BAB III LANDASAN TEORI Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan Program Studi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 2 LANDASAN TEORI. Menurut Inmon (2002, p388), data adalah rekaman dari fakta-fakta, konsepkonsep,

BAB 2 LANDASAN TEORI. each unit of data is relevant to some moment in time, atau kurang lebih dapat

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN UNTUK MENDUKUNG KEBUTUHAN INFORMASI EKSEKUTIF CEMERLANG SKIN CARE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi sekarang ini telah mengalami perkembangan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan yang bergerak di bidang retail.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Dengan informasi, organisasi bisa berkembang dan menjadi lebih

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI. mengidentifikasi proses-proses bisnis utama dan entitas-entitas utama yang ada di SFI,

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENDUKUNG EKSEKUTIF DALAM PENGAMBILAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pengertian Data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan perusahaan akan informasi yang cepat dan akurat semakin

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada era globalisasi yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang.mereka semua berusaha meningkatkan bisnisnya agar tetap dapat bertahan

MANFAAT DATA WAREHOUSE PADA PT ABC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. saja media-media nirkabel seperti telepon selular, notebook dan masih banyak yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebutuhan informasi suatu perusahaan. komputer secara sistematis. menggunakan database SQL Server 2000.


ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BINADARMA PALEMBANG)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Database Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk organisasi tersebut. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai pengambilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat di waktu

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Perancangan Data Warehouse Alumni Untuk Mendukung Kebutuhan Informasi Business Placement Centre Universitas AMIKOM

BAB I PENDAHULUAN. terus mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, banyak

MANFAAT DATAWAREHOUSE PADA RUMAH SAKIT ABC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BINUS UNIVERSITY. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

BAB 2 LANDASAN TEORI. subject oriented, nonvolatile, time variant collection

Implementasi Pengembangan Sistem Model Water Fall Untuk Data Warehouse Akademik

ANALISA SISTEM INFORMASI MONITORING DATA QUALITY PRODUCT STUDI KASUS PADA PT KONE INDO ELEVATOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN STRUKTUR DAN APLIKASI DATAWAREHOUSE PADA PELAYANAN KESEHATAN SINT CAROLUS. Ervyn. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan pernyataan dari Poe (1998) yang menyatakan bahwa banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDAS AN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan

1 BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada sub bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang akan dijadikan landasan penyusunan Skripsi ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam produk untuk kebutuhan aktifitas dan promosi. Selain itu, PT. Commeta

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan teknologi informasi yang semakin baik untuk membantu proses bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

BAB 2 LANDASAN TEORI. fakta, dengan sendirinya, secara relatif tidak ada artinya. kumpulan fakta yang merepresentasikan suatu objek atau kejadian yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Data dan Informasi. Menurut Hoffer, Prescott dan Topi (2009, p46), data adalah sebuah

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

BAB 2 LANDASAN TEORI. bentuk yang dimengerti dan dapat digunakan.

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS: BLUD RSU KOTA BANJAR)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. informasi adalah bagaimana data tersebut diartikan dan dimengerti oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman sekarang ini teknologi komputer merupakan hal yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi, dan Database

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya proses bisnis yang dilakukan tidak lagi secara manual melainkan telah

BAB 2 LANDASAN TEORI

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe

Bab 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

Perancangan Data warehouse Studio Foto Dan Salon Pada CV. XYZ Palembang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. tersedianya informasi yang sesuai, dibutuhkan data warehouse yang berisi data

Pemodelan Data Warehouse

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia.

Perancangan Data Warehouse Nilai Mahasiswa Dengan Kimball Nine-Step Methodology

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. informasi yang mentah atau kumpulan dari fakta yang masih harus diproses agar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada

Analisa dan Perancangan Data Warehouse untuk Departemen Finance, Accounting, dan Purchasing pada PT. Panarub Industry

