Pada Tahun 212 No Karakteristik Karyawan Yang Bekerja Didalam Ruangan Ber-AC 1 Lama Kerja Per Hari: a. Yang Bekerja > 8 jam per hari b. Yang Bekerja < 8 jam per hari 2 Alergi: a. Alergi Terhadap Suhu Yang Dingin b. Tidak Alergi Terhadap Suhu Yang Dingin Jumlah (orang) 7 7 Persentase (%) 1 1 Tabel 1 menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di gedung TVRI Kota Medan sebanyak 7 orang responden yang bekerja <8 jam per hari tidak ada yang mengalami alergi terhadap suhu yang dingin, tidak ada karyawan yang sebelum bekerja didalam ruangan ber- Data primer diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang dipandu pengisiannya mengenai identitas responden meliputi umur, jenis kelamin, lama kerja per hari, kebiasaan merokok, alergi, status gizi, dan riwayat kesehatan, serta observasi tempat di ruangan TVRI Medan. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh secara studi dokumen, meliputi data perusahaan secara umum, kondisi fisik lingkungan tempat kerja, serta jumlah karyawan. Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh dari karakteristik karyawan yang bekerja didalam ruangan ber-ac berdasarkan lama kerja per hari, alergi, riwayat kesehatan, dan status gizi diuraikan pada tabel dibawah ini: AC, dan seluruh karyawan yang bekerja di gedung TVRI Kota Medan memiliki status gizi yang baik (18,5<BMI<25). 3 Riwayat Kesehatan: a. Yang Mempunyai Penyakit Tertentu Sebelum Bekerja Didalam Ruangan Ber-AC b. Yang Tidak Mempunyai Penyakit Tertentu Sebelum Bekerja Didalam Ruangan Ber-AC 4 Status Gizi: a. Baik (18,5<BMI<25) b. Kurang (17<BMI<18,5) c. Buruk (BMI<17) d. Lebih (BMI>17) 7 7 1 1 Hasil penelitian yang diperoleh dari karyawan di gedung TVRI Medan yang bekerja di dalam ruangan ber-ac berdasarkan keluhan Sick Building Syndrome yang meliputi keluhan lesu, 3

sakit kepala, tenggorokkan kering, mata berair, hidung tersumbat, dan bersinbersin menunjukkan bahwa 7 orang (1%) responden tidak ada yang mengalami satu pun dari gejala-gejala Sick Building Syndrome tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian terhadap karyawan yang bekerja didalam ruangan ber-ac menunjukkan bahwa karyawan di gedung TVRI Kota Medan yang melakukan pencegahan Sick Building Syndrome sebanyak 47 orang (67,1%) tidak merokok didalam ruangan, sebanyak 7 orang (1%) responden tidak meminum minuman yang mengandung alkohol dikantor dan dirumah mengkonsumsi sayur dan buah dirumah & dikantor, naik turun tangga ketika menuju ruangan, menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga, membuang sampah pada tempatnya, sebanyak 3 orang (42,9%) tidak mengkonsumsi cokelat, makanan manis lainnya, dan gula, menggunakan pelembab kulit dan pelembab bibir agar tidak kering. Penggunaan AC di dalam ruangan TVRI Medan Tahun 212 selalu berada dalam keadaan menyala baik ada maupun tidak ada karyawan yang bekerja di dalam ruangan. Ruang ber-ac secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin serta membersihkan saringan/filter secara periodik sesuai ketentuan perusahaan (Prasasti, 25). Tiap pintu yang berada didalam ruangan di lantai I umumnya menggunakan pintu kaca. Penggunaan kaca yang bersifat endotermik dan penggunaan lapisan pemantul sinar pada jendela dapat mengurangi panas radiasi matahari kedalam ruangan (Arismunandar, 22). Langit-langit di setiap ruangan lantai dua berada dalam keadaan rusak, ini terjadi karena kondisi bangunan yang sudah tua dan suasana ditiap lorong gelap karena tidak adanya cahaya lampu di tiap lorong. Serta ditiap-tiap ruangan pada lantai I dan II tanpa adanya ventilasi sebagai pertukaran udara didalam