PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, Menibang : a. bahwa untuk elaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (4) Peraturan Peerintah Noor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Noor 9 Tahun 2006 tentang Siste Resi Gudang sebagaiana telah diubah dengan Peraturan Peerintah Noor 70 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Peerintah Noor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Noor 9 Tahun 2006 tentang Siste Resi Gudang, perlu enetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Kooditi tentang Persyaratan Uu dan Persyaratan Teknis Gudang Tertutup dala Siste Resi Gudang; Mengingat : 1. Undang-Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Noor 93, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 3720) sebagaiana telah diubah dengan Undang-Undang Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
- 2 - Undang-Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Noor 79, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 5232); 2. Undang-Undang Noor 9 Tahun 2006 tentang Siste Resi Gudang (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Noor 59, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4630) sebagaiana telah diubah dengan Undang-Undang Noor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Noor 9 Tahun 2006 tentang Siste Resi Gudang (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Noor 78, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 5231); 3. Peraturan Peerintah Noor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Noor 199, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4020); 4. Peraturan Peerintah Noor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Noor 9 Tahun 2006 tentang Siste Resi Gudang (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Noor 79, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4735) sebagaiana telah diubah dengan Peraturan Peerintah Noor 70 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Peerintah Noor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Noor 9 Tahun 2006 tentang Siste Resi Gudang (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Noor 172, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 5459); 5. Peraturan Presiden Noor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Keenterian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Keenterian Negara sebagaiana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Noor 135 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh atas
- 3 - Peraturan Presiden Noor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Keenterian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Keenterian Negara (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Noor 273); 6. Peraturan Presiden Noor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Keenterian Negara (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Noor 8); 7. Peraturan Presiden Noor 48 Tahun 2015 tentang Keenterian Perdagangan (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Noor 90); 8. Peraturan Menteri Perdagangan Noor 08/M- DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Keenterian Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Noor 202); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS ffffffperdagangan BERJANGKA KOMODITI TENTANG ffffffpersyaratan UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS ffffffgudang TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG. Pasal 1 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Kooditi enetapkan persyaratan uu dan persyaratan teknis Gudang Tertutup dala Siste Resi Gudang. Pasal 2 (1) Gudang Tertutup sebagaiana diaksud dala Pasal 1 dibagi enjadi 4 (epat) kategori, yaitu: a. Gudang Tertutup Kooditas Pertanian sesuai Standar Nasional Indonesia yang berlaku; b. Gudang Tertutup Silo Kooditas Pertanian sesuai Standar Nasional Indonesia yang berlaku; c. Gudang Tertutup Kooditas Perikanan dan Pergaraan dengan persyaratan uu dan persyaratan teknis sebagaiana tercantu dala
- 4 - Lapiran yang erupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini; dan d. Gudang Tertutup Kooditas tertentu yang enurut kajian Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Kooditi dapat enggunakan standar gudang sebagaiana diaksud dala huruf a, huruf b atau huruf c. (2) Gudang Tertutup sebagaiana diaksud pada ayat (1), diklasifikasikan enjadi 3 (tiga), yaitu: a. Gudang kelas A, adalah gudang yang eenuhi persyaratan gudang kelas A; b. Gudang kelas B, adalah gudang yang eenuhi persyaratan gudang kelas B; dan c. Gudang kelas C, adalah gudang yang eenuhi persyaratan gudang kelas C. (3) Pengklasifikasian gudang sebagaiana diaksud pada ayat (2) tercantu dala Lapiran yang erupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini. Pasal 3 Persyaratan uu dan persyaratan teknis gudang untuk jenis gudang selain Gudang Tertutup sebagaiana diaksud dala Pasal 1 diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Kooditi. Pasal 4 Pada saat Peraturan Kepala ini ulai berlaku, Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Kooditi Noor 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 tentang Persyaratan Uu dan Persyaratan Teknis Gudang Siste Resi Gudang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS TERTUTUP KOMODITAS PERIKANAN DAN PERGARAMAN DALAM SISTEM RESI GUDANG 1 Ruang lingkup Ketentuan teknis ini enetapkan persyaratan uu dan persyaratan teknis yang harus diiliki oleh Gudang Tertutup Kooditas Perikanan dankooditas Pergaraan dala Siste Resi Gudang. Kooditas perikanan dan kooditas pergaraan yang diaksud adalah hasil dari kegiatan yang dilaksanakan dengan siste bisnis perikanan atau pergaraan yang eliputi praproduksi, produksi, pascaproduksi, pengolahan atau peasaran yang epunyai daya sipan inial 3 (tiga) bulan, antara lain ruput laut dan gara. Ketentuan teknis ini eliputi istilah dan definisi, persyaratan dan klasifikasi gudang tertutup kooditas perikanan dan pergaraan dengan etode penyipanannya eliputi karung atau curah. 2 Istilah dan definisi 2.1 Gudang Tertutup Kooditas Perikanan danpergaraan Seua ruangan yang tidak bergerak dan tidak dapat dipindah pindahkan dengan tujuan tidak dikunjungi oleh uu, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tepat penyipanan kooditas perikanan atau pergaraan yang dapat diperdagangkan.