MODELLING OF DATA WAREHOUSE ON FOOD DISTRIBUTION CENTER AND RESERVES IN THE MINISTRY OF AGRICULTURE

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan Program Studi Satu satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah adalah BAN-PT yang berdiri pada tahun 1994, berlandaskan UU No. tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan PP No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. (BAN- PT, 2008) BAN-PT memiliki wewenang untuk melaksanakan sistem akreditasi bagi semua institusi pendidikan tinggi (baik untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Agama (PTA) dan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK); program-program pendidikan jarak jauh; dan programprogram, secara kerjasama dengan institusi pendidikan tinggi di dalam negeri, yang ditawarkan oleh institusi pendidikan tinggi dari luar negeri (saat ini institusi pendidikan tinggi dari luar negeri tidak dapat beroperasi, secara legal, di Indonesia). (BAN-PT, 2008) Dalam perkembangannya, ada dua model akreditasi yang dikembangkan oleh BAN-PT, yaitu akreditasi program studi dan akreditasi institusi perguruan tinggi. (BAN-PT, 2009) Menurut BAN-PT (2008), akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri. Kemudian lebih lanjut menurut Kementerian Pendidikan Nasional (Nasional, 2011) akreditasi program studi 12

13 adalah proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program studi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tridarma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program akademiknya (Gambar 3.1) Tujuan dan manfaat akreditasi program studi adalah sebagai berikut (Nasional, 2009 : Lampiran I halaman 4) : 1. Memberikan jaminan bahwa program studi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT dengan merujuk pada standar nasional pendidikan yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan program studi yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan itu. 2. Mendorong program studi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi. 3. Hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam transfer kredit perguruan tinggi, pemberian bantuan dan alokasi dana, serta pengakuan dari badan atau instansi lain.

14 Gambar 3.1. Model Akreditasi Program Studi (BAN-PT, 2009) Menurut Nasional (2008) standar akreditasi untuk program studi sarjana sendiri terdiri atas 7 standar seperti berikut : 1. Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian. 2. Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu. 3. Standar 3. Mahasiswa dan lulusan. 4. Standar 4. Sumber Daya Manusia. 5. Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. 6. Standar 6. Pembiyaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi.

15 7. Standar 7. Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama. Dalam penelitian di ambil Standar 3, yaitu mahasiswa dan lulusan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan data yang ada di database akademik STIKOM Surabaya sebagai penyedia data operasional yang akan distrukturisasi ulang menuju ke dalam bentuk data mart. Fokus pada Standar 3 ini juga mengacu kepada penelitian Prasetija (2010) dan Prasetyo (2011) sebagai bahan komparasi metodologi dan sumber data yang digunakan. Masih menurut Nasional (2008), standar 3 ini adalah acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan. Program studi harus memberikan jaminan mutu, kelayakan kebijakan serta implementasi sistem rekruitmen dan seleksi calon mahasiswa maupun pengelolaan lulusan sebagai satu kesatuan mutu yang terintegrasi. Program studi harus menempatkan mahasiswa sebagai pemangku kepentingan utama sekaligus sebagai pelaku proses nilai tambah dalam penyelenggaraan kegiatan akademik untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan melalui strategi-strategi yang dikembangkan oleh program studi. Program studi harus berpartisipasi secara aktif dalam sistem perekrutan dan seleksi calon mahasiswa agar mampu menghasilkan input mahasiswa dan lulusan bermutu. Program studi harus mengupayakan akses layanan kemahasiswaan dan pengembang minat dan bakat. Program studi harus mengelola lulusan sebagai produk dan mitra perbaikan berkelanjutan program studi. Program studi harus berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan dan pendayagunaan alumni.

16 Elemen penilaian pada standar ini adalah : 1. Kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi calon mahasiswa (mencakup mutu prestasi da reputasi akademik serta bakat pada jenjang pendidikan sebelumnya, equitas wilayah, kemempuan ekonomi dan jender) dan pengeloalaan lulusan dan alumni (mencakup layanan alumni, peran dalam asosiasi profesi atau bidang ilmu, dukungan timbal balik alumni). 2. Keefektifan implementasi sistem rekruitmen dan seleksi calon mahasiswa untuk menghasilkan calon mahasiswa yang bermutu yang diukur dari jumlah peminat, proporsi pendaftar terhadap daya tampung dan promosi yang diterima dan yang registrasi. 3. Profil mahasiswa yang meliputi : prestasi dan reputasi akademik, bakat dan minat. 4. Layanan dan kegiatan kemahasiswaan : ragam, jenis, wadah, mutu, harga, intensitas. 5. Profil lulusan : ketepatan waktu penyelesaian studi, proporsi mahasiswa yang menyelesaikan studi dalam batas masa studi. 6. Pelacakan dan perekaman data lulusan : kekomprehensifan, pemutakhiran, profil masa tunggu kerja pertama, kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi, dan posisi kerja pertama. 7. Partisipasi lulusan dan alumni dalam mendukung pengembangan akademik dan non-akademik program studi.

