BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

dokumen-dokumen yang mirip
Presentasi Tugas Akhir

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-3A

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat)

BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Untuk dapat mengetahui penyimpangan titik nol jig pada mesin CNC

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

BAB III Mesin Milling I

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

BAB 12 MEMAHAMI MESIN CNC DASAR

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

Mesin bor otomatis multiguna untuk produksi sangkar burung

2. Mesin Frais/Milling

MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user BAB II DASAR TEORI

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

Mesin frais CNC TU-3A

MATERI PPM PRINSIP KERJA DAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT CNC TU-2A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB VI Mesin Shaping I

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

PROSES PRODUKSI. Jenis-Jenis Mesin Bubut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN PROGRAM MESIN NC/CNC (DASAR)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MESIN BOR. Gambar Chamfer

RETROFIT MESIN BUBUT KONVENSIONAL MENGGUNAKAN KENDALI CNC GSK 928 TE II. Cokorda Prapti Mahandari 1 Gustaman 2. Abstrak

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT)

CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad

Materi 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)

MENGOPERASIKAN MESIN CNC (DASAR)

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah di atas, penulis memperoleh rumusan masalah sebagai berikut.

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

Transkripsi:

5.1. Pengujian Alat BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian alat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak. 5.1.1. Tempat dan Peralatan Tempat Melakukan Pengujian : Proses pengujian dilakukan di Laboratorium CNC DIII Teknik Mesin ITS Surabaya. Peralatan Yang Dibutuhkan : Benda kerja berbentuk silinder berlubang Alat penunjuk titik pusat lubang benda kerja Mesin CNC Penggunaan alat ini dibantu dengan Mesin CNC Milling YCM-MV86A dengan spesifikasi : Travel & table X axis... 850 mm Y axis... 600 mm Z axis... 600 mm Table size...950 mm x 600 mm Machine area... (WxLxH) (2500x3065x2730) mm 71

72 Gambar 5.1. Mesin CNC Milling YCM-MV86A 5.1.2. Proses Pengujian Alat 5.1.2.1 Tahap Persiapan 1. Membersihkan permukaan meja eretan karena adanya kotoran dan geram. 2. Pemasangan alat penunjuk titik pusat pada collet pencekam. 3. Pemasangan collet pencekam pada toolholder mesin CNC. 4. Mengarahkan atau menaruh collet pencekam yang telah terisi alat penunjuk titik pusat pada tempat tool yang ada di mesin CNC. 5. Pemasangan alat ukur kerataan pada collet pencekam yang bisa digunakan untuk setting posisi Z. 6. Pemasangan collet pencekam pada toolholder mesin CNC. 7. Meletakkan toolsetter pada meja mesin CNC. 8. Mengubah setting mesin ke posisi mode handle untuk mengaktifkan handle agar meja eretan dapat digerakkan dengan menggunakan handle.

73 Gambar 5.2. Handle Mesin CNC Milling 9. Setting beda panjang antara alat penunjuk titik pusat lingkaran dengan alat ukur kerataan dengan menggunakan toolsetter yang ada pada meja mesin CNC. - Pertama setting menggunakan alat ukur kerataan, ujung stylus alat tersebut didekatkan hingga menyentuh permukaan toolsetter maka lampu indikator pada toolsetter akan menyala saat pertama kalinya. Kemudian merubah angka pada sumbu Z yang tertera menjadi 0 (Z=0.000). Alat ukur kerataan Toolsetter Gambar 5.3. Setting Alat Ukur Kerataan dengan Toolsetter

74 - Selanjutnya mengganti alat ukur kerataan dengan alat penunjuk titik pusat yang ada pada toolholder mesin CNC. Setelah itu setting menggunakan alat penunjuk titik pusat. Ujung alat tersebut didekatkan hingga menyentuh permukaan toolsetter, maka lampu indikator pada toolsetter akan menyala saat pertama kalinya. Alat penunjuk titik pusat Toolsetter Gambar 5.4. Setting Alat Penunjuk Titik Pusat dengan Toolsetter Kemudian angka pada sumbu Z yang tertera di layar adalah selisih panjang kedua alat tersebut. Jadi beda panjang kedua alat tersebut yaitu 47,61mm. Setelah itu dimasukkan ke memori mesin dengan memberikan perintah, Offset setting offset setelah itu memasukkan angka 0 pada T2 (T2=0.000) dan memasukkan angka beda panjang alat yaitu 47,61 pada T1 (T1=47.610).

