1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

1 Universitas Indonesia

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

Konferensi Pers Program Kerja sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Bogor, 7-8 Mei 2007

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK (FORM ISIAN LEMBAGA) KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UK/UPT LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN. Utilization of Library within Ministry of Agriculture

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan publik dibidang perpustakaan, diselenggarakan atas

Analisis Pengembangan Karir Jabatan Fungisional Peneliti Di Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang Tahun 2013

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS JASA LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB I. PENDAHULUAN

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Abstrak Pembicara Utama

PANDUAN TEKNIS PENGISIAN BORANG PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 04/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kependudukan

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Sumber

Manjemen Perpustakaan Khusus

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Kajian Awal Persiapan Pelaksanaan Rekrutmen Hakim oleh Mahkamah Agung RI Tahun 2017

BAB II TINJAUAN DATA. CV. RESPATI Printingadalah Perusahaan keluarga yang telah terpecaya bagi banyak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

K A T A P E N G A N T A R

III. KORPORASI ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis

ACADEMIC LEADER TAHUN 2018

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA. Dr. Joko Santoso, M.Hum.

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

STANDAR ISI PENELITIAN

Organisasi Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2013, No BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Manual Mutu Pengabdian

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian dari hulu hingga hilir dalam mendukung pembangunan pertanian Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Pada tahun 2014 Badan Litbang Pertanian mempunyai visi menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis Sumber Daya lokal (Badan Litbang Pertanian, 2011). Salah satu cara yang digunakan dalam pencapaian visi tersebut adalah pemberdayaan peran perpustakaan sebagai media untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian kepada pengguna yang terdiri dari peneliti, perekayasa, penyuluh pertanian, dan pengambil kebijakan dengan berbagai bidang keilmuan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan khususnya penelitian pertanian. Sampai dengan tahun 2011 di Badan Litbang Pertanian terdapat tenaga peneliti sebanyak 2.085 orang, tenaga perekayasa sebanyak 41 orang, dan tenaga penyuluh sebanyak 293 orang (Badan Litbang Pertanian, 2011). Penelitian bidang pertanian di tingkat nasional tidak hanya dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian, tetapi juga oleh lembaga-lembaga pemerintah seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), dan perguruan tinggi. Untuk memperkuat rencana penelitian pertanian tersebut, lembaga penelitian yang berkompeten dengan tugas penelitian dan pengembangan memerlukan dukungan perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peran penting dalam mendukung lembaga induknya, utamanya dalam penyediaan informasi ilmiah baik yang bersumber dari hasil penelitian nasional maupun internasional. Keberadaan perpustakaan pada suatu lembaga penelitian merupakan tuntutan yang tidak terelakkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid et al. (2001) yang mengemukakan perpustakaan sebagai komponen penting dan integral pada setiap institusi penelitian. Gooch (1994) menambahkan pertumbuhan penelitian tidak dapat dicapai tanpa memperbaiki akses ke informasi yang dibutuhkan untuk memperkuat penelitian pertanian. Penelitian umumnya diawali dengan penelitian sebelumnya, sehingga peran perpustakaan dalam penyediaan informasi hasil penelitian terdahulu dan termutakhir sangat diperlukan. Pada era globalisasi sekarang ini informasi menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan. Siapa saja yang menguasai informasi dengan baik akan menjadi pemenang dalam persaingan di masyarakat. Perkembangan informasi ditandai dengan penyebaran informasi yang cepat dan akurat. Perpustakaan merupakan lembaga yang berfungsi sebagai sumber informasi (source of information), khususnya informasi ilmiah yang dibutuhkan oleh siswa, guru, mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya, melalui koleksi seperti jurnal, artikel ilmiah, buku, majalah dan referensi lainnya.