17 3.2. Data Warehouse dan Data Mart, Metodologi Pembangunan Data Warehouse, ETL pada Data Warehouse. A. Data warehouse dan Data Mart Marakas (2003) mendefinisikan data warehouse sebagai salinan dari data transaksi yang secara spesifik distruktur untuk melakukan pembacaan data, analisis dan pelaporan. Data yang ada dalam data warehouse merupakan data salinan dari transaksi yang tidak diperbarui atau diubah kemudian oleh sistem transaksi. Perlu dicatat juga bahwa data yang ada dalam data warehouse distruktur sedemikian rupa dan mungkin ditransformasikan ketika ditempatkan ke dalam data warehouse. Data warehouse mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu : 1. Sebagai gambaran langsung dari aturan bisnis dari perusahaan. 2. Sebagai titik penyimpanan informasi strategis. 3. Sebagai penyimpanan historis dari informasi strategis. 4. Sebagai sumber dari informasi yang kemudian diberikan kepada data mart. 5. Sebagai sumber dari data yang stabil, tidak tergantung kepada perubahan dari proses bisnis. Posisi data warehouse dalam organisasi digambarkan dalam Gambar 3.2

18 Gambar 3.2. Posisi data warehouse dalam organisasi. (Marakas, 2003) Data warehouse merupakan tempat penampungan data perusahaan atau institusi yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung makna dan untuk analisis dan pelaporan. Sehingga sebuah data warehouse merupakan sumber informasi yang datanya diperoleh dari Online Transaction Processing (OLTP). Biasanya data warehouse ini menyimpan data yang bersifat historis. Seperti yang dikatakan oleh Turban dkk (2007), data warehouse adalah sebuah basis data komprehensif yang mendukung semua analisis keputusan yang diperlukan oleh suatu organisasi dengan menyediakan ringkasan dan rincian informasi. Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2002:1047), data warehouse adalah suatu kumpulan data yang bersifat subject-oriented, integrated, time variant, dan non-volatile dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Arsitektur data warehouse (lihat Gambar 3.3) terdiri dari sumber data, ETL, data mart dan cube. Sumber data, merupakan data operasional yang disimpan dalam

19 database, yang akan diproses (ETL) dan diintegrasikan ke dalam data warehouse. Sedangkan data mart dan cube berisi data-data yang mendukung fungsi bisnis. Gambar 3.3 Arsitektur Data Warehouse Seperti yang dikatakan oleh Inmon (2005 : 321) data mart adalah subset dari data warehouse yang umumnya terdiri dari sebuah subjek tunggal. Jadi, data mart merupakan serangkaian data yang hanya menjelaskan satu fungsi dari operasi perusahaan. Dari gambar 3.4, terlihat aliran data dari database operasional ke data warehouse, dilanjutkan dengan pengembangan aplikasi (reporting) yang akan digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi bisnis. Seperti apa yang disampaikan oleh Inmon (2005 : 35), data mengalir dari lingkungan operasional ke dalam data warehouse dimana data mengalami transformasi dari tingkatan operasional ke tingkatan data warehouse.

20 Gambar 3.4. Aliran dari data database operasional data warehouse Pada perumusan data yang dapat dilihat pada Gambar 3.5, data disampaikan dari current detail data ke order detail. Setelah data diringkas, data tersebut disampaikan current detail ke lighty summarized data, kemudian dari lighty summarized data ke highly summarized data.

21 Gambar 3.5. Proses perumusan data Setiap perusahaan dalam mencapai tujuannya menggunakan strategi yang berbeda, hal ini membuat jenis data dan tipe data bahkan arsitektur dan proses bisnisnya ikut berbeda. Sehingga dalam melakukan perancangan data warehouse harus ditentukan arsitektur yang cocok untuk pengembangan data warehouse. Dari Gambar 3.5, terlihat proses pengolahan data operasional sebelum dimasukkan ke dalam data warehouse melalui staging area terlebih dahulu. Staging area ini digunakan untuk memudahkan dalam melakukan transaksi dan pembersihan data sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas. Karena di dalam Staging Area terdapat proses untuk penggabungan data, pembersihan (cleansing) data dan standarisasi data.

