ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

Mengatasi Kerusakan Formasi Dengan Metoda Pengasaman Yang Kompetibel Pada Sumur Minyak Dilapangan X

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

Prabumulih KM 32,Indralaya, 30662, Indonesia Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, Aceh Tamiang, Indonesia

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

BAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

EVALUASI KEBERHASILAN STIMULASI MATRIX ACIDIZING DENGAN MENGGUNAKAN FOAM DIVERTER PADA SUMUR KTA-1 DAN KTA-2 LAPANGAN X CNOOC SES Ltd.

ISBN

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

KELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR REKAH ALAMI

ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP

EVALUASI HASIL APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING PADA RESERVOIR KARBONAT SUMUR BCN-28 DI STRUKTUR APP

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

LAMPIRAN 1 KUISIONER. 1. Menurut anda, apakah perangkat ajar ini menarik dari segi penampilan? a. Sangat menarik b. Cukup menarik c.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

OFFSHORE, Volume 1 No. 2 Desember 2017 :33 38; e -ISSN :

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

EVALUASI HASIL PEMBORAN SUMUR HORIZONTAL STRUKTUR RANTAU - DOH. RANTAU

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST PADA SUMUR X LAPANGAN Y DENGAN METODE HORNER MANUAL DAN ECRIN 4.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI HYDARULIC FRACTURING SUMUR ID-18, ID-25, DAN ID-29 PADA LAPANGAN A

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

STUDI OPTIMASI DEASIN PEREKAHAN HIDRAULIK PADA RESERVOIR BATUAN PASIR DENGAN TENAGA DORONG AIR DARI BAWAH TUGAS AKHIR. Oleh: PRISILA ADISTY ALAMANDA

Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK

PERAMALAN KURVA IPR UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR EDGE WATER DRIVE

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

OPTIMASI PRODUKSI PADA LAPANGAN X DENGAN PEMODELAN PRODUKSI TERINTEGRASI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERKIRAAN VOLUME GAS AWAL DI TEMPAT MENGGUNAKAN METODE VOLUMETRIK PADA LAPANGAN POR

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

IDENTIFIKASI KEBERADAAN REKAHAN PADA FORMASI KARBONAT MELALUI REKAMAN LOG DAN BATUAN INTI

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PERENCANAAN DAN EVALUASI STIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK METODA PILAR PROPPANT PADA SUMUR R LAPANGAN Y

STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

ANALISA UJI DELIVERABILITAS RESERVOIR GAS BERDASARKAN DATA UJI SUMUR UNTUK OPTIMASI LAJU ALIR MAKSIMUM PADA SUMUR X LAPANGAN S PROPOSAL TUGAS AKHIR

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

PENGGUNAAN DYNAMIC NODAL SYSTEM ANALYSIS PADA SUMUR GAS X-3 Application of Dynamic Nodal System Analysis on Gas Well X-3

PENGGUNAAN IPR-VOGEL PADA DESIGN ESP DI LAPANGAN RANTAU

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

PERENCANAAN HYDRAULIC FRACTURING PADA SUMUR MAY#37 LAPANGAN BANGKO

EVALUASI SUMUR X BERDASARKAN DATA PETROFISIKA DAN UJI SUMUR UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN LANJUT

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

STUDI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE DARI NEAR- WELLBORE HINGGA FLOWLINE DI LAPANGAN MINYAK LIMAU SKRIPSI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

KEBERHASILAN OPTIMASI KERJA ULANG PINDAH LAPISAN (KUPL)

TINJAUAN ULAH PRODUKSI SUMUR-SUMUR LAPISAN VULKANIK JATIBARANG DAERAH OPERASI HULU CIREBON

DAFTAR ISI Halaman iv vii viii xiii 9

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember Makalah Profesional IATMI

ISSN JEEE Vol. 6 No. 1 Fitrianti, Novrianti

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

KURVA IPR SUMUR MULTI-LATERAL PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT TUGAS AKHIR. Oleh: FRANKY DANIEL SAMOSIR NIM

STUDI PENEMPATAN SUMUR HORIZONTAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN RECOVERY

FAKTOR KOREKSI TERHADAP PERHITUNGAN d EKSPONEN AKIBAT ADANYA PERUBAHAN TIPE BIT DAN UKURAN BIT

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

ANALISIS PENENTUAN ZONA PRODUKTIF DAN PERHITUNGAN CADANGAN MINYAK AWAL DENGAN MENGGUNAKANDATA LOGGING PADA LAPANGAN APR

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MATURE STRUKTUR X LAPANGAN Y PT. PERTAMINA EP REGION JAWA

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

Transkripsi:

ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y Mety Anisa, Rachmat Sudibjo Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Kerusakan formasi disini menunjuk pada suatu daerah didekat lubang sumur yang mengalami penurunan permeabilitas.biasanya daerah ini hanya beberapa inch dari lubang sumur, tetapi kadang-kadang dapat meluas sampai beberapa feet. Dalam penelitian kali ini akan dilakukan sebuah metode stimulasi untuk meningkatkan kembali produktivitas maupun permeabilitas dari zona tersebut. Stimulasi merupakan pekerjaan ulang menyangkut tentang perubahan sifat formasi dengan menambahkan unsur-unsur tertentu atau material lain kedalam formasi guna memperbaiki adanya well damage. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu acidizing dan hydraulic fracturing. Pada penelitian ini pengasaman dilakukan pada batuan karbonat (limestone).mekanisme pengasaman antara batupasir dengan batu karbonat adalah berbeda. Secara prinsip perbedaannya adalah laju reaksi asam pada batuan karbonat lebih cepat dibandingkan dengan laju reaksi asam dengan mineral batu pasir. Beberapa metoda untuk mengevaluasi suatu keberhasilan pengasaman, yaitu dengan adanya kenaikan laju produksi harian (q), perbaikan skin effect (S), perbaikan permeabilitas (K), dan kurva IPR. Kata kunci:skin effect, acidizing, kurva Inflow Performance Relationship. Pendahuluan Stimulasi adalah pekerjaan merangsang sumur secara chemis maupun mekanis. Suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk meningkatkan harga permeabilitas formasi yang mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan laju produksi yang besar. Stimulasi dilakukan pada sumur-sumur produksi yang mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh adanya kerusakan formasi (formation damage) disekitar lubang sumur dengan cara memperbaiki permeabilitas disekitar lubang sumur dengan beberapa upaya diantaranya yaitu membuat rekahan baru, menghilangkan scale, memperpanjang rekahan ataupun kombinasi pekerjaan tersebut. Teori Dasar Stimulasi Stimulasi merupakan suatu proses perbaikkan terhadap sumur untuk peningkatan permeabilitas formasi dalam upaya peningkatan laju produksi. Stimulasi dapat dilakukan dengan metoda hydraulic fracturing dan acidizing. Dampak dari stimulasi yaitu menimbulkan terbentuknya rekahan (fracture) atau pelarutan partikel penyumbat pada ruang pori-pori batuan. 1. Acidizing Prinsip dasar metode ini adalah melarutkan batuan dari material-material yang menghambat aliran dalam reservoir dengan cara menginjeksikan sejumlah asam ke dalam lubang sumur/ lapisan produktif. Acidizing ini biasanya dilakukan untuk menghilangkan pengaruh penurunan permeabilitas formasi di sekitar lubang sumur (kerusakan formasi) dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan melarutkan partikel-partikel penyumbat pori-pori batuan. 2. Teori Perbaikan Produktivitas Melalui Pengasaman Stimulasi pengasaman matriks terutama akan efektif dilakukan pada sumur-sumur yang mengalami hambatan aliran yang disebabkan oleh adanya kerusakan formasi. 276

Sistem terdiri dari dua bagian yaitu zona yang mengalami kerusakan yang terbentang antara radius rw dan rs dengan permeabiltas ks; dan zona diluarnya tanpa kerusakan yang terbentang antara re dan rs dengan permeabilitas (k). 3. Klasifikasi Pengasaman Gambar 1Skematis Damaged Well dalam Reservoir Terbatas Pengasaman merupakan salah satu metode stimulasi perangsangan sumur, selain metode perekahan hidroulik (hydraulic fracturing).berdasarkan penggunaan asam, pengasaman dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu pencucian asam (acid washing), pengasman matriks (matriks acidizing), perkehan asam (fracturing acidizing). 4. Acid Washing Acid washing merupakan treatment yang dilakukan untuk menghilangkan material atau scale di interval produksi, saluran perforasi dan area disekitar lubang sumur. Treatment dilakukan dengan menggunakan coiled tubing atau wash tool. Dengan coiled tubing, tubing diturunkan hingga kebagian bawah interval dan sambil menginjeksikan asam, tubing digerakkan kebagian atas interval. Proses ini dapat dilakukan berulang-ulang sesuai kebutuhan. Dengan wash tool, alat diturunkan tepat di depan perforasi dan asam diinjeksikan ke perforasi sambil menggerakkan alat disepanjang interval. Proses ini juga dapat dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan. 5. Matrix Acidizing Matriks acidizing dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan asam dan additif tertentu secara langsung ke dalam pori-pori batuan formasi disekitar lubang sumur dengan tekanan penginjeksian di bawah tekanan rekah formasi, denga tujuan agar reaksi menyebar keformasi secara radial. Asam akan menaikkan permeabilitas matriks baik dengan cara membesarkan lubang pori-pori ataupun melarutkan partikelpertikel yang membuntu saluran pori-pori tersebut. Bila sumur tidak mengalami kerusakan (damage), matriks acidizing tidak akan banyak membantu pada peningkatan produksi. Untuk mendapatkan hasil yang besar pada peningkatan produksi, maka jumlah asam yang digunakan tidak akan ekonomis. 6. Jenis Asam Yang Digunakan Mineral Acid terbagi menjadi dua jenis asam, yaitu asam hydrochloric (HCl) dan asam hydrochloric-hydrofuoric (HF-HCl) atau biasa disebut dengan mud acid.asam hydrochloric (HCL) merupakan jenis asam yang pertama kali dan sering digunakan dalam operasi pengasaman dilapangan.asam ini merupakan larutan larutan hydrogen 277