- 21-2.2 Klasifikasi Gudang Tertutup Pengelopokan kelas gudang tertutup berdasarkan peenuhan terhadap persyaratan uu dan teknis gudang tertutup yang terdiri dari akses transportasi, konstruksi, fasilitas dan peralatan gudang sebagai Gudang kelas A, kelas B, atau kelas C. 2.3 Persyaratan uu Persyaratan yang berkaitan dengan lokasi gudang. 2.4 Persyaratan teknis Persyaratan yang berkaitan dengan konstruksi bangunan, peralatan, dan fasilitas gudang. 2.5 Alat peada kebakaran Alat yang digunakan untuk keperluan eadakan api bila terjadi kebakaran, dapat berupa Alat Peada Api Ringan (APAR) dan/atau instalasi hidran yang aktif. 2.6 Fasilitas bongkar uat Fasilitas untuk eperudah elakukan bongkar kooditas perikanan dan pergaraan dari kendaraan pengangkut ke dala gudang, atau untuk elakukan uat kooditas perikanan dan pergaraan dari gudang ke kendaraan pengangkut. 2.7 Bahan kiia berbahaya bahan kiia yang engandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat (korosif, oksidator, reaktif, radioaktif, udah eledak atau udah terbakar) dan/atau konsentrasinya dan/atau julahnya, baik secara langsung aupun tidak langsung dapat encearkan lingkungan dan atau ebahayakan kesehatan, kelangsungan hidup anusia dan/atau akhluk hidup lainnya. 2.8 Bekas pabrik bahan kiia Lokasi yang pernah digunakan sebagai pabrik bahan kiia berbahaya.
- 22-2.9 bekas tepat pebuangan sapah Lokasi yang pernah digunakan sebagai Tepat Pebuangan Akhir (TPA). 2.10 Jalan kelas I Jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Berotor dengan ukuran lebar tidak elebihi 2.500 (dua ribu lia ratus) ilieter, ukuran panjang tidak elebihi 18.000 (delapan belas ribu) ilieter, ukuran paling tinggi 4.200 (epat ribu dua ratus) ilieter, dan uatan subu terberat 10 (sepuluh) ton. 2.11 Jalan kelas II Jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Berotor dengan ukuran lebar tidak elebihi 2.500 (dua ribu lia ratus) ilieter, ukuran panjang tidak elebihi 12.000 (dua belas ribu) ilieter, ukuran paling tinggi 4.200 (epat ribu dua ratus) ilieter, dan uatan subu terberat 8 (delapan) ton. 2.12 Jalan kelas III Jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Berotor dengan ukuran lebar tidak elebihi 2.100 (dua ribu seratus) ilieter, ukuran panjang tidak elebihi 9.000 (sebilan ribu) ilieter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lia ratus) ilieter, dan uatan subu terberat 8 (delapan) ton. 2.13 Jalan kelas khusus Jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Berotor dengan ukuran lebar elebihi 2.500 (dua ribu lia ratus) ilieter, ukuran panjang elebihi 18.000 (delapan belas ribu) ilieter, ukuran paling tinggi 4.200 (epat ribu dua ratus) ilieter, dan uatan subu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.
- 23-2.14 Tanda tera sah Tanda tera yang berlaku dan diberikan secara berkala oleh instansi yang berwenang berdasarkan keakuratan terhadap alat ukur, takar, tibang dan perlengkapannya. 2.15 Drainase/saluran air Siste pengaturan aliran air ke pebuangan. 2.16 Ventilasi Lubang atau alat yang digunakan sebagai sirkulasi untuk asuk dan keluar udara secara bebas. 2.17 Alat tibang Alat ukur yang digunakan untuk enentukan assa kooditas perikanan dan pergaraan dengan eanfaatkan gravitasi yang bekerja pada kooditas perikanan dan pergaraan tersebut. 2.18 Kanopi Atap pada teras yang terletak di atas pintu gudang. 2.19 Palet Alas tupukan barang yang terbuat dari kayu, plastik, atau loga yang disusun searah dan di sela balok elintang, sehingga terdapat ruang untuk sirkulasi udara. 2.20 Tangga Stapel Tangga yang digunakan untuk enjangkau stapel/tupukan bagian paling atas. 2.21 Teritis Area di sisi luar bangunan yang ternaungi atap. 2.22 Alar/tanda bahaya Sinyal, bunyi, sinar, dan sebagainya yang dirancang untuk eperingatkan akan adanya bahaya kebakaran, gepa bui, atau bahaya lainnya.