22 B. Metodologi Pembangunan Data warehouse. Berdasarkan Kimball seperti yang dikutip oleh Connolly dan Begg (2002 : 1083), terdapat 9 tahap metodologi dalam membangun data warehouse yang dikenal dengan nine step methodology yang terdiri dari : Choosing the proses, Choosing the grain, Identifying and conforming the dimension, Choosing the facts, Storing precalculations in the fact table, Rounding out the dimensions table, Choosing the duration of database, Tracking slowly changing dimensions and Deciding the query priorities and the query modes. Untuk pemodelan data warehouse, lebih digunakan teknik pemodelan dimensional. Dengan teknik ini, dapat dibuat tabel fakta. Model yang umum digunakan adalah skema bintang (star schema). Menurut Ponniah (2001 : 210-216), skema bintang (star schema) adalah teknik dasar perancangan data untuk data warehouse. Struktur skema bintang adalah suatu struktur yang dengan mudah dipahami dan digunakan oleh pengguna. Struktur tersebut mencerminkan bagaimana pengguna biasanya memandang ukuran ukuran kritis mengikuti dimensi-dimensi bisnis yang ada. Dalam skema bintang tergambar 2 jenis tabel, yaitu dimensi dan tabel fakta. Kedua tabel tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Tabel Dimensi a. Key tabel dimensi, merupakan primary key dari tabel dimensi yang mengidentifikasi setiap baris dalam tabel secara unik. b. Merupakan tabel yang lebar. Tabel dimensi memiliki jumlah kolom atau atribut yang banyak, oleh karena itu tabel dimensi bersifat lebar.

23 c. Atribut berupa teks. Dalam tabel dimensi, jarang ditemukan nilai numerik untuk perhitungan, atributnya berupa teks yang mempresentasikan deskripsi tekstual dari komponen-komponen dalam dimensi bisnis. d. Atribut-atribut tidak berhubungan secara langsung. e. Tidak dinormalisasi. Untuk kinerja query yang efektif, paling baik jika query mengambil dari tabel dimensi dan langsung ke tabel fakta tanpa melalui tabel perantara yang akan terbentuk jika tabel dimensi dinormalisasi. f. Kemampuan drill-down dan roll-up. Atribut-atribut dalam tabel dimensi menyediakan kemampuan untuk mendapatkan detail dari tingkat tinggi aggregasi sampai tingkat detail rendah. g. Terdapat beberapa hirarki. Berbagai bagian perusahaan dapat mengelompokkan dimensi dengan cara yang berbeda, sehingga terbentuk dari 1 hirarki. h. Jumlah record yang lebih sedikit. Tabel dimensi umumnya memiliki jumlah record atau baris yang lebih sedikit dari tabel fakta. 2. Tabel Fakta a. Concatenated key. Baris dalam tabel fakta diidentifikasi dengan menggunakan primary key dari tabel-tabel dimensi, maka primary key dari tabel fakta merupakan gabungan primary key dari semua tabel dimensi. b. Data Grin. Merupakan tingkat detail untuk pengukuran. Sebagai contoh, jumlah pemesanan berhubungan dengan jumlah produk tertentu pada suatu pesanan, tanggal tertentu, untuk pelanggan spesifik dan diperoleh oleh

