HUBUNGAN ANTARA BODY CONDITION SCORE (BCS) DAN LINGKAR PANGGUL TERHADAP LITTER SIZE KAMBING JAWARANDU DI KABUPATEN PEMALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

PENGARUH ANTARA BODY CONDITION SCORE (BCS) DAN LINGKAR PANGGUL TERHADAP LITTER SIZE KAMBING JAWARANDU DI KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI.

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG

POLA PERTUMBUHAN KAMBING KACANG JANTAN DI KABUPATEN GROBOGAN (The Growth Pattern of Kacang Goat Bucks in Grobogan District)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu sapi yang banyak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

STUDI PERFORMANS INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH BERDASARKAN JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DI DESA BANYURINGIN KECAMATAN SINGOROJO KABUPATEN KENDAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

I. PENDAHULUAN. Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

PETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

PENGARUH JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KINERJA ANAK DOMBA SAMPAI SAPIH. U. SURYADI Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember

5 KINERJA REPRODUKSI

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

Kata kunci : Sapi Peranakan Ongole, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh Keterangan : 1). Pembimbing Utama 2). Pembimbing Pendamping

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

T. Setiawati, P. Sambodho, dan A. Sustiyah Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

PENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI PASUNDAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER PADA BERBAGAI SKOR KONDISI TUBUH DI KECAMATAN TEGAL BULEUD KABUPATEN SUKABUMI

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

Yogyakarta 2 Departmen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

PARAMETER TUBUH DAN SIFAT-SIFAT KARKAS SAPI POTONG PADA KONDISI TUBUH YANG BERBEDA SKRIPSI VINA MUHIBBAH

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

KARAKTERISTIK FISIK DAN PERFORMA PRODUKSI INDUK DOMBA PRIANGAN DI KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE TERHADAP SERVICE PER CONCEPTION DAN CALVING INTERVAL SAPI POTONG PERANAKAN ONGOLE DI KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

Kata kunci : ukuran tubuh; bobot badan; korelasi; kambing Jawarandu ABSTRACTS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal

JURNAL TERNAK Vol. 06 No.01 Juni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Sapi

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor : 2915/Kpts/OT.140/6/2011 (Kementerian Pertanian, 2011),

ANALISIS POTENSI REPRODUKSI KAMBING KACANG DI WILAYAH PESISIR KEPULAUAN WANGI-WANGI, KABUPATEN WAKATOBI

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum BBPTU-HPT Baturraden Jawa Tengah. Lokasi Balai Benih Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak

BIRTH WEIGHT AND MORPHOMETRIC OF 3 5 DAYS AGES OF THE SIMMENTAL SIMPO AND LIMOUSINE SIMPO CROSSBREED PRODUCED BY ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

Rini Ramdhiani Muchtar, Bandiati, S K P, Tita D. Lestari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

STUDI PERFORMANS EKSTERIOR INDUK KAMBING JAWARANDU BERDASARKAN PARITAS DAN UMUR DI DESA BANYURINGIN KECAMATANSINGOROJO KABUPATEN KENDAL