ruangan. Keadaan sistem ventilasi yang buruk dan tidak memadai akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan karyawan yang terdapat didalam ruangan tersebut (Aditama, 22). Hasil penelitian karakteristik karyawan menunjukkan bahwa 7 orang (1%) responden tidak ada yang mengalami alergi terhadap suhu yang dingin dan juga tidak ada karyawan yang mempunyai penyakit tertentu sebelum bekerja didalam ruangan. Karyawan tidaka daa yang mengalami alergi terhadap suhu yang dingin karena AC ditiap-tipa ruangan selalu disetel dalam keadaan suhu yang normal dan sesuai dengan standard kualitas udara didalam ruangan ber-ac yakni 18 C. Dari hasil penelitian berdasarkan alergi terhadap suhu yang dingin sejalan menurut pendapat Wahyuni (24) yang mengatakan bahwa keadaan alergi seseorang terhadap penyetelan suhu yang terlalu dingin dapat menimbulkan seseorang kedinginan bahkan hidung akan terasa berat seperti tersumbat/mampat pada saat bernafas sehingga bagi mereka yang mengalami sinusitis akan memperberat penyakitnya. Kesimpulan dan Saran Karakteristik karyawan yang bekerja didalam gedung TVRI Kota Medan yang menggunakan AC berjumlah 7 orang (1%) responden, seluruh karyawan tidak ada satu orang karyawan pun yang mengalami gejala Sick Building Syndrome, serta karyawan yang bekerja didalam ruangan ber-ac tidak ada yang 4

mengalami gejala Sick Building Syndrome karena melakukan pencegahan agar tidak terjadi gejala Sick Building Syndrome seperti tidak merokok didalam ruangan, tidak meminum minuman yang mengandung alkohol di kantor dan di rumah, mengkonsumsi vitamin A,C,E,dan Asam Lemak Omega 3, mengkonsumsi sayur dan buah dirumah & dikantor, naik turun tangga ketika menuju ruangan, menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga, membuang sampah pada tempatnya, tidak mengkonsumsi cokelat, makanan manis lainnya, dan gula, menggunakan pelembab kulit dan pelembab bibir agar tidak kering. Daftar Pustaka Aditama, T.Y., Andarini. 22. Sick Building Syndrome. Jurnal Med J Indones Vol.11 No.2, Jakarta. Available: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital /126763-S5731Gambaran%2 Kejadian-Biliografi.pdf/ diakses 3 Juni 212 Arismunandar, W dan Saito, H. 22. Penyegaran Udara. PT Pradnya Paramitha, Jakarta. Baechler, M., C. 1991 Sick Building Syndrome:Source, Health Effects, Mittigation, New Jersey:NoyesDataCorporation.Ava ilable: http://www.pdii.lipi.go.id/baca/aricl e/downloads 146/44/diakses 3 JUli 212 Bisri, A. 28. Bahaya Psikososial dan Stress Kerja.Available:http://aapip2812.m Para karyawan yang bekerja didalam ruangan diharapkan untuk tetap memperhatikan kondisi kesehatannya dengan melakukan rutin berolahraga, tidak merokok didalam ruangan ber-ac, mengonsumsi air putih, dan lain-lain untuk mencegah agar tidak terjadi Sick Building Syndrome (SBS). Para pimpinan TVRI Kota Medan diharapkan untuk tetap memperhatikan kondisi ruangan khususnya kondisi AC dan sistem ventilasi yang ada didalam ruangan agar kualitas udaranya tetap terjaga dengan baik. ultiply.com /jurnal/item/9/diakses pada tanggal 12 Oktober 212 Depkes RI Pusat Kesehatan Kerja. 23. Modul Pelatihan Bgai Fasilitator Kesehatan Kerja. Depkes RI, Jakarta Emil, S. 24 Green Company. PT. Astra International Tbk, Jakarta EPA. 1991. Indoor Air Facts No. 4 Sick Building Syndrome.United States Enviromental Protection Agency. Mukono, 2. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Pers, Surabaya Pudjiastuti, 1998. Kualitas Udara Dalam Ruang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Sunu, P. 21. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 141. PT Grasindo, Jakarta 5