75 5.1.2.2. Tahap Pelaksanaan 1. Sebelumnya benda kerja telah diukur terlebih dahulu. 2. Mengganti alat penunjuk titik pusat yang ada di toolholder dengan alat ukur kerataan yang ada di tempat tool pada mesin CNC. 3. Setting posisi Z pada benda kerja dengan menggunakan alat ukur kerataan dengan mendekatkan ujung stylus pada permukaan benda kerja paling atas hingga keduanya menyentuh saat pertama kalinya dan lampu indikator pada alat tersebut akan menyala. Merubah angka pada sumbu Z yang tertera pada layar menjadi nol (Z=0.000). Alat ukur kerataan Benda kerja Gambar 5.5. Setting Alat Ukur Kerataan dengan Benda Kerja 4. Selanjutnya mengganti alat ukur kerataan dengan alat penunjuk titik pusat yang ada pada toolholder mesin CNC.

76 5. Alat dimasukkan kedalam lubang benda kerja dengan menurunkan koordinat Z (arah -Z) hingga angka Z yang tertera pada layar mencapai -90.000. Toolholder Alat penunjuk titik pusat Benda kerja Meja eretan Gambar 5.6. Alat Penunjuk Titik Pusat Dimasukkan ke dalam Lubang Benda Kerja Jadi karena beda panjang antara alat penunjuk titik pusat dengan alat ukur kerataan adalah 47,61mm dan telah dimasukkan ke offset setting, maka alat penunjuk titik pusat tersebut dimasukkan kedalam lubang sejauh 90mm. 6. Menghidupkan motor listrik. Motor tersebut akan menggerakkan gear payung dan akan memutar ulir. Ulir akan menarik tirus pendorong naik ke atas dan tirus pendorong akan mendorong ketiga pencekam secara bersamaan.

77 7. Apabila salah satu atau dua pencekam tersebut menyentuh dinding lubang benda kerja maka benda kerja akan ikut terdorong atau bergeser searah dengan dorongan pencekam tersebut. Benda kerja akan berhenti bergeser apabila ketiga pencekam tersebut telah menyentuh dinding lubang benda kerja, dan saat itu juga motor listrik akan mati. Toolholder Alat penunjuk titik pusat Benda kerja Meja eretan Gambar 5.7. Pencekam Telah Menyentuh Dinding Lubang Benda Kerja 8. Setelah ketiga pencekam tersebut menyentuh dinding lubang benda kerja, maka posisi alat telah berada pada titik pusat lubang benda kerja tersebut. Kemudian angka koordinat X dan Y yang tertera pada layar diubah menjadi nol (X = 0.000 dan Y = 0.000).

78 9. Setelah itu motor dihidupkan kembali tetapi ke putaran yang berlawanan untuk memasukkan pencekam ke dalam alat penunjuk titik pusat. Setelah pencekam masuk, alat penunjuk titik pusat tersebut dikeluarkan dari lubang benda kerja dengan menaikkan koordinat Z (arah +Z) sampai keluar dari lubang benda kerja. Setelah itu proses pengerjaan benda kerja dapat dilanjutkan. Pengujian alat ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan alat ukur kerataan dengan mendekatkan stylus ke dinding luar benda kerja hingga menyentuh dan lampu indikator akan menyala saat pertama kalinya. Langkah tersebut dilakukan di tiga titik lain atau tempat lain di dinding luar benda kerja. Apabila angka yang tertera pada layar di 3 titik tersebut jika digambar di Mastercam dan jarak dari masing-masing titik ke titik pusat sama, maka alat tersebut benar-benar berada di titik pusat lingkaran lubang benda kerja tersebut. 5.2. Analisa Dari hasil pengujian alat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat penunjuk titik pusat lubang tersebut dapat berjalan dengan baik. Namun ada sedikit catatan yaitu apabila menggunakan sistem otomatis benda kerja yang akan dicari titik pusatnya harus memiliki sifat konduktor atau dapat menghantarkan arus listrik.

79 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pembuatan, perhitungan, serta pengujian alat penunjuk titik pusat dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Alat ini dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menentukan titik pusat lubang benda kerja berbentuk silinder. 2. Alat ini memiliki keterbatasan yaitu : diameter minimal lubang benda kerja yang dapat dimasuki oleh alat ini adalah 100mm, kedalaman minimal lubang benda kerja adalah 60mm, langkah pencekam alat ini sejauh 10mm, dan 3. Motor yang digunakan mempunyai daya motor sebesar 30 watt, dan hasil perhitungan menunjukkan bahwa gaya dorong maksimal yang dihasilkan oleh pencekam sebesar 28,449 N dengan kepasitas berat maksimal benda kerja kurang dari 29 kg. Saran Dari hasil perencanaan serta pembuatan alat, penulis menyadari bahwa alat ini masih banyak kekurangan baik dari kontruksi, maupun sistem pengoprasiannya, yang diharapkan dapat penyempurnaan lebih lanjut pada penelitian berikutnya, dan perlu adanya penyempurnaan terutama pada kepresisian pencekam. Penyempurnaan lebih lanjut dapat menaikkan fungsi alat tersebut sehingga alat ini bisa bekerja lebih efektif dan efisien.

80 Halaman ini sengaja dikosongkan