Perkembangan perpustakaan tidak pernah lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi. Ketiganya saling mendukung satu dengan lainnya, perpustakaan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan melalui penyimpan berbagai informasi dan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan teknologi informasi memberikan dukungan pada kemudahan akses dan sistem informasi dalam sebuah perpustakaan. Seiring dengan perkembangan ketiganya, sekarang ini dikenal adanya perpustakaan digital atau digital library yang mampu menciptakan wadah yang lebih luas lagi bagi hubungan ketiga hal tersebut di atas. Menurut Hartinah (2009), dalam sistem perpustakaan digital terdapat empat elemen yaitu ; sumbersumber digital (digital resources), teknologi infrastruktur (technological infrastructure), pengalaman (experience) dan petugas yang ahli (expertise) serta pelayanan perpustakaan digital (digital library service). Sistem perpustakaan digital, manusia, proses dan teknologi bekerja bersama-sama memberikan kepuasan kepada kebutuhan pengguna dimana saja dan setiap saat. Di lingkup Badan Litbang Pertanian terdapat 65 perpustakaan khusus bidang pertanian yang tersebar pada unit kerja (UK) dan unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia (Maksum, 2007). Dari jumlah tersebut, 60 perpustakaan sudah dikembangkan menjadi perpustakaan digital (Maksum, 2009). Tujuan pengembangan perpustakan digital di UK/UPT adalah untuk memenuhi kebutuhan infomasi terkini bagi peneliti/penyuluh Lingkup Badan Litbang Pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti/penyuluh sangat memerlukan informasi terkini sesuai dengan bidang penelitian yang ditekuni. Bagi peneliti/penyuluh, mestinya perpustakaan merupakan sumber informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui perkembangan potensi-potensi pengembangan dalam proses pembangunan dan memahami current status of knowledge. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dalam penulisan selanjutnya disebut PUSTAKA merupakan unit kerja eselon II yang memiliki mandat untuk melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan merupakan satu-satunya perpustakaan khusus bidang pertanian di Indonesia. Sebagai bagian integral dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam penulisan selanjutnya disebut Badan Litbang Pertanian, PUSTAKA menetapkan visi untuk menjadi lembaga pelayan informasi terdepan dan terpercaya dalam mendukung penelitian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian (PUSTAKA, 2011). Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyediaan layanan informasi IPTEK Pertanian dari dan untuk peneliti dan penyuluh Lingkup Badan Litbang Pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, pembangunan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah dikembangkan sejak tahun 2007 (PUSTAKA, 2011). Layanan perpustakaan PUSTAKA saat ini, diberikan kepada pengguna yang datang langsung ke PUSTAKA maupun pengguna yang memanfaatkan sarana komunikasi untuk mendapatkan informasi yang dimiliki PUSTAKA. Layanan tersebut diberikan dalam bentuk jasa sirkulasi/peminjaman, jasa penelusuran informasi, jasa penyediaan dokumen, jasa informasi terbaru dan terseleksi, serta kerjasama pemanfaatan informasi secara bersama dengan lembaga-lembaga lainnya. PUSTAKA mempunyai potensi pengembangan ke masa depan akan

tetapi menghadapi berbagai permasalahan sebagai berikut : kemampuan preservasi (digitasi) dan konservasi bahan pustaka tercetak belum memadai dibandingkan kebutuhan; infrastruktur pengelolaan data dan informasi pustaka belum memadai dibandingkan dengan perkembangan kebutuhan; kemampuan SDM dalam mengelola dan mengoperasikan TIK masih belum ideal; kapasitas informasi dan jenis layanan yang disediakan belum maksimal sedangkan di sisi lain semakin banyak lembaga penyedia informasi sejenis yang terus berupaya meningkatkan kualitas layanannya; masih banyak pengguna yang belum mengetahui jenis layanan informasi yang disediakan karena kurangnya promosi institusi; serta kemampuan sebagian pengguna masih rendah dalam mengakses informasi. Layanan perpustakaan masih perlu ditingkatkan agar setiap perpustakaan mampu menyediakan bahan pustaka secara tepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa layanan. Pelayanan perpustakaan secara tidak langsung akan mempengaruhi citra/image dari perpustakaan itu sendiri. Hal ini dikarenakan bagaimanapun hebatnya suatu perpustakaan apabila layanannya sangat buruk, maka citra perpustakaan itupun sangat buruk, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryantini, dkk (2010) menunjukkan bahwa pada perpustakaan PUSTAKA hambatan utama pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi adalah: (1) jaringan internet yang tidak stabil dan lambat; (2) kemampuan petugas dalam penguasaan teknologi informasi terbatas; dan (3) layanan penyebaran informasi terseleksi kurang disosialisasikan kepada para peneliti, baik oleh PUSTAKA maupun oleh petugas perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian. Selain itu pula Sastraatmadja (2006) menyatakan bahwa masalah organisasi perpustakaan khusus terletak pada mekanisme kerja yang cenderung bertingkat-tingkat (birokrasi yang panjang) dan ketergantungan pada satu pimpinan unit sangat besar sehingga sulit memperoleh kreativitas dan inovasi. Pola pencarian informasi berdasarkan Situasional-Gap-Use Theory yang di ungkapkan oleh Dervin (1999), didasarkan pada kebutuhan informasi peneliti yang disebabkan oleh kesenjangan pada pengetahuan, sehingga perlu diupayakan pengisian kesenjangan dengan informasi yang tepat. Berbagai cara dan taktik dapat digunakan agar informasi yang diperlukan dapat terpenuhi. Usaha menemukan informasi ini sering mendapat hambatan yang berasal dari metode penyediaan informasi, keterjangkauan informasi, atau dari dalam diri peneliti sendiri. Jasa perpustakaan yang diselenggarakan oleh PUSTAKA dinilai belum dimanfaatkan secara efektif oleh peneliti. Keadaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain ketidaktahuan peneliti mengenai jasa yang disediakan PUSTAKA, atau perpustakaan instansi tempat peneliti tersebut bekerja belum cukup menyediakan informasi yang diperlukan, atau tidak tercatatnya permintaan informasi antar pustakawan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pemasaran informasi yang diiringi dengan promosi dan hubungan baik dengan peneliti. Promosi jasa yang diselenggarakan PUSTAKA perlu ditingkatkan seiring dengan perbaikan sumber daya perpustakaan, sumber daya manusia, dan peningkatan hubungan kemitraan peneliti-pustakawan. Jasa-jasa perpustakaan yang diselenggarakan PUSTAKA perlu disosialisasikan. Dampak dari permasalahan di atas dalam hubungan dengan penelitian, bisa dilihat dengan masih rendahnya jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh

peneliti dan dipublikasikan oleh PUSTAKA. Produktifitas peneliti dalam menghasilkan karya ilmiah internasional, bahkan masih di bawah Malaysia dan Vietnam. Menurut Rufaidah (2010), produktifitas publikasi Badan Litbang Pertanian berkisar 0.22 0.99 artikel per peneliti per tahun atau rata-rata 0.58 artikel per peneliti per tahun. Data ini menunjukkan bahwa produktifitas publikasi sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara lain. Hasil penelitian Maclean dan Janagap (1993) terhadap peneliti pertanian pada IARC, Filipina menunjukkan produktifitas publikasi per tahun adalah 1,38 untuk setiap peneliti. Badan Litbang Pertanian sebagai sebuah lembaga penelitian tentunya sangat memberikan perhatian terhadap produktifitas penelitian. Produktifitas publikasi merupakan salah satu indikator kinerja penelitian. Produktifitas penelitian dapat diukur kuantitas maupun kualitasnya (Zainab, 2000). Produktifitas peneliti dalam hubungannya dengan jumlah artikel/ Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal terakreditasi atau jurnal internasional juga merupakan salah satu indikator terpenting bagi Badan Litbang Pertanian untuk masuk dalam 100 besar lembaga riset dunia. Anggaran, SDM, ketersediaan literatur yang memadai dan mutakhir serta kepedulian pimpinan UK/UPT dan bimbingan para senior merupakan kunci utama untuk mewujudkannya. Permasalahan tersebut merupakan tantangan bagi perpustakaan PUSTAKA sebagai lembaga penyedia informasi bagi peneliti di lingkup Badan Litbang Pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berbagai terobosan telah dilakukan, termasuk pelayanan secara online untuk mengurangi interaksi fisik yang mengharuskan peneliti harus datang ke perpustakaan. Kaitannya dengan Sumber Daya manusia, kecakapan pustakawan, pengelola/kepala perpustakaan, staf layanan dan administrasi berpengaruh terhadap mutu layanan perpustakaan. Dalam konteks sistem birokrasi, masing-masing aktor atau Sumber Daya manusia di perpustakaan PUSTAKA dituntut bekerja secara profesional untuk memberikan pelayan kepada pengguna. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peningkatan layanan perpustakaan di PUSTAKA menjadi prioritas utama. Tentunya langkahlangkah strategis perlu segera dilakukan, oleh karena itu penelitian berjudul Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Bogor adalah sebuah topik yang relevan untuk diteliti. Perumusan Masalah Berdasarkan pemikiran tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi peningkatan pelayanan pada perpustakaan PUSTAKA? 2. Bagaimana faktor, aktor, tujuan dan strategi yang berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan pada perpustakaan PUSTAKA? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

1. Mengidentifikasi alternatif strategi peningkatan pelayanan untuk perpustakaan PUSTAKA. 2. Memformulasikan alternatif strategi yang paling memberikan pengaruh terhadap peningkatan pelayanan pada perpustakaan PUSTAKA. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat : 1. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategi peningkatan pelayanan perpustakaan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian sebagai upaya dukungan terhadap penelitian dan pengembangan inovasi pertanian Badan Litbang Pertanian. 2. Manfaat Ilmiah : Bagi Mahasiswa dan peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pelayanan perpustakaan PUSTAKA dan peneliti sebagai pengguna perpustakaan Badan Litbang Pertanian, berdasarkan pendapat pakar. Penelitian Terdahulu Sutopo (2011), melakukan penelitian tentang analisis dan strategi peningkatan pelayanan publik one stop service dalam kerangka pembangunan daerah kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah menentukan rancangan alternatif strategi peningkatan pelayanan publik one stop service dalam kerangka pembanguan daerah kota Bogor melalui penguatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM). Pada penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif dan Analytical Hierarcy Process (AHP). Dari Hasil penelitiannya strategi alternatif dalam rangka peningkatan pelayanan publik di BPPTPM kota Bogor, dilakukan pada komitmen dan peran pemerintah daerah kota Bogor, pengembangan Sumber Daya manusia, simplikasi sistem prosedur, dan infrastruktur TIK yang handal. Nengtyas (2010), melakukan penelitian tentang Strategi Pelayanan Perpustakaan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan mengenai strategi pelayanan perpustakaan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta serta untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan perpustakaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dapat diketahui bahwa secara umum Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta telah melaksanakan strategi pelayanan perpustakaan. Strategi pelayanan perpustakaan