- 24-2.23 Bersih Bebas dari kotoran yang dapat enganggu kesehatan, epengaruhi utu kooditas yang disipan, dan/atau enceari lingkungan. 3 Persyaratan gudang tertutup kooditas perikanan atau pergaraan 3.1 Persyaratan uu Lokasi gudang harus eenuhi persyaratan sebagai berikut: a. di dekat atau di pinggir jalan kelas khusus, I, II, III, atau akses lain elalui perairan untuk eudahkan keluar dan asuk area gudang sehingga enjain kelancaran kegiatan bongkar uat dan distribusi; b. di daerah yang aan dari banjir dan longsor; c. jauh dari pabrik atau gudang bahan kiia berbahaya, stasiun pengisian bahan bakar uu dan/atau tepat pebuangan sapah/libah kiia; d. terpisah dengan bangunan lain di sekitarnya sehingga tidak engganggu keselaatan penduduk di sekitarnya dan keaanan kooditas perikanan dan pergaraan yang disipan lebih terjain;dan e. tidak terletak pada bekas tepat pebuangan sapah dan/atau bekas pabrik bahan kiia. 3.2 Persyaratan teknis 3.2.1 Konstruksi dan bahan bangunan gudang Konstruksi bangunan gudang harus eenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Struktur bangunan gudang harus kokoh terhadap beban sendiri, beban kooditas, beban eksternal (angin, hujan, gepa, anusia, dan lain-lain) sehingga enjain keselaatan anusia dan utu kooditas; b) Atap gudang terbuat dari bahan non-korosif yang cukup kuat dan tidak bocor; c) Dinding bangunan gudang harus kokoh; d) Lantai gudang terbuat dari beton atau bahan lain yang kuat untuk enahan berat barang yang disipan sesuai dengan
- 25 - kapasitas aksial gudang, bebas dari resapan air tanah, dan epunyai perukaan yang datar; e) Pintu harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan laa dan dilengkapi dengan kunci yang kuat, serta berkanopi guna enjain kelancaran peasukan dan pengeluaran kooditas perikanan dan pergaraan; f) Ventilasi harus ditutup dengan penghalang untuk enghindari gangguan dari luar; dan g) Bangunan gudang epunyai teritis di sekeliling bangunan dengan lebar yang eadai untuk einialkan air hujan yang engenai dinding gudang. 3.2.2. Fasilitas gudang Gudang epunyai fasilitas sebagai berikut: a) Identitas pengaturan lorong yang eadai guna enunjang kelancaran penyipanan aupun akses keluar asuk kooditas perikanan dan pergaraan; b) Instalasi air dan listrik dengan pasokan terjain sehingga enunjang operasional gudang; c) Alat penangkal petir; d) Kantor atau ruang adinistrasi yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang enunjang kerja pengelola gudang; e) Akses jaringan kounikasi berupa telepon dan internet (fixedline atau wireless) yang dapat enunjang kerja operasional; f) Saluran air yang terpelihara sehingga air dapat engalir dengan baik untuk enghindari genangan air; g) Siste keaanan, ruang jaga dan pagar kokoh di sekelilingnya; h) Halaan atau area parkir dengan luas yang eadai; i) Kaar andi dan toilet; j) Fasilitas bongkar uat dengan luas yang eadai bagi kendaraan pengangkut untuk beranuver; k) Kanopi yang eadai pada fasilitas bongkar uat; l) Generator yang eadai sebagai suber listrik cadangan ketika suber utaa terputus. Terdapat switch untuk engatur penggunaan listrik dan generator secara anual;
- 26 - ) Jalur evakuasi; n) Rabu atau tanda larangan, antara lain rabu kesehatan dan keselaatan kerja; o) Lapu penerangan yang eadai; dan p) Closed-circuit television (CCTV) yang berfungsi dengan julah yang eadai untuk eantau aktivitas di area gudang, dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang. 3.2.3 Peralatan gudang Gudang epunyai peralatan sebagai berikut: a) alat tibang yang ditera sah dan asih berlaku untuk engukur berat kooditas perikanan dan pergaraan; b) palet yang kuat untuk enopang tupukan kooditas perikanan dan pergaraan; c) higroeter dan teroeter yang asih berfungsi untuk engukur kelebaban dan suhu udara dala gudang; d) tangga stapel untuk eudahkan penupukan kooditas perikanan dan pergaraan di gudang, kecuali apabila penyipanan kooditas dilakukan secara curah; e) alat peada kebakaran yang aktif, tidak kadaluarsa dengan julah yang eadai sebagai alat penanggulangan pertaa apabila terjadi kebakaran yang dapat berupa alat peada api ringan (apar) dan/atau hidran; f) kotak pertolongan pertaa pada kecelakaan (p3k) yang dilengkapi dengan obat dan peralatan secukupnya; g) alat kebersihan yang enjain kebersihan gudang, sarana dan prasarana, serta lingkungannya; dan h) alar/tanda bahaya. 3.2.4 Klasifikasi gudang tertutup kooditas perikanan atau pergaraan Klasifikasi gudang tertutup kooditas perikanan atau pergaraan berdasarkan peenuhan persyaratan uu dan teknis dikelopokkan enjadi 3 (tiga), yaitu Gudang Kelas A, Gudang Kelas B, dan Gudang Kelas C. Klasifikasi gudang selengkapnya terdapat pada tabel 1.