chlorida yang berupa gas di dalam air dengan berbagai konsentrasi.secara umum yang biasa digunakan dilapangan adalah konsentrasi 15% HCl yang dikenal dengan sebutan regular acid.reguler acid biasanya digunakan untuk pengasaman pada formasi batu gamping dan dolomite.sedangkan untuk pengasaman batupasir dapat digunakan 5-7% HCl. Jadi konsentrasi asam ini bervariasi antara 5-35% tergantung dari kondisi formasi yang ditangani. Tabel 1Reaksi antara HCl dengan Beberapa Mineral Evaluasi Hasil Pengasaman Keberhasilan operasi pengasaman dapat didasarkan pada beberapa parameter diantaranya yaitu : 1. Evaluasi Keberhasilan Berdasarkan Parameter Laju Produksi.Mengevaluasi hasil pengasaman pertama-tama adalah dengan mengamati laju hariannya.bila laju produksi harian setelah pengasaman lebih besar dibanding sebelum pengasaman, maka dapat dikatakan pengasaman tersebut berhasil. 2. Evaluasi Keberhasilan Berdasarkan Parameter Indeks Produktivitas.Produktivity Index adalah indek yang menyatakan kemampuan suatu formasi untuk mengalirkan fluidanya ke dasar sumur pada drawdown tertentu.menurut Kermitz E Brown (1967) bahwa batasan terhadap tingkat produktivitas sumur adalah : PI rendah jika PI < 0,5 PI sedang jika 0,5 < PI < 1,5 PI tinggi jika PI > 1,5 3. Evaluasi Keberhasilan Berdasarkan Parameter Faktor Skin.Kerusakan formasi akibat faktor skin dapat dilihat dari penyimpangan harga S terhadap titik nol, dan secara kuantitatif dinyatakan sebagai : S > 0 = adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur S = 0 = kerusakan sumur di sekitar lubang sumur diabaikan S < 0 = adanya perbaikan formasi di sekitar lubang sumur 4. Evaluasi Keberhasilan Berdasarkan Parameter Kurva IPR. Grafik kurva performance yang disebut Inflow Performance Relationship (IPR) merupakan grafik kemampuan suatu sumur selama produksi, yang menunjukkan hubungan antara kapasitas produksi 278

dengan tekanan alir dasar sumur.pengamatan terhadap kurva IPR dari suatu sumur sebelum dan sesudah pengasaman dapat menentukan sukses tidaknya operasi pengasaman. Gambar 2Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pengasaman Metode Penelitian Tugas akhir ini membahas mengenai penginjeksian asam kedalam formasi zona upper parigi yang diharapkan mampu meningkatkan permeabilitas dan laju produksi zona tersebut.ada beberapa data-data yang dapat digunakan untuk menganalisan parameter suatu perencanaan pekerjaan stimulasi. Contohnya dalam perhitungan faktor skin suatu zona diperlukan nilai permeabilitas (k) dan permeabilitas skin (ks) dari kerusakan yg dialami oleh formasi tertentu. Masalah kerusakan formasi yang diindikasikandengan faktor skin (S) positif merupakan fenomena yang selalu akan dijumpai pada operasi produksibaik sumur gas maupun sumur minyak, dan sumur baru ataupun sumur lama. Adanya skin akanmemengaruhi perilaku aliran dari reservoir ke dasar sumur. Pada dasarnya yang dimaksud faktor skinpositif disini adalah penambahan hambatan aliran yang terjadi di sekitar lubang lubang bor. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan permeabilitas adalah persamaan Darcy, dimana persamaan nya adalah sebagai berikut: dimana: k = permeabilitas (md) q = laju alir gas (mscfd) μ = viskositas gas (cp) Bg = faktor volume formasi (cuft/scf) m = slope (psia/cycle) h = ketebalan (ft) Sedangkan untuk perhitungan skin persamaan yang digunakan adalah persamaan Hawkins, dimana jika dituliskan secara matematis adalah sebagai berikut: 279