24 seorang perwakilan penjualan spesifik tertentu. Jika jumlah pesanan dilihat sebagai jumlah untuk produk perbulan, maka data grin-nya berbeda dan pada tingkat yang lebih tinggi. c. Fully additive measure. Agregasi dari fully additive measure dilaksanakan dengan penjumlahan sederhana nilai-nilai atribut tersebut. d. Semiadditive measure. Meruapakan nilai yang tidak dapat langsung dijumlahkan, sebagai contoh presentase keuntungan. e. Tabel besar, tidak lebar. Tabel fakta umumnya memiliki lebih sedikit atribut daripada tabel dimensi, namun memiliki jumlah record yang lebih banyak. f. Sparse data. Tabel fakta tidak perlu menyimpan record yang nilainya null. Maka tabel fakta dapat memiliki gap. g. Degenerate dimensions. Terdapat elemen-elemen data dari sistem operasional yang bukan merupakan fakta atau dimensi, seperti nomor pesanan, nomor tagihan, dan lain-lain. Namun atribut-atribut tersebut dapat berguna dalam jenis analisis tertentu. Sebagai contoh, mencari rata-rata jumlah produk per pesanan, maka produk harus dihubungkan ke nomor pesanan untuk mendapatkan nilai rata-rata. Atribut-atribut tersebut digenarate dimension dan disimpan sebagai atribut dari tabel fakta. C. ETL (Extract, Transform, Load) ETL merupakan proses yang sangat penting dalam data warehouse, dengan ETL inilah data diri operational dapat dimasukkan ke dalam data warehouse. ETL juga dapat digunakan untuk mengintegrasikan data dengan sistem yang sudah ada

25 sebelumnya (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3). Tujuan ETL adalah mengumpulkan, menyaring, mengolah, dan menggabungkan data-data yang relevan dari berbagai sumber untuk disimpan ke dalam data warehouse seperti data historis, terpadu, terangkum, dan statis, dan memiliki struktur yang dirancang untuk keperluan proses analisis. 1. Extract Langkah pertama pada proses ETL adalah mengekstrak data dari sumber-sumber data. Kebanyakan proyek data warehouse menggabungkan data dari sumbersumber yang berbeda. Sistem-sistem yang terpisah sangat mungkin menggunakan format data yang berbeda. Ekstraksi adalah mengubah data ke dalam suatu format yang berguna untuk proses transformasi. 2. Transform Tahapan transformasi menggunakan serangkaian aturan atau fungsi untuk mengekstrak data dari sumber dan selanjutnya akan dimasukkan ke data warehouse. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahapan transformasi : a. Hanya memilih kolom tertentu saja untuk dimasukkan ke dalam data warehouse. b. Menterjemahkan nilai-nilai yang berupa kode. c. Mengkodekan nilai-nilai ke dalam bentuk bebas (Contohnya memetakan Pria dengan Wanita ke dalam W ). d. Melakukan perhitungan nilai-nilai baru (Contohnya nilai = qty * harga_satuan).

26 e. Menggabungkan data secara bersama-sama dari berbagai sumber. f. Membuat ringkasan dari sekumpulan baris data. g. Men-generate nilai surogate key. h. Transporting atau pivoting (mengubah sekumpulan kolom menjadi sekumpulan baris atau sebaliknya). i. Memisahkan sebuah kolom menjadi berbagai kolom. j. Menggunakan berbagai bentuk validasi data baik yang sederhana maupun kompleks. 3. Load Fase load merupakan tahapan yang berfungsi untuk memasukkan data ke dalam target akhir, yang biasanya ke dalam suatu data warehouse. Jangka waktu proses ini tergantung pada kebutuhan organisasi. Beberapa data warehouse dapat setiap minggu mengisi keseluruhan informasi yang ada secara kumulatif, dapat diubah, sementara data warehouse yang lain (atau bagian lain dari data warehouse yang sama) dapat menambahkan data baru dalam historikal, contohnya setiap jam. Waktu dan jangkauan untuk mengganti atau menambah data tergantung dari perancangan data warehouse pada waktu menganalisis keperluan informasi. Fase load berinteraksi dengan database, constraint didefinisikan dalam skema database sebagai suatu trigger yang diaktifkan pada waktu men-load data (Contohnya uniqueness, referential integrity, mandatory fields), yang juga berkontribusi untuk keseluruhan tampilan dalam kualitas data dari proses ETL. Masalah-masalah yang terjadi dalam ETL adalah sumber-sumber data umumnya sangat bervariasi diantaranya :

27 a. Platform mesin dan sistem operasi yang berlainan. b. Mungkin melibatkan sistem kuno dengan teknologi basis data yang sudah ketinggalan zaman. c. Kualitas data yang berbeda-beda. d. Aplikasi sumber data mungkin menggunakan nilai data (representasi) internal yang sulit dimengerti.