LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

PELATIHAN PEMBUATAN Nata de coco DAN MINYAK KELAPA HEMAT ENERGI BAGI KELOMPOK TANI DI DESA TIANYAR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk dunia bergerak cepat dan terus bertambah. Sejarah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

DWI SETYO ASTUTI A

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KOMPOSTER SEDERHANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA. Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

USUL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

Untuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini :

TUGAS AKHIR RP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK)

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB. Kesehatan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS CAIR DI SD NEGERI 4 PANJI Dr. rer. nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc. NIP. 197712172003121002 Ni Wayan Yuningrat, S.T., M.Sc. NIP. 1976011920032003122001 I Putu Parwata, S.Si., M.Si. NIP. 197806032002121004 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha Dengan SPK Nomor: 161/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul : Pelatihan pembuatan kompos cair di SD Negeri 4 Panji 2. 3. 4. e. f. Ketua Pelaksana a) Nama Lengkap : Dr. rer. nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc. b) Jenis Kelamin : Laki-laki c) NIP : 197712172003121002 d) Disiplin Ilmu : Kimia Kelautan e) Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa f) Jabatan : Asisten Ahli g) Fakultas/Jurusan : FMIPA/Analis Kimia h) Alamat : Jl. Udayana 11 Singaraja i) Telp/Faks/Email : 083117230599/surya@fulbrightmail.org j) Alamat Rumah : Jl. Ki Barak Panji Gang Lely no.8, Singaraja-Bali 81161 Jumlah anggota pelaksana : 2 (orang) Lokasi Kegiatan a) Nama Desa : Panji b) Kecamata : Sukasada c) Kabupaten/Kota : Buleleng d) Provinsi : Bali Jumlah biaya kegiatan : Rp. 9.500.000,- Lama Kegiatan : 8 (delapan) bulan Singaraja, 8 Oktober 2015 NIP. 197712172003121002 1

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa karena berkat asung kerta wara nugraha Beliaulah laporan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap laporan ini bermanfaat untuk semua pihak. Singaraja, Oktober 2015 Penulis 2

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan...1 Kata Pengantar...2 Daftar Isi...3 Daftar Tabel...4 Daftar Gambar...5 Bab I Pendahuluan...6 1.1. Analisis Situasi...6 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah...8 1.3. Tujuan Kegiatan...8 1.4. Manfaat Kegiatan...9 BAB II Metode Pelaksanaan...10 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah...10 2.2. Khalayak Sasaran...10 2.3. Metode Kegiatan...11 2.4. Rancangan Evaluasi...11 BAB III Hasil dan Pelaksanaan...12 3.1. Hasil Kegiatan...12 3.2. Pelaksanaan Kegiatan...13 BAB IV Simpulan dan Saran...14 3.1. Simpulan...14 3.2. Saran...14 3

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah...10 Tabel 2.2. Keterkaitan Tujuan dan Metode Kegiatan...11 Tabel 3.1. Antusiasme Peserta dalam Mengikuti Kegiatan...12 4

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Tempat Pembuangan Sampah di SDN 4 Panji...8 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten terluas di Provinsi Bali dengan luas wilayah 1.365.88 km². Sebagai kabupaten yang terletak di pantai utara Pulau Bali, Buleleng terkenal dengan obyek-obyek wisata pantainya, seperti Kawasan Wisata Kalibukbuk dengan pantai Lovinanya, Pantai Penimbangan, Pantai Camplung, Pelabuhan Buleleng, dan lain-lain. Seiring dengan semakin padatnya kawasan pemukiman penduduk, Kabupaten Buleleng menghadapi masalah sampah yang serius. Sampah-sampah seringkali terlihat menumpuk bahkan meluber di bak-bak penampungan sampah. Hal ini diperparah dengan perilaku masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan, baik di got, tanah kosong, sungai, maupun di pantai. Beberapa cara sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat ini. Sebagai contoh, tulisan-tulisan dilarang membuang sampah sembarangan sudah diletakkan dimana-mana. Penyuluhan-penyuluhan di berbagai lapisan masyarakat juga sudah dilakukan. Begitu pula dengan pelatihan-pelatihan pengolahan sampah juga sudah diberikan. Akan tetapi, semua yang telah diupayakan ini belum membuahkan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan masyarakat sudah terbiasa membuang sampah sembarangan sehingga susah untuk dirubah lagi. Untuk itu, diperlukan suatu metode yang tepat, murah, dan mudah sehingga masyarakat bisa mengelola sampah dengan baik. Berbeda dengan daerah lainnya, permasalahan sampah di Pulau Bali, termasuk Kabupaten Buleleng, didominasi oleh sampah organik. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, mengungkapkan bahwa volume sampah di Bali rata-rata 10 ribu m 3 per hari dan 67 persen di antaranya adalah sampah organik (www.metrobali.com). Sampah-sampah organik ini kebanyakan berasal dari rumah tangga, yang umumnya tidak memikirkan cara untuk mengolah sampah. Jika tidak dibuang sembarangan, sampah biasanya hanya dibuang ke tempat-tempat sampah yang nantinya akan menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) dan menimbulkan masalah pencemaran, terutama bau yang tidak sedap dan estetika. Bau tidak sedap ini disebabkan oleh proses pembusukan sampah organik. Proses pembusukan konvensional ini memerlukan waktu yang relatif lama, sekitar 2-3 bulan. Oleh karena itu, diperlukan metode lain yang ramah lingkungan dan bisa dilakukan oleh setiap rumah tangga, yaitu dengan melalui proses fermentasi. 6