- 27 - Tabel Persyaratan Uu dan Persyaratan Teknis Gudang Tertutup Kooditas Perikanan dan Pergaraan dala Siste Resi Gudang No. Persyaratan I. Persyaratan uu 1. Akses transportasi Klasifikasi Gudang Kelas A Kelas B Kelas C jalan kelas jalan kelas jalan kelas khusus / I / II khusus / I / II khusus / I / / III / / perairan II / perairan perairan di daerah yang aan dari banjir dan longsor; inial terletak 200 dari pabrik atau gudang bahan kiia berbahaya, stasiun pengisian bahan bakar uu dan/atau tepat pebuangan sapah/libah kiia; terpisah dengan bangunan lain di sekitarnya 2. Aspek lokasi sehingga tidak engganggu keselaatan penduduk di sekitarnya dan keaanan kooditas perikanan dan pergaraan yang disipan lebih terjain; tidak terletak pada bekas tepat pebuangan sapah dan/atau bekas pabrik bahan kiia. II. Persyaratan teknis Konstruksi dan bahan bangunan gudang Material Material Material 3. terbuat dari terbuat dari terbuat dari Struktur bangunan besi baja besi baja kayu keras gudang dan/atau dan/atau beton beton 4. Atap gudang Menggunakan aterial nonkorosif seperti baja lebaran lapis aluini /Polyvinyl chloride (PVC) Menggunakan aterial nonkorosif seperti baja lebaran lapis aluini/ Menggunakan aterial nonkorosif seperti baja lebaran lapis aluini / PVC
- 28-5. Dinding bangunan gudang a. Bahan dinding b. Tinggi dinding 6. Lantai gudang a. Bahan lantai b. Daya beban lantai c. Tinggi lantai dari tanah 7. Pintu gudang a. Bahan pintu b. Lebar pintu c. Tinggi pintu d. Julah pintu e. Panjang kanopi 8. Ventilasi a. dari atap, dan/atau b. dari lantai tebok terplester atau tebok terplester dan terlapis aterial nonkorosif inial 6,00 beton bertulang PVC tebok terplester atau tebok terplester dan terlapis aterial nonkorosif inial 6,00 beton bertulang tebok terplester inial 4,00 beton > 3,00 ton/ 2 2,50 3,00 2,50 3,00 ton/ 2 ton/ 2 inial 0,50 plat besi/ kayu inial 4,00 inial 3,50 inial 2 pintu inial 5,00 dari pintu gudang inial 0,30 plat besi/ kayu inial 4,00 inial 2,25 inial 2 pintu inial 5,00 dari pintu gudang (0,00-0,50) (0,00-0,50) Minial 0,50 Minial 0,50 inial 0,30 plat besi/ kayu inial 3,00 inial 2,25 inial 1 pintu inial 3,00 dari pintu gudang (0,00-0,50) Minial 0,50 9. Lebar teritis (1,20 1,50) (1,20 1,50) (0,90 1,20)
- 29 - Fasilitas gudang 10. Instalasi air ada ada ada 11. Instalasi listrik ada ada ada 12. Alat penangkal petir ada ada ada 13. Instalasi hidran ada tidak ada tidak ada 14. Saluran air ada ada ada 15. Letak kantor atau di luar di luar/dala di luar gudang ruang adinistrasi gudang gudang 16. Akses jaringan kounikasi ada ada ada 17. Tanda arah evakuasi ada ada ada 18. Rabu atau tanda larangan ada ada ada 19. Siste keaanan a. Pos jaga di luar di luar di luar gudang gudang gudang b. Alar/ tanda bahaya ada ada ada c. Pagar ada ada ada 20. Luas area parkir inial 500 inial 350 inial 200 2 2 2 21. Toilet di luar gudang di luar di luar gudang gudang 22. Fasilitas bongkar uat ada ada tidak ada 23. Generator ada ada tidak ada 24. Lapu penerangan yang eadai ada ada ada 25. CCTV ada tidak ada tidak ada Peralatan gudang 26. Alat tibang yang telah ditera sah dan asih ada ada ada berlaku 27. Palet kayu/plastik/loga *) ada ada ada