dimana : P 1jam P wf m k [( ) ( ) ] = tekanan satu jam sumur tersebut (psia) = tekanan dasar sumur (psia) = slope (psia/cycle) = permeabilitas (md) Ø = porositas (%) μ Ct Rw = viskositas (cp) = kompressibilitas total = jari-jari sumur (ft) Dalam persamaan diatas nila ka merupakan harga permeabilitas kerusakan yang dapat dicari dengan menentukan jari-jari altered zone nya terlebih dahulu. Hasil dan Pembahasan Untuk melakukan pengasaman dengan asam nitrit pada zona upper parigi, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis data reservoir dan produksi, fluida pengasaman yang akan diinjeksi serta tahap-tahap pelaksanaan nya. Sebelum pengasaman dilaksanakan, terlebih dahulu harus diidentifikasi jenis kerusakan formasi (formation damage).pada zona upper parigi teridentifikasi adanya produksi yang semakin menurun.oleh karena itu pada zona tersebut perlu dilakukan pengasaman sehingga produktivitas sumurnya semakin meningkat. A. Perencanaan Pengasaman Sumur JRR-2 dan JRR-4 Lokasi lapangan Y terletak sekitar 17.5 Km sebelah barat daya dari kota Karawang dan Tenggara sekitar 48 Km dari Jakarta. Penurunan laju produksi sumur sering terjadi hampir pada semua zona termasuk di zona upper parigi.penurunan produksi pada zona upper parigi tersebut diperkirakan karena adanya kerusakan formasi. Kerusakan formasi ini antara lain mungkin terjadi pada waktu pengeboran karena filtrate lumpur sebagian masuk ke formasi sehingga produksi zona upper parigi tidak maksimal. B. Produksi Sumur JRR-2 dan JRR-4 Produksi sumur JRR-2 dan 4 sebelum diasam dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 3Produksi JRR-2 Sebelum Diasam 280

Gambar 4Produksi JRR-4 Sebelum Diasam Pada gambar 3 dan 4 dapat dilihat ulah produksi zona upper parigi.dari laju alir gas sebelum diasam terlihat adanya penurunan produksi.penurunan laju produksi gas ini diperkirakan karena adanya kerusakan formasi atau formation damage.selain penurunan produksi, kerusakan formasi biasanya ditandai oleh adanya skin dan turun nya permeabilitas.oleh karena itu zona upper parigi perlu diasam agar produktivitasnya meningkat. C. Permeabilitas Sumur Permeabilitas (k) ialah ukuran kemampuan suatu batuan berpori (reservoir) untuk mengalirkan fluida.oleh karena itu, permeabilitas berpengaruh terhadap besarnya kemampuan produksi (laju alir) pada zona upper parigi.permeabilitas zona upper parigi sebelum pengasaman didapat dari rumus Darcy. Berikut adalah perhitungan permeabilitas dengan rumus Darcy: dengan data-data : q = 332.331 mmscf/d μ = 0.01 cp Bg = 0.6 cuft/scf m = 7.5 psia/cycle h = 21.32 ft Hasil perhitungan untuk sumur JRR-2 mendapatkan hasil sebagai berikut: K = 2.02md Dan untuk sumur JRR-4 dengan data-data sebagai berikut : Q = 123.9 mmscf/d μ = 0.82 cp Bg = 0.3 cuft/scf m = 469.7 psia/cycle 281