Teknologi fermentasi sudah dikembangkan sejak lama di negara-negara lain, terutama di Jepang. Dengan menggunakan bantuan mikroorganisme tertentu, maka penguraian sampah organik menjadi kompos akan menimbulkan sedikit (atau bahkan tidak ada) bau. Cara ini juga akan menghasilkan kompos dengan lebih cepat, sekitar 3-4 minggu. Bahkan metode ini tidak memerlukan tanah yang luas sehingga bisa dilakukan di setiap lingkungan keluarga. Akan tetapi, mengajak setiap keluarga untuk melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos melalui metode fermentasi ini bukanlah perkara yang mudah. Orang sudah terbiasa dengan pola pikir membuang sampah ke tempat sampah dan tidak memikirkan bagaimana cara untuk mengolahnya. Untuk itulah, program pengabdian pada masyarakat ini menyasar di sekolah dasar, untuk melatih guru-guru mengolah sampah organik menjadi kompos. Diharapkan, nantinya guru-guru SD ini akan mengikutsertakan siswa-siswa SD dalam pengolahannya sehingga pola pikir siswa-siswa ini terhadap sampah akan berubah. Perubahan pola pikir inilah yang nantinya akan dibawa ke lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan P2M pengelolaan sampah ini akan diadakan bagi guru-guru SD Negeri 4 Panji yang terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Sekolah ini mengalami masalah yang cukup serius dalam penanganan sampah, dimana yang dihasilkan sebagian besar adalah sampah organik. Dulu sekolah ini terbiasa membakar sampah-sampah yang ada di sebuah bak sampah permanen. Namun, setelah membangun perpustakaan di tempat dimana dulunya bak sampah ditempatkan, sekolah ini tidak lagi mempunyai bak sampah. Untuk menyuruh siswa-siswa SD membuang sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) juga tidak mungkin, karena TPS terdekat berjarak sekitar 300 m. Oleh karena itu, siswa-siswa SD kemudian membuang sampah di bekas kali yang sudah mongering. Padahal, kantin sekolah berada dekat sekali dengan bekas kali tersebut (Gambar 1). Bisa dibayangkan bahwa makanan yang dijual di kantin sekolah tidak terjamin kebersihannya. Besar kemungkinan lalat dan nyamuk dari tumpukan sampah hinggap di makanan-makanan yang dijual dan membawa bibit-bibit penyakit. Jika makan terkontaminasi tersebut dibeli dan dimakan oleh siswa-siswa SD, maka besar kemungkinan siswa-siswa tersebut akan menjadi sakit. 7

Gambar 1.1. Tempat Pembuangan Sampah di SDN 4 Panji 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas, maka bisa diketahui bahwa ada permasalahan mengenai pengelolaan sampah di SD Negeri 4 Panji. Sebelumnya, sampah di sekolah ini hanyalah sebatas pembakaran saja, belum meliputi pengelolaan sampah yang baik. Setelah bak sampah permanennya ditiadakan, maka sampah hanya dibuang ke bekas kali yang terletak di dekat kantin sekolah. Sampah yang sebagian besar merupakan sampah organik ini akhirnya akan membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, tumpukan sampah ini berpotensi menyebarkan kuman-kuman penyakit melalui kantin sekolah yang terletak di dekatnya. Dengan demikian, permasalahan utama yang dialami oleh SD Negeri 1 ini adalah menyangkut pengolahan sampah organik. Pada P2M ini, kegiatan akan difokuskan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos cair di sekolah tersebut dengan menggunakan metode yang murah dan mudah. 1.3. Tujuan Kegiatan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos cair kepada guru-guru SDN 4 Panji dengan menggunakan metode yang murah dan mudah. 1.4. Manfaat Kegiatan 8