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA BODY CONDITION SCORE (BCS) DAN LINGKAR PANGGUL TERHADAP LITTER SIZE KAMBING JAWARANDU DI KABUPATEN PEMALANG (RELATION BETWEEN BODY CONDITION SCORE AND PELVIC RING TO THE LITTER SIZE OF JAWARANDU GOAT IN PEMALANG) D. Prasita*, D.Samsudewa** dan E.T. Setiatin** Email : derra.prasita@gmail.com *Mahasiswa Program Studi S1 Peternakan Universitas Diponegoro ** Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara Body Condition Score (BCS) atau Nilai Kondisi Tubuh (NKT) dan lingkar panggul dengan jumlah anak kambing Jawarandu dalam satu kali periode. Materi penelitian yang digunakan adalah kambing Jawarandu sejumlah 32 ekor. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana, sebagai independent variabel adalah lingkar panggul dan BCS, sedangkan dependent variabelnya adalah jumlah anak sekelahiran (litter size). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan linier tubuh kambing Jawarandu di Pemalang untuk lingkar panggul dan BCS adalah 90,25 cm dan 2,5. Sedangkan rataan litter size 1 sampai 2 ekor. Kesimpulan dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa keterkaitan antara BCS dan lingkar panggul terhadap litter size sangat rendah. Kata kunci : Lingkar panggul; body condition score; litter size; kambing Jawarandu. ABSTRACT Research this time have purpose the relation of pelvic ring and Body Condition Score (BCS) and pelvic ring to the litter size of Jawarandu goat. The research material used was 32 Jawarandu goat. This study used simple linear regression analysis, as the independent variable was the pelvic ring and the BCS, dependent variable was litter size. The results showed that the average BCS and pelvic ring of jawarandu goat in pemalang was 90,25 cm and 2.5, moreover litter size was at 1 to 2.Conclusion between BCS and pelvic ring against litter size was very low. Keyword: Pelvic ring; body condition score; litter size; Jawarandu goats. PENDAHULUAN Kambing Jawarandu adalah salah satu komoditas ternak yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia. Populasi kambing Jawarandu banyak ditemukan di wilayah Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Kondisi peternakan rakyat yang memelihara kambing Jawarandu masih sangat tradisional, sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan bimbingan dari pihak yang bersangkutan secara benar. Kambing Jawarandu memiliki potensi produksi dan reproduksi yang cukup baik. Melihat hal tersebut, untuk mengoptimalkan kemampuan reproduksi kambing Jawarandu maka diperlukan adanya penelitian mengenai penilaian dari luar tubuh ternak terhadap keberhasilan reproduksinya. Penelitian ini difokuskan pengamatannya pada hubungan antara BCS dan lingkar panggul terhadap litter size kambing Jawarandu. B a n y a k f a k t o r y a n g mempengaruhi keberhasilan reproduksi ternak, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi hormon, genetik, Body Condition Score (BCS) dan ukuran tubuh. Ukuran tubuh yang mempengaruhi reproduksi seperti lingkar dada, tinggi gumba, panjang badan, bobot tubuh dan lingkar panggul (Toelihere, 1981). Faktor eksternal D. Prasita*, D.Samsudewa** dan E.T. Setiatin** : Hubungan Antara Body Condition Score (BCS) Dan Lingkar Panggul 65