h = 19.87 ft k = 0.52 md Permeabilitas dari hasil pengukuran diatas yang didapat ialah sebesar 2.02 md dan 0.52 md untuk masing-masing sumur yaitu JRR-2 dan JRR-4. Permeabilitas sebesar ini sangat kecil sehingga fluida yang mengalir sangat kecil. Permeabilitas yang kecil menunjukkan bahwa pada zona upper parigi telah mengalami kerusakan formasi. D. Faktor Skin Sebelum Pengasaman Pada sumur JRR-2 dan JRR-4 ini dapat dihitung faktor kerusakan formasi (skin) yang terjadi. Untuk mengetahui besarnya skin sumur JRR-2 sebelum pengasaman dapat dihitung dengan rumus: [( ) ( ) ] dengan data-data: P 1jam P wf m k = 1101.83 psia = 987 psia = 7.5 psi/cycle = 2.02 md Ø = 23.2% μ = 0.01 cp Ct = 2.8x10-3 Rw = 0.508 ft Sebelum pengasaman skin faktor adalah sebagai berikut: [( ) ( ) ] S = + 10.62 Sedangkan untuk sumur JRR-4 adalah dengan data sebagai berikut : P 1jam P wf m k = 6407 psia = 3753.4 psia = 469.7 psi/cycle = 0.52 md Ø = 28.27% μ = 0.82 cp Ct = 2.24x10-3 Rw = 0.397 ft 282

S = + 5.84 [( ) ( ) ] Faktor skin pada zona upper parigi yang didapat dari hasil perhitungan diatas sebelum diasam adalah sebesar + 10.62 dan +5.84. Adanya parameter sumur yang didapat seperti faktor skin yang positif, produksi gas yang menurun, permeabilitas yang kecil mendukung perlunya dilakukan pengasaman di zona upper parigi. E. Jenis Fluida dan Material Pengasaman Bahan kimia yang akan digunakan untuk pengasaman disesuaikan dengan jenis kerusakan yang telah diketahui sebelum pengasaman dilaksanakan. Jenis material fluida yang digunakan pada pangasaman zona upper parigi dapat dilihat pada table 2. Berhasil atau tidaknya suatu pengasaman sangat tergantung dari pemilihan material dan fluida yang akan digunakan. Perencanaan peralatan mencangkup semua alat yang diperlukan dalam pelaksanaan pengasaman. Tabel 2Fluida Pengasaman Zona Upper Parigi TOTAL MATERIAL REQUIRED : Qty Unit Qty Drum/Sxs HCl 32% 2,277.0 GALL 42.96 DRM CCI-05/Cor Inhibitor 105.0 GALL 1.9 DRM CIC-45/Iron Control 1,049.0 LBS 19.1 SXS CMS-55/Mutual Solvent 467.0 GALL 8.5 DRM CSO-10N/Surfactant 79.0 GALL 1.4 DRM CPS-14/KCl 1,159.0 LBS 10.5 SXS SODA ASH 846.0 LBS 15.4 SXS FRESH WATER (CLEAN WATER) 7,743.8 GALL 184.4 BBL Kesimpulan Setelah melakukan perhitungan permeabilitas dan skin pada zona upper parigi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Fenomena faktor skinyang bernilai positif dapat menjadi suatu parameter yang menandakan adanya kerusakan formasi (formation damage). 2. Penurunan produksi yang dialami oleh sumur JRR-2 dan JRR-4 disebabkan oleh aktivitas pemboran yang sebelumnya pernah dilakukan pada kedua sumur tersebut, masuknya filtrat lumpur kedalam formasi membuat permeabilitas kedua sumur mengecil sehingga menghambat aliran fluida kedalam sumur. 3. Sebelum dilakukan pekerjaan pengasaman, semua peralatan yang akan digunakan harus dicek agar betul-betul berfungsi dengan baik dan apabila tidak berfungsi, maka peralatan tersebut harus diperbaiki dan dites agar tidak menghabat pengasaman yang akan dilakukan di zona tersebut. 4. Pengasaman sumur yang akan dilakukan pada sumur JRR-2 dan JRR-4 bertujuan untuk meningkatkan kembali produktivitas dari kedua sumur yang mengalami penurunan produksi. 5. Evaluasi keberhasilan setelah pengasaman dapat dilakukan dengan membandingkan laju produksi sebelum dan sesudah pengasaman, evaluasi keberhasilan berdasarkan parameter PI. Daftar Pustaka Ahmed, Tarek, Reservoir Engineering Handbook, Gulf Professional Publishing, Texas, 2000. 283

Brown, K.E., The Technology of Artificial Lift Method, Vol IV, Petroleum Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1980. Fetkovich, M.J: The Isochronal Testing of Oil Wells, SPE Reprint Series No.14. Pressure Transient Testing Method, 1980 Edition. Vogel, J. V., Inß ow Performance Relationship for Gas Drive Well, JPT, January 1968. Lee. J., Well Testing, Mono. Ser., l, Society of Petroleum Engineers, Richardson, Texas, 1982. Schechter, Robert Samuel. Oil Well Stimulation / Robert S. Schechter, 1992. 284