Kegiatan ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Guru-guru SD Negeri 4 Panji akan mendapatkan pengetahuan mengenai pengolahan sampah organik menjadi kompos cair. 2) Sampah-sampah organik di SD Negeri 4 Panji tidak akan dibuang sembarang lagi. Sekolah juga akan menghasilkan pupuk kompos yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman. 3) Setelah memperoleh pelatihan, maka guru-guru akan melibatkan para siswa untuk mengolah sampah organik menjadi kompos cair. Jika para siswa sudah terbiasa mengolah sampah dengan baik, maka mereka akan menularkannya kepada keluarga terdekat dan lingkungan tempat tinggal mereka. Generasi inilah yang kelak akan mengubah perilaku sosial masyarakat terhadap penanganan sampah. 9

BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah Masalahan pokok yang akan dipecahkan dalam kegiatan P2M ini adalah kurangnya pengetahuan guru-guru SD Negeri 4 Panji dalam mengolah sampah organik, sehingga sampah hanya dibuang bekas kali dan membusuk di sana. Permasalahan ini akan dipecahkan dengan berbagai alternatif kegiatan seperti pada Tabel 1 berikut. Tabel 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah No Permasalahan Akar Masalah Alternatif Pemecahan Masalah 1 Sampah dibuang di Tidak ada tempat Pelatihan pembuatan komposter. bekas kali sampah. Komposter bisa digunakan sebagai tempat sampah organik sekaligus untuk pembuatan kompos. 2 Sampah Guru-guru tidak Pelatihan pembuatan kompos membusuk dan mengetahui metode cair menimbulkan pencemaran pengolahan sampah organik menjadi kompos cair dengan bantuan effective microorganism. 2.2. Khalayak Sasaran Sasaran kegiatan P2M ini adalah guru-guru SD Negeri 4 Panji. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan bahwa tujuan utamanya adalah menyelesaikan masalah sampah di sekolah tersebut, yang sementara ini dibuang ke bekas kali. Dengan melatih guru-guru SD di sana dalam pembuatan kompos cair, maka ke depannya, guru-guru akan melibatkan semua siswa dalam pengelolaan sampah. 2.3. Metode Kegiatan 10

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya adalah pelatihan. Melalui metode ini, diharapkan nantinya guru-guru SD Negeri 4 Panji memahami dengan baik metode pembuatan kompos cair dan terampil dalam pembuatannya. Keterkaitan metode yang digunakan dengan tujuan kegiatan P2M ini dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Keterkaitan Tujuan dan Metode Kegiatan No Tujuan Metode 1 Meningkatkan keterampilan guru-guru Pelatihan. SD Negeri 4 Panji dalam membuat komposter. 2 Meningkatkan keterampilan guru-guru SD Negeri 4 Panji dalam pembuatan kompos cair. Pelatihan. 2.4. Rancangan Evaluasi Evaluasi proses dilakukan terhadap variabel-variabel berikut: kehadiran peserta dalam kegiatan, semangat/antusiasme peserta dalam kegiatan, dan keterampilan peserta dalam pembuatan kompos cair. Kehadiran peserta diukur dengan absensi kegiatan, kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase kehadiran peserta. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan dilihat dari interaksi selama pelatihan. Keterampilan peserta dilihat dari mampu tidaknya peserta membuat kompos cair secara mandiri. Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. 1. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan: lebih dari 85%. 2. Peserta mengikuti pelatihan dengan semangat. 3. Peserta terampil membuat kompos cair secara mandiri. 11

BAB III HASIL DAN PELAKSANAAN 3.1. Hasil Kegiatan Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diadakan di SD Negeri 4 Panji pada hari Senin tanggal 8 Juni 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah dan 8 orang Guru di SDN 4 Panji. Secara umum kegiatan ini berjalan dengan lancar dengan hasil yang cukup memuaskan, terlihat dari hasil evaluasi dari proses kegiatan. Hasil evaluasi meliputi kehadiran peserta mengikuti kegiatan, antusiasme peserta, dan respon terhadap pelaksanaan kegiatan. Hasil penilaian terhadap parameter-parameter evaluasi ditunjukkan di bawah ini. 3.1.1. Kehadiran Peserta Peserta yang disasar dalam kegiatan ini adalah semua guru di SDN 4 Panji yang berjumlah 10 orang (termasuk kepala sekolah). Sedangkan peserta yang hadir dalam kegiatan adalah sebanyak 9 orang sehingga kehadiran peserta bisa dianggap memuaskan. 3.1.2. Antusiasme Peserta dalam Mengikuti Kegiatan Kegiatan P2M ini diikuti oleh peserta dengan antusiasme yang tinggi. Hal ini terlihat dari perhatian yang ditunjukkan oleh hampir semua peserta, dari awal sampai akhir kegiatan. Bahkan, dalam sesi sosialisasi dan pelatihan, peserta juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan antusiasme mereka dan bahkan, kemungkinan untuk menerapkan metode ini secara berkelanjutan. Data hasil penilaian terhadap antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan, ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Antusiasme Peserta dalam Mengikuti Kegiatan No Aspek yang Diamati Nilai Sangat Baik 1 Perhatian selama kegiatan berlangsung 2 Keterlibatan dalam diskusi 3 Semangat peserta dalam mengajukan pertanyaan terkait materi 4 Kerjasama peserta selama kegiatan 3.1.3. Tanggapan Peserta Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 12