meliputi pakan, suhu, kandang, sistem pemeliharaan, sanitasi dan lainnya. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan reproduksi adalah litter size. Jumlah anak yang dihasilkan pada setiap kelahiran akan menambah keuntungan bagi peternak. Litter size dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, umur induk, bobot badan, tipe kelahiran, pengaruh pejantan, musim, tingkat nutrisi, keturunan, ukuran tubuh, dan hormon (Land dan Robinson, 1985). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi litter size, hormon merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi secara internal atau dari d a l a m. F a k t o r i n t e r n a l y a n g mempengaruhi litter size dapat dilihat dari luar melalui BCS dan lingkar panggul. Nilai BCS yang tinggi menjadi indikasi adanya perlemakan yang baik pada tubuh ternak. Ketersediaan lemak yang baik akan menunjang proses produksi hormon, karena salah satu penyusun hormon reproduksi adalah steroid yang berasal dari lemak. Penilaian terhadap tubuh ternak juga memiliki beberapa penilaian dan salah satu diantaranya adalah lingkar panggul. Penilaian BCS ternak yang ideal tergantung pada tujuan pemeliharaan. Ternak yang dipelihara untuk ternak pedaging atau penggemukan maka semakin besar BCS tubuh semakin besar maka akan semakin baik.ternak dengan tujuan pembibitan tidakmemerlukan kondisi tubuh yang terlalu gemuk. Ternak yang ideal untuk bibit yang ideal adalah mempunyai nilai kondisi tubuh ternak nilai 3 atau ternak tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus (Kellog, 2008). Penilaian BCS merupakan penilaian perlemakan pada tubuh ternak dari bagian samping yaitu tulang rusuk, ruas-ruas belakang tulang hook, kondisi tulang belakang pada punggung, daerah bahu dan dada, serta paha. Bagian belakang yang dinilai yaitu pangkal ekor, tulang pin, dan kaki. Skor relatif yang didapatkan dari metode BCS membantu peternak dalam memperoleh 66 gambaran mengenai level cadangan otot dan lemak tubuh dari setiap ekor ternak sapi. Skor tersebut berkisar pada skala 1-5 (Pennington, 2003). Tubuh yang baik seharusnya menunjukkan tampilan ternak yang baik juga. Selain penilaian melalui BCS, ukuran tubuh juga dapat mengindikasikan penilaian dari luar. Nilai BCS yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dapat mengakibatkan gangguan reproduksi (Matthew, 2005). Sehingga ternak s e h a r u s n y a d i p e l i h a r a d e n g a n memperhatikan nilai BCS ternaknya. Panggul merupakan tempat dimana semua organ reproduksi berada, sehingga dimungkinkan lingkar dari panggul berpengaruh terhadap jumlah anak yang akan dilahirkan. Lingkar panggul merupakan salah satu penilaian dari luar, lingkar panggul berfungsi menyangga isi abdomen, membentuk jalan lahir dan tempat alat genital (Marjono, 1999). Lingkar panggul memiliki hubungan dengan lemak intraabdominal (Hill et al., 2006) sehingga terdapat hubungan antara BCS, lingkar panggul dan keberhasilan reproduksi yang diukur dari litter size induk ternak. Penilaian BCS dan lingkar panggul memiliki hubungan dengan reproduksi, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan BCS dan lingkar panggul terhadap produksi jumlah anak pada satu kali periode melahirkan (litter size). Penelitian ini dilakukan agar peternak dapat memperkirakan kemampuan litter size kambing Jawarandu dilihat dari luar yaitu BCS dan lingkar panggulnya. MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai 7 Agustus 2014, di Kelompok Tani Ternak Desa Pegongsoran Kecamatan Pemalang Kabupaten P e m a l a n g d a n D e s a P e n g g a r i t Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Penelitian dilakukan dengan penilaian,vol. 33, No. 2 September 2015