Kepala sekolah dan guru-guru SD Negeri 4 Panji menanggapi positif kegiatan P2M ini. Selain terlihat dari antusiasme peserta, hal ini juga tercermin dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan juga permintaan sekolah untuk mendampingi mereka dalam pembuatan pupuk kompos cair. 3.2. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan P2M ini dilaksanakan pada hari hari Senin tanggal 8 Juni 2015. Adapun peserta kegiatan ini adalah guru-guru di SD Negeri 4 Panji. Kegiatan P2M yang dilakukan ini secara umum menyasar pada pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos cair, yang diberikan dalam bentuk sosialisasi dan demonstrasi. Sosialisasi diberikan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru SDN 4 Panji mengenai pemilahan dan pengolahan sampah organik. Kegiatan demonstrasi bertujuan untuk memberikan gambaran kepada guruguru mengenai cara pembuatan komposter sederhana dan kompos cair. Pada kegiatan sosialisasi, pemberian materi ditekankan pada cara untuk mengajak para siswa memilah sampah organik dan non organik. Untuk keperluan pemilahan ini, maka kegiatan P2M ini juga membantu pengadaan tempat sampah permanen organik dan non organik, lengkap dengan tutupnya, untuk mencegah air hujan masuk ke tempat sampah. Sosialisasi juga menekankan pada pembuatan kompos cair secara sederhana, yang bisa dilakukan dengan mudah di sekolah-sekolah, dengan biaya yang murah. Untuk mencegah bau tidak sedap yang bisa mengganggu kegiatan belajar di sekolah, maka pembuatan kompos cair dilakukan dengan metode anaerob menggunakan bantuan EM4. Selain itu, pembuatan kompos cair secara anaerob juga memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan secara aerob. Berdasarkan pelaksanaan P2M ini, bisa dikatakan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat yang cukup besar terhadap pengelolaan sampah organik di SD Negeri 4 Panji. Melalui kegiatan inilah guru-guru mengetahui cara membuat kompos cair secara sederhana dan murah. Dengan demikian, sampah-sampah organik yang biasanya dibakar, bisa diolah menjadi pupuk kompos dan bermanfaat untuk menyuburkan tanaman-tanaman di sekolah tersebut. 13

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Kegiatan P2M yang telah dilakukan mampu meningkatkan pemahaman guru-guru SDN 4 Panji terhadap pemilahan sampah di sekolah. 2. Kegiatan P2M ini memberikan wawasan dan keterampilan pada guru-guru SDN 4 Panji dalam pembuatan komposter dan kompos cair secara anaerob. 4.2. Saran Kegiatan P2M ini sebaiknya dilakukan juga di sekolah-sekolah lain di Desa Panji mengingat pembuatan kompos cair secara anaerob ini belum lazim dilakukan, padahal cara yang sederhana ini bisa menghasilkan pupuk kompos dengan kualitas yang baik. 14

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng. Buleleng dalam angka 2011. Bali: Badan Pusat Statistik. Gunawan, K. 2011. Pengelolaan sampah sebagai implementasi falsafah Tri Hita Karana (Studi Kasus di Kabupaten Buleleng Bali). Media Komunikasi FIS, 10(1). Gregson, N. and Crang, M. 2010. Materiality and Waste: Inorganic Vitality in a Networked World. Environment and Planning A., 42(5): 1026-1032. Kementerian Lingkungan Hidup. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup. Metrobali. 2014. Volume Sampah Bali 10.005,83 m 3 perhari. (Online), (http://metrobali.com/2014/09/16/volume-sampah-bali-10-00583-m3-per-hari/, diakses 17 September 2014). Oviantari, dkk., 2008. Pemberdayaan Petani Kelurahan Banyuning untuk Menanggapi Isu Pemanasan Global Melalui Pembuatan Kompos dan Pakan Ternak dari Jerami. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Pemerintah Provinsi Bali. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Bali Tahun 2010. Bali: Pemerintah Provinsi Bali. Suryaputra, dkk., 2014. Peningkatan pemahaman guru-guru SD di Kecamatan Buleleng terhadap pengelolaan dan daur ulang sampah untuk mendukung implementasi Kurikulum 2013. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. 15

Lampiran 2. Peta Lokasi Pelaksanaan SD Negeri 4 Panji 16

Lampiran 3. Foto-foto Kegiatan 17

18