BCS dan pengukuran lingkar panggul dihubungkan terhadap potensi litter size kambing Jawarandu. Materi Penelitian Materi yang digunakan untuk penelitian diambil secara purposive sample sebanyak 32 ekor kambing betina Jawarandu. Jumlah kambing 18 ekor di Desa Pegongsoran, Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang dan 14 ekor di Desa Penggarit, Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. antara BCS dan lingkar panggul dengan litter size, namun jika dilihat dari nilai regresi tersebut hubungan variabel tersebut termasuk kategori sangat lemah. Angka tersebut berarti setiap peningkatan 1 satuan BCS maka akan berpengaruh terhadap nilai litter size sebesar 1,779 satuan, sedangkan pada lingkar panggul angka tersebut berarti setiap peningkatan 1 cm lingkar panggul maka akan berpengaruh terhadap peningkatan litter size sebesar 1,503 satuan. METODE PENELITIAN Pengukuran Body ConditionScore Pengukuran Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan penilaian pada masing-masing ternak sesuai dengan standar yang digunakan. Ternak dinilai langsung dengan penilaian 1 sampai dengan 5 sesuai dengan ketentuan (Spahr, 2005). Pengukuran Lingkar Panggul Pengukuran pada lingkar panggul dilakukan dengan menggunakan pita ukur dari batas tulang ekor melingkar sampai perut bawah ternak tepat sampai didepan kaki belakang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah analisis Regresi Linear Sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian angka rata-rata yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel.1 Data Primer Persamaan Analisis Regresi Linear Sederhana Persamaan diatas menjadi adanya hubungan positif dan searah D. Prasita*, D.Samsudewa** dan E.T. Setiatin** : Hubungan Antara Body Condition Score (BCS) Dan Lingkar Panggul Body Condition Score Rata-rata nilai BCS pada kambing Jawarandu di Kabupaten Pemalang adalah 2,65 dan rata-rata litter size berkisar 1-2 ekor. Penilaian BCS pada ternak berhubungan sangat rendah terhadap litter size karena banyak faktor. Hal ini karena lemak di dalam tubuh ternak digunakan sebagai zat essensial yang menjadi prekusor pembuatan hormon steroid di dalam darah. Hormon steroid berbahan baku lemak (Sitepoe, 2008). Perlemakan pada tubuh ternak mempunyai hubungan dengan reproduksi karena lemak berperan dalam pembuatan hormon reproduksi. Hal ini karena lemak di dalam tubuh ternak digunakan sebagai zat essensial yang menjadi prekusor pembuatan hormon steroid di dalam darah. Hormon steroid berbahan baku lemak, sehingga hormon estrogen dan progesteron yang termasuk hormon steroid pembentukannya dipengaruhi oleh kadar lemak dalam darah (Sitepoe, 2008). Lemak pada tubuh ternak sebagai cadangan energi yang dapat digunakan saat mengalami kebuntingan hingga melahirkan, dimana kurangnya nutrisi dari luar akan membuat tubuh ternak menggunakan cadangan lemaknya untuk memenuhi nutrisi fetus. Perlemakan pada nilai BCS yang tinggi dimungkinkan berpengaruh pada perkembangan folikel yang banyak, sehingga terjadi ovulasi yang optimum. Litter size ditentukan dari perkembangan 67

folikel yang terjadi, sehingga lemak berperan pada proses pembuatan hormon steroid. Perlemakan yang tinggi belum tentu dapat menentukan perkembangan folikel, karena sistem hormon saling berpengaruh. FSH tidak akan berjalan optimal jika tidak ada hormon LH yang mengakibatkan ovulasi. Hal ini dapat terjadi karena faktor genetik dari masingmasing induk yang berbeda. Produksi hormon yang berjalan tidak optimal akan mempengaruhi perkembangan folikel sehingga hasil reproduksi ternak menjadi kurang optimal. Matthew (2005) menyatakan bahwa nilai BCS yang terlalu rendah menyebabkan ternak terganggu dalam reproduksinya termasuk saat penentuan litter size sebelum dilahirkan, karena litter size adalah salah satu keberhasilan proses bereproduksi. Beberapa hal diatas menjelaskan bahwa hormon dan lemak saling berkaitan. Proses sistematis kerja hormon dipengaruhi banyak faktor, salah satunya lemak. Hal ini dimungkinkan bahwa BCS berpengaruh pada litter size. Genetik induk mempengaruhi saat keadaan tubuh ternak sudah berada pada nilai BCS yang ideal tetapi genetik induknya kurang baik maka hasil reproduksi yang diinginkan tidak akan tercapai. Perlemakan dalam tubuh ternak dapat memperkirakan berapa ekor anak yang sanggup dihidupi selama proses kebuntingan, karena dengan BCS yang optimal maka ternak dapat menghidupi anak lebih dari satu ekor. Nilai BCS sangat rendah berarti tubuh ternak tidak sanggup menghidupi anak lebih dari satu (Matthew, 2005), jadi dapat dilihat bahwa BCS dan litter size memang memiliki hubungan. Penelitian ini menunjukkan angka yang tidak terlalu berpengaruh karena dapat diakibatkan dari banyak faktor. Rekaman genetik induk yang kurang jelas, angka pada data yang terlalu bervariatif, perlakuan ternak yang berbeda, pakan yang berbeda dan kualitas semen yang berbeda. 68 Lingkar Panggul Rata-rata ukuran lingkar panggul kambing Jawarandu di Kabupaten Pemalang adalah 90,25cm. Tulang-tulang panggul merupakan struktur penyusun pelvis (Toelihere, 1981). Tulang-tulang penyusun panggul berhubungan dengan ruang abdomen dan uterus. Tulang-tulang pada panggul merupakan struktur penyusun pelvis (Toelihere, 1981). Tulang-tulang penyusun panggul berhubungan dengan ruang abdomen dan uterus. Ruang abdomen dan uterus yang luas kemungkinan dapat memberikan kesempatan induk kambing untuk beranak kembar, yaitu berpengaruh terhadap kemampuan induk kambing dalam menjamin perkembangan anak yang lebih dari satu ekor selama masa kebuntingan (Purbowati, 2006). Ukuran pinggul yang lebih luas membentuk pinggul lebih besar yang diikuti dengan luasnya ruang abdomen dan uterus dapat menjadikan ruangan yang lebih luas untuk perkembangan anak yang lebih banyak selama kebuntingan. Soenarjo (1988) menyatakan bahwa bentuk tubuh yang m e l e b a r d i b a g i a n b e l a k a n g mengakibatkan rongga abdomen lebih luas, sehingga organ-organ dalamnya dapat berkembang dengan baik. Kondisi uterus selama masa kebuntingan sangat membesar dan tertarik ke depan dan ke bawah ke dalam rongga abdomen (Toeliehere, 1981). Induk kambing yang memiliki potensi beranak kembar memiliki ruang abdomen, rahim dan kondisi pelvis yang besar sehingga perkembangan fetus lebih baik. Tiesnamurti (1991) menyatakan bahwa kemampuan induk dalam membesarkan anaknya agar kualitasnya terjamin, apabila rahim induk telah dipersiapkan untuk perkembangan anak lebih dari dua ekor. Disamping itu, induk kambing yang melahirkan dengan ukuranpinggul yang lebar memungkinkan induk lebih mudah melahirkan anak. Hal diatas menunjukkan bahwa lingkar,vol. 33, No. 2 September 2015

panggul berkaitan dengan litter size, karena lingkar panggul memberi ruang berkembangnya fetus. Lingkar panggul dan BCS memiliki hubungan erat karena pada lingkar panggul terdapat lemak viceral atau intraabdominal (Hill et al., 2006). Berdasarkan hal diatas, lingkar panggul dan BCS memiliki hubungan dengan litter size. Faktor yang mempengaruhi litter size terdiri dari berbagai faktor, sehingga ada faktor yang berpengaruh langsung dan ada yang berpengaruh tidak langsung pada litter size. Penelitian ini perlu memperhatikan faktor yang lain untuk lebih mengetahui hubungan sebenarnya antara lingkar panggul dan BCS terhadap litter size. Santosa (2008) menyatakan bahwa lebar panggul berkolerasi positif terhadap kelahiran anak, dalam artian semakin besar lebar pinggul dapat berpeluang melahirkan anak dengan baik. Faktor lain yang mempengaruhi seperti genetik, pakan, perlakuan dan lainnya. Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya ditentukan oleh empat faktor, yaitu genetik, lingkungan fisik, nutrisi dan manajemen (Smith dan Akinbamijo, 2000). Lemak pada tubuh ternak dapat berpengaruh terhadap litter size namun banyak faktor lain yang lebih berperan langsung pada litter size. Pakan yang diberikan pada ternak dimungkinkan kurang memenuhi syarat pada kandungan nutrisinya. Ternak yang sedang bunting akan memiliki perbedaan kebutuhan nutrisi pakan dengan ternak tidak bunting atau pada fase lainnya s e p e r t i m e l a h i r k a n, m e n y u s u i, pertumbuhan dan produksi. Situasi dimana kuantitas dan kualitas pakan yang tersedia sepanjang tahun tidak terbatas perlu diperhatikan, maka masalah reproduksi jarang ditemukan namun demikian, pada kondisi peternakan ektensif dimana ketersedian pakan berfluktuasi sekali sepanjang musim maka reproduksi dapat menjadi masalah. D. Prasita*, D.Samsudewa** dan E.T. Setiatin** : Hubungan Antara Body Condition Score (BCS) Dan Lingkar Panggul Beberapa penelitian (Kirkwood et al., 1986; Manspeaker et al, 1989). Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan bahwa nutrisi kurang baik yang disebabkan tidak cukup atau kelebihan dan ketidakseimbangan konsumsi nutrisi dapat berpengaruh buruk terhadap berbagai tahap proses reproduksi mulai dari keterlambatan pubertas, mengurangi tingkat ovulasi, mempengaruhi litter size, rendahnya angka konsepsi, tingginya kehilangan embrio dan fetus, panjangnya waktu lama anestrus paska melahirkan, kurangnya air susu, tingginya kematian prenatal dan rendahnya performans ternak yang baru dilahirkan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Body Condition Score dan lingkar panggul mempunyai hubungan yang sangat rendah terhadap litter size ternak kambing jawarandu. S a r a n y a n g d i b e r i k a n p e r l u memperhatikan parameter pada penelitian dan dapat ditambahkan dengan rekaman kebuntingan, masa kawin, masa birahi, penambahan sampel dan kualitas semen penjantannya. DAFTAR PUSTAKA Hill, McGraw, Higher Education, New Yo r k : T h e M c G r a w - H i l l Companies, 2007. Kellog, W. 2008. Body Condition Scoring with Dairy Cattle. www.uaex.edu/ other_areas/.../fsa-4008.pdf. Diakses 24 April 2013. Lalman, D.L., D.H. Keisler, J.E. Williams, E.J. Scholljegerdes, and D.M. Kirkwood, A.C. 1986. History, biology and control of sheep scab. Parasitol. Today. 11 : 302-307 Mallett. 1997. Influence of Postpartum Weight and Body Condition Change on Duration of Anestrus 69

by Undernourished Suckled Beef Heifers. J.Anim.Sci. 75(8): 2003-8. Land, R. B. and D. W. Robinson. 1985. Genetics of Reproduction in Sheep. Garden City Press Ltd, Letchworth, Herts. England Marjono A.B. 1999. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Saat Bunting (http://www.geocities.com) Matthew H. Poore. 2005. Extension Animal Husbandary Specialist. Department of Animal Science Pennington.2003. Body condition scoring. Agriculture and Natural R e s o u r c e s. U n i v e r s i t y o f A r k a n s a s, U n i t e d S t a t e s Department of Agriculture, and C o u n t y G o v e r n m e n t s Cooperating. Santosa, U. 2008. Mengelola Peternakan Kambing Secara Profesional. Penebar Swadaya, Jakarta. Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Domba dan Kambing Organik. PT. Indeks, Jakarta. Smith, O.B., and O.O. Akinbamijo. 2000. Micronutrients and reproduction in f a r m a n i m a l s. A n i m a l Reproduction Science. 60-61:549-560. Soenarjo, C.H. 1988. Buku Pedoman Kuliah Ilmu Tilik Ternak. CV. Baru, Jakarta. Spahr, L. I. 2005. Body Condition Scoring in Meat Goats. Penn State University. College of Agricultural Science. Available at http:// bedford. extension. Psu. edu/ agriculture /goat/ Body Condition Scoring. htm. Accession date 21st February 2013. Sutiyono, B., N.J. Widyani dan E. Purbowati. 2006. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 537-543. Tiesnamurti, B. 1991. Pokok-pokok Usaha Pemanfaatan Ternak Domba Lokal dengan Laju Kesuburan Berbeda. Proseding S e m i n a r N a s i o n a l U s a h a Peningkatan Produktivitas Peternakan dan Perikanan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang. hlm. 52 57. Toelihere, M.R.1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Cetakan ke-1. An 70,Vol. 33, No. 